Anda di halaman 1dari 19

Variabel Epidemiologi

Wini hadiyani
Pola Penyakit Variabel orang, tempat dan waktu.

• Frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan


(khususnya penyakit) bervariasi menurut
1. karateristik orang (person),
2. tempat (place) dan
3. waktu (time).
Selain itu dalam kegiatan analisis epidemiologi
membutuhkan kesadaran adanya interaksi antara
orang, tempat dan waktu dalam menimbulkan
penyakit
Tempat (Place)

• Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit


berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
• Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
1. Batas daerah-daerah pemerintahan
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam
(pegunungan, sungai, laut
atau padang pasir)
4. Negara-negara
5. Regional
 
Batas-batas daerah pemerintahan
• Batas-batas alam etiologi penyakit
• Kekhususan pola penyakit dg batas2 alam Keadaan linkungan :
- temperatur,
- kelembaban,
- turun hujan,
- ketinggian diatas permukaan laut,
- keadaan tanah,
- sumber air,
- kemajuan ekonomi,
- pendidikan, industri,
- pelayanan kesehatan,
- bertahannya tradisi-tradisi
- faktor-faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan
kesehatan,
- sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular tertentu, reservoir
penyakit menular tertentu, dan susunan genetika), dan sebagainya
Kota dan Pedesaan
• Keadaan alam
• Dampak migrasi ke kota atau ke desa terhadap
pola penyakit, di kota maupun di desa itu sendiri.
• Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam
mengubah pola penyakit di berbagai daerah
menjadi lebih penting dengan makin lancarnya
perhubungan darat, udara dan laut; lihatlah
umpamanya penyakit demam berdarah.
Variasi Geografis
• Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain
mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai
berikut :
• Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
• Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti
karakteristik demografi.
• Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
• Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi
pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.
• Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu.
Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika
Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi
(manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang
rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen
penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim
ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area”
untuk demam kuning.
• Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu
atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya
Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong
(Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di daerah
yang kekurangan yodium.
Orang (Person)

• Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan
etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
• Umur
• Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur.
• Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan
atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur
yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup
untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan
apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada
penelitian orang lain.
• Didalam mendapatkan laporan umur yang tepat pada masyarakat pedesaan yang
kebanyakan masih buta huruf hendaknya memanfaatkan sumber informasi seperti
catatan petugas agama, guru, lurah dan sebagainya. Hal ini tentunya tidak menjadi soal
yang berat dikala mengumpulkan keterangan umur bagi mereka yang telah bersekolah.
• Jenis Kelamin
• Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi
dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga
pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut.
Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor intinsik.
• Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin
atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena
berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum
minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan
berbahaya, dan seterusnya).
• Sebab-sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan wanita, di
Amerika Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas
untuk mencari perawatan. Di Indonesia keadaan itu belum diketahui. Terdapat
indikasi bahwa kecuali untuk beberapa penyakit alat kelamin, angka kematian
untuk berbagai penyakit lebih tinggi pada kalangan pria.
• Kelas Sosial
• Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan
dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal. Karena hal-hal ini
dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan
maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka
kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.
• Masalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana mendapatkan indikator tunggal bagi
kelas sosial. Di Inggris, penggolongan kelas sosial ini didasarkan atas dasar jenis
pekerjaan seseorang yakni I (profesional), II (menengah), III (tenaga terampil), IV (tenaga
setengah terampil) dan V (tidak mempunyai keterampilan).
• Di Indonesia dewasa ini penggolongan seperti ini sulit oleh karena jenis pekerjaan tidak
memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan. Hubungan antara kelas sosial dan
angka kesakitan atau kematian kita dapat mempelajari pula dalam hubungan dengan
umur, dan jenis kelamin.
• Jenis Pekerjaan
• Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan
yakni :
• Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti
bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
• Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai faktor yang
berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
• Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan; di Amerika Serikat
ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan
mereka yang mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya “gerak badan”.
• Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
proses penularan penyakit antara para pekerja.
• Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan di
tambang.
• Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan
dan pola kesakitan banyak dikerjakan di
Indonesia terutama pola penyakit kronis
misalnya penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, dan kanker.Jenis pekerjaan apa saja
yang hendak dipelajari hubungannya dengan
suatu penyakit dapat pula memperhitungkan
pengaruh variabel umur dan jenis kelamin.
• Penghasilan
• Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena
tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan
sebagainya.
• Golongan Etnik
• Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan
genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-
perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian.
• Didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit
antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus
distandarisasi menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain
yang dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu.
• Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan
keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap
timbulnya suatu penyakit. Contoh yang klasik dalam hal
ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan kanker
lambung.
• Didalam penelitian mengenai penyakit ini di kalangan
penduduk asli di Jepang dan keturunan Jepang di Amerika
Serikat, ternyata bahwa penyakit ini menjadi kurang
prevalen di kalangan turunan Jepang di Amerika Serikat.
Ini menunjukkan bahwa peranan lingkungan penting
didalam etiologi kanker lambung.
• Status Perkawinan
• Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin,
cerai dan janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu
maupun kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan
tertentu.
• Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang
tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada
kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat.
Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih sering
berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-
perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal
dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.
• Besarnya Keluarga
• Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh
karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
• Struktur Keluarga
• Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan
(seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya
tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan
didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan
penyakit menular di kalangan anggota-anggotanya; karena persediaan
harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula
tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak
dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
• Paritas
• Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti
dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak.
Dikatakan umpamanya bahwa terdapat
kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah
lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat
asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit
tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum,
pilorik stenosis dan seterusnya. Tapi kesemuanya
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Waktu (Time)

• Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit


merupakan kebutuhan dasar didalam analisis
epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan
penyakit menurut waktu menunjukkan adanya
perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat
panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka
kesakitan, maka dibedakan :
• Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka
kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu
dan bulan.
• Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya epidemi keracunan makanan
(beberapa jam), epidemi influensa (beberapa hari atau minggu), epidemi cacar (beberapa
bulan).
• Fluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan petunjuk bahwa :
• Penderita-penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir
bersamaan.
• Waktu inkubasi rata-rata pendek.
•  
• Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka
kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa
bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun. Perubahan secara siklus ini didapatkan pada
keadaan dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi
berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun. Peristiwa semacam
ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.
•  
• Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu
yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.

Anda mungkin juga menyukai