Anda di halaman 1dari 18

1

Bapertit

Lembaga
Kerjasama
Bipartit
Disusun Oleh :
Albertus Ananto Tunggadewa 201905000112
Muhammad Zidan Alfanio 201905000089
Damar Wirayudha 202005000155
3
Bapertit

Pengertian
Lembaga Kerjasama Bipartit adalah forum
komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan hubungan industrial di satu
perusahaan yang anggotanya terdiri dari
pengusaha dan serikat pekerja atau unsur pekerja.
5

Teori Hukum
•Pasal 106 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
“Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh
atau lebih wajib membentuk lembaga kerjasama bipartit”.
•Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara Pembentukan Dan Susunan
Keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit.

Ke Halaman Agenda
6
Kasus Posisi
• Pada Juli 2022, Sekitar 400-600 pekerja di PT Sunwoo Garment Indonesia di Telukan, Grogol, Sukoharjo, terimbas pemutusan hubungan kerja atau
PHK.
• Keputusan ini diklaim sebagai akibat dari kondisi ekonomi global yang kurang baik akibat dampak dari virus covid 19.
• Tidak hanya pengurangan karyawan, dalam lembar lain PT Sunwoo Garment Indonesia juga membuat kebijakan pengurangan waktu kerja menjadi tiga
hari kerja per pekan yaitu Senin-Rabu. Kebijakan itu berlaku sejak Senin 11 Juli 2022.
• Oleh karena itu, perhitungan gaji akibat pengurangan hari itu juga telah diatur ulang. Dituliskan dalam hasil kesepakatan, pemberlakuan tiga hari kerja
tersebut bersifat sementara dan akan menyesuaikan atau kembali normal apabila kondisi perusahaan membaik.
• Adapun tidak adanya perselisihan antara karyawan dan perusahaan, dikarenakan perusahaan memperhatikan lebih atas kasus ini. Perhatian itu terasa dari
adanya LKSB ditandatangani pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispenaker) Kabupaten Sukoharjo sekaligus
Sekretaris Dispenaker Sukoharjo, Endang Mulyani

• Adapun adanya ganti rugi bagi karyawan adalah Karyawan yang terkena pengurangan mendapat uang tali asih yang besarnya sebagai berikut:
a. Karyawan biasa = Gaji Pokok/12 x lama kerja (bulan); *lama kerja dihitung maksimal 20 bulan.
b. karyawan staff (all in) = Gaji Pokok/12 x lama kerja (bulan) x 50%. *lama kerja dihitung maksimal 20 bulan

• Dalam surat itu juga dituliskan apabila kondisi sudah membaik dan normal kembali, perusahaan akan memanggil karyawan yang terkena efisiensi untuk
bekerja kembali sebagai prioritas utama dalam penerimaan karyawan.
• Sementara itu Mediator Hubungan Industrial, Dispenaker Sukoharjo, Lilik Prajaka mengatakan akibat PHK tersebut pihaknya juga telah menyalurkan
beberapa pekerja di perusahaan itu ke perusahaan lain.

https://www.solopos.com/pasca-phk-hari-kerja-pabrik-garmen-di-sukoharjo-hanya-3-kali-per-pekan-1382758

Ke Halaman Agenda
8

Tujuan LKS Bipartit


LKS Bipartit sangat perlu dibentuk di perusahaan karena dapat menjadi wadah
komunikasi yang efektif bagi pengusaha dan pekerja, sehingga apa yang menjadi
inspirasi atau keinginan dari pengusaha dan pekerja/buruh dapat disampaikan melalui
LKS Bipartit untuk dicarikan jalan keluarnya, sehingga masalah tersebut tidak menjadi
besar. Tujuan pembentukan LKS Bipartit di perusahaan adalah untuk menciptakan
hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di perusahaan.
9

Manfaat LKS Bipartit


Adanya LKS Bipartit di perusahaan, dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan
pekerja/buruh antara lain :
- Mempererat hubungan silaturahmi dan keakraban antara manajemen dengan
pekerja/buruh.
- Meningkatkan ketenangan kerja dan ketenangan usaha.
- Melahirkan inspirasi untuk inovasi.
- Meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh.
- Mencegah terjadi dan berkembangnya masalah dalam hubungan industrial
10

Contoh LKS Bipartit


Perundingan bipartit adalah : perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/ serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial dalam satu perusahaan, yang dilakukan dengan prinsip
musyawarah untuk mencapai mufakat secara kekeluargaan dan keterbukaan.
Fungsi LKS
11

Bipartit Sebagai forum komunikasi dan konsultasi antara


pengusaha dengan wakil serikat pekerja/buruh dan
atau wakil pekerja/buruh dalam rangka
pengembangan hubungan industrial untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan
perkembangan perusahaan, termasuk
kesejahteraan pekerja/ buruh.
12

Tugas LKS • Melakukan pertemuan secara periodik dan


atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Bipartit • Mengkomunikasikan kebijakan pengusaha


dan aspirasi pekerja/buruh dalam rangka
mencegah terjadinya permasalahan hubungan
industrial di perusahaan.
• Menyampaikan saran. pertimbangan, dan
pendapat kepada pengusaha, pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam
rangka penetapan dan pelaksanaan kebijakan
perusahaan.
13
Komposisi LKS Bipartit Ke Halaman Agenda

Kepengurusan LKS Bipartit ditetapkan dari unsur pengusaha


dan unsur pekerja/buruh dengan komposisi 1 : 1 yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan paling sedikit 6
(enam) orang.

Kewenangan LKS Bipartit


LKS Bipartit mempunyai kewenangan untuk memberikan:
• Saran.
• Rekomendasi.
• Memorandum Kepada pimpinan/manajemen perusahaan.
Tata Kerja LKS Bipartit 15
Ke Halaman Agenda

• LKS Bipartit mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali


dalam sebulan atau setiap kali dipandang perlu.
• Materi pertemuan dapat berasal dari unsur pengusaha, unsur
pekerja/buruh, atau dari pengurus LKS Bipartit.
• LKS Bipartit menetapkan dan membahas agenda pertemuan secara
periodik.
• Hubungan LKS Bipartit dengan lembaga lainnya di perusahaan bersifat
koordinatif, konsultatif dan komunikatif.
16

Susunan Pengurus
Bipartit •Susunan kepengurusan LKS Bipartit sekurang-
kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris dan anggota.
•Jabatan Ketua LKS Bipartit dapat dijabat secara
bergantian antara wakil pengusaha dan wakil
pekerja/ buruh.
•Masa kerja kepengurusan LKS Bipartit adalah 3
(tiga) tahun.
Sanksi jika Tidak
17

membentuk Dikenakan sanksi administratif, dapat berupa :

Bipartit
• Teguran.
• Peringatan tertulis.
• Pembatasan kegiatan usaha.
• Pembekuan kegiatan usaha.
• Pembatalan persetujuan.
• Pembatalan pendaftaran.
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh
alat produksi.
• Pencabutan izin.
Perkembangan LKS
18

Bipartit • Pengurus melaporkan setiap kegiatan LKS Bipartit kepada


pimpinan perusahaan.
• Pimpinan perusahaan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota.
• Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/ kota secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali
melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan provinsi.
• Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
provinsi secara berkala 6 (enam) bulan sekali melaporkan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
19

Unsur Pengusaha
Bipartit
Unsur pengusaha atau manajemen yang duduk
dalam kepengurusan LKS Bipartit sebaiknya
berkewenangan membuat keputusan dalam
perusahaan agar saran, pertimbangan dan
rekomendasi yang dihasilkan LKS Bipartit
dapat cepat sampai dan ditanggapi oleh
pimpinan dan manajemen untuk ditindaklanjuti
dan diimplementasikan lebih lanjut.
20

Komponen Bipartit
Kepengurusan LKS Bipartit ditetapkan
dari unsur pengusaha dan unsur
pekerja/buruh dengan komposisi 1 : 1
yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan paling sedikit 6 (enam)
orang.
21

Kesimpulan
Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan
konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari
pengusaha dan serikat pekerja/ serikat buruh yang sudah tercatat
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau
unsur pekerja/buruh.
Ke Halaman Agenda
1

Bapertit

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai