Disusun oleh :
Kelompok 2
2 DIV A
a. Ketentuan Umum
Pasal 1
1. Kesehatan adalah keadaan kesejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup yang produktif secara social dan
ekonomis.
6. Implan adalah bahan berupa obat dan atau alat kesehatan yang
ditanamkan ke dalam jaringan tubuh untuk jaringan memelihara
kesehatan, pengetahuan dan penyembuhan penyakit pemulihan
kesehatan dan atau kosmetika.
10. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galanek) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun-menurun talah
digunakan untuk penobatan berdasarkan pengalaman.
11. Alat Kesehatan adalah instrument, apparatus mesin Implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur
dan memperbaiki fungi tubuh.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yang sama alam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal.
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
e. Upaya Kesehatan
Pasal 10
Pasal 11
Kesehatan keluarga
Perbaikan gizi
Kesehatan lingkungan
Kesehatan kerja
Pemberantasan penyakit
Penyembuhan penyakit
Penyembuhan penyakit dan pemulihan penyakit
Kesehatan sekolah
Kesehatan olahraga
Pengobatan tradisional
Kesehatan matra
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 1
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kemampuan agar tetap produktif.
Pasal 20
Pasal 21
Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau
label yang berisi:
Ketentuan lainnya.
Pasal 22
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pemerintah melakukan pengobatan dan perawatan, pemulihan dan
penyaluran bekas penderita gangguan jiwa yang telah selesai menjalani
pengobatan dan atau perawatan ke dalam masyarakat.
Pasal 26
Pasal 27
f. Ketentuan Pidana
Pasal 80
Pasal 23
Pasal 24
HIDUP
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pada PP LH No. 4 Tahun 1982 dinyatakan Lingkungan Hidup merupakan sistem
yg meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non-hayati, lingkungan
buatan, dan lingkungan sosial, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
10.Keputusan MENLH Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
11.Keputusan MENLH Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batu Bara.
16.Keputusan MENLH Nomor 202 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas atau
Tembaga.
8.Keputusan MENLH Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan
Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.
Izin atau perizinan atau Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air adalah
suatu bentuk instrumen pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan
hidup, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).
Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air atau yang biasa juga dikenal
dengan Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) ke Sumber Air diatur dalam
Peraturan Pemerintah
Lebih lanjut, landasan hukum terkait Izin Pembuangan air limbah ke sumber
air ditetapkan dalam Permenlh Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air (Permenlh Pengendalian Pencemaran Air).
2). Melampirkan izin-izin lain yang berkaitan dengan pendirian usaha dan/atau
kegiatan, pendirian bangunan dan persyaratan lain yang terkait dengan
pembangunan atau operasional sistem pengelolaan air limbah.
3. Kajian dampak pembuangan air limbah yang dapat diambil dari dokumen
AMDAL, UKL-UPL atau dokumen lingkungan lain yang dipersamakan dengan
dokumen dimaksud yang telah mengkaji dampak pembuangan air limbah
terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air
tanah, dan kesehatan masyarakat dengan lengkap.
Namun, apabila setelah berlangsung lebih dari 90 hari kerja sejak pengajuan
permohonan izin, pihak yang berwenang Bupati/ Walikota TIDAK menerbitkan
izin pembungan air limbah maka,
Baku mutu air limbah sering hanya dituliskan mengacu pada peraturan yang
berlaku.
Baku mutu yang di cantumkan hanya satu, sedangkan jenis air limbahnya
lebih dari satu (contoh : industri gula hanya mencantumkan baku mutu air
limbah proses sedangkan air jatuhan kondensor tidak dicantumkan). Baku mutu
air limbah yang di cantumkan tidak sesuai dengan kegiatan yang ada (contoh :
industri perikanan namun yang dicantumkan bakumut uair limbah sawit)
Pencantuman dan kekeliruan masa berlaku izin. (Masa berlaku izin yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundangan adalah 5 tahun
DAFTAR PUSTAKA
https://newberkeley.wordpress.com/2015/09/19/pengendalian-pencemaran-air-
pengaturan-hukum-izin-pembuangan-limbah-cair-ke-perairan/
http://putrianggraini29.blogspot.com/2014/02/peraturan-perundang-undangan-
lingkungan.html
http://mahalipan.blogspot.com/2012/06/i.html