Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : YUAN BUDIARTO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 045150716

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4304/Hukum Perdata Internasional

Kode/Nama UPBJJ : 48/Palangka Raya

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban :

1. Kasus Bima yang dapat dikategorikan sebagai kasus HPI (Hukum Perdata Internasional) adalah
perceraian antara Bima dan Mia. Karena Bima adalah warga negara Indonesia dan Mia adalah warga
negara New Zealand, pernikahan mereka di Australia termasuk dalam perkawinan lintas negara.
Ketika mereka memutuskan untuk bercerai setelah 5 tahun menikah, hal ini akan melibatkan masalah
hukum yang berhubungan dengan perbedaan negara asal mereka. Bima harus memahami dan
mematuhi peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing dalam proses perceraian ini.

2. Titik pertalian primer dalam contoh kasus tersebut adalah pernikahan antara Bima dan Mia.
Pernikahan ini merupakan titik awal atau inti dari hubungan mereka. Meskipun mereka menikah di
Australia karena perbedaan agama, pernikahan itu sendiri menjadi pangkal terjadinya peristiwa-
peristiwa lain seperti bekerja dan menetap di Australia, serta keputusan untuk bercerai setelah 5 tahun
menikah. Pernikahan ini menjadi dasar untuk memahami dan menganalisis hubungan mereka secara
lebih mendalam.

3. Hukum negara yang dapat digunakan berdasarkan status nasionalitas pada kasus HPI di atas adalah
hukum dari negara di mana pernikahan tersebut dilangsungkan, yaitu Australia. Meskipun Bima
adalah warga negara Indonesia dan Mia adalah warga negara New Zealand, karena mereka menikah
di Australia, maka hukum yang berlaku dalam hal perceraian mereka adalah hukum Australia. Oleh
karena itu, ketika Bima melaporkan masalah tertukarnya barang bawaannya ke maskapai
penerbangan Australia, hukum Australia juga akan berlaku dalam penyelesaian masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai