Anda di halaman 1dari 29

UNDANG UNDANG KESEHATAN

UU RI No. 23 TAHUN 1992


TENTANG KESEHATAN

 UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan


(selanjutnya disebut UU Kesehatan) berisi
peraturan-peraturan hukum yang bertujuan
untuk peningkatan derajat kesehatan seluruh
anggota masyarakat.
 UU ini melibatkan instansi-instansi terkait dan
juga melibatkan pemberi pelayanan kesehatan
(medical providers) dan penerima pelayanan
kesehatan (medical receivers)
 UU kesehatan ini merupakan produk
hukum yang bernuansa luas di bidang
kesehatan, sehingga 9 UU di bidang
kesehatan yang telah ada sebelumnya
harus dicabut, karena sudah diakomodir
dalam UU ini termasuk diantaranya
 UU tentang Pembukaan Apotek (1953)
 UU Pokok Kesehatan (1960)
 UU tentang Tenaga Kesehatan (1963)
 UU tentang Hygiene (1966)
 UU tentang Kesehatan Jiwa (1966)
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
DAN
HUKUM KESEHATAN

Sama-sama mengenai ketentuan-ketentuan hukum


yang berkaitan dengan bidang kesehatan
HUKUM KESEHATAN DAN
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
 Pengetahuan hukum kesehatan harus
diketahui dan didalami, karena
pengetahuan ini akan memberi wawasan
tentang ketentuan-ketentuan hukum yang
berhubungan dengan pelayanan
kesehatan sehingga dalam menjalankan
profesinya, setiap tenaga kesehatan
selalu berada pada jalur yang aman, tidak
melanggar etika dan ketentuan hukum.
Hal yang harus dipahami para
dokter dan tenaga kesehatan :
 Adanya landasan hukum dan transaksi terapetik antara
dokter dengan pasien (kontrak terapetik)
 Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban pasien
serta hak dan kewajiban dokter
 Mengetahui adanya wajib simpan rahasia kedokteran,
rahasia jabatan, dan pekerjaan
 Memahami dalam situasi dan keadaan apa rahasia
jabatan dan pekerjaan boleh dikesampingkan
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang standar
pelayanan medik dan standar profesi medik
 Pemahaman tentang malpraktik medik, Penanganan
penderita gawat darurat, rekam medis, euthanasia
 Pemahaman transplantasi organ dan jaringan tubuh, riset
biomedik, aspek hukum kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja, dll.
 Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan
dan ketentuan hukum dalam bidang kesehatan,
tidak saja di bidang kedokteran, tetapi mencakup
seluruh bidang kesehatan seperti farmasi, obat-
obatan, rumah sakit, kesehatan jiwa, kesehatan
masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan
lingkungan, hygiene, dll

Hukum kesehatan
 Kalangan kesehatan harus tetap menyadari
bahwa dalam menjalankan profesi kesehatan
mereka tidak saja bertanggung jawab
terhadap kesehatan pasien (professional
responsibility) tetapi juga bertanggung
jawab di bidang hukum (legal responsibility)
terhadap pelayanan yang diberikan
PERSPEKTIF UU KESEHATAN
 Pandangan ke depan dari keberadaan
undang-undang ini.
 Secara umum, yang diharapkan dari undang-
undang ini adalah fungsinya sebagai :
a. Alat untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
meliputi upaya kesehatan dan sumber daya
b. Penjangkau perkembangan yang makin kompleks
yang akan terjadi dalam kurun waktu mendatang
c. Pemberi kepastian dan perlindungan hukum
terhadap pemberi dan penerima jasa pelayanan
kesehatan
SISTEMATIKA UU KESEHATAN
Bab I Ketentuan Umum
Bab II Asas dan Tujuan
Bab III Hak dan Kewajiban
Bab IV Tugas dan Tanggung Jawab
Bab V Upaya Kesehatan
Bab VI Sumber Daya Kesehatan
Bab VII Peran Serta Masyarakat
Bab VIII Pembinaan dan Pengawasan
Bab IX Penyidikan
Bab X Ketentuan Pidana
Bab XI Ketentuan Peralihan
Bab XII Ketentuan Penutup
 Tujuan utama dari ke-12 bab yang
mengandung 90 pasal ini adalah untuk
mencapai terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal bagi setiap orang melalui
pembangunan kesehatan, yaitu dengan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat.
 UU ini mengatur hak dan kewajiban serta tugas
dan tanggung jawab setiap orang
 Upaya kesehatan dijabarkan secara jelas mulai
dari kesehatan keluarga, kesehatan kerja,
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit,
kesehatan olah raga dan lain-lain sampai pada
kesehatan matra
 Dirinci tentang sumber daya kesehatan yang
mencakup perangkat keras seperti sarana,
prasarana, dan peralatan serta perangkat lunak
seperti manajemen, pembiayaan dan SDM yang
mendukung terselenggaranya upaya kesehatan
Beberapa Pengertian dalam
Ketentuan Umum
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah setiap tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan
5. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis
untuk memindahkan organ dan atau jaringan
tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang
lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ dan
atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik
6. Implan adalah bahan berupa obat dan atau alat
kesehatan yang ditanamkan ke dalam jaringan
tubuh untuk tujuan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan dan penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan atau kosmetika
7. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan
atau perawatan dengan cara, obat, dan
pengobatannya yang mengacu kepada
pengalaman dan keterampilan turun temurun,
dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat
8. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik
dan mental guna menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah secara bermakna baik
lingkungan darat, udara, angkasa, maupun air
 Pengertian “tenaga kesehatan” dalam Undang-
undang Tenaga Kesehatan ytahun 1963, tenaga
kesehatan dibagi atas
 Tenaga kesehatan sarjana : dr, drg, apoteker
 Tenaga kesehatan sarjana muda : asist apoteker,
bidan, perawat nutrisionist, dll
 Pengertian “tenaga kesehatan” yang baru,
biarpun seorang menyandang titel dokter, bidan,
perawat, tetapi tidak mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan, maka mereka tidak lagi
termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan
Beberapa Kutipan dari
Undang-undang Kesehatan
Asas (Pasal 2)
Pembangunan kesehatan diselenggarakan
berasaskan perikemanusiaan yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
manfaat, usaha bersama, dan
kekeluargaan, adil dan merata,
perikehidupan, dalam keseimbangan, serta
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
Penjelasan
 Yang dimaksud asas manfaat disini adalah memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dan
perikehidupan yang sehat bagi setiap warga negara
 Asas usaha bersama dan kekeluargaan dimaksud bahwa
penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melibatkan seluruh
lapisan masyarakat yang dijiwai semangat kekeluargaan
 Dalam UU ini diharapkan penyelenggaraan kesehatan dapat
dilaksanakan dengan kepercayaan dan kemampuan serta
kekuatan sendiri dengan memanfaatkan potensi nasional
yang ada
 Dalam hal ini perlu ditingkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat yang optimal kepada seluruh
masyarakat.
Tujuan Pembangunan Kesehatan (Pasal 3)

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal
Hak dan Kewajiban
(Pasal 4 dan 5)
 Setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal
 Setiap orang berkewajiban untuk ikut
serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan
Upaya Kesehatan
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilakukan secara menyeluruh terpadu, dan
berkesinambugan (pasal 10)
Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 10 dilaksanakan melalui (pasal 11)
a)Kesejahteraan keluarga
b)Perbaikan gizi
c)Pengamanan makanan dan minuman
d)Kesejahteraan lingkungan
e)Kesehatan kerja
f)Kesehatan jiwa
g)Pemberantasan penyakit
h)Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
i)Penyuluhan kesehatan masyarakat
j)Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
k)Pengamanan zat adiktif
l)Kesehatan sekolah
m)Kesehatan olah raga
n)Pengobatan tradisional
o)Kesehatan matra
Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum
Tiga pasal dibawah ini dikutip agar kalangan kesehatan
mengetahui bahwa UU Kesehatan ini memberikan
perlindungan hukum, baik kepada pemberi maupun penerima
pelayanan kesehatan
Pasal 53 :
1.Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesi
2.Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
3.Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat
melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan
memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang
bersangkutan
4.Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan
peraturan pemerintah
Pasal 54
1. Terhadap tenaga kesehatan yang
melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan
tindakan disiplin
2. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau
kelalaian sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan.
Pasal 55
1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Sanksi Pidana
Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan
jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis
tertentu
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dalam ayat (1) hanya
dapat dilakukan :
a) berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya
tindakan tersebut
b) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung
jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
c) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami
atau keluargannya
d) Pada sarana kesehatan tertentu
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 80
1.Pelanggaran terhadap pasal 15 ayat (1) dan
(2), pidana penjara selama 15 tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000

Ini adalah sebuah contoh sanksi hukum bagi


yang melakukan tindakan medik tertentu
terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi
ketentuan dalam UU kesehatan.
Banyak sanksi hukum yang lain, seperti :
 menghimpun dana dari masyarakat tanpa ada
badan hukum dan izin operasional
 melakukan transplantasi organ atau jaringan tubuh
untuk tujuan komersial
 Melakukan implan atau bedah kosmetik tanpa
keahlian dan kewenangan
 Melakukan upaya kehamilan yang tidak sesuai
dengan ketentuan
 Memproduksi dan mengedarkan sediaan farmasi
berupa obat tradisional atau kosmetika yang tidak
memenuhi standar atau persyaratan dan lain-lain,
diatur dalam bab IX dan X tentang Penyidikan dan
Ketentuan Pidana
Peraturan Pemerintah dan
Keputusan Presiden
 Biarpun UU ini telah diumumkan berlakunya beberapa
tahun yang lalu, namun UU Kesehatan ini belum efektif
berjalan karena 9 Peraturan Pemerintah dan 2 Keputusan
Presiden yang diperlukan untuk menunjang sehingga UU
ini dapat berjalan, sampai kini belum diterbitkan.
 Tetapi sebagai tenaga kesehatan adalah merupakan
kewajiban kita untuk memahami isi dan kandungan UU
ini, sehingga dari sekarang dapat melakukan serta
membantu pemerintah dan masyarakat agar tujuan
peningkatan derajat kesehatan dapat dicapai, dan kita
sebagai tenaga kesehatan dapat melaksanakan tugas ini
pada jalur yang aman

Anda mungkin juga menyukai