Anda di halaman 1dari 2

Kasus Kewarganegaraan Ganda Irfan Bachdim

Indonesia memiliki seorang pemain sepakbola yang mempunyai banyak penggemar, bukan hanya
karena keterampilannya bermain sepakbola, tapi juga karena postur dan parasnya yang menawan. Akan
tetapi, di awal karir Irfan Bachdim, ia pernah mendapat tekanan dari beberapa pihak karena kasus
kewarganegaraan ganda. Pada tahun 2009, Irfan Bachdim memulai karir persebakbolaannya di Indonesia.
Pada waktu itu ia berusia hampir 21 tahun dan masih mempunyai dua kewarganegaraan.
Ia memiliki kewarganegaraan Indonesia dari ayahnya yang WNI, dan mempunyai kewarganegaraan
Belanda dari tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Menurut undang-undang di Indonesia,
kewarganegaraan seseorang yang berkewarganegaraan ganda bisa diputuskan paling lambat 3 tahun
setelah ia menginjak usia 18 tahun. Agustus 2009 adalah batas akhir ia harus memilih
kewarganegaraannya. Karena jika tidak, ia akan kehilangan kesempatan mendapat kewarganegaraan
Indonesia. Jika ia tidak menjadi WNI, ia tidak akan bisa ikut membela Indonesia dalam laga
Internasional. Pasa waktu itu Irfan Bachdim adalah pemain yang sangat diandalkan oleh timnas Indonesia
untuk bertanding dalam piala AFF (Asian Football Federation) tahun 2010. Pada akhirnya, putra dari
Noval Bachdim ini memilih untuk menjadi WNI sebelum usianya lebih dari 21 tahun.
Kasus Kewarganegaraan Ganda Cinta Laura
Siapa yang tidak kenal Cinta Laura? Aktris sekaligus penyanyi cantik ini dikenal dengan gaya
bicaranya yang khas. Cinta Laura juga diketahui pernah mempunyai masalah dengan dua
kewarganegaraan. Seperti yang kita tahu, ibu Cinta Laura adalah WNI sedangkan ayahnya yang bernama
belakang Kiehl adalah warga negara Jerman. Pada saat usianya menginjak 18 tahun, sebagai publik figur,
Cinta banyak mendapat sorotan mengenai masalah kewarganegaraan nya. Waktu itupun ia masih belum
bisa memutuskan kewarganegaraan yang akan ia pilih. Ia mengaku sangat mencintai Indonesia karena ia
tinggal dan besar di Indonesia. Tapi karena ambisinya untuk berkarir di kancah internasional, ia
berpikiran bahwa kewarganegaraan Jerman akan lebih memudahkan jalan karirnya di Amerika Serikat.
Banyak yang mencibir pernyataan Cinta Laura tersebut. Tapi saat ini ia telah memilih kewarganegaraan
Jerman dan ia telah aktif berkarir di Amerika Serikat.

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja

Pada saat peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 pada tahun 2016, masyarakat
dihebohkan oleh pemberitaan seorang siswi anggota Pasukan Pengibar Bendera yang tersandung kasus
kewarganegaraan ganda. Siswi tersebut adalah Gloria Natapradja, salah seorang anggota Paskibraka yang
bertugas untuk mengibarkan bendera pada saat upacara peringatan HUT RI di Istana Negara pada 17
Agustus 2016. Setelah menempuh seleksi dan latihan selama berbulan-bulan, Gloria digugurkan dari
formasi tepat dua hari sebelum upacara berlangsung. Hal itu terjadi karena belakangan diketahui Gloria
memiliki passpor Perancis. Gloria memang dilahirkan dari pasangan berbeda kewarganegaraan. Ibunya
seorang WNI dan ayahnya warga negara Perancis. Selama ini kita tahu bahwa anak yang lahir dari
perkawinan berbeda kewarganageraan bisa mempunyai kewarganegaraan ganda sebelum 18 tahun. Anak
tersebut bisa memilih salah satu kewarganegaraan nya saat ia telah menginjak 18 tahun. Dalam kasus
Gloria, pihak keluarga menganggap Gloria mempunyai hak selayaknya Hak dan Kewajiban Warga
Negara Indonesia. Dalam hal ini hak untuk menjadi pasukan Paskibraka, karena ia belum menginjak 18
tahun maka ia otomatis mempunyai dua kewarganegaraan.
Akan tetapi, hukum berkata lain. Gloria lahir pada saat undang-undang tentang kewarganegaraan
tersebut disahkan. Sehingga, Gloria tidak bisa otomatis mendapat kewarganegaraan ganda. Gloria
seharusnya mendaftar permohonan menjadi WNI paling lambat empat tahun setelah ia lahir. Dengan kata
lain, permohonan sebagai syarat Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tersebut seharusnya
dilakukan paling lambat tahun 2010. Kasus tersebut terus berlanjut hingga peradilan Mahkamah
Konstitusi yang menjalankan Tugas Dan Wewenang Lembaga Yudikatif. Keluarga Gloria terus
memperjuangkan hak nya untuk menjadi warga negara Indonesia dan menuntut undang-undang untuk
diubah. Akan tetapi, permohonan Gloria ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai