Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 3

Mata Kuliah: Kewarganegaraan


Anggota:
1. Ananta Adelia Nusa
2. Azka Arista Ratu Permata
3. Dian Ramadhan
4. Indah Nur Salsabila
5. Mutia Khansa Ramadini
6. Putri Amelia Sartika
7. Siti Sarah Karomah
8. Tanti Dwi Cantika
Menganalisis
1. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan terkait akibat
perkawinan.
Siswi Sekolah Islam Dian Didaktika Cinere Depok ini sempat kecewa, namun
ia mengaku sama sekali tak menyesal. "Dari sini saya bisa jadi dewasa. Saya belajar
bahwa segala hal yang Anda inginkan belum tentu terwujud," ujar Gloria dalam
konferensi pers di Kemenpora, setahun lalu. Kemenpora saat itu tetap berupaya
memastikan Gloria hadir dalam upacara peringatan hari kemerdekaan di Istana Negara,
dan akhirnya ia hadir sebagai tamu dan duduk di tribun J dalam upacara pengibaran
bendera pagi hari. Namun belakangan upaya Kemenpora tak sia-sia. Gloria berhasil
menemui Presiden Joko Widodo didampingi Menpora Imam Nahrawi untuk
menyampaikan permasalahannya. Ia akhirnya bergabung dengan tim Bima, paskibraka
yang menurunkan bendera pada sore hari.
Gloria mengaku mendapat pesan dari Presiden Jokowi agar tetap semangat.
Pertimbangan melibatkan Gloria sebagai Paskibraka saat itu, adalah karena anak di
bawah 18 tahun masih bisa memilih kewarganegaraan.
Menurut UU 12/2006 tentang Kewarganegaraan, seorang anak hasil kawin
campur bisa memiliki dua kewarganegaraan sebelum usia 18 tahun. Selang kejadian
itu, ibunda Gloria, Ira Hartini Natapradja Hamel mengajukan gugatan UU 12/2006
Kewarganegaraan soal ketentuan mendaftarkan diri bagi anak hasil kawin campur yang
berusia sebelum 18 tahun ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam pasal 41 UU Kewarganegaraan itu, disebutkan bahwa seseorang yang
belum berusia 18 tahun saat UU Kewarganegaraan diberlakukan pada tahun 2006,
diberikan waktu paling lambat empat tahun untuk mendaftarkan diri. Jika merujuk pada
ketentuan tersebut, maka Gloria tak bisa lagi mendaftarkan status kewarganegaraannya.
Perempuan yang lahir pada tahun 2000 ini seharusnya didaftarkan ke Kemenkumham
dalam rentang waktu 1 Agustus 2006 sampai 1 Agustus 2010 apabila hendak
memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Proses persidangan uji materi di MK pun
memakan waktu tak sebentar. Sejumlah saksi hingga ahli dihadirkan.
Dalam persidangan, terungkap, banyak anak hasil kawin campur yang
kebingungan menentukan status warga negara. Mereka umumnya tak tahu soal
ketentuan yang mengatur pendaftaran untuk memperoleh status sebagai WNI dalam
UU Kewarganegaraan.
Dari data Kemenkumham, ada sekitar 12 ribu anak hasil kawin campur yang
telah mendaftarkan diri menjadi WNI sampai tahun 2010. Hanya saja data itu tak
memuat anak hasil kawin campur yang belum mendaftar. "Banyak orang tua yang lupa
mendaftarkan atau bahkan sama sekali tak mengetahui aturan tersebut. Jadi sangat
merugikan," ucap Ira. Setahun bergulir, MK akhirnya memutus permohonan uji materi
tersebut pada 31 Agustus 2017. Hasilnya lembaga pengawal konstitusi itu menolak
seluruh permohonan ibunda Gloria karena tak beralasan menurut hukum.
Alasan ketidaktahuan anak hasil kawin campur soal aturan mendaftarkan diri
menjadi WNI, dianggap tak bisa menjadi dasar penuntutan apalagi membuat seseorang
bebas dari hukum atau peraturan perundang-undangan. "Pemerintah harusnya aware
tentang ini. Sekarang kalau kami tanya ke pemerintah, apa sudah disosialisasikan soal
mendaftarkan diri? Apa itu sudah sampai ke kuping masyarakat yang kawin campur?"
tutur Ira.
Kandas di MK, Gloria berencana mengikuti proses naturalisasi sesuai syarat
yang berlaku dalam UU Kewarganegaraan. Namun cara ini dinilai menyulitkan karena
proses naturalisasi hanya berlaku untuk pasangan asing dari orang Indonesia, bukan
anak hasil kawin campur. Sesuai prosedur, Gloria akan diproses melalui jalur
pewarganegaraan asing murni yang dipandang tidak punya kaitan apapun dengan
Indonesia. Belum lagi biaya sebesar Rp50 juta untuk mendaftarkan diri sebagai WNI
yang dinilai akan semakin memberatkan. "Ini yang kami protes ke pemerintah. Enggak
fair bayar Rp50 juta satu anak. Daftar terus bayar saat itu juga. Sudah gitu belum tentu
dikabulkan," kata Ira.
Kendati demikian, Ira meyakini, proses naturalisasi bagi anaknya akan lebih
mudah karena mendapat rekomendasi dari pihak Kemenkumham. Namun ia ragu
dengan proses naturalisasi anak-anak hasil kawin campur lainnya. Sambil menunggu
proses tersebut, Gloria kini fokus menjalani aktivitasnya sebagai Duta Kemenpora. Ia
juga aktif mengikuti sejumlah kegiatan kepemudaan di kementerian. Seperti surat
pernyataan yang pernah ia sampaikan pada Presiden Jokowi, Gloria hingga kini masih
memantapkan dirinya sebagai WNI dan tak memilih Perancis sebagai
kewarganegaraannya. "Saya tidak pernah memilih kewarganegaraan Perancis, karena
darah dan nafas saya untuk Indonesia tercinta."

Cerita Gloria Natapradja soal Kewarganegaraan Ganda


(https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170901062211-20-238810/cerita-gloria-
natapradja-soal-kewarganegaraan-ganda)

2. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan terkait akibat ikut


ibu.
Siapa yang tidak mengenal artis Cinta Laura? Semenjak memulai kariernya
sebagai bintang sinetron pada tahun 2007 lalu, namanya kian dikenal di hiburan Tanah
Air hingga saat ini.
Tidak hanya dikenal sebagai sosok yang jago berakting, artis kelahiran Jerman
itu juga dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dalam hal akademik. Namun, karena
sering menghabiskan waktu di luar negeri, baik untuk urusan pendidikan maupun
karier, artis kelahiran 24 tahun lalu itu sering disebut sebagai Warga Negara Asing
(WNA), bukan Warga Negara Indonesia (WNI).
Melalui sebuah unggahan dalam akunnya di Twitter, akhirnya identitas
kewarganegaraan Cinta terungkap. “Dirgahayu Indonesia! Bangsa besar dengan beribu
pulau, beragam budaya dan agama! Ayo kita jaga dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika!” tulis Cinta Laura dalam unggahan foto pada Jumat, 17 Agustus 2018.
Unggahannya itu menimbulkan banyak tanya dari warganet. Salah satunya
adalah pertanyaan mengenai identitas kewarganegaraan gadis lulusan Columbia
Unviversity itu. “@xcintakiehlx Walaupun bukan WNI #Respect #DirgahayuRI73,”
tulis warganet pemilik akun dnuxer.
Mendapat pernyataan seperti itu, ternyata tidak membuat ibunda Cinta Laura,
Herdiana Kiehl diam saja. Herdiana langsung membantah pernyataan tersebut dengan
mengatakan bahwa putrinya adalah WNI, lengkap dengan menambahkan bendera
merah putih di akhir jawaban. “Cinta WNI Mas!” jawab Herdiana Kiehl.
(Ternyata ini kewarganegaraan Cinta Laura)
https://www.viva.co.id/showbiz/gosip/1066251-ternyata-ini-status-kewarganegaraan-cinta-
laura

3. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan terkait akibat ikut


Ayah.
Artis peran dan model Ari Wibowo (45) mengenang pengalamannya ketika
harus memilih salah satu dari dua kewarganegaraan yang dimilikinya, Indonesia atau
Jerman.
"Dulu waktu saya umur 17 tahun, sama Pemerintah Jerman saya ditanya, 'Mau
lepas (kewarganeraan) atau tidak?'," ucap Ari dalam wawancara seusai mengisi acara
di Studio TransTV, kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2016).
Pemilik nama asli Arianto ini lahir di Berlin, Jerman, dari orangtua yang
berbeda kewarganegaraan. Ibunya, Sibyll Ollmann, berasal dari Jerman. Ayahnya,
Wibowo Wirjodiprodjo, asli Indonesia.
Dari sisi Pemerintah Jerman, karena ayah dan ibu Ari berbeda kewarganegaraan, sejak
lahir Ari otomatis memegang dua kewarganegaraan, yaitu Indonesia dan Jerman.
Ketika berumur 17 tahun, usia dewasa, ia harus memilih salah satunya. "Saya
bilang, ya lepas saja karena saya merasa saya orang Indonesia. Saya lebih merasa jadi
orang Indonesia daripada orang Jerman," ujar ayah dua anak ini.
(Cerita Ari Wibowo Melepas Kewarganegarraan Jerman)
https://entertainment.kompas.com/read/2016/08/16/202609310/cerita.ari.wibowo.melepas.ke
warganegaraan.jerman

4. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan terkait Naturalisasi


Istimewa.
Setelah penantian panjang Sandy Walsh akhirnya resmi menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) setelah proses pengambilan sumpah, Kamis (17/11).
Sandy disumpah menjadi WNI di Kanwil Kemenkumham, Jakarta Timur bersama Jordi
Amat. Dengan ini Sandy berpotensi membela Timnas Indonesia dalam ajang Piala AFF
2022.
Saat masih belia Sandy merupakan pemain timnas Belanda U-15. Pada 2009 ia
masuk skuad dan terus dipanggil membela Belanda hingga 2014 atau ketika usianya
masih 19 untuk tim U-20.
WNI Setelah itu nama Sandy tak pernah lagi dilirik Belanda. Pada saat itu Sandy
sudah membela klub Belgia, KRC Genk, melanjutkan masa promosinya setelah dididik
akademi klub sejak 2011.
Nama Sandy mulai digoda untuk membela Timnas Indonesia pada 2016.
Unggahan pemain kelahiran Belgia, 14 Maret 1995 ini di media sosial kerap
dikomentari netizen atau warganet.
Awalnya pemain didikan Anderlecht ini mengabaikan pesan-pesan tersebut.
Sejak 2018 Sandy secara terbuka menunjukkan kecintaannya pada Indonesia dengan
sejumlah foto.
Namun nama Sandy mulai benar-benar jadi perhatian pada 2020. Itu setelah Shin Tae
Yong terang-terangan menyatakan ingin melakukan naturalisasi pemain demi Timnas
Indonesia.
Kebetulan pula nama Sandy masuk daftar pemain yang dinilai Shin layak untuk
dinaturalisasi. Kendati demikian PSSI tak langsung memproses keinginan Shin karena
pandemi Covid-19.
Harapan dan keinginan Sandy membela Timnas Indonesia mulai menjadi
kenyataan pada 2021. Itu setelah PSSI mengunjunginya ke Belanda untuk meminta
dokumen garis keturunan.
Wakil PSSI yang menyambanginya, Hasani Abdulgani menyebut dokumen
Sandy tak meragukan. Pada saat yang sama pemain berposisi bek sayap ini juga
mengaku ingin menjadi WNI.
Pada April 2021 akhirnya berkas naturalisasi Sandy diajukan ke
Kemenkumham. Dari kementerian tersebut datanya langsung dikirimkan ke Sekretariat
Negara untuk diajukan ke DPR.
Setelah menanti selama empat bulan, DPR RI secara resmi memanggilnya
mengikuti sidang di Komisi III dan X. Dua komisi tersebut menyetujui naturalisasi
Sandy sehingga diajukan ke presiden.
Tepat pada 9 November, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani
Keputusan Presiden (Keppres) pemberian kewarganegaraan. Dari situ pengambilan
sumpah lantas dilakukan.
(Sandy Walsh, Naturalisasi Timnas Indonesia jebolan Der Orange)
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20221116201126-142-874772/sandy-walsh-
naturalisasi-timnas-indonesia-jebolan-der-oranje

5. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan terkait Naturalisasi


Biasa)
Dalam sidang pewarganegaraan, tim verifikasi mengajukan beberapa
pertanyaan, di antaranya terkait wawasan kewarganegaraan.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 4 orang Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang mengajukan permohonan
pindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Menariknya, alasan
pilih pindah kewarganegaraan keempat warga Jepang itu karena menilai masyarakat
Indonesia sangat ramah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil
Kemenkumham) Provinsi Bali Anggiat Napitupulu, mengatakan berdasarkan Undang-
Undang yang berlaku, permohonan pindah kewarganegaraan dapat diajukan
berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sesuai dengan Pasal 8, melalui Pasal 3A Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia. "Maka sesuai peraturan itu, 4 WNA Jepang
mengajukan permohonan kewarganegaraan untuk menjadi WNI," jelasnya, Rabu (12/7)
sore.
Anggiat lanjut menjelaskan, I Putu Bayu Hikaru Tomita mendapat kesempatan
pertama kali melakukan sidang pewarganegaraan. Lahir di Denpasar dari ayah
berkewarganegaraan Indonesia dan ibu berkewarganegaraan Jepang, Bayu kini masih
berstatus sebagai pelajar. Pria yang lahir 23 tahun lalu tersebut mengatakan lebih
memilih menjadi WNI karena masyarakat Indonesia ramah-ramah.
Kemudian, WNA yang mengajukan permohonan kewarganegaraan lainnya Anak
Agung Gede Agung Rama Hayato. Pria yang berumur 21 tahun tersebut lahir di Gianyar
dari seorang ayah berkewarganegaraan Indonesia dan ibu berkewarganegaraan Jepang.
Rama yang kini tinggal dengan ibunya tersebut masih berstatus sebagai pelajar. "Jadi
mereka memilih untuk jadi WNI karena menilai masyarakat Indonesia dan Bali
khususnya sangat ramah," jelas Anggiat.
Kemudian, sidang lainnya diikuti oleh Ida Ayu Manik Sumire. Wanita yang lahir
dari ayah berkewarganegaraan Indonesia dengan ibu berkewarganegaraan Jepang ini
memiliki usaha cafe yang dirintisnya bersama suami. Manik lahir di Gianyar, 28 tahun
lalu ini telah menikah dan memiliki suami berkewarganegaraan Indonesia.

Selanjutnya, WNA keempat yang mengikuti sidang adalah Ida Bagus Semara
Jaya Shion yang merupakan adik kandung dari Ida Ayu Manik Sumire. Semara lahir di
Gianyar dan kini umurnya 20 tahun. Adapun Semara masih berstatus sebagai
mahasiswa di salah satu kampus swasta di Bali. Semara mengatakan ingin menjadi
WNI karena merasa hidup di Indonesia lebih nyaman dan agar bisa hidup menetap di
Indonesia.
"Semuanya memilih jadi WNI karena kecintaan terhadap
Indonesia," kata Anggiat.

(4 WNA Ajukan Permohonan Jadi WNI)


https://www.nusabali.com/berita/146014/4-wna-jepang-ajukan-permohonan-jadi-wni

6. Berita tentang proses mendapatkan status kewarganegaraan Pengangkatan


Anak.
Berdasarkan hasil koordinasi yang telah dilakukan, TETO telah berkomunikasi
dengan Siti Aisah melalui panggilan video call. TETO juga direncanakan akan
mendatangi kediaman Siti Aisah. Selain itu, TETO juga akan berupaya mencari
keluarga Huang Che Ming di Taiwan.
"Karena juga kan ada pernyataan keinginan ibu Siti ini angkat Huang jadi
anaknya dan warga Indonesia. Bisa juga menjadi opsi dan solusi, tapi tentu kita tunggu
dari TETO," ungkapnya.
Barlian juga telah koordinasi dan komunikasi dengan Direktorat Administrasi
Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM.
Kemudian, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Pengadilan Negeri untuk
meminta pandangan dan pendapatan terkait kemungkinan opsi dan solusi tersebut.
"Karena ini pertama kejadian di Indonesia, bagaimana cara adposi anak luar
negeri dan jadi WNI," imbuhnya.
Menurut Barlian, keinginan adposi Huang Che Ming menjadi anak Siti suatu
hal wajar. Apalagi, Siti telah merawat anak itu selama 10 tahun sejak masih di Taiwan.
Siti mendapatkan kepercayaan khususnya ayah Huang untuk dapat merawat
anaknya yang memiliki kondisi disabilitas dan alami down syndrome tersebut.
"Intinya kami sedang menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Tentunya, tetap dengan mengedepankan
nilai kemanusiaan," tutupnya.
Sebelumnya, Barlian menyebut Huang Che Ming masuk ke Indonesia pada 6
Juni 2019 dengan menggunakan Bebas Visa Kunjungan (BVK). Selama berada di
Indonesia, Huang Che Ming tidak pernah melakukan perpanjangan izin tinggal. Artinya
overstay selama 3 tahun 10 bulan.
Idealnya WNA bersangkutan dilakukan upaya cekal dan dideportasi ke
negaranya.
Akan tetapi ada pertimbangan khusus melihat kondisi Huang Che Ming sedang
dalam kondisi sakit yakni down syndrome dan juga mengalami disabilitas.
"Tentu di sini ada sisi kemanusiaan yang harus dikedepankan. Kami juga sudah
komunikasi dengan pimpinan, dan memang WNA itu juga sedang sakit dan tidak
membahayakan negara," ujar Barlian.
(Imigrasi Karawang Siap Fasilitasi Siti untuk Adopsi Anak Majikan Asal Taiwan)
https://amp.kompas.com/bandung/read/2023/06/08/123306478/imigrasi-karawang-siap-
fasilitasi-siti-untuk-adopsi-anak-majikan-asal-taiwan

Anda mungkin juga menyukai