(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kesehatan masyarakat)
disusun oleh:
Kelompok 2
Alda Malia Fasha 022015002
Rikke Aprilia Andani 022015029
Sovia Widi 022015043
PRODI D3 KEBIDANAN
Jawaban:
Kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani kata epi berarti diantara, demos
berarti penduduk dan logos berarti ilmu. Ada juga penjelasan lain yaitu epidemi
yang berarti wabah (penyakit) dan logi adalah ilmu. Dengan demikian
epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari terjadinya penyakit pada
populasi manusia (masyarakat). Epidemiologi merupakan ilmu yang dinamis
(terus berkembang), karena jenis penyakit terus berkembang seiring zaman.
Penemuan-penemuan baru tentang berbagai penyakit semakin bertambah. Oleh
karena itu diperlukan adanya tindakan kuratif atau pengobatannya. Epidemiologi
berdasarkan waktu terbagi atas insiden, prevalen, mordibitas, mortalitas.
Berdasarkan tempat yaitu endemis/endemik, epidemi/epidemik, pandemik.
Endemis/endemik yang berarti hanya disuatu tempat dan jumlahnya stabil/tetap.
Epidemi/epidemik yang berarti hanya disuatu tempat tetapi jumlahnya bertambah.
Sedangkan pandemik adalah, penyakit yang sudah menyebar secara global.
Pada mulanya epidemilogi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal
ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja
tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-
penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia didalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-
determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
Tujuan Epidemiologi :
1. Etiologi adalah penyebab penyakit
2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada konsisten dengan
hipotensis dengan ilmu terbaru.
3. Mengembangkan langkah-langkah pengendalian dan prosedur
pencegahan (pembuatan program).
Jawaban:
1. Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan
penyelidikan epidemiologi. Angka angka kesakitan maupun kematian di
dalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur.
Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola
kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi
adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangya interval di
dalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan
umum pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan
umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian
orang lain.
Di dalam mendapatkan laporan umur yang tepat pada masyarakat pedesan
yang kebanyakan masih buta huruf. Hendaknya memanfaatkan sumber
informasi seperti catatn petugas agama, guru, lurah, dan sebagainya. Hal
ini tentunya tidak menjadi soal yang berat dikala mengumpulkan
keterangan umur bagi mereka yang telah bersekolah. Untuk keperluan
perbandingan WHO menganjurkan pembagian pembagian umur sebagai
berikut :
a. Menurut tingkat kedewasaan :
0 14 tahun : bayi dan anak
15 49 tahun : orang muda dan dewasa
50 tahun keatas : orang tua
b. Interval 5 tahun :
Kurang dari 1 tahun
14
59
10 14 dan sebagainya
c. Untuk mempelajari penyakit anak
0 4 bulan
5 10 bulan
11 23 bulan
2 4 tahun
5 9 tahun
9 14 tahun.
2. Jenis kelamin
Angka angka diluar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih
tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di
kalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih
perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat
disebabkan oleh factor factor intrinsik.
Yang pertam diduga meliputi factor keturunan yang terkait dengan jenis
kelamin, atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua di duga oleh
karena berperannya factor factor lingkungan ( lebih banyak pria
menghisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja, bekerja berat,
berhadapan dengan pekerjaan pekerjaan berbahaya, dan seterusnya ).
Seebab sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalanga
wanita, di Amerika Serikat dihubungkandengan kemungkinan bahwa
wanita lebih bebas untuk mencari perawatan . Di Indonesia keadaan
tersebut belum diketahui. Terdapat indikasi nahwa kecuali untuk beberapa
penyakit alat kelamin, angka kematian untuk berbagai bagai penyakit
lebih tinggi ada kalangan pria.
3. Kelas social
Kelas social adalah variable yang sering pula dilihat hubungannya dengan
angka kesakitan atau kematian, variable ini menggambarkan tingka
kehidupan seseorang. Kelas social ini ditenukan oleh unsur unsur seperti
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula
tempat tinggal. Karena hal hal ini dapat mengpengaruhi berbagai aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidaklah
mengherankan apabila kita melihat perbedaan perbedaan dalam angka
kesakitan atau kematian antara berbagai kelas social.
Masalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana mendapatkan
indicator tunggal bagi kelas social. Di inggris penggolongan kelas social
ini didasarkan atas jenis pekerjaan seseorang yakni 1 profesional, II
menengah, III tenaga terampil, IV tenaga setengah terampil dan V tidak
mempunyai keterampilan. Di Indonesia dewasa ini penggolongan seperti
ini sulit oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan
dalam penghasilan. Hubungan antara kelas social dan angka kesakitan atau
kematian kita dapat mempelajari pula dalam hubungan dengan umur,
kelamin.
4. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui
beberapa jalan yakni :
a. Adanya factor factor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan
kesakitan seperti bahan bahan kimia, gas gas beracun, radiasi,
benda benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan
sebagainya.
b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress ( yang telah dikenal
sebagai factor yang berperan pada timbulnya hypertensi, alcus
lambung ).
c. Ada tidaknya gerak badan di dalam pekerjaan ; di Amerika serikat
ditunjukan bahwa penyakit jantung coroner sering ditemukan di
kalangan mereka yang mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya
gerak badan.
d. Karena berkerumun dalam satu tempat yang relative sempit, maka
dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.
e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan di tambang.
5. Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena
tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat.
6. Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,
susunan genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
perbedaan perbedaan di dalam angka kesakitan atau kematian.
Di dalam memeperbandingkan angka kesakitan atau kematian suatu
penyakit antara golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu
harus distandarisasikan menurut susunan umur dan kelamin ataupun factor
factor lain yang dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian
itu.
Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan keterangan mengenai
pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit. Contoh yabg
klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan kanker
lambung. Di dalam penelitian mengenai penyait ini dikalangan penduduk
asli di jepang dan keturunan jepang di Amerika Serikat, ternyata bahwa
penyakit ini menjadi kurang pervalen dikalangan turunan jepang di
Amerika serikat. Ini menunjukan bahwa peranan lingkungan penting di
dalam etiologi kanker lambung.
7. Status perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukan bahwa terdapat hubungan antara angka
kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan
janda; angka kematian antara penyakit penyakit tertentu maupun
kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
Di duga bahwa sebab sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak
kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan
orang orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang
orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau
karena adanya perbedaan perbedaan dalam gaya hidup yang
berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit penyakit tertentu.
8. Besarnya keluarga
Di dalam keluarga yang besar dan miskin, anak anak dapat menderita
oleh karena penghasilan keluarga harus degunakan oleh banyak orang.
9. Struktur keluarga
Struktu keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan ( seperti
penyakit menular, dan gangguan gizi ) dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggapan secara relative
mungkin harus tinggal berdesak desakan di dalam rumah yang luasnya
terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular dikalangan
anggota anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota
keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup
makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang tersedia, dan sebagianya.
10. Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan
kesehatan si ibu maupun si anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat
kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit
penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pyloric stenosis
dan seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.
11. Budaya/agama
Dalam beberapa hal terdapat hubungan antara kebudayaan masyarakat
atau agama dengan frekuensi penyakit tertetu, misalnya :
a. Balanitis, karsnoam penis banyak ditemukan pada orang yang tidak
melakukan sirkumsisi disertai dengan hygiene perorangan yang jelek.
b. Trisinensis jarang terdapat pada orang islam dan yahudi karena mereka
tidak memakan babi.
c. Kelainan fungsi hati jrang ditemukan pada pemeluk agama islam
Karen ajaran agama islam tidak membenarkan meminum alcohol.
12. Golongan darah ABO
Golongan darah juga dapat memengaruhi insidensi suatu penyakit,
misalnya orang orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko
terserang karsinoma lambung, sedangkan golongan darah O lebih banyak
terkena ulkus duodeni.
Jawaban:
3. Variasi Musim
4. Variasi Random
Jika suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat
menunjukkan perjalanan penyakit tersebut berlangsung dengan cepat.
Beberapa kondisi khusu yang ditemukan pada penyebaran penyakit pada satu saat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Sering disebut juga Propagated Epidemic yaitu suatu keadaan wabah yang
ditandai oleh:
Sering disebut juga Clustering Menurut Waktu. Penyebaran ini dapat digunakan
untuk mencari penyebab penyakit.
Penyebaran ini terjadi jika frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun
menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu (minggu, bulan,
tahun); menurut keadaan cuaca tertentu (musim hujan, musim panas); menurut
peristiwa tertentu (musim panen, paceklik).
Timbulnya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang ditularkan melalui
vektor secara siklus ini berhubungan dengan:
Penyebaran ini terjadi jika perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang
cukup lama , misalnya lebih dari 10 tahun.
Jawaban:
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi penyakit.
1) Susunan umur
2) Susunan kelamin
3) Kualitas data, dan
4) Derajat resresentatif dari data terhadap seluruh penduduk.
Jawaban:
Untuk mengidentifikasi penyebab penyakit dan factor factor risiko terjadinya
penyakit yang bias menyerang ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas (
42 hari setelah persalinan ) serta pada bayi dalam kandungan hingga dilahirkan
sampai balita dan diharapkan akan mendapat teknik pencegahannya termasuk
evaluasi program kesehatan dan program intervensinya.
KESIMPULAN
Peran epidemiologi adalah sebagai alat dan sebagai metode atau pendekatan suatu
masalah. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah
selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah (orang), dimana penyebaran
masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Variabel person berkaitan dengan umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, pekerjaan,
ras, suku bangsa, perkawinan, besarnya keluarga, dan golongan darah.
Pada variabel waktu dibahas mengenai kecepatan perjalanan penyakit, dan lama
terjangkitnya suatu penyakit.
SARAN
Dalam epidemiologi tedapat tiga variabel yaitu orang (person), waktu (time) dan
tempat (place). Sebaiknya para peneliti dan para surveilans lebih menekankan dan
menjabarkan secara rinci variabel-variabel yang ada dalam suatu masalah
sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan rinci. Dengan mengetahui
penyebab variabel dalam suatu penyakit, akan mudah diketahui pencegahan serta
penekanan angka kesakitan dan kematian dalam penyakit tersebut.
Sumber:
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu,
direncanakan dalam suatu system desentralisasi, dengan kegiatan pelayanan yang
senantiasa bersifat promotif untuk mengentaskan kesehatan masyarakat, oleh
tenaga kesehatan profesional bersama masyarakat yang partisipatif. Selain itu,
dalam paradigma sehat ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak semata-
mata dilihat dari penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indikator
negatif), tetapi lebih ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka
kesehatan (indikator Positif). Nilai indikator positif ini diperoleh sebagai dampak
dari upaya kesehatan promotif yang telah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
professional dan didukung besarnya penempatan biaya upaya promotif yang
sesuai. Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan
kesehatan masyarakat dititik beratkan pada : 1. Promosi kesehatan, peningkatan
vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit
melalui olah raga, fitness dan vitamin. 2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi
pada ibu hamil, bayi dan anak. 3. Pencegahan pengendalian penanggulangan,
pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk
(melalui perubahan perilaku). 4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit,
(15%) melalui pelayanan medis. Paradigma sehat merupakan strategi
pembangunan kesehatan untuk semua sehat di tahun 2010, dimana mengarah
kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif yang dikenal
dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya
menekankan pada upaya penanganan orang-orang sakit.
Indeks fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang atau
sekelompok perempuan. Menyangkut banyaknya bayi dilahirkan hidup.
indeks morbiditas mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok
yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi
& Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap
kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi.
a. Angka insidensi
Batasan untuk angka insidensi ialah proporsi kelompok individu yang
terdapat dalam penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tidak sakit
dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembimbing pada
proporsi tersebut adalah kasus baru.
b. Angka prevalensi adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama
dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok
masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah
seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau
Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk)
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk
Kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan
kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)
Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam
Epidemiologi antara lain :
1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate )
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
11. Case Fatality rate ( CFR )
Sumber:
http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/makalah-tentang-masalah-kesehatan.html
TUGAS III
1. Apa yang dimaksud dengan PWS KIA?
Jawab:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan AKI dan AKB di indonesia masih tinggi hal ini disebabkan oleh
kematian persalinan yang diantaranya perdarahan 40 %, infeksi 30%, toksemia 20
%. Untuk mengatasi masalah tersebut pelayanan KIA dituntut meningkat baik
jangkauan maupun mutunya. Dalam pelaksanaannya pelayanan KIA perlu di
pantau terus menerus untuk mengetahui gambaran tentang kelompok mana yang
dalam wilayah yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan
ibu dan anak tersebut, maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan
pemecahan masalahnya.untuk memantau dan memecahkan masalah tersebut maka
cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem PWS-KIA.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Tujuan umum
Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa
PEMBAHASAN
Pengertian PWS-KIA
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi
dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan
dalam pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam
memecahkan masalah non teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan
risiko. Pelaksanaan PWS KIA baru berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut
berupa perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA. PWS KIA dikembangkan
untuk intensifikasi manajemen program. Walaupun demikian, hasil
rekapitulasinya di tingkat puskesmas dan kabupaten dapat dipakai untuk
menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula
rekapitulasi PWS KIA di tingkat propinsi dapat dipakai untuk menentukan
kabupaten yang rawan.
Pelayanan ANC
Standart minimal 5 T:
Frekuensi ANC
Pertolongan Persalinan
Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani
Anak > 4
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145
cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat
kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole >
140 mmHg, diastole > 90 mmHg).
Eklampsia
Persalinan prematur
Kehamilan ganda
DDRT neonatal
Grafik PWS-KIA
Grafik cakupan K1
Grafik cakupan K4
Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis
vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur
masing2
Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik ()
Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun ()
Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap ()
Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk
pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab
rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara
spesifik
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11
6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23
tahun diisikan pada kolom 7
9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka,
misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10
1 2-4 5
12 13 14 15 16 17 18
12, 13, 14: diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan,
misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 pada kolom 13 15: diisi tanggal
ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada trimester III 16: diisi tanda ()
bila TB ibu < 145 cm 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr%
18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95 mmHg
19 20 21 22 23 24 25
19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non
kesehatan, K = kesehatan
21, 22: diisi tanda () bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT ulang
Kunjungan ibu
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J
A S O N D
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45 46 47 48 49
26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil dan
kode:
O Untuk K 1
# Untuk K 4
* Untuk persalinan
LM LH
50 51 52 53 54 55 56 57
50,51,52: diisi tanda () sesuai penolong persalinan; TK = tenaga kesehatan, DT =
dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali
kunjungan)
56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2
tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan
1 2 3 4 5 6
1: diisi no urut
0-7 Hr 8 Hr-1 Bl
7 8 9 10 11
9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb, dan
ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)
Hasil Penimbangan
J F M A M J J A S O N D
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
12 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R =
bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)
Kolom 12, 13, 14, 15, 16: berturut turut ditulis AE 2, AE 3, AE 4, AE 5, AE 6 (
ASI Eksklusif ke 1,2,3,4,5,6)
Imunisasi
24 25 26 27 28
29 30 31 32 33
34
33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan
diare
34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sumber:
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2009/11/pws-kia.html