DASAR HUKUM:
1. Pasal 106 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
“Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau lebih wajib membentuk lembaga
kerjasama bipartit”.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara
Pembentukan Dan Susunan Keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit.
TUJUAN PERLU DIBENTUKNYA LKS BIPARTIT DI PERUSAHAAN:
a. LKS Bipartit sangat perlu dibentuk di perusahaan karena dapat menjadi wadah komunikasi yang efektif bagi pengusaha dan
pekerja, sehingga apa yang menjadi inspirasi atau keinginan dari pengusaha dan pekerja/buruh dapat disampaikan melalui
LKS Bipartit untuk dicarikan jalan keluarnya, sehingga masalah tersebut tidak menjadi besar.
b. Tujuan pembentukan LKS Bipartit di perusahaan adalah untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis
dan berkeadilan di perusahaan.
Tugas:
1. Melakukan pertemuan secara periodik dan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
2. Mengkomunikasikan kebijakan pengusaha dan aspirasi pekerja/buruh dalam rangka mencegah terjadinya permasalahan
hubungan industrial di perusahaan.
3. Menyampaikan saran. pertimbangan, dan pendapat kepada pengusaha, pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh dalam rangka penetapan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan.
BAGAIMANA MENENTUKAN UNSUR PENGUSAHA DAN UNSUR SERIKAT PEKERJA/ BURUH DALAM KEPENGURUSAN
LKS BIPARTIT?
1. Unsur Pengusaha:
Unsur pengusaha atau manajemen yang duduk dalam kepengurusan LKS Bipartit sebaiknya berkewenangan membuat
keputusan dalam perusahaan agar saran, pertimbangan dan rekomendasi yang dihasilkan LKS Bipartit dapat cepat sampai
dan ditanggapi oleh pimpinan dan manajemen untuk ditindaklanjuti dan diimplementasikan lebih lanjut.
LANGKAH LKS BIPARTIT DAPAT BERFUNGSI:
1. Sosialisasi yang lebih intensif melalui penyuluhan dan pelatihan.
2. Komitmen dari manajemen tertinggi untuk menumbuhkan motivasi dan inovasi.
3. Menghindari kecenderungan manajemen untuk bertindak sendiri tanpa keterlibatan dan komitmen pekerja/buruh.
4. Manajemen harus siap berbagi informasi, kekuasaan dan tanggung jawab untuk mempromosikan kerjasama dan
keuntungan bersama.
5. Pimpinan serikat pekerja/serikat buruh yang berwawasan ke depan.
6. Kemampuan untuk memprediksi permasalahan yang akan dihadapi perusahaan ke depan.
PELAPORAN KEGIATAN DAN PERKEMBANGAN LKS BIPARTIT:
1. Pengurus melaporkan setiap kegiatan LKS Bipartit kepada pimpinan perusahaan.
2. Pimpinan perusahaan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota.
3. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali
melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi.
4. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi secara berkala 6 (enam) bulan sekali melaporkan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.