Anda di halaman 1dari 27

Definisi 4 Simpul Pengamatan

Epidemiologi Lingkungan
Simpul pertama (A) / Sumber
Penyakit
• Simpul pertama (A) adalah Studi komponen lingkungan
pada sumbernya atau lazim dikenal sebagai Emisi
(Emission inventory). Gunanya untuk menentukan
sejauh mana potensi bahaya komponen lingkungan
yang mungkin ditimbulkannya. Misalnya angka
prevalensi penderita hepatitis
• atau typhoid dalam satu wilayah dapat mencerminkan
potensi penyebaran penyakit yang bersangkutan,
jumlah pabrik yang memiliki limbah; logam berat pada
titik buangan, dan lain-lain dapat menggambarkan
potensi masalah kesehatan lingkungan
Simpul kedua (B) / Komponen
Lingkungan Sebagai Media Transmisi
• Simpul kedua (B) adalah Pengukuran komponen
pada “ambient” atau lingkungan. Umumnya
komponen lingkungan berada dalam
media/wahana lingkungan, misalnya Studi
dengan melakukan monitoring tingkat
pencemaran air, residu pestisida dalam makanan,
kadar tetrasiklin dalam jeruk dan lain-lain. Dari
informasi yang diperoleh dapat kita perkirakan
potensi bahaya dari komponen-komponen
tersebut. Apalagi bila diketahui tingkat konsumsi
rata-rata dari penduduk yang bersangkutan.
Simpul ketiga (C) / Tubuh Manusia
• Simpul ketiga (C) adalah studi epidemiologi
yang sering kita lakukan. Studi pada simpul ini
mempelajari hal-hal setelah agents penyakit
mengadakan interaksi dengan sekelompok
penduduk atau dengan kata lain, setelah
komponen lingkungan masuk ke dalam tubuh,
di mana dalam dosis cukup telah timbul
keracunan.
Simpul keempat (D) / Dampak
Kesehatan
• Simpul keempat (D) adalah studi gejala penyakit, atau
bila komponen lingkungan telah menimbulkan dampak.
Tahap ini ditandai dengan pengukuran gejala sakit, baik
secara klinis atau subklinis. Angka prevalensi, insidensi
dan mortality merupakan ukuran-ukuran studi
epidemiologi simpul D. Namun, umumnya studi
dengan menggunakan simpul indikator D ini, dewasa
ini masih memiliki kelemahan bila terpaksa harus
mengambil data sekunder, misalnya di Puskesmas. Hal
ini karena sistem pencatatan dan pelaporan yang masih
kurang sempurna. Sehingga umumnya dilakukan
dengan mengambil data primer.
VARIABEL EPIDEMIOLOGI
• Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang
menggambarkan penyebaran atau distribusi
frekuensi penyakit yang terjadi di masyarakat
berdasarkan variabel epidemiologi yang
mempengaruhinya. Variabel epidemiologi
tersebut dikelompokkan menurut orang,
tempat dan waktu.
Variabel Orang (Person)
• Variabel orang atau person adalah variabel yang
menelaah tentang “who” atau siapa. Untuk
mengidentifikasi seseorang terdapat variabel
yang tidak terhingga banyaknya, tetapi dipilih
variabel yang digunakan sebagai indikator yang
menjadi ciri dari seseorang. Variabel orang dalam
epidemiologi adalah karakteristik individu yang
ada hubungannya dengan keterkaitan atau
kerentanan terhadap suatu penyakit. Untuk
menentukan variabel mana yang dapat digunakan
sebagai indikator, sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan dan saranan yang ada.
Umur
Umur adalah faktor yang paling penting
diantara variabel lainnya. Hal ini karena umur
mempengaruhi kemungkinan seorang
manusia untuk terpajan, misalnya anak-anak
terpajan masalah penyakit yang timbul pada
masa anak-anak dan demikian pula orang
dewasa. Variabel umur juga merupakan hal
yang penting karena semua rate morbiditas
dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir
selalu berkaitan dengan umur.
• Hubungan Umur dengan Mortalitas
Secara umum kematian dapat terjadi pada
setiap golongan umur, tetapi dari hasil survey
dikatakan bahwa frekuensi kemuatian pada setiap
umur berbeda.
• Hubungan Umur dengan Mordibilitas
Suatu penyakit dapat menyerang semua
golongan umur, tetapi ada beberapa penyakit
tertentu menyerang golongan umur tertentu.
Penyakit-penyakit kronis mempunyai
kecenderungan meningkat dengan bertambahnya
umur, sedangkan penyakit akut tidak mempunyai
suatu kecenderungan yang jelas.
Jenis Kelamin

• Secara umum setiap penyakit menyerang manusia baik


laki-laki maupun perempuan, namun ada beberapa
penyakit mempunyai frekuensi berbeda antara laki-laki
dengan perempuan. Hali ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu perbedaan pekerjaan, pola atau
kebiasaan hidup, faktor genetik atau kondisi fisiologis.
• Perbedaan angka kematian ini disebabkan oleh faktor-
faktor yang ada dalam diri seseorang, yaitu genetik,
yang berhubungan langsung dengan faktor jenis
kelamin, selain itu faktor hormonal juga bisa
dihubungkan dengan perbedaan angka kesakita
tersebut yang berkaitan dengan jenis kelamin.
Ras
• Pengelompokan menurut ras didasarkan pada
warna kulit dan bentuk tubuh. Dikenal ada 3
ras utama, yaitu ras kulit putih, ras kulit hitam,
dan ras kulit kuning atau sawo matang.
Adanya penyakit yang secara genetik
berhubungan erat dengan ras yaitu sickle cell
disease.
Suku Bangsa
• Klarifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa atau ras
sulit dilakukan baik secara praktis maupun konseptual,
tetapi karena perbedaan besar mengenai frekuensi dan
beratnya penyakit diantara suku bangsa maka
dibuatlah klarifikasi walaupun telah terjadi kontroversi.
• Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan ras
atau suku bangsa berkaitan dengan faktor genentik dan
faktor lingkungan yaitu penyakit sickle cell anemia,
hemofilia, kelainan biokimia seperti glukosa 6 fosfatase
dan karsinoma lambung.
Pekerjaan

• Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya suatu


penyakit dikarenakan oleh sebab-sebab sebagai berikut:
• Ø Adanya faktor lingkungan yang langsung menimbulkan
kesakitan
• Ø Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress
• Ø Ada tidaknya “gerak badan” di dalam pekerjaan
• Ø Berkerumunnnya orang-orang di tempat yang sempit
sehingga dapat terjadi penularan penyakit antar pekerja
• Ø Penyakit karena cacing tambang diketahui terkait dengan
pekerjaan di tambang.
Penghasilan
• Besar penghasilan sering dikaitkan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan
lebih mudah mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik, membeli obat, dan
sebagainya. Namun, tidak pada masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
Golongan etnik
• Setiap golongan etnik memiliki perbedaan
dalam kebiasaan makan sehingga dapat
menyebabkan adanya perbedaan dalam angka
kesakitan dan kematian. Namun, hubungan
antara angka kesakitan dan angka kematian dan
golongan etnik juga harus dikaitkan dengan umur
dan jenis kelamin. Selain itu, di dalam variabel
golongan etnik, lingkungan juga dapat
mempengaruhi terjadinya suatu penyakit.
Contohnya penyakit kanker lambung.
Variabel Tempat
• Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya masalah kesehatan
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan
penjelasan mengenai etiologi penyakit. Keterangan yang dapat diperoleh dari
penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya masalah kesehatan
adalah:
• Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah.
• Dengan diketahuinya penyebaran penyakit di suatu daerah, maka dapat diketahui
dengan tepat masalah-masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut sehingga
dapat diidentifikasikan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat.
• Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu daerah.
• Jika telah diketahui jumlah dan jenis masalah kesehatan, dapat disusun program
kesehatan yang tepat untuk daerah tersebut sehingga masalah kesehatan dapat
diatasi dengan lebih efektif dan pemakaian sumber daya yang lebih efisien.
• Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di suatu
daerah.
• Keterangan tentang penyebab masalah kesehatan ini dapat diperoleh dengan
membandingkan hal-hal khusus yang ada dan tidak ada pada suatu daerah.
Perbedaan tentang hal-hal tersebut, mungkin merupakan penyebab timbulnya
masalah kesehatan yang dimaksud.
• Keadaan-keadaan khusus yang merupakan karakteristik tempat
yang berhubungan dengan masalah kesehatan, antara lain dapat
berupa:
– Kondisi Geografis
• Kondisi geografis berkaitan dengan letak wilayah, struktur tanah,
curah hujan, sinar matahari, angin, kelembapan udara, suhu udara,
daerah pegunungan, pantai, daratan.

– Kondisi Demografis

• Kondisi penduduk (Demografi) sangat menentukan perbedaan
penyebab penyakit menurut tempat. Kondisi demografis dapat
berkaitan dengan jumlah dan kepadatan penduduk, genetis dan
etnis, variasi kultural, dan sebagainya.
– Kondisi Pelayanan Kesehatan
• Kondisi pelayanan kesehatan berkaitan dengan jumlah dan cakupan
pelayanan kesehatan, mutu layanan kesehatan yang
diselenggarakan serta program higiene dan sanitasi.
• Berdasarkan luasnya daerah yang terserang suatu masalah
kesehatan, penyebaran menurut karakteristik tempat ini
secara umum dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
– Penyebaran pada suatu wilayah (setempat/lokal)
• Penyebaran penyakit hanya ditemukan pada satu wilayah
saja, dimana pembagian menurut wilayah yang sering
digunakan adalah desa dan kota, yang masing-masing
mempunyai ciri tersendiri yang khas sehingga mempunyai
gambaran penyakit yang berbeda-beda.
– Penyebaran pada beberapa wilayah
• Penyebaran penyakit ditemukan pada beberapa wilayah
misalnya beberapa kelurahan, beberapa kecamatan dan
sebagainya.
– Penyebaran pada suatu negara (nasional)
• Penyebaran masalah kesehatan pada suatu negara
ditemukan di semua wilayah yang ada dalam negara
tersebut. Masalah yang ditimbulkan berbeda-beda,
tergantung dari keadaan geografis dan luasnya suatu
negara.
– Penyebaran pada beberapa negara (regional)
• Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa Negara, di mana
masuknya suatu penyakit ke suatu negara, dipengaruhi oleh faktor-
faktor:
• Kondisi geografis suatu negara,
• Kondisi geografis tertentu dapat menyebabkan suatu penyakit
dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut, misalnya Negara
yang memiliki suhu tinggi cenderung sering menyebabkan
dehidrasi.
• Hubungan antar Negara
• Hal ini berkaitan dengan apakah letak negara tersebut berdekatan
dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaimana sistem
transportasi antar negara, bagaimana hubungan antar penduduk,
dan lain-lain.
• Penyebaran pada banyak negara (Internasional).
• Masalah kesehatan bisa ditemukan di banyak negara, seiring
dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi sangat
terjadi.
Variabel Waktu
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus
diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas
dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan
laporan insidensi dan pravelansi penyakit selalu
didasarkan pada waktu. Mempelajari morbiditas
berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui
hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau
fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran
pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena
terjadinya perubahan kelembapan udara atau
kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada
waktu malam hari.
• Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari:
• 1) Variasi Jangka Pendek
• a. Sporadis
• Kejadian ini relatif berlangsung singkat, umumnya berlangsung di
beberpa tempat, dan pada waktu pengamatan masing-masing
kejadian tidak saling berhubungan, misalnya dalam proses
penyebarannya. Contoh: penyebaran penyakit DHF
• b. Endemis
• Penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat atau
prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di suau tempat.
• c. Pandemis
• Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara atau seluruh
benua. Misalnya: Flu (1914), Kholera (1940), AIDS (1980), SARS
(2003).
– Epidemis
• Kenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung secara cepat
dan dalam jumlah yang secara bermakna melebihi insidens yang
diperkirakan.
• Variasi Berkala
• Kecenderungan Sekuler (secular trend)
• Kecenderungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar
biasa dalam waktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai
beberapa dasawarsa. Kecenderungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular
maupun penyakit infeksi non-menular. Misalnya, terjadinya pergeseran pola
penyakit menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi di negara maju pada
beberapa dasawarsa terakhir.
• Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan dalam penilaian
keberhasilan upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit. Kecenderungan
sekuler juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
mortalitas.
• Dalam mempelajari kecenderungan sekuler tentang mortalitas, harus dikaitkan
dengan sejauh mana perubahan pada insidensi dan sejauh mana perubahan
tersebut menggambarkan kelangsungan hidup penderita.
• Angka kematian akan sejalan dengan angka insidensi (insidence rate) pada
penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama setelah diagnosis, misalnya
karsinoma paru-paru karena memenuhi kriteria di atas.
• Variasi Siklik
• Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun,
tergantung dari jenis penyakitya, misalnya epidemi campak biasanya berulang
setelah dua-tiga tahun kemudian. Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit
menular karena penyakit non-infeksi tidak mempunyai variasi siklik.
• Variasi Musim
• Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi
penyakit yang terjadi dalam satu tahun. Dalam mempelajari morbiditas dan
mortalitas, variasi musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena
siklus penyakit terjadi sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.
• Variasi musim sangat penting dalam mengganalisis data epidemiologi tentang
kejadian luar biasa untuk biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu
penyakit yang diakibatkan variasi musim atau memang terjadinya epidemi. Bila
adanya variasi musim tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang
salah tentang timbulnya kejadian luar biasa.
• Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada
penelitian epidemiologis karena penelitian yang dilakukan pada musim yang
berbeda akan menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula.
Penyakit-penyakit yang mempunyai variasi musim antara lain: diare, influenza, dan
tifus abdominalis.
• Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik
karena terjadinya berulang, tetapi disini dipisahkan karena pada variasi musim,
terulangnya perubahan insidensi penyakit dalam wakt yang pendek sesuia dengan
perubahan musim, sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi
penyakit terjadi lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang satu atau dua
tahun sekali.
• Variasi Random
• Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi karena adanya bencana
alam seperti banjir dan gempa bumi.
• Perubahan-perubahan penyakit menurut waktu dapat
menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis.
Manfaat mengetahui penyebaran menurut karakteristik
waktu adalah untuk mengetahui:
• Kecepatan perjalanan penyakit
• Jika suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar
dengan pesat menunjukkan perjalanan penyakit tersebut
berlangsung dengan cepat.
• Lama terjangkitnya suatu penyakit
• Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat diketahui dengan
memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya
penyakit dan keterangan tentang kehilangan penyakit
tersebut.
• 1). Penyebaran pada suatu saat

• Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu , dapat dibedakan


menjadi 4 macam, yaitu:
• 1). Penyebaran pada suatu saat
• Beberapa kondisi khusus yang ditemukan pada penyebaran
penyakit pada satu saat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1Point – Source Epidemic
• Sering disebut juga Common Source Epidemic yaitu suatu keadaan
wabah yang ditandai oleh:
• Timbulnya gejala penyakit (omset penyakit) yang cepat
• Masa inkubasi yang pendek
• Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
• Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat
• Contoh: Keracunan makanan
• 1.2Contagious Diseases Epidemic
• Sering disebut juga Propagated Epidemic yaitu
suatu keadaan wabah yang ditandai oleh:
• Timbulnya gejala penyakit (omset penyakit) yang
pelan
• Masa inkubasi yang panjang
• Episode penyakit merupakan peristiwa majemuk
• Waktu munculnya penyakit tidak jelas
• Hilangnya penyakit dalam waktu yang lama
• Contoh: Wabah penyakit menular.
Penyebaran pada satu kurun waktu
• Sering disebut juga Clustering Menurut Waktu. Penyebaran ini dapat digunakan
untuk mencari penyebab penyakit.

• 3). Penyebaran Siklus


• Penyebaran ini terjadi jika frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun
menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu (minggu,
bulan, tahun); menurut keadaan cuaca tertentu (musim hujan, musim panas);
menurut peristiwa tertentu (musim panen, paceklik).
• Timbulnya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang ditularkan melalui
vektor secara siklus ini berhubungan dengan:
• Kondisi yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang bersangkutan,
misalnya apakah temperatur atau kelembapan memungkinkan transmisi.
• Tempat perkembangbiakan alami dari vektor untuk menjamin adanya kepadatan
vektor yang perlu dalam transmisi.
• Adanya kerentanan
• Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang rentan yang
menyebabkan mereka terserang oleh “vektor borne disease” tertentu.
• Menetapkan kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit
• Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui

• 4). Penyebaran Sekular
• Penyebaran ini terjadi jika perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang
cukup lama , misalnya lebih dari 10 tahun.

Anda mungkin juga menyukai