Anda di halaman 1dari 1

OPTIMALISASI FUNGSI LKS BIPARTIT SEBAGAI FORUM

KOMUNIKASI DAN KONSULTASI ANTARA BURUH


DENGAN PENGUSAHA DALAM UPAYA PENCEGAHAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
K. A. Sudiarawan
degust.ugm@gmail.com

Dari segi efektifitas, LKS Bipartit berpotensi sebagai lembaga preventif yang
PENDAHULUAN efisien dan efektif sehingga dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dari
segi kemanfaatan bagi perusahaan, LKS Bipartit meningkatkan produktivitas
Latar Belakang perusahaan. Dengan adanya wadah komunikasi sehingga dapat dicegahnya
permasalahan hubungan industrial, maka hubungan antara pengusaha dan
pekerja/buruh lebih cair dan sehat.
Perselisihan sangat rentan terjadi dalam hubungan antara buruh dengan
pengusaha. Demi efisiensi diperlukan adanya aturan hukum yang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Menyebabkan
mengedepankan pencegahan perselisihan hubungan industrial dalam bentuk
suatu lembaga yang melibatkan pihak pengusaha maupun buruh. Dalam
Perusahaan Belum/Tidak Menerapkan LKS Bipartit
perspektif hukum perburuhan Indonesia media ini dikenal sebagai Lembaga • Kekurangpahaman perusahaan dan buruh mengenai LKS Bipartit;
Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit). LKS Bipartit selama ini kurang dimanfaatkan • Kurangnya informasi terkait kewajiban, syarat dan sanksi terkait LKS Bipartit;
secara maksimal, data Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali menunjukkan • Belum adanya komitmen bersama antara pihak perusahaan dan buruh untuk
bahwa pada tahun 2017 jumlah perusahaan yang terdaftar di Provinsi Bali adalah menerapkan LKS Bipartit;
mencapai 8.153 perusahaan, sementara jumlah perusahaan yang memiliki LKS • Sistem pengawasan dan penegakan hukum yang lemah;
Bipartit adalah sejumlah 445 perusahaan. Kondisi ini kemudian • Tidak representatifnya jumlah pengawas ketenagakerjaan dibandingkan
mengidentifikasikan fakta bahwa masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi jumlah perusahaan yang harus diawasi;
perusahaan dalam mengaplikasikan LKS Bipartit pada perusahaan. Padahal dari • Kurangnya SDM dan sarana prasarana pendukung pembinaan;
• Kekhawatiran tumpang tindih terhadap SP/SB yang ada diperusahaan; serta
sisi efektifitas apabila fungsi LKS Bipartit dapat dioptimalisasikan dengan baik,
• Belum adanya Peraturan Menteri yang mengatur mengenai pelaksanaan
sinergi di lingkungan kerja akan dapat terwujud dan harmonisasi hubungan sanksi administratif bagi perusahaan yang tidak patuh.
industrial dapat tercapai.
Optimalisasi Fungsi LKS Bipartit Sebagai Forum
Permasalahan Komunikasi dan Konsultasi Antara Buruh Dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut, ada 3 (tiga) permasalahan yang dibahas
Pengusaha Dalam Upaya Pencegahan Perselisihan
dalam penelitian ini, meliputi : Hubungan Industrial.
1. Apakah yang menjadi keunggulan karakteristik dari LKS Bipartit sehingga
Langkah yang dapat diambil dalam upaya optimalisasi peran dan fungsi LKS
layak dipilih sebagai media pencegahan perselisihan hubungan industrial ? Bipartit pada perusahaan antara lain meliputi :
2. Apakah yang menjadi faktor penghambat tidak dibentuknya LKS Bipartit dalam • Sosialisasi secara rutin dan berkala;
perusahaan dan tidak dimanfaatkannya lembaga tersebut? • SP/SB atau buruh harus mengambil inisiatif pembentukan LKS Bipartit;
3. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh untuk mengoptimalisasikan fungsi • Perusahaan harus berkomitmen dan segera melakukan langkah
LKS Bipartit? penyesuaian terhadap konsep/media sejenis yang dulunya digunakan
sebagai media pencegahan perselisihan pada perusahaannya;
Tujuan Penelitian • Pemerintah harus melakukan langkah pembinaan berkala bagi perusahaan
yang belum dan akan menerapkan LKS Bipartit;
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : • Pemerintah harus segera melakukan penguatan SDM Pengawas
1. Untuk mengkaji dan mengetahui keunggulan karakteristik dari LKS Bipartit
Ketenagakerjaan baik dari segi kualitas dan kuantitas;
• Pemerintah terkait, harus segera membentuk Peraturan khusus (Peraturan
sebagai media pencegahan perselisihan dalam bingkai hubungan industrial.
Menteri) yang mengatur mengenai pelaksanaan sanksi administratif yang
2. Untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan;
menyebabkan perusahaan dan pekerja tidak menerapkan LKS Bipartit. • Aparat penegak hukum harus berani melakukan penindakan secara tegas.
3. Untuk mengkaji dan menemukan upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalisasikan fungsi LKS Bipartit. KESIMPULAN
METODE PENELITIAN Segenap keunggulan karakteristik yang dimiliki LKS Bipartit sebagai forum
komunikasi dan konsultasi pencegahan perselisihan hubungan industrial
Penelitian hukum ini didasarkan pada “Penelitian Normatif dan Empiris” yaitu  seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
gabungan antara penelitian normatif dan empiris, dimana untuk melengkapi data Perusahaan harus berkomitmen terhadap pelaksanaan LKS Bipartit, dengan
mengadopsi konsep dan membentuk LKS Bipartit sebagai forum komunikasi dan
yang diperoleh dari penelitian yang bersifat normatif (data sekunder) dilakukan konsultasi pencegahan perselisihan pada perusahaan masing-masing.
penelitian yang bersifat empiris (data primer) yang didasarkan pada penelitian Upaya-upaya penguatan untuk mengoptimalisasi fungsi LKS Bipartit bagi
lapangan. perusahaan seperti sosialisasi, pembinaan, pengawasan haruslah dilakukan
secara rutin.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemerintah harus segera membentuk peraturan menteri yang mengatur
pelaksanaan sanksi administratif untuk memberi dasar yang kuat bagi aparat
dalam melakukan penegakan terhadap setiap ketidapatuhan perusahaan yang
Keunggulan Karakteristik LKS Bipartit Sebagai Media hingga hari ini masih banyak terjadi.
Pencegahan Perselisihan Hubungan Industrial
Ucapan Terima Kasih
Dari segi konsep, LKS Bipartit dapat mengaplikasikan prinsip demokrasi ke ranah
praktek hubungan industrial antara pengusaha dan buruh. Dari segi sifat, LKS Terimakasih kami haturkan atas dukungan dan bantuannya dalam penulisan
Bipartit dapat memprediksi masalah yang akan terjadi dalam perusahaan, dan makalah ini terutama kepada Universitas Udayana atas dana penelitian dari
mencegah permasalahan yang sudah ada untuk berkembang lebih lanjut menjadi DIPA BLU Tahun Anggaran 2017 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami
perselisihan hubungan industrial (bersifat preventif). Dari segi keanggotaan, LKS sebutkan satu persatu.
Bipartit terdiri dari dua pihak, pihak pengusaha dan buruh dapat lebih leluasa dan DAFTAR PUSTAKA
terbuka dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada intern
perusahaannya karena tidak ada campur tangan pihak ketiga. Dari segi proses, Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta
ILO/Apindo, 2009. Buku Pandungan Kerjasama Pekerja-Managemen, Organisasi Perburuhan Internasional.
LKS Bipartit dapat meningkatkan kualitas hubungan industrial dari pola hubungan ILO, 2003. Perundingan Bersama dan Keterampilan Bernegosiasi ; Buku Panduan untuk Serikat Pekerja, Kantor
industrial yang partisipatif menjadi inisiatif. Dari segi hasil, hasil dari LKS Bipartit Perburuhan Internasional, Jakarta.
lebih diterima oleh para pihak (pengusaha dan buruh). LBH Jakarta, 2014, Membaca Pengadilan Hubungan Industrial di Indonesia, LBH Jakarta, Jakarta.
Payaman Simanjuntak, 2003, Manajemen Hubungan Industrial, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Pedoman LKS Bipartit, 2006, Direktorat Kelembagaan dan Hubungan IndustrialDitjen PHIJKS, Jakarta.
TURC, 2007, Praktek Pengadilan Hubungan Industial : Panduan Bagi Serikat, Buruh, TURC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai