Anda di halaman 1dari 8

JATT Vol. 11 No.

1 Juni 2022 : 10 -17


ISSN 2252-3774

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap
Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Kandang Sapi
Response on the Growth and Production of Chili Plants (Capsicum annum L.)
to the Addition of Dosages of Cow Manure

Indra Tangahu1, Muhammad Arief Azis2*, Fitriah Suryani Jamin2


1Alumni Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
2Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jalan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, Moutong, Bone Bolango, 96544
*Correspondence author : muh.arief@ung.ac.id

ABSTRACT
The Purpose of the research is to figure out the response of chili plants growth and
production to the addition of dosages of cow manure and the optimum addition of dosages of
fertilizer. The research employs a randomized block design (RBD) with five levels of
treatments, namely: P0 = control, P1 = 100 g/polybag, P2= 200 g/polybag, P3=300 g/polybag,
P4=400 g/polybag and 3 replications. Findings reveal that the addition of cow manure on the
growth and production of chili plants affects the parameters of plant height. Number of
leaves, number of fruits, and weight of fruits. The best fertilizer treatment is found at a dosage
of 300 g/polybag.
Keywords : cow manure, chili plants, production

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman
cabai terhadap penambahan dosis pupuk kandang dan penambahan dosis pupuk yang
optimum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima taraf
perlakuan, yaitu: P0 = kontrol, P1 = 100 g/polybag, P2= 200 g/polybag, P3=300 g/polybag,
P4=400 g/polybag dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kotoran
sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai berpengaruh terhadap parameter
tinggi tanaman. Jumlah daun, jumlah buah, dan berat buah. Perlakuan pemupukan terbaik
terdapat pada dosis 300 g/polybag.

Kata kunci : pupuk kandang sapi, cabe rawit, produksi

PENDAHULUAN Cabai merupakan komoditas holtikultura


Cabai merah merupakan salah satu yang berprospek cerah, mempunyai
tanaman sayuran penting di Indonesia, kemampuan menaikkan taraf pendapatan
karena mampu memenuhi kebutuhan khas petani, nilai ekonomisnya tinggi,
masyarakat Indonesia akan rasa pedas dari merupakan bahan baku industri,
suatu masakan. Cabai merah dapat dibutuhkan setiap saat sebagai bumbu
memberikan warna dan rasa yang dapat masak, berpeluang ekspor, dapat membuka
membangkitkan selera makan, banyak kesempatan kerja, dan merupakan sumber
mengandung vitamin dan dapat juga vitamin C (Santika, 1999). Faktor-faktor
digunakan sebagai obat-obatan, bahan yang menyebabkan rendahnya
campuran makanan dan peternakan produktivitas cabai antara lain penggunaan
(Setiadi, 2005). benih yang kurang bermutu, teknik

100
Tangahu et al., Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat

budidaya yang belum efisien dan meteran, tali rapiah, timbangan analitik,
penanaman kultivar cabai yang tidak tahan camera (dokumentasi) dan alat tulis
terhadap hama serta penyakit (Soelaiman menulis. Bahan yang digunakan dalam
dan Ernawati, 2013). Rendahnya produksi penelitian ini yaitu benih cabai variates dan
pada tanaman cabai menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi. Penelitian ini
kurangnya pupuk pada tanaman cabai. menggunakan metode rancangan acak
Upaya yang dapat dilakukan dalam kelompok (RAK). Perlakuan pada
meningkatkan produksi tanaman cabai penelitian ini adalah pupuk kandang sapi
merah adalah dengan pemupukan yang dengan 5 taraf perlakuan yang diulang
optimal. sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 15 unit
Kotoran sapi merupakan pupuk percobaan/polybag, setiap unit percobaan
dingin dimana perubahan-perubahan dalam terdapat 1 tanaman uji dengan jarak antar
menyediakan unsur hara tersedia bagi polybag 65 cm x 65 cm. Penelitiaan ini
tanaman berlangsung perlahan-lahan, pada menggunakan dosis V0 = kontrol, V1 = 20
perubahan-perubahan itu kurang sekali ton/ha setara 100 g/polybag, V2 = 40
terbentuk panas, tapi keuntungannya unsur ton/ha setara 200 g/polybag, V3 = 60
-unsur hara tidak cepat hilang. Dalam ton/ha setara 300 g/polybag, V4 = 80
sehari seekor sapi bisa menghasilkan ton/ha setara 400 g/polybag.
kotoran sebanyak 5,5 kg dan dalam
sebulan akan menghasilkan 165 kg. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian pupuk kandang sapi selain Tinggi Tanaman
dapat menambah tersedianya unsur hara, Hasil Pengamatan tinggi tanaman
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. dan analisis sidik ragam menunjukan
Beberapa sifat fisik tanah yang dapat bahwa perlakuan pupuk kandang sapi
dipengaruhi pupuk kandang antara lain berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
kemantapan agregat, bobot volume, total cabai pada pengamatan, yaitu 42 HST.
ruang pori, plastisitas dan daya pegang air Selain itu juga pemberian pupuk kandang
(Sarief, 1989). sapi memberikan hasil yang cukup
Dari uraian diatas penulis akan beragam. Respon pertumbuhan tinggi
melaksanakan penelitian dengan hasil tanaman cabai pada setiap pengamatan di
produksi yang besar dengan judul “Respon jelaskan pada tabel 1 rata-rata tinggi
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai tanaman.
(Capsicum annuum L.) Terhadap Berdasarkan Tabel 1 menunjukan
Pemberian Beberapa Perlakuan Pupuk bahwa perlakuan pemberian pupuk
Kandang Sapi”. kandang sapi 0/polybag 100 g/polybag,
200 g/polybag, 300 g/polybag, dan 400
BAHAN DAN METODE g/polybag pada pengamatan 14 HST dan
Penelitian ini dilaksanakan kelurahan 28 HST tidak berbeda nyata terhadap
Tanggikiki, Kecamatan Sipatana, Kota tinggi tanaman, sedangkan pada
Utara, Provinsi Gorontalo. Sedangkan pengamatan 42 HST perlakuan beberapa
waktu yang digunakan dalam penelitian ini pupuk kandang sapi memberikan respon
adalah selama tiga bulan yaitu bulan yang nyata terhadap tinggi tanaman.
Februari sampai dengan bulan April 2021. Diketahui terdapat perbedaan respon
Alat yang digunakan dalam penelitian ini tanaman pada beberapa perlakuan pupuk
yaitu polybag, cangkul, tugal, bambu, kandang. Pupuk kandang dengan dosis

110
JATT Vol. 11 No.1 Juni 2022 : 10 - 17
ISSN 2252-3774

400 g cenderung menghasilkan respons kompleks organik yang tidak dapat


tanaman yang lebih baik daripada beberapa dimanfaatkan oleh tanaman menjadi
perlakuan lainya. Rata-rata tinggi tanaman bentuk senyawa organik dan anorganik
cabai yang tertinggi terdapat pada sederhana yang dapat diserap oleh
perlakuan dosis 400 g/polybag sedangkan tanaman. Perbedaan ketersediaan unsur
yang terendah pada perlakuan tanpa pupuk hara yang disumbangkan oleh pupuk
atau kontrol. kandang kotoran sapi dengan dosis 0 g,
100 g, 200 g, 300 g dan 400 g yang
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman cabai pada
dicobakan tergolong berbeda, sehingga
beberapa dosis pupuk kandang sapi
memberikan respon yang berbeda terhadap
tinggi tanaman cabai rawit.
Bambang (2009), menyatakan bahwa
dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15
ton/ha pupuk kandang kotoran sapi terjadi
lambat terhadap pertumbuhan tanaman
sawi (Brassica juncea L.) karena pupuk
kandang memiliki kandungan unsur hara
yang berbeda-beda sehingga memberikan
respon pertumbuhan tanaman yang
berbeda.
Dari Tabel 1 memperlihatkan bahwa
Tanaman akan menunjukkan respon
pemberian pupuk kandang kotoran sapi
yang berbeda tergantung pada kebutuhan
pada pada pengamatan 14 HST dan 28
tanaman tersebut dengan unsur hara yang
HST tidak berbeda nyata terhadap tinggi
terdapat pada masing-masing dosis pupuk
tanaman, sedangkan pada pengamatan 42
kandang kotoran sapi. Pemberian dosis
HST memberikan respon yang nyata
pupuk kandang kotoran sapi yang terlalu
terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk
tinggi akan menyebabkan terhambatnya
kandang sapi menyebabkan kandungan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
unsur hara pada pupuk belum cukup
karena dapat menimbulkan aerasi yang
tersedia, karena unsur hara yang tersedia
tidak baik. Apabila penggunaan pupuk
pada pupuk belum terserap secara
kandang kotoran sapi dalam tanaman akan
sempurna terhadap pertumbuhan tinggi
meningkatkan terlalu banyak diberikan,
tanaman. Hal ini dijelaskan pada Gambar
maka kandungan air pada media tanam
1. rata-rata tinggi tanaman.
dalam polybag akan meningkat sehingga
Penyediaan unsur hara oleh bahan
aerasi media akan jelek dan pertumbuhan
organik yang terdapat pada pupuk kandang
tanaman akan terhambat (Rinsema, 1986).
kotoran sapi pada berbagai dosis yang
Hal ini sesuai dengan Hakim (1986),
digunakan tergolong lambat disebabkan
penambahan pupuk kandang kotoran sapi
karena unsur hara belum mampu
yang terlalu banyak dapat meningkatkan
mendorong pertumbuhan tinggi tanaman.
kelembaban pada media tanam dan
Menurut Sutanto (2002), ketersediaan
menurunkan suhu media. Kekurangan
unsur hara dari pemberian pupuk kandang
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
kotoran sapi lambat, hara yang berasal dari
akan menghambat reaksi sintesis protein
bahan organik yang diperlukan untuk
sehingga tanaman tumbuh lebih lambat.
mikroba tanah diubah dari bentuk ikatan
Pernyataan Dwidjoseputro (1990), yang

120
Tangahu et al., Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat

menyatakan bahwa suatu tanaman akan baik daripada beberapa perlakuan lainya.
tumbuh dengan subur apabila unsur yang Rata-rata jumlah daun tanaman cabai yang
dibutuhkan tersedia cukup dan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan dosis 300
tersebut mempunyai bentuk yang sesuai g/polybag sedangkan yang terendah pada
untuk diserap oleh tanaman. perlakuan tanpa pupuk atau kontrol. Dari
Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian
Jumlah Daun pupuk kandang kotoran sapi pada
Hasil Pengamatan jumlah daun pengamatan 14 HST dan 42 HST tidak
tanaman dan analisis sidik ragam berbeda nyata terhadap jumlah daun,
menunjukan bahwa perlakuan pupuk sedangkan pada pengamatan 28 HST
kandang sapi berpengaruh nyata terhadap memberikan respon yang nyata terhadap
tinggi tanaman cabai pada pengamatan, jumlah daun. Hal ini sesuai dengan
yaitu 28 HST. Selain itu juga pemberian Gardner (1991), yang menyatakan bahwa
pupuk kandang sapi memberikan hasil jumlah daun dipengaruhi oleh kandungan
yang cukup beragam. Respon pertumbuhan unsur hara yang tersedia ataupun
tinggi tanaman cabai pada setiap lingkungan. Lingkungan yang optimal
pengamatan di jelaskan pada Tabel 2. rata akan mendukung pertumbuhan tanaman
jumlah daun pertanaman. dan meningkatkan jumlah daun. Menurut
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun pada tanaman Cahyono (2014), unsur hara yang cukup
cabai pada beberapa dosis pupuk membuat metabolisme tanaman akan
kandang sapi berjalan lancar kemudian hasil
metabolisme tersebut akan meningkatkan
jumlah daun tanaman.
Daun merupakan organ untuk
melakukan fotosintesis yang dapat
menghasilkan karbohidrat yang digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Pertambahan jumlah daun akan
menyebabkan banyaknya cahaya CO2 dan
air yang masuk melalui stomata daun
sehingga fotosintesis meningkat.
Berdasarkan Tabel 2. menunjukan Peningkatan fotosintesis akan
bahwa perlakuan pemberian pupuk menghasilkan karbohidrat yang banyak
kandang sapi 0/polybag 100 g/polybag, dan juga digunakan untuk meningkatkan
200 g/polybag, 300 g/polybag, dan 400 pertumbuhan secara keseluruhan. Hal ini
g/polybag pada pengamatan 14 HST dan sesuai dengan Gadner (1985), banyaknya
42 HST tidak berbeda nyata terhadap cahaya matahari yang diterima tanaman,
jumlah daun, sedangkan pada pengamatan maka tanaman tersebut akan memberikan
28 HST perlakuan beberapa pupuk respon dengan memperbanyak jumlah
kandang sapi memberikan respon yang daun. Dengan bertambahnya jumlah daun
nyata terhadap tinggi tanaman. Diketahui maka semakin banyak pula karbohidrat
Terdapat perbedaan respons tanaman pada yang dihasilkan oleh tanaman tersebut
beberapa perlakuan pupuk kandang. Pupuk dalam proses fotosintesis sehingga akan
kandang dengan dosis 300 g cenderung mempercepat pertumbuhan dan
menghasilkan respons tanaman yang lebih perkembangan tanaman.

130
JATT Vol. 11 No.1 Juni 2022 : 10 - 17
ISSN 2252-3774

Pemupukan pada media tanam masih jumlah buah cabai yang terbaik terdapat
mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga pada perlakuan dosis 300 g/polybag
unsur hara N yang ada didalam pupuk sedangkan yang terendah pada perlakuan
kandang kotoran sapi mampu tanpa pupuk atau kontrol.
meningkatkan pembentukan klorofil dalam Tabel 3. Rata-rata jumlah buah pertanaman
daun secara sempurna yang berguna untuk pada tanaman cabai pada beberapa
meningkatkan penyerapan energi cahaya dosis pupuk kandang sapi
matahari dalam proses fotosintesis untuk
130
menghasilkan fotosintat yang berguna
untuk pertumbuhan tubuh tanaman dan
disimpan dalam cabai rawit. Menurut
Nugroho (2011), unsur N yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam jumlah banyak akan
digunakan sepenuhnya oleh tanaman untuk
berfotosintesis secara optimal.

Jumlah Buah Pertanaman


Hasil Pengamatan jumlah buah
Dari Tabel 3 memperlihatkan bahwa
pertanaman dan analisis sidik ragam
pemberian pupuk kandang kotoran sapi
menunjukan bahwa perlakuan pupuk
pada pada pengamatan panen pertama
kandang sapi berpengaruh nyata terhadap
tidak berbeda nyata terhadap tinggi
jumlah buah cabai pertanaman pada
tanaman, sedangkan pada pengamatan
pengamatan, yaitu panen kedua dan
panen kedua dan ketiga memberikan
ketiga.Selain itu juga pemberian pupuk
respon yang nyata terhadap tinggi
kandang sapi memberikan hasil yang
tanaman. Hal ini diduga karena pada
cukup beragam. Respon pertumbuhan
pembentukan buah hingga pemasakan
jumlah buah pertanaman cabai pada setiap
buah tanaman cabai memerlukan unsur
pengamatan di jelaskan pada Tabel 3. rata-
hara nitrogen, fosfor dan kalium yang lebih
rata jumlah buah pertanaman pada tanaman
banyak. Sebagaimana pendapat Lingga dan
cabai.
Marsono (2006), bahwa unsur hara
Berdasarkan Tabel 3 menunjukan
nitrogen, fosfor dan kalium yang berfungsi
bahwa perlakuan pemberian pupuk
bagi tanaman untuk pembentukan sel-sel
kandang sapi 0/polybag 100 g/polybag,
baru dan sejumlah protein tertentu serta
200 g/polybag, 300 g/polybag, dan 400
membantu asimilasi yang dapat
g/polybag pada pengamatan panen pertama
mempercepat buahan dan pemasakan buah.
tidak berbeda nyata terhadap jumlah buah,
Ditambahkan lagi Harjadi (2002), bahwa
sedangkan pada panen kedua dan ketiga
jika ketersediaan unsur hara dari pupuk
perlakuan beberapa pupuk kandang sapi
kandang mencukup maka akan
memberikan respon yang nyata terhadap
memberikan hasil pertumbuhan yang baik,
jumlah buah. Diketahui terdapat perbedaan
sebaliknya jika ketersedian unsur hara
respon tanaman pada beberapa perlakuan
yang dibutuhkan kurang maka akan
pupuk kandang. Pupuk kandang dengan
memberikan hasil pertumbuhan yang
dosis 300 g cenderung menghasilkan
kurang.
respons tanaman yang lebih baik daripada
Cabai banyak menyerap unsur hara
beberapa perlakuan lainya. Rata-rata
nitrogen dan fosfor yang dimana perlakuan

140
Tangahu et al., Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat

beberapa pupuk kandang sapi tergolong


berbeda tetapi ada tendensi bahwa semakin
meningkat dosis pupuk yang diberikan
maka semakin meningkat pula
pertumbuhan tanaman, baik pertumbukan
vegetatif maupun generatif. Sebagaimana
pendapat Sutejo (2005), bahwa ketersedian
unsur hara nitrogen dan fosfor yang
banyak dapat mempercepat pembentukan
buah. Ditambahkan lagi Hardjowigeno
(2010), bahwa kekurangan unsur hara Tabel 4 menunjukan bahwa perlakuan
nitrogen dan fosfor dapat mengakibatkan pemberian pupuk kandang sapi 0/polybag
gangguan pada metabolisme dan 100 g/polybag, 200 g/polybag, 300
perkembangan tanaman menghambat g/polybag, dan 400 g/polybag pada
pembentukan buah. pengamatan panen pertama tidak berbeda
Pemberian pupuk kandang pada nyata terhadap berat buah, sedangkan pada
tanaman cabai mampu memperbaiki panen kedua dan ketiga perlakuan
kondisi lingkungan bagi pertumbuhan beberapa pupuk kandang sapi memberikan
tanaman. Sebagaimana dikatakan oleh respon yang nyata terhadap berat buah.
Marsono dan Sigit (2008), bahwa Diketahui terdapat perbedaan respon
kelebihan pupuk kandang sapi atau pupuk tanaman pada beberapa perlakuan pupuk
organik lainnya adalah mampu merubah kandang. Pupuk kandang dengan dosis
struktur tanah menjadi lebih baik bagi 300 g cenderung menghasilkan respons
perkembangan perakaran, meningkatkan tanaman yang lebih baik daripada beberapa
daya pegang dan daya serap tanah terhadap perlakuan lainya. Rata-rata berat buah
air, memperbaiki kehidupan organisme cabai yang tertinggi terdapat pada
dalam tanah dan menambah unsur hara di perlakuan dosis 300 g/polybag sedangkan
dalam tanah. yang terendah pada perlakuan tanpa pupuk
atau kontrol.
Berat Buah Pertanaman Hal ini diduga karena kandungan
Hasil Pengamatan berat buah unsur hara pada perlakuan dosis 300 g
pertanaman dan analisis sidik ragam pupuk kandang sapi cukup tinggi sehingga
menunjukan bahwa perlakuan pupuk memberikan produksi buah cabai yang
kandang sapi berpengaruh nyata terhadap baik dibandingkan dengan dosis lainnya
berat buah cabai pertanaman pada sebagaimana pendapat Jumin (2005),
pengamatan, yaitu panen kedua dan ketiga. bahwa pertumbuhan hingga hasil produksi
Selain itu juga pemberian pupuk kandang buah akan berhasil dengan sempurna
sapi memberikan hasil yang cukup apabila keperluan nutrisi atau unsur hara
beragam. Respon pertumbuhan berat buah bagi tanaman mencukupi.
pertanaman cabai pada setiap pengamatan Selain itu perlakuan pupuk kandang
dijelaskan pada Tabel 4. rata-rata berat sapi mudah terdekomposisi dengan cepat
buah pertanaman pada tanaman cabai. sehingga tanaman dapat menyerap unsur
hara dengan cepat, ditambah lagi dengan
Tabel 4. Rata-rata berat buah pertanaman
bertambahnya waktu maka dekomposisi
pada tanaman cabai
makin baik karena dapat menyuburkan

150
JATT Vol. 11 No.1 Juni 2022 : 10 - 17
ISSN 2252-3774

tanah. Sebagaimana pendapat Widowati Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman


(2004), bahwa semakin lama waktu Budidaya. Indonesia University Press,
dekomposisi pupuk kandang semakin baik Jakarta
sehingga pupuk kandang semakin halus
dan dapat menyuburkan tanah sehingga Gardner. 1985. Fisiologi Tanaman
tanah tersebut mampu untuk membantu Budidaya. Susilo Subiyanto
pertumbuhan tanaman dan memberikan (Penerjemah). Jakarta: UI Press.
hasil produksi buah yang baik. Hakim.1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Ditambahkan lagi oleh Marsono (2004) Lampung; Penerbit Universitas
dan Samekto (2006), bahwa pemberian Lampung.
pupuk organik dapat mengubah struktur
tanah menjadi lebih baik sehingga Harjadi, S. 2002. Pengantar Agronomi.
pertumbuhan akar lebih baik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
meningkatkan serap dan daya pegang
Hardjowigeno. S. 2010. Ilmu Tanah.
tanah terhadap air serta memperbaiki
Jakarta: Akademik Pressindo.
kehidupan organisme dalam tanah,
Cetakan ketujuh.
sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan selanjutnya dapat Jumin H.B. 2005. Dasar-dasar Agronomi.
memperbaiki produksi buah. Jakarta: Raja Grafindo Perseda.
Cetakan kelima.
KESIMPULAN
Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk
Pemberian pupuk kandang sapi yang
Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar
di fermentasikan meningkatkan nilai
Swadaya.
semua parameter yang diamati yaitu tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah buah, dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan
berat buah pupuk kandang sapi dengan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
dosis 300 g/polybag merupakan perlakuan
terbaik bagi pertumbuhan dan produksi Marsono dan Sigit. 2008. Pupuk Akar,
tanaman cabai. Jenis dan Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA.
Nugroho. 2011. Kajian Pupuk Organik
Bambang W.H. 2009. Efektifitas Enceng Gondok Terhadap
Pemberian Pupuk Organik Kotoran Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih
Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan dan Bayam Merah (Amarantus
Hasil Tanaman Kangkung Darat Tricolor. L.). UNS.
(Ipomoea reptans Poir). Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka. Rinsema. 1986. Pupuk dan Cara
Surabaya. Pemupukan. Jakarta: Bharata Karya
Aksara. 103 halaman.
Cahyono. 2014. Teknik Budidaya Daya
dan Analisis Usaha Tani Selada. Samekto R. 2006. Pupuk Kandang.
Semarang: CV. Aneka Ilmu. 114 hal. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar


Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

160
Tangahu et al., Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat

Sarief S. 1989. Kesuburan dan


Pemupukan Tanah Pertanian.
Bandung: Pustaka Buana. 197 hal.

Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Jakarta:


Penebar Swadaya. 183 hlm.

Santika A. 1999. Agribisnis Cabai. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Soelaiman dan Ernawati. 2013.


Pertumbuhan dan Perkembangan
Cabai Keriting (Capsicum annuum L.)
secara In vitro pada beberapa
Konsentrasi BAP dan IAA. Bul.
Agrohorti 1 (1): 62-66.
Sutejo M. 2005. Pupuk Dan Cara 160
Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik:
Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.
Widowati. 2004. Pengaruh Kompos Pupuk
Organik Yang Diperkaya dengan Bahan
Mineral dan Pupuk Hayati Terhadap
Sifat-Sifat Tanah, Serapan Hara dan
Produksi Sayuran Organik. Laporan
Proyek Program Pengembangan
Agribisnis. Balai Penelitian Tanah.

170

Anda mungkin juga menyukai