Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : FERRY MARIA SURYADITAMA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041900832

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4202/ Hukum Perdata

Kode/Nama UPBJJ : 82/Palu

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
HKUM4202-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4202/Hukum Perdata
Tugas :1

No. Soal
1. Andi dan Riska melakukan nikah secara agama. Dalam pernikahan tersebut, mereka berdua mendapat
seorang anak bernama Betty.

Pertanyaannya:
1. Berdasarkan analisis Anda, apakah perkawinan antara Andi dan Riska sah? Kemukakan
argumentasi Anda dengan menyertakan dasar hukumnya.
2. Adakah konsekuensi perdata terhadap anak di luar kawin, jika kasus posisinya Bety lahir di luar
perkawinan? Analisislah dengan menyertakan dasar hukumnya.

1 dari 1
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Undang -Undang Nomor 1 Tahun 1974 sebagaimana
diubah dengan Undang -Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan menyebutkan
bahwa:
"Tiap-tiap pernikahan harus dicatat dalam peraturan perundang -undangan yang berlaku".
Pernikahan antara Andi dan Riska termasuk Nikah Siri ini hukumnya sah menurut a g a m a m a ,
tetapi tidak sah menurut hukum positif (hukum negara)
d e n g a n mengabaikan sebagian atau beberapa aturan hukum positif yang
b e r l a k u , sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, Pasal 2 bahwa setiap perkawinan dicatatkan secara resmi pada Kantor
Urusan Agama (KUA). Sedangkan instansi yang dapat melaksanakan perkawinan adalah Kantor
Urusan Agama (KUA) bagi yang beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil (KCS) bagi yang beragama Non
Islam.

Oleh karena itu, pernikahan siri yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama itu ti d ak p un y a
ke ku at an h uk um , se hi n g ga jik a s ua tu saa t m e rek a be rd u a p u nya pe rm as a la ha n y a n g
b er ke na an d en g an r um a h ta n gg a nya se pert i pe rce ra ia n , kekerasan dalam rumah tangga,
warisan, perebutan hak asuh anak dan lainnya, pihak kantor urusan agama dan pengadilan agama
tidak Pencatatan perkawinan ini wajib dilakukan berdasarkanPasal 34 ayat (1) Undang - U n d a n g
No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan("UU
Adminduk").Atas pencatatan perkawinan ini, akan diterbitkan Kutipan Akta
Perkawinan yangmasing-masing diberikan kepada suami dan istri (Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3)
Adminduk). Untuk yang beragama Islam, dalamPasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Agama No. 11
Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah, buku nikah adalah kutipanakta nikah.Jadi, perkawinan yang
sah menurut UU Perkawinan adalah yang dilakukan menurut hukum masing-masing agama, dan agar
perkawinan tersebut diakui Negara, maka perkawinan tersebut harus dicatatkan. Dengan
demikian, dalam kasus pernikahan antara Andi dan Riska.

Sumber :
- Agustina. Rosa, dkk. 2022. HKUM4202. Hukum Perdata. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
- Kansil. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

2. BerdasarkanPasal 42 UU Perkawinan, anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau
sebagai akibat perkawinan yang sah.dalam kasus Betty lahir diluar perkawinan yang sah maka
terdapat konsekuensi perdata terhadap anak tersebut.

Mahkamah Konstitusi ("MK") melalui putusan No. 46/PUU-VIII/2010 tanggal 17 Februari


2012 memutus bahwa Pasal 43 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ("UU
Perkawinan") bertentangan dengan UUD 1945 bila tidak dibaca :

Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan/atau a l a t b u k t i l a i n m e n u r u t h u k u m m e m p u n y a i
h u b u n g a n d a r a h , t e r m a s u k hubungan perdata dengan keluarga ayahnya.

Tujuan dari MK adalah untuk menegaskan bahwa anak luar kawin pun berhak mendapat
perlindungan hukum. Menurut pertimbangan MK, hukum harus memberi perlindungan dan
kepastian hukum yang adil terhadap status seorang anak yang dilahirkan dan hak-hak yang ada
padanya, termasuk terhadap anak yang dilahirkan meskipun keabsahan perkawinannya masih
disengketakan.
Bahwa putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tidak menyebut soal akta kelahiran anak luar kawin
maupun akibat hukum putusan tersebut terhadap akta kelahiran anak luar kawin. Implikasi putusan
MK ini berkaitan dengan status hukum dan pembuktian asal usul anak luar kawin. Hubungannya
dengan akta kelahiran adalah karena pembuktian asal-usul anak hanya dapat dilakukan
dengan akta kelahiran otentik yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang sesuai dengan yang
diatur dalam Pasal 55 ayat (1) UU Perkawinan. Lebih lanjut, simak artikel Akta Kelahiran Untuk Anak
Hasil Kawin Siri dan Akta Kelahiran Untuk Anak Luar Kawin.

Mengenai konsekuensi hukum dengan dikeluarkannya suatu akta kelahiran terhadap Bety dalam akta
kelahiran anak tersebut hanya tercantum nama ibunya. Karena pada saat pembuatan akta
kelahiran, status Bety masih sebagai anak luar kawin yang hanya diakui memiliki hubungan darah
dan hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya saja.

Dalam akta kelahiran Bety tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak dengan tercantum nama,
hari dan tanggal kelahiran, urutan kelahiran, nama ibu dan tanggal k e la h i r a n i b u ( m e n ye b u t n a m a
i b u s a j a , t i d a k m e ny eb u t n a m a ay a h s i a n ak ) . T e r d a p a t p a d a P a s a l 5 5 a y a t ( 2 ) h u r u f
a P P N o . 3 7 T a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan. Dengan kata lain, setidaknya ada dua cara untuk dapat menjadikan Bety memiliki
hubungan darah dan juga hubungan perdata dengan ayah biologisnya dan keluarga ayahnya, yaitu;

1. Pengakuan oleh sang ayah biologis; atau


2. Pengesahan oleh sang ayah biologis terhadap Betty.

P ut us an M K h any a m en g u atk a n ke du d uk an ib u d ar i Be tty da lam m em in tak a n pengakuan


terhadap ayah biologis dari si anak luar kawin tersebut, apabila si ayah tidak mau melakukan pengakuan
secara sukarela terhadap anak luar kawin. Dengan diakuinya anak luar kawin oleh ayah
biologisnya, maka pada saat itulah timbul hubungan perdata dengan si ayah biologis dan keluarga
ayahnya. Dengan demikian, setelah adanya proses pengakuan terhadap anak luar kawin tersebut,
maka anak luar kawin tersebut terlahirlah hubungan perdata antara anak itu dengan ayahnya
sebagaimana diatur Pasal 280 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ("KUHPer") yang berbunyi :

Dengan pengakuan terhadap anak di luar kawin, terlahirlah hubungan perdata antara anak itu dan bapak
atau ibunya. Pengecualian terhadap anak yang dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah
(incest, sumbang) tidak boleh diakui . H a l i n i d i a t u r d a l a m Pasal 283 KUHPer.

Sumber : Diakses pada tanggal 27 April 2023 dari, https://www.hukumonline.com/klinik/a/hubungan-perdata-anak-


luar-kawin-dengan-ayahnya-pasca-putusan-mk-lt4f7ae93da9a23

Anda mungkin juga menyukai