Anda di halaman 1dari 5

Nama : ALMAS SHIFA PRIASTRI

Kelas : MAT. 2A

NPM : 19130006

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS 2 !

1. Jelaskan kenapa terjadi permasalahan kewarganegaraan pada artis Cinta Laura,


Manohara Odelia Pinot, Irfan Bachdim, Gloria Natapradja, dan Archandra Tahar. 
2.  jelaskan upaya penyelesaiannya!

Jawaban :

1. A) Permasalahan kewarganegaraan Cinta Laura

Cinta Laura termasuk dalam Bipatride, status dimana seseorang memiliki


kewarganegaraan ganda. Cinta Laura keturunan blasteran Indonesia – Jerman.
Sebagaimana diketahui, ia lahir dari orangtua berbeda warga negara, yakni sang ibu
merupakan WNI dan ayahnya warga negara Jerman, Cinta kecil memiliki dua
kewarganegaraan. Namun, status ini tentu tak bisa berlangsung selamanya. Punya dua
kewarganegaraan ini masih sah sampai usia Cinta Laura menjejak minimal 18 tahun dan
maksimal 21 tahun. Selama belum 'jatuh tempo', cinta memiliki dokumen affidavit, bukti
bahwa ia secara terbatas boleh punya kewarganegaraan ganda.

Upaya Penyelesaian : Dengan cara memilih salah satu kewarganegaraan karena ia


sudah berumur lebih dari 18 tahun. Hingga pada akhirnya Cinta Laura tak lagi bisa
'berlindung' di balik dokumen affidavit, cinta memutuskan untuk melepas kewarganegaraan
Jerman dan sudah secara resmi menjadi WNI.

B). Permasalahan kewarganegaraan Manohara Odelia Pinot

Manohara Odelia Pinot merupakan seorang gadis belia Indonesia yang menikah
dengan bangsawan negeri jiran Malaysia dan hidup bersama dengan suaminya di Malaysia.
Akan tetapi cerita tersebut berubah menjadi cerita penculikan dan penganiayaan. Dari
kejadian tersebut, Manohara Odelia Pinot mengkritik pemerintahan Indonesia yang tidak
memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri
seperti yang tercantum pada UU no. 12 tahun 2006. Setelah ditilik lebih jauh, kasus ini
ternyata terkait dengan kewarganegaraan yang dimiliki oleh Manohara.
Manohara termasuk dalam Multipatride karena mempunyai kewarganegaraan
ganda dari pernikahan ibunya yang merupakan WNI dan ayahnya yang merupakan Warga
Negara Asing dan ia menikah dengan seorang warga negara malaysia. Ayah biologis
Manohara adalah warga Perancis yang mempunyai kewarganegaraan Amerika Serikat.
Sedangkan ayah tiri Manohara yang memberikan nama Pinot sebagai nama belakang
Manohara adalah seseorang berkewarganegaraan Jerman. Dengan kondisi seperti itu,
Manohara juga bisa saja memilih salah satu contoh kasus kewarganegaraan ganda
berdasarkan keturunan dari ayahnya. Akan tetapi, apabila menggunakan ius soli, Manohara
lahir dan dibesarkan di Indonesia. Seharusnya ia menjadi warga negara Indonesia saat ia
berusia 18 tahun atau sudah menikah. Akan tetapi pada saat permasalahan tersebut terjadi,
ia berusia 17 tahun dan masih mempunyai dua kewarganegaraan dan memohon
perlindungan dari Indonesia. Hal ini melanggar hukum Indonesia, karena Indonesia tidak
menerima sistem kewarganegaraan ganda bagi warga negara yang sudah cukup umur atau
sudah menikah. Dan perlindungan warga negara yang berada di luar negeri hanya diberikan
bagi WNI yang bekerja atau menempuh pendidikan di luar negeri. Bukan bagi seseorang
yang diperistri oleh WNA dan tinggal menetap di luar negeri.

Upaya penyelesaian : Dengan cara memilih salah satu kewarganegaraan.


Kewarganegaraan seseorang yang memiliki kewarganegaraan ganda harus diputuskan saat
ia sudah mencapai usia 18 tahun atau sudah menikah. Menganut asas ini, Manohara yang
pada waktu itu berusia 17 tahun sudah bisa memilih kewarganegaraan karena ia sudah
menikah pada usia 16 tahun. Dengan begitu, status kewarganegaraan Manohara juga bisa
berubah menjadi kewarganegaraan Malaysia karena suaminya berkewarganegaraan
Malaysia.

C). Permasalahan Kewarganegaraan Irfan Bachdim

Pada tahun 2009, Irfan Bachdim memulai karir persebakbolaannya di Indonesia.


Pada waktu itu ia berusia hampir 21 tahun dan masih mempunyai dua kewarganegaraan.
Irfan Bchdim termasuk dalam Bipatride, karena ia memiliki kewarganegaraan Indonesia dari
ayahnya yang WNI, dan mempunyai kewarganegaraan Belanda dari tempat ia dilahirkan
dan dibesarkan. Menurut undang-undang di Indonesia, kewarganegaraan seseorang yang
berkewarganegaraan ganda bisa diputuskan paling lambat 3 tahun setelah ia menginjak
usia 18 tahun. Agustus 2009 adalah batas akhir ia harus memilih kewarganegaraannya.
Karena jika tidak, ia akan kehilangan kesempatan mendapat kewarganegaraan Indonesia.
Jika ia tidak menjadi WNI, ia tidak akan bisa ikut membela Indonesia dalam laga
Internasional. Pada waktu itu Irfan Bachdim adalah pemain yang sangat diandalkan oleh
timnas Indonesia untuk bertanding dalam piala AFF (Asian Football Federation) tahun 2010.
Pada akhirnya, putra dari Noval Bachdim ini memilih untuk menjadi WNI sebelum usianya
lebih dari 21 tahun.

Upaya Penyelesaian : Dengan cara memilih salah satu kewarganegaraan karena ia


sudah berumur lebih dari 18 tahun. Pada akhirnya, putra dari Noval Bachdim ini memilih
untuk menjadi WNI sebelum usianya lebih dari 21 tahun.

D). Permasalahan Kewarganegaraan Gloria Natapraja

Pada saat peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 pada tahun 2016,


masyarakat dihebohkan oleh pemberitaan seorang siswi anggota Pasukan Pengibar
Bendera yang tersandung kasus kewarganegaraan ganda. Siswi tersebut adalah Gloria
Natapradja, salah seorang anggota Paskibraka yang bertugas untuk mengibarkan bendera
pada saat upacara peringatan HUT RI di Istana Negara pada 17 Agustus 2016. Setelah
menempuh seleksi dan latihan selama berbulan-bulan, Gloria digugurkan dari formasi tepat
dua hari sebelum upacara berlangsung. Hal itu terjadi karena belakangan diketahui Gloria
memiliki passpor Perancis. Gloria memang dilahirkan dari pasangan berbeda
kewarganegaraan. Ibunya seorang WNI dan ayahnya warga negara Perancis. Selama ini
kita tahu bahwa anak yang lahir dari perkawinan berbeda kewarganageraan bisa
mempunyai kewarganegaraan ganda sebelum 18 tahun. Anak tersebut bisa memilih salah
satu kewarganegaraan nya saat ia telah menginjak 18 tahun. Dalam hal ini hak untuk
menjadi pasukan Paskibraka, karena ia belum menginjak 18 tahun maka ia otomatis
mempunyai dua kewarganegaraan.
Dalam kasus tersebut,Gloria termasuk dalam Apatride. Karena ia dilahirkan dari
kedua orang tua yang berbeda status kewarganegaraannya. Pada saat Gloria lahir pada
saat undang-undang tentang kewarganegaraan tersebut disahkan. Sehingga, Gloria tidak
bisa otomatis mendapat kewarganegaraan ganda. Gloria seharusnya mendaftar
permohonan menjadi WNI paling lambat empat tahun setelah ia lahir. Dengan kata lain,
permohonan sebagai syarat Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tersebut
seharusnya dilakukan paling lambat tahun 2010. Kasus tersebut terus berlanjut hingga
peradilan Mahkamah Konstitusi yang menjalankan Tugas Dan Wewenang Lembaga
Yudikatif. Keluarga Gloria terus memperjuangkan hak nya untuk menjadi warga negara
Indonesia dan menuntut undang-undang untuk diubah. Akan tetapi, permohonan Gloria
ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2017.

Upaya Penyelesaian : Dengan cara naturalisasi/permohonan, Akan tetapi,


permohonan Gloria ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2017. Gloria
seharusnya mendaftar permohonan menjadi WNI paling lambat empat tahun setelah ia lahir.
Dengan kata lain, permohonan sebagai syarat Cara Memperoleh Kewarganegaraan
Indonesia tersebut seharusnya dilakukan paling lambat tahun 2010.

D). Permasalahan Kewarganegaraan Archanda Tahar

Archandra Tahar adalah salah seorang pejabat tinggi negara yang dilantik dengan
jabatan Menteri ESDM pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Archandra dilantik
menjadi Menteri ESDM pada 27 Juli 2016. Kurang dari sebulan setelah itu, muncul dugaan
bahwa Archandra memiliki kewarganegaraan ganda. Hal itu terbukti dengan kepemilikan
paspor Amerika Serikat. Sebelum menjadi menteri, Archandra memang menempuh
pendidikan dan bekerja di Amerika Serikat. Akan tetapi, beliau lahir dan besar di Indonesia.
Seperti yang kita tahu, hukum Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda untuk
warga negara di atas 18 tahun dengan kondisi apapun.

Kasus kewarganegaraan ganda tersebut membuat Archandra diberhentikan secara


terhormat dari jabatannya sebagai menteri ESDM pada 27 Juli 2016. Selain itu, ia juga
terancam kehilangan kewarganegaraan Indonesia. Akan tetapi, sebelum dilantik menjadi
menteri ternyata beliau telah mengajukan permohonan kehilangan kewarganegaraan pada
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Permohonan tersebut disetujui tepat setelah
jabatannya sebagai menteri dilepaskan. Meskipun begitu, beliau berhasil mempertahankan
kewarganegaraan Indonesia nya. Archanda termasuk dalam Bipatride. Karena ia lahir dan
dibesarkan di indonesia, tetapi ia menempuh pendidikan dan bekerja di Amerika Serikat.
Jadi, dia memiliki 2 kewarganegaraan.

Upaya Penyelesaian : Dengan cara memilih salah satu kewarganegaraan karena ia


sudah berumur lebih dari 18 tahun. Sebelum dilantik menjadi menteri ternyata beliau telah
mengajukan permohonan kehilangan kewarganegaraan pada Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Indonesia. Permohonan tersebut disetujui tepat setelah jabatannya sebagai
menteri dilepaskan. Meskipun begitu, beliau berhasil mempertahankan kewarganegaraan
Indonesia nya.

Anda mungkin juga menyukai