Dosen Pengampu:
Rudi Handoyono, S.E., M.Si.
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk dapat menyelesaikan tugas ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Rudi Handoyono, S.E., M.Si. pada
mata kuliah Audit Manajemen. Selain itu, Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah
wawasan pembaca.
Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rudi Handoyono, S.E.,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Audit Manajemen atas pemberian tugas ini dimana dapat
menambah wawasan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan dari tugas ini masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi penyempurnaan tugas ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi bergerak sangat pesat ditandai dengan munculnya begitu banyak
perusahaan lokal, nasional maupun multinasional. Hal ini menyebabkan persaingan yang
sangat sengit dan ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Setiap perusahaan
khususnya perusahaan manufaktur harus memiliki produk yang berkualitas tinggi dengan harga
yang kompetitif. Dengan kata lain, perusahaan manufaktur diwajibkan untuk memiliki sistem
pengendalian internal yang baik sehingga tercipta efektifitas dan efisiensi.
Pengendalian internal dipengaruhi atau dilaksanakan oleh semua karyawan baik
direktur maupun karyawan dengan level terendah sekalipun dalam sebuah perusahan. Dengan
pengendalian internal yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki efektivitas
dan efisiensi dalam operasional, memiliki laporan keuangan yang handal dan menjamin bahwa
perusahaan mematuhi peraturan dan SOP yang berlaku.
Pada perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (Perseroan) tidak akan luput
juga dengan adanya persaingan antar perusahaan. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah
perusahaan penghasil pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia.
Saat ini, perseroan memfokuskan usahanya pada kegiatan agro-business yang mencakup
poultry business, dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat
tumbuh dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi.
Atas hal tersebut, pengendalian internal juga perlu dilakukan oleh perusahaan ini demi
tercapainya efektifitas dan efisiensi dan agar tetap bersaing. Pengendalian internal disini
utamanya pada pengendalian atas fungsi produksi dan operasi pada perusahaan. Dalam proses
produksi dan operasi, setiap perusahaan akan melalui suatu proses yang dinamakan
perencanaan sebelum memasuki proses pelaksanaan dan pengendalian. Perencanaan tersebut
dalam konteks pengendalian internal masuk pada rencana induk produksi dan operasi.
Dalam penyusunanna, perencanaan tersebut harus disusun sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas perusahaan agar dapat memaksimalkan proses produksinya sehingga menciptakan
suatu proses yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, pada penelitian ini audit fungsi produksi
dan operasi difokuskan pada ruang lingkup rencana induk dan operasi pada PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk – Makasar.
1
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana efektifitas dan efisiensi dari
pelakasanaan rencana induk produksi dan operasi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
– Makasar?
1. 3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang akan dibahas
dalam penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dari
pelaksanaan rencana induk produksi dan operasi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk –
Makasar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 2 Jenis Audit
Menurut Boynton, Jhonson dan Kell (2006:6), audit dibagi menjadi tiga bidang yang masing-
masing memiliki spesialisasi yang berbeda-beda, yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan yaitu audit yang dilakukan atas laporan keuangan suatu organisasi
badan usaha secara keseluruhan dengan tujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran
penyajian laporan keuangan tersebut dengan kriteria yang berlaku.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan merupakan suatu proses audit atas ketaatan terhadap pelaksanaan suatu
kriteria yang dapat berupa kontrak, peraturan maupun prosedur yang telah ditetapkan oleh
pihak berwenang, seperti pemerintah atau pimpinan badan usaha.
3. Audit Operasional (Operational Audit)
3
Audit operasional merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap prosedur,
metode dan operasi kegiatan suatu entitas tertentu untuk menilai efisiensi dan efektivitas
kegiatan entitas tersebut. Pada akhirnya suatu audit operasional akan memberikan saran
dan rekomendasi kepada pimpinan maupun manajemen yang meminta dilaksanakannya
audit operasional.
Pada penelitian ini akan menggunakan Audit Operasional yaitu audit fungsi produksi dan
operasi pada perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk – Makasar.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
saat ini mempekerjakan sebanyak 479 karyawan yang terdiri dari 64 karyawan tetap, 180
karyawan koperasi dan sisanya merupakan buruh angkut.
Perusahaan ini memulai cikal bakalnya di tahun 2007, kemudian pada tahun 2008 secara
resmi diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Bapak Syahrul Yasin Limpo.
Pembukaan pabrik pakan ternak di Makassar tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
wilayah Indonesia Timur yakni, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Maluku, dan Papua.
Sejak berdiri, PT. Charoen Pokphand Indonesia telah mampu memberikan
kontribusi yang positif terhadap perkembangan ekonomi di Sulawesi Selatan. Hal ini
terutama terkait dengan pemberdayaan petani jagung lokal di Sulawesi Selatan. Prinsip
penerimaan jagung yang dibeli langsung dari petani telah mendorong petani untuk lebih
antusias dalam meningkatkan hasil produksi jagungnya. Untuk saat ini, daerah yang paling
banyak menghasilkan jagung adalah Takalar, Jeneponto, Gowa, Pinrang, Bone dan Wajo.
PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan jagung yang sangat
besar dimana terdapat empat silo dengan kapasitas total 30.000 ton jagung.
7
6. Departemen Purchase, dengan tugas pokok melakukan pembelian bahan baku pakan
seperti jagung, dedak, bungkil kacang kedelai, tepung batu, tepung ikan, dan lain-lain
dipimpin oleh Dedeth Karlay.
7. Departemen Feed Technology, yang bertanggung jawab terhadap kualitas bahan baku
serta kualitas pakan yang disesuaikan dengan standar perusahaan dipimpin oleh Syahrul
Istiqlali.
8. Departemen Audit, yang bertanggung jawab terhadap pengontrolan sistem agar sesuai
dengan Standar Operational Procedur (SOP) dipimpin oleh Hardy Wihardja.
8
Rp1,48 triliun, penjualan daging ayam olahan sebesar Rp8,36 triliun, dan lain-lain sebesar
Rp1,44 triliun.
3.1.5 Produk
1. Ayam Pedaging
2. Pakan Ternak
- Pakan Ternak Ayam Pedaging
- Pakan Ternak Ayam Petelur
- Pakan Ternak Lainnya
3. Makanan Olahan
Perseroan menjual makanan olahan dengan menggunakan beberapa merek dagang yaitu
Golden Fiesta, Fiesta, Champ, Okey, Akumo dan Asimo. Perseroan juga memiliki
jaringan ritel yang menjual produk makanan olahan yaitu Prima Freshmart, Kios
Unggas dan Prima Meat Shop.
4. Day Old Chicks
Produk Day Old Chicks (DOC) yang ditawarkan terdiri dari:
- DOC Ayam Pedaging
- DOC Ayam Petelur
- DOC Lainnya
9
3.1.7 Produk Pakan Ternak
10
- Pakan Ternak untuk Starter Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur
berumur 6 minggu hingga ayam petelur tersebut berumur 10 minggu.
- Pakan Ternak untuk Grower Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur
berumur 11 minggu hingga ayam petelur tersebut menghasilkan telur
pertamanya.
- Pakan Ternak untuk Laying Phase Pakan ternak ini diberikan kepada ayam
petelur pada periode peneluran hingga afkir.
• Pakan Ternak Lainnya
Selain pakan ternak di atas, Perseroan juga menawarkan beberapa produk pakan
ternak untuk ayam pembibit turunan, itik, ayam kampung, ayam aduan, burung
puyuh, babi dan sapi. Produk pakan ternak tersebut juga ditawarkan sesuai
kebutuhan nutrisi pada setiap masa pertumbuhannya.
11
bahan baku yang semula berupa
butiran seperti biji jagung, wheat
bran, soy bean meal, dan lain-lain
agar memudahkan dalam proses
mixing.
Kemampuan mesin ini dapat
menggiling butiran bahan baku
tersebut sebanyak +18.500ton
perharinya.
3. Mixer Pencampuran bahan Mesin mixer digunakan
baku untuk mencampurkan bahan baku
yang telah digiling menjadi halus
dengan bumbu atau vitamin yang
diperlukan agar dapat tercampur
secara merata dan sempurna.
Kemampuan mesin ini dapat
mencampurkan bahan baku dengan
bumbu sebanyak +18.500ton.
4. Peller Pembentukan produk Mesin peller digunakan
untuk mengubah pakan ternak yang
semula berupa bubuk menjadi
butiran seperti pellet dengan
bantuan steam atau uap.
Kemampuan mesin ini dapat
membentuk pakan ternak menjadi
pellet sebanyak +18.500ton
5. Packing Pengemasan produk Mesin packing digunakan
untuk mengemas pakan ternak yang
sudah diubah menjadi butiran atau
bubuk ke dalam kemasan berupa
karung maupun kantung plastic.
12
Kemampuan pada mesin
pengemas ini dapat mengemas
pakan ternak sebanyak +18.500ton.
13
bahan baku yang bentuknya butiran gandum, buntil kedelai, kopra dan beberapa bahan
lainnya yang berada pada gudang (bulk/bag storage) dimasukkan ke dalam bin kasar
kemudian dihaluskan atau grinding, setelah itu masuk ke bin halus. Beberapa bahan baku
yang telah halus atau dalam bentuk fine, biasanya dedak, tepung batu, dan sari kedelai
akan langsung dimasukkan ke bin halus. Kemudian semua bahan baku yang berada di bin
halus akan dicampur (mixing) dan akan dibentuk menjadi pellet (pil, butiran) kemudian
dikemas (packing). Setelah di kemas produk-produk yang jadi akan disimpan di gudang
barang jadi. Berikut digambarkan gambaran proses produksi di bawah ini:
14
22.000 ton, padahal mesin (terutama intake) yang dimiliki mempunyai kapasitas
sesunggunya sebanyak 18.000 hingga 20.000 ton perharinya.
Selain itu, ditemukan juga tidak adanya SOP tertulis terkait maintanance atau
pemeliharaan fasilitas produksi secara tertulis. Adanya SOP tersebut hanya disampaikan
secara lisan.
15
3. 2Audit Kinerja Atas Fungsi Produksi dan Operasi
KKA No. :
Disusun Oleh : Salvina Nurhaeni
Tanggal : 24 September 2023
Paraf :
Direviu oleh : Alif Wijang Budiargo
Tanggal : 25 September 2023
Paraf :
16
Kantor Akuntan Publik Alif dan Rekan No. KKA : ................
No. PKA : ................
Waktu yang No
No Uraian Dikerjakan Oleh diperlukan KKA Catatan
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
1 Mengumpulkan data Tim Tim 1 hari 1 hari
dan informasi yang
17
dibutuhkan, yaitu,
latar belakang
perusahaan, kegiatan,
program dan sistem
yang akan diperiksa
dan semua aspek
penting dari
perusahaan yang
berkaitan dengan audit
manajemen yang akan
dilakukan.
2 Melakukan observasi Tim Tim 1 hari 1 hari
untuk memahami
mengenai aktivitas
produksi, prosedur
kerja bagian produksi
dan mengetahui
kondisi pabrik.
3 Melakukan Tim Tim 1 hari 1 hari
wawancara lisan
kepada kepala seksi
bagian produksi
4 Membagikan Tim Tim 3 hari 2 hari
kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan
langsung dengan
fungsi produksi
kepada karyawan yang
terkait langsung
dengan kegiatan
produksi perusahaan.
18
5 Mengevaluasi hasil Tim Tim 2 hari 1 hari
kuesioner, wawancara,
dan observasi yang
telah dilakukan
6 Simpulkan hasil Tim Tim 1 hari 1 hari
langkah kerja audit
diatas
Syahputra Priyadi
Agus Hidayat
19
AUDIT PENDAHULUAN
Ruang lingkup audit manajemen atas fungsi produksi pada PT. Charoen Pokhpand
dalam hal ini berupa perencanaan fungsi produksi. Pelaksanaan survei pendahuluan yang telah
dilakukan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang Makassar yang berlokasi di
Jalan KIMA 17, Kav DD11 Tamalanrea Makassar (90244) yang merupakan Perusahaan di
bidang produksi khususnya pakan ternak.
Pakan ternak yang dihasilkan berupa Pakan Ternak Ayam Pedaging, Pakan Ternak
Ayam Petelur, pakan ternak untuk ayam pembibit turunan, itik, ayam kampung, ayam aduan,
burung puyuh, babi dan sapi. Bentuk dari pakan ternak yang diproduksi oleh Perseroan dapat
berupa concentrat (konsentrat), mash (tepung), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus).
Audit pendahuluan yang telah dilakukan berkaitan dengan fungsi produksi, yaitu;
1) Melakukan pembicaraan awal dengan manajer HRD (Human Resources Departement)
untuk mendapatkan informasi umum mengenai perusahaan seperti tujuan umum, profil
perusahaan dan menjelaskan secara garis besar audit yang akan dilaksanakan.
2) Melakukan pembicaraan awal dengan bagian produksi yang diwakili dari section head
bagian produksi, diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan
menjelaskan cara pelaksanaan pemeriksaan.
20
AUDIT REVIEW DAN PENGUJIAN ATAS FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI
Nama Perusahaan :
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Periode Audit : No KKA :
Program yang Diaudit : 2022
Fungsi Manajemen Produksi dan Operasi
21
3 Apakah bagian produksi telah menyusun Ya Tim Perusahaan telah
skedul produksi? Menyusun dan
Jika Ya : memiiki skedul
Periksa dokumen yang berkaitan dengan produksi yang
jadwal produksi, nilai kemampuannya dijadikan acuan
memberikan panduaan dalam dalam proses
pelaksanaan produksi yang akan produksi
dilakukan.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana praktik pelaksanaan
produksi berjalan dan pedoman apa yang
digunakan dalam hal tersebut
22
Periksa bagaimana kemampuan fasilitas dan
penerimaan bahan baku, pemeliharaan pengiriman
fasilitas dalam menyiapkan fasilitas yang barang dengan
siap pakai pada waktu dibutuhkan serta jadwal induk
pengiriman barang yang dilakukan produksi agar
Jika Tidak : kegiatan
Telusuri bagaimana perusahaan produksi dapat
mengintegrasikan jadwal pemeliharaan berjalan sesuai
fasilitas dan jadwal produksi. dengan rencana
produksi.
6 Apakah dalam pelaksanaan produksi telah Ya Tim
dibuatkan perencanaan bahan baku Perusahaan telah
Jika Ya : Menyusun dan
Periksa kelengkapan perencanaan bahan memiiki
baku, nilai kemampuannya memberikan perencanaan
panduaan dalam pengelolaan bahan baku. bahan baku
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana praktik pengelolaan
bahan baku berjalan dan pedoman apa
yang digunakan dalam hal tersebut.
7 Apakah perencanaan kebutuhan bahan Tidak Tim Penggunaan
baku telah sesuai dengan realisasi bahan baku yang
penggunaan bahan baku? dilakukan tidak
Jika Ya: sesuai dengan
Periksa perencanaan kebutuhan bahan perencanaan
baku dan hubungkan dengan penggunaan kebutuhan bahan
bahan baku aktual. baku yang telah
Jika Tidak : disusun
Telusuri bagaimana perusahaan
menghubungkan antara perencanaan
dengan realisasi dari penggunaan bahan
baku
23
8 Apakah bahan baku yang ditentukan telah Tidak Tim Bahan baku
digunakan secara efisien? yang ada dalam
Jika Ya : pelaksanaan
Periksa perencanaan bahan baku dan produksi belum
realisasi penggunaan bahan baku digunakan
Jika Tidak : secara efisien
Telusuri bahan baku yang tidak digunakan
dan periksa kapasitas menganggur
9 Apakah jadwal induk produksi telah Ya Tim
disusun berdasarkan penggunaan jadwal induk
kapasitas produksi optimal. produksi yang
Jika Ya: disusun sudah
Periksa bagaimana kemampuan serta sesuai untuk
keefektifan jadwal induk produksi dalam mendorong
upaya mengoptimalkan kapasitas yang penggunaan
ada. kapasitas
Jika Tidak : produksi
Telusuri bagaimana praktik pengelolaan optimal.
penggunaan kapasitas produksi dan
pedoman telah diterapjan
10 Apakah target produksi yang ditetapkan Ya Tim
secara periodik telah efektif target produksi
Jika Ya: perusahaan yang
Periksa jadwal dan volume produksi telah ditetapkan
hubungkan dengan ketersediaan sumber secara periodik
daya dan perubahan permintaan telah efektif
pelanggan.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana perusahaan
menghubungkan ketersediaan sumber
daya dengan usaha memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam jadwal produksi.
24
11 Apakah bagian produksi membuat Ya Tim bagian produksi
laporan produksi telah membuat
Jika Ya : laporan produksi
Periksa dokumen yang berkaitan dengan
pelaporan produksi yang dilakukan
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana praktik penyampaian
atau pengkomunikasian dari proses
produksi yang telah dilakukan
25
Jika Tidak :
Telusuri penyimpangan prosedur yang
terjadi baik sengaja maupun tidak
disengaja
3 Apakah penentuan tingkat persediaan Ya Tim
pakan ternak telah mempertimbangkan Perusahaan telah
kemungkinan terjadinya keterlambatan menyesuaikan
pasokan bahan baku, pemeliharaan tingkat
fasilitas produksi persediaan
Jika Ya : dengan aktivitas
Periksa integrasi jadwal produksi dengan produksi.
jadwal penerimaan persediaan dan
kemampuan jadwal ini dalam
menghasilkan produk sesuai dengan
usaha memenuhi kebutuhan pasar dan
antisipasi atas perubahan permintaan yang
terjadi.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana perusahaan
mengantisipasi terjadinya permasalahan
tersebut.
C Jadwal Maintenance
1 Apakah perusahaan memiliki pedoman Tidak Tim Belum adanya
pemeliharaan fasilitas produksi secara pedoman
tertulis pemeliharaan
Jika Ya : fasilitas
Periksa ketetapan penerapan pedoman produksi secara
tersebut dalam memandu pemeliharaan tertulis
fasilitas yang dimiliki perusahaan secara
tepat waktu.
Jika Tidak :
Telusuri pedoman yang digunakan dalam
pemeliharaan fasilitas dan kemampuan
26
dalam mendukung proses produksi yang
tepat waktu.
2 Apakah Jadwal pemeliharaan telah Ya Tim agar kegiatan
terintegrasi dengan rencana produksi produksi dapat
Jika Ya: berjalan sesuai
Periksa bagaimana kemampuan dengan rencana
pemeliharaan fasilitas dalam menyiapkan produksi.
fasilitas yang siap pakai pada waktu
dibutuhkan.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana perusahaan
mengintegrasikan jadwal pemeliharaan
fasilitas dan jadwal produksi.
27
AUDIT LANJUTAN
Nama Perusahaan :
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Periode Audit : No KKA :
Program yang Diaudit : 2022
Fungsi Manajemen Produksi dan Operasi
28
Diaudit oleh : Catatan : Direview oleh :
(Indah Pratiwi) (Agus Hidayat)
Tanggal : 22 September 2023 Tanggal : 23 September 2023
29
DAFTAR RINGKASAN TEMUAN DAN REKOMENDASI
Nama Perusahaan :
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Periode Audit : No KKA :
Program yang Diaudit : 2022
Fungsi Manajemen Produksi dan Operasi
30
diharapkan
meminimalisasi
kemungkinan
terjadinya
penumpukan bahan
baku di gudang
Perusahaan Pemberitahuan Perusahaan Terjadi Sebaiknya
belum memiliki prosedur secara tidak penyimpangan ditetapkan dan
pedoman lisan dirasa sudah mempertim atau kesalahan dibagikan prosedur
pemeliharaan cukup bangkan dalam tertulis kepada
fasilitas pentingnya pemeliharaan setiap karyawan
produksi secara untuk tetap dan perawatan yang terkait
tertulis memiliki peralatan langsung dengan
pedoman produksi yang proses produksi
pemberitahu berakibat pada sehingga peralatan
an secara mesin yang dapat digunakan
tertulis tidak bekerja secara efektif dan
dengan efisien. Dapat juga
maksimal dan ditempelkan
berakibat pada dibagian sisi setiap
penumpukan peralatan sehingga
bahan baku karyawan dapat
dan terjadi membacanya
penurunan dengan seksama
produksi agar mesin dapat
bekerja dengan
maksimal
31
LAPORAN AUDIT MANAJEMEN
Makassar, 30 September 2022
Kepada Yth, Manajer Bidang Produksi Di Makassar
Saya telah melakukan prosedur audit manajemen terhadap fungsi produksi PT. Charoen
Pokhpand Indonesia, Tbk cabang Makassar. Audit saya tidak dimaksudkan untuk memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya saya tidak
memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit saya hanya mencakup aktivitas-
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan fungsi produksi yang dijalankan oleh perusahaan.
Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai efisiensi (daya guna) dan efektifitas (hasil guna)
aktivitas-aktivitas proses produksi yang berjalan. Audit ini bertujuan untuk memberikan saran
perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang
akan dating dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi
dengan lebih efektif dan efisien.
Hasil audit ini saya sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Saran
Bab Iv : Ruang lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit saya telh memperoleh banyak bantuan, dukungan dan kerja
sama dari berbagai pihak internal perusahaan. Oleh karenanya, saya mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan.
Pemeriksa
Salvina
32
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (Perseroan) adalah penghasil pakan ternak, Day
Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun 1972 dengan
pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.
Saat ini, perseroan memfokuskan usahanya pada kegiatan agro-business yang mencakup
poultry business, dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat
tumbuh dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi.
Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, perseroan mengembangkan usaha untuk
menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk yang dapat dipercaya dan berkualitas
tinggi dengan membangun fasilitas produksi di Balajara (Jawa Barat), Cirebon (Jawa Barat),
Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar Lampung (Lampung),
Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan
pabrik pakan ternak ini membuat perseroan menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-
satunya di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi
kebutuhan peternak ayam di seluruh negeri. Hal ini menjadikan perseroan sebagai perusahaan
penghasil pakan ternak yang terpercaya. Jaringan luas dari distributor dan agen di seluruh
negeri membuat peternak ayam memiliki kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan
produk pakan ternak kami.
PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan jagung yang sangat
besar dimana terdapat empat silo dengan kapasitas total 30.000 ton jagung. PT. Charoen
Pokphand Indonesia juga telah membuat letter of intent yang disepakati dengan Gubernur
Sulawesi Selatan Bapak Syahrul Yasin Limpo di Hua Hin Thailand, di mana dalam
kesepakatan tersebut terdapat kesepakatan untuk meningkatkan kapasitas jagung dari 200.000
Ha menjadi 500.000 Ha. Kesepakatan tersebut dibuat sebagai upaya untuk menjadikan provinsi
Sulawesi Selatan sebagai sentra jagung nasional. Dengan kesepakatan tersebut, diyakini akan
memberi dampak positif terhadap kesejahteraan petani jagung di Sulawesi Selatan.
Sedangkan tujuan dilaksanakannya audit adalah untuk menilai perencanaan produksi
yang ditetapkan oleh perusahaan telah efektif, efisien dan ekonomis serta mengevaluasi
pencapaian tersebut.
33
Bab II
Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Berdasarkan hasil dari analisis prosedur audit manajemen terhadap fungsi produksi telah
dilaksanakan, peneliti menyusun beberapa kesimpulan berikut:
1. Penilaian rencana induk produksi pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang
Makassar. Berdasarkan hasil kuesioner dan analisa data yang didapatkan maka pada
PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang Makassar telah melaksanakan proses
produksi sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan, memiliki
perencanaan produksi yang disusun setiap tahun beserta anggaran yang dibutuhkan dan
membuat skedul produksi terlebih dahulu serta memiliki perencanaan bahan baku.
Akan tetapi, ditemukan adanya kelebihan stok bahan baku di gudang penyimpangan
yang sebenarnya pemakaian bahan baku tersebut relatif sedikit. Hal ini dikarenakan
perencanaan kebutuhan bahan baku masih tidak sesuai dengan realisasi penggunaan
bahan baku (kurang efisien).
2. Adanya bahan baku yang mengganggur atau menumpuk di gudang penyimpanan. Hal
ini terjadi karena ketidaksesuaian banyaknya bahan baku dengan pemakaiannya.
3. Peralatan dan Fasilitas Produksi yang dimiliki oleh PT. Charoen Pokhpand Indonesia,
Tbk cabang Makassar Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi telah
sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan. Peralatan dan fasilitas produksi
yang ada cukup efisien tetapi peralatan belum terdapat instruksi tertulis mengenai
pemeliharaan dan perawatan peralatan. Sehingga berakibat pada mesin yang tidak
bekerja dengan maksimal.
34
Bab III
Saran
Berdasarkan hasil dari prosedur audit manajemen terhadap fungsi produksi yang telah
dilaksanakan, peneliti menyusun beberapa saran atau masukan guna meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dalam proses produksi. Adapun daran-saran tersebut ialah,
1. Perencanaan bahan baku dapat lebih dicermati lagi dengan melakukan evaluasi
pembelian bahan baku tiap harinya dan melihat kemampuan mesin terkini dan
menyesuaikan stok persediaan bahan baku yang terdapat digudang
2. Perusahaan harus melakukan perencanaan bahan baku yang disusun oleh beberapa
departemen terkait dan mengomunikasikan rencana tersebut secara efektif kepada staf
pada setiap departemen sehingga pelaksanaan produksi dan perencanaan pada
departemen khususnya pemasaran bisa sejalan serta meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penumpukan bahan baku di gudang.
3. Perusahaan harus memberikan prosedur tertulis mengenai pemeliharaan dan perawatan
peralatan sehingga produk yang dihasilkan dapat maksimal dan menjaga umur
peralatan produksi.
35
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Audit yang dilaksanakan hanya meliputi fungsi produksi perusahaan, dengan cakupan audit
seluruh rencana produksi perusahaan.
36
Auditee : PT. Charoen Pohkpand Indonesia, Tbk cabang Makassar
Sasaran audit : Audit Manajemen
Periode audit : 2022
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada bab sebelumnya dengan melakukan tahap-tahap audit
manajemen disertai dengan melakukan analisis data dengan dilandasi dengan teori yang
relevan dengan masalah yang diteliti pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang
Makassar, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai bahwa:
Penilaian rencana induk produksi pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang
Makassar. Berdasarkan hasil kuesioner dan analisa data yang didapatkan maka pada PT.
Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang Makassar telah melaksanakan proses produksi
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan, memiliki perencanaan produksi yang
disusun setiap tahun beserta anggaran yang dibutuhkan dan membuat skedul produksi terlebih
dahulu serta memiliki perencanaan bahan baku. Akan tetapi, ditemukan adanya kelebihan stok
bahan baku di gudang penyimpangan yang sebenarnya pemakaian bahan baku tersebut relatif
sedikit. Hal ini dikarenakan perencanaan kebutuhan bahan baku masih tidak sesuai dengan
realisasi penggunaan bahan baku (kurang efisien).
Peralatan dan Fasilitas Produksi yang dimiliki oleh PT. Charoen Pokhpand Indonesia,
Tbk cabang Makassar Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi telah sesuai
dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan. Peralatan dan fasilitas produksi yang ada
cukup efisien tetapi ada beberapa peralatan yang belum terdapat instruksi tertulis pemeliharaan
dan perawatan peralatan produksi. Sehingga diharapkan dengan adanya instruksi tertulis pada
setiap peralatan maka efisiensi dan efektivitas peralatan dapat dirasakan jangka panjang.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan melalui kuesioner, observasi, dan
wawancara pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk cabang Makassar, peneliti
memberikan masukan bagi perusahaan, yaitu: Perencanaan bahan baku harus disusun oleh
beberapa departemen terkait dan mengomunikasikan secara efektif sehingga pelaksanaan
produksi dan perencanaan pada departemen khususnya pemasaran bisa sejalan serta tidak
terjadi penumpukan bahan baku di gudang, Perusahaan harus memberikan prosedur tertulis
mengenai pemeliharaan dan perawatan peralatan sehingga produk yang dihasilkan dapat
maksimal dan menjaga umur peralatan produksi.
38
DAFTAR PUSTAKA
https://cp.co.id/wp-content/uploads/2023/05/Annual-Report-CPIN-2022.pdf
https://investasi.kontan.co.id/news/charoen-pokphand-cpin-bukukan-kenaikan-penjualan-10-
pada-2022
https://repository.bsi.ac.id/repo/files/60220/download/File_16-BAB-III-ANALISA-SISTEM-
BERJALAN.pdf
https://cp.co.id/?p=1241
https://cp.co.id/wp-content/uploads/2023/04/Sustainability-Report-CPIN-2022.pdf
https://bisnis.tempo.co/read/102201/charoen-pokphand-indonesia-akuisisi-enam-perusahaan
https://www.scribd.com/embeds/265756776/content?start_page=1&view_mode=scroll&acce
ss_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
39