Anda di halaman 1dari 7

e-J.

Agrotekbis 3 (6) :655- 661, Desember 2015 ISSN : 2338-3011

PENGARUH UKURAN UMBI DAN DOSIS KALIUM TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI BAWANG MERAH
(Allium ascalonicum L.) VARIETAS LEMBAH PALU
Effect of Tuber Sizes and Potassium Dosages on Growth and Production
of Shallots var. Lembah Palu
Kalwia H.Y Uke1), Henry Barus2), Ichwan S. Madauna2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
1)
e-mail: Kalwiayuke@yahoo.co.id
2)
e-mail: henbarus@hotmail.com
2)
e-mail: i.madauna@yahoo.com

ABSTRACT
The objective of this research was to study the effect of tuber size and rates of K fertilizer on the
growth and yield of shallot (var. Lembah Palu). The site of this research was in Guntarano village,
Tanantovea Sub District of Donggala District. This research began from June 2013 to August
2013. A randomized block design was used in this research which used two factors namely tuber
size and rates of Kalium. The tuber size consisted of two levels, small tuber (U1= 1.7-2.3g tuber-1)
and large tuber (U2= 2.4-3.0 g tuber-1). The K fertilizer consisted of four rates i.e. 100 kg ha-1 K2O
(K1), 150 kg ha-1 K2O (K2), 200 kg ha-1 K2O (K3), and 250 kg ha-1 K2O (K4). The research
treatments were replicated three times. This research showed that the tuber size significantly
affected all growth and yield parameters except plant height. The large tubers resulted in better
growth than the small tubers. While K rates showed significant effect on all growth and yield
parameters except shoot numbers. The K fertilizer applied at the rate of 100 kg ha -1 and 250 kg ha-1
showed greater yield than the others. There was an interaction effects between tuber size and the
rates of K fertilizer for all growth and yield parameters, except leaf number, shoot number and
tuber diameter. The small tuber size applied with 100 kg K ha-1 and the large tuber size applied with
250 kg K ha-1 vindicated greater growth and production of shallot plant (var. Lembah Palu).

Key words: Kalium rates, shallot, tuber size.

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ukuran umbi dan dosis pupuk yang tepat terhadap
pertumbuhan dan produksi bawang merah lembah Palu. Penelitian di laksanakan di Desa
Guntarano Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Penelitian dimulai dari bulan Juni 2013
sampai Agustus 2013. Metoda penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama ukuran umbi yang terdiri dari umbi kecil (U1)
dengan berat umbi (1.7-2.3 g/umbi) dan umbi besar (U2) dengan berat umbi (2.4-3.0 g/umbi).
Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk K yang terdiri dari 100 kg/ha K 2O (K1), 150 kg/ha
K2O (K2), 200 kg/ha K2O (K3), 250 kg/ha K2O (K4) dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ukuran umbi berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pertumbuhan dan semua parameter hasil kecuali jumlah umbi perumpun. Dimana ukuran umbi
besar menghasilkan pertumbuhan lebih tinggi dari pada ukuran umbi kecil. Adapun dosis pupuk K
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap semua parameter pertumbuhan kecuali jumlah anakan
dan luas daun dan pada semua parameter hasil. Dimana dosis pupuk 100 kg K/ha dan 250 kg K/ha
menunjukkan hasil panen tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainya. Terjadi interaksi yang
nyata antara ukuran umbi dengan dosis pupuk K pada semua parameter pertumbuhan kecuali
parameter jumlah daun dan jumlah anakan dan semua parameter hasil kecuali diameter umbi.

655
Ukuran umbi kecil dengan dosis 100 kg K/ha dan ukuran umbi besar dengan dosis 250 kg K/ha
memberi hasil pertumbuhan dan produksi terbaik pada bawang merah lembah palu.

Kata kunci: Bawang merah, dosis pupuk kalium, ukuran umbi.

PENDAHULUAN karbohidrat yang terbentuk, aktivator enzim


dalam proses fotosintesis, meningkatkan
Bawang merah merupakan tanaman ukuran biji dan kualitas buah dan sayuran.
semusim yang memiliki umbi yang berlapis, Akan tetapi kalium di butuhkan lebih
berakar serabut, dengan daun berbentuk banyak di bandingkan unsur-unsur yang
silinder berongga. Umbi bawang merah lain pada tanaman umbi umbian. (Sumiati
terbentuk dari pangkal daun yang bersatu Dan Gunawan, 2007).
dan membentuk batang yang berubah Selain itu Unsur K di dalam tanaman
bentuk dan fungsi, membesar dan memiliki peranan yang sangat penting
membentuk umbi. Umbi terbentuk dari terutama dalam pembentukan pemecahan
lapisan-lapisan daun yang membesar dan dan translokasi pati, sintesis protein
bersatu. Tanaman ini dapat ditanam di mempercepat pertumbuhan jaringan
dataran rendah sampai dataran tinggi yang tanaman dan meningkatkan kadar tepung
tidak lebih dari 1200 m dpl, pada dataran pada bawang merah (Hakim dkk, 1986).
tinggi umbi bawang merah lebih kecil di Untuk itu ketersedian kalium penting dalam
banding di dataran rendah (Baswarsiati dkk, proses pembentukan umbi kalium
1997). mempunyai sifat yang dapat larut dalam air
Dalam mendukung produktivitas dan mudah tersedia, serta anion yang
bawang merah yang maksimal diperlukan mengikutinya (CI) tidak begitu memberikan
umbi benih yang bermutu tinggi. Umbi pengaruh negatif terhadap tanah dan
benih yang baik untuk ditanam tidak tanaman.
mengandung penyakit, tidak cacat, dan Dosis pupuk K yang berbeda dan
tidak terlalu lama di simpan digudang, umbi ukuran umbi akan mempengaruhi
berukuran besar tumbuh lebih baik dan pertumbuhan dan produksi bawang merah
menghasilkan daun yang lebih panjang luas lembah Palu. Oleh karena itu maka perlu
dan lebih besar, sehingga dihasilkan jumlah dilakukan penelitian untuk mengetahui
umbi tanaman dan total hasil yang tinggi dosis pupuk yang tepat dan ukuran umbi
(Sutopo, 2002). yang ideal terhadap pertumbuhan dan
Umbi berukuran kecil tidak layak produksi bawang merah lembah Palu.
digunakan karena mudah mengalami
pembusukan ketika ditanam, sedangan umbi BAHAN DAN METODE
bibit berukuran besar sangat baik untuk
menghasilkan bawang unggulan, umbi yang Penelitian ini dilaksanakan di Desa
digunakan sebagai bibit harus sehat dan Guntarano, Kecamatan Tanantovea,
tidak cacat (Pitojo, 2003). Kabupaten Donggala pada bulan Juni
Pemupukan merupakan salah satu sampai Agustus 2013.
penentu dalam upaya meningkatkan kualitas Alat dan bahan yang digunakan
hasil produksi bawang merah. Kalium pada penelitian ini adalah timbangan
merupakan hara esensial yang di perlukan analitik portable area meter, cawan petri,
tanaman bawang merah setelah unsur mistar (meter), cutter, tali, kertas label, alat
nitrogen dalam proses metabolisme tulis menulis dan camera. Sedangkan bahan
tanaman. Kalium berperan penting sebagai yang digunakan pada penelitian ini adalah
katalisator dalam perubahan protein benih bawang merah varietas lembah palu,
menjadi asam amino, penyusun karbohidrat, pupuk KCl (perlakuan), Urea, ZA, SP-36,
mengatur akumulasi dan translokasi pupuk kandang sapi (pupuk dasar).

656
Penelitian ini menggunakan mengacu pada cara budidaya bawang merah
Rancangan Acak Kelompok (RAK). yang telah dilakukan petani.
Perlakuan percobaan terdiri atas dua faktor. Parameter pertumbuhan yaitu tinggi
Faktor pertama ukuran umbi, terdiri tanaman yang di ukur dari permukaan tanah
atas: sampai ujung daun, jumlah daun, jumlah
U1 = Umbi Kecil (1,7 g ± 2,3 g/umbi) anakan dan luas daun. Sedangkan parameter
U2 = Umbi Besar (2,4 g ± 3,0 g/umbi) hasil yaitu jumlah umbi per rumpun,
Faktor kedua adalah dosis pupuk diameter umbi, berat umbi segar dan berat
Kalium, terdiri atas : kering perumpun.
K1 = 100 kg/ha K2O (30 g KCl/bedeng) Panen dilakukan pada umur 70 HST.
K2 = 150 kg/ha K2O (45 g KCl/bedeng) Hasil umbi bawang per rumpun didapatkan
K3 = 200 kg/ha K2O (60 g KCl/bedeng) dari tanaman contoh pada setiap petak
K4 = 250 kg/ha K2O (75 g KCl/bedeng) percobaan. Hasil bawang merah ditimbang
Dari rancangan tersebut di peroleh pada saat panen untuk mendapatkan data
2x4=8 kombinasi perlakuan, dengan hasil berat umbi segar, sedangtkan untuk
diulang tiga kali sehingga terdapat 8x3= 24 mendapatkan data hasil berat umbi kering
unit percobaan. Penempatan petak panen, umbi bawang dikering anginkan
perlakuan dilakukan secara acak sesuai selama 7 hari.
rancangan yang dipergunakan. Petak
percobaan dibuat dengan ukuran bedengan HASIL DAN PEMBAHASAN
1 m x 3 m dengan jarak tanam 15cm x Pengamatan Pertumbuhan
15cm. Dalam setiap petak terdapat 78 Tinggi Tanaman dan Luas Daun. Data
tanaman. Pada setiap petak diambil 8 pengamatan tinggi tanaman dan luas daun
tanaman sebagai contoh (sampel). umur 45 HST disajikan pada Tabel 1dan 2.
Sebelum tanam, pupuk organik 10 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
ton/ha (3 kg/bedeng) diaplikasikan pada semua perlakuan yang dicobakan
setiap bedengan dengan cara disebar. berpengaruh nyata, tetapi dosis pupuk K
Sebagai pupuk dasar, SP-36 150 kg/ha (45 tidak berpengaruh nyata pada luas daun.
g/bedeng), 100 kg Urea/ha (30 g/bedeng),
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) bawang
dan 200 kg ZA/ha (60 g/bedeng). Adapun
merah Varietas Lembah Palu Umur 45
dosis KCl disesuaikan dengan perlakuan HST.
dan diberikan dua kali yaitu 2/3 bagian BNJ
pada 1 MST dan 1/3 bagian pada 7 MST. Perlakuan U1 U2
0,05
Pupuk dasar ZA dan SP-36 diaplikasikan K1 22,68aq 23,86bq
hanya satu kali yaitu satu minggu setelah K2 21,28ap 23,23bp 0,71
a
tanam (1 MST). Pupuk urea diberikan K3 21,04 p 24,17bq
secara bertahap; 1/2 bagian diaplikasikan K4 21,54ap 29,12br
pada waktu tanaman berumur 1 MST dan BNJ 0,05 0,59
selebihnya diaplikasikan 4 MST. Dosis Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
pupuk dasar yang diberikan berdasarkan kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
hasil analisis tanah.
Penanaman dilakukan dengan cara Hasil uji BNJ 5% pada pengamatan
2/3 bagian umbi terbenam tegak ke dalam tinggi tanaman umur 45 HST menunjukan
tanah, sebelumnya telah dipotong 1/3 bahwa, ukuran umbi besar lebih baik dari
bagian. Pemeliharaan tanaman bawang pada ukuran umbi kecil. Pada umbi kecil
merah meliputi; pengairan /penyiraman dan (U1) dengan pemberian dosis pupuk kalium
penyiangan yang dilakukan seminggu sekali 100 kg/ha (K1) menghasilkan tinggi
tergantung pada kelembaban tanah dan tanaman tertinggi sedangkan umbi besar
(U2) dengan perlakuan dosis 250 kg/ha

657
(K4) menghasilkan tinggi tanaman Tabel 3. Rata-rata Jumlah Anakan dan
tertinggi. Perlakuan dosis yang terbaik Jumlah Daun Bawang Merah
terdapat pada perlakuan dosis pupuk Varietas Lembah Palu Umur 45
kalium 100 kg/ha (K1) dan terjadi interaksi HST.
yang nyata antara ukuran umbi dan dosis Jumlah Jumlah
Perlakuan
kalium pada tinggi tanaman. Anakan Daun
U1 7,70a 28,04a
Tabel 2. Rata-rata luas daun (cm2) bawang merah U2 8,65b 33,05b
Varietas Lembah Palu Umur 45 HST.
BNJ 0,05 0,53 0,90
BNJ
Perlakuan U1 U2 K1 8,27b 29,84a
0,05
K2 8,04b 32,25b
K1 167,91ap 260,63bq K3 7,95a 30,13a
K2 196,34ap 254,35bq K4 8,50b 30,55ab
b 48,58
K3 234,36 q 154,90ap
BNJ 0,05 0,64 1,10
K4 188,07ap 318,45br Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
BNJ 0,05 40,10 kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak Hasil uji BNJ 5% pada pengamatan
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
jumlah anakan umur 45 HST menunjukan
Hasil uji BNJ 5% pada bahwa perlakuan ukuran umbi besar (U2)
pengamatan luas daun umur 45 HST lebih baik dari pada perlakuan umbi kecil
menunjukan bahwa perlakuan ukuran umbi (U1). Pada umbi kecil (U1) dengan
besar (U2) lebih baik dari pada perlakuan pemberian dosis pupuk K 250 kg/ha (K4)
ukuran umbi kecil (U1). Pada umbi kecil menghasilkan jumlah anakan tertinggi, dan
(U1) dengan pemberian dosis kalium 200 pada K 200 kg/ha menghasilkan jumlah
kg/ha menghasilkan jumlah daun terbanyak anakan terendah. Sedangkan pada jumlah
sedangkan pada umbi besar (U2) dengan daun pemberian dosis pupuk K 150 kg/ha
perlakuan dosis 250 kg/ha (K4) (K2) menghasilkan jumlah daun tertinggi
menghasilkan jumlah daun terbanyak. dan pada K 100 kg/ha menghasilkan
Perlakuan dosis terbaik terdapat pada jumlah daun terendah.
perlakuan dosis kalium 250 kg/ha (K4) dan
Pengamatan Hasil
terjadi interaksi yang nyata antara ukuran
Jumlah Umbi Perumpun dan Diameter
umbi dan dosis pupuk kalium pada luas
Umbi. Data pengamatan jumlah umbi per
daun.
rumpun disajikan pada Tabel 5 dan 6. Hasil
Jumlah Anakan dan jumlah daun. Data analisis ragam menunjukkan bahwa jumlah
pengamatan jumlah anakan dan jumlah umbi per rumpun berpengaruh nyata pada
daun pada umur 45 HST disajikan pada semua perlakuan umbi dan perlakuan dosis
Tabel 3. Hasil analisis ragam jumlah anakan pupuk kalium. Sedangkan diameter umbi
45 HST menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata pada perlakuan umbi dan
umbi berpengaruh nyata terhadapap ukuran dosis pupuk kalium tetapi interaksi antara
umbi, sedangkan dosis pupuk kalium dan pupuk K dan ukuran umbi tidak
interaksi antara pupuk K dan ukuran umbi berpengaruh nyata.
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah Hasil uji BNJ 5% pada pengamatan
anakan, sedangkan pada jumlah daun 45 jumlah umbi perumpun umur 45 HST
HST perlakuan umbi dan dosis pupuk menunjukan bahwa, ukuran umbi besar
kalium berpengaruh nyata tetapi interaksi lebih baik dari pada ukuran umbi kecil.
antara umbi dan dosis pupuk kalium tidak Pada umbi kecil (U1) dengan pemberian
berpengaruh nyata pada jumlah daun. dosis pupuk kalium 150 kg/ha (K2)
menghasilkan jumlah umbi tertinggi
658
sedangkan umbi besar (U2) dengan umbi segar dan kering umbi perumpun
perlakuan dosis 250 kg/ha (K4) serta produksi bawang merah.
menghasilkan jumlah umbi perumpun
tertinggi. Perlakuan dosis yang terbaik Tabel 6. Rata-rata Berat Segar Umbi Panen
terdapat pada perlakuan dosis pupuk Perumpun bawang merah Varietas
kalium 250 kg/ha (K4) dan terjadi interaksi Lembah Palu.
yang nyata antara ukuran umbi dan dosis BNJ
Perlakuan U1 U2
kalium pada jumlah umbi perumpun. 0,05
K1 36,85bq 42,05bq
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Umbi Perumpun K2 36,10aq 37,40bq
bawang merah Varietas Lembah Palu a 1,56
K3 35,85 q 37,35bp
Umur 45 HST. K4 a
30,25 p b
47,35 r
BNJ BNJ 0,05 1,20
Perlakuan U1 U2
0,05 Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
K1 5,57bp 5,42aq kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak
K2 6,63bq 5,65aq berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
b 0,38
K3 6,14 q 4,57ap Tabel 7. Rata-rata Berat Umbi Kering
K4 5,66ap 7,22br Panen/rumpun (g) Bawang
BNJ 0,05 0,31 Merah Varietas Lembah Palu.
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak Perlakuan U1 U2 BNJ 0,05
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%. a b
K1 30,71 q 35,04 q
Hasil uji BNJ 5% pengamatan K2 30,08aq 31,17bq
1,30
diameter umbi menunjukan bahwa K3 29,88aq 31,13bp
perlakuan ukuran umbi besar lebih baik dari K4 25,21ap 39,79br
pada perlakuan umbi kecil. Pada pemberian BNJ 0,05 1,07
dosis kalium 100 kg/ha (K1) menunjukan Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak
diameter umbi tertinggi dan pada pemberian berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
pupuk 150 kg/ha (K2) menunjukan
diameter umbi terendah. Tabel 8. Rata-rata Produksi (ton/ha) Bawang
Merah Varietas lembah palu.
Tabel 5. Rata-rata Diameter Umbi Bawang
Perlakuan U1 U2 BNJ 0,05
Merah Varietas Lembah Palu.
a b
Rata- BNJ K1 9,85 q 10,93 q
Perlakuan U1 U2 K2 9,38aq 9,72bq
rata 0,05 0,40
K3 9,32aq 9,71bp
K1 1,67 1,91 1,79b
K4 7,84ap 12,42br
K2 1,59 1,69 1,64a BNJ 0,05 0,33
0,08
K3 1,62 1,68 1,65a
K4 1,57 1,83 1,70a Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak
BNJ 0,05 0,07 berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada Hasil uji BNJ 5% pengamatan berat
kolom (superscrib) dan baris (subscrib) tidak segar dan kering umbi panen/rumpun serta
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5%.
produksi menunjukkan bahwa pada
Berat Segar Dan Kering Umbi Panen per perlakuan ukuran umbi besar (U2)
rumpun (g) Dan Produksi. Data menghasilkan umbi yang lebih baik
pengamatan berat umbi segar dan kering dibandingkan umbi kecil (U1). Pada ukuran
panen/rumpun serta produksi disajikan pada umbi kecil (U1) dengan pemberian dosis
tabel 6, 7 dan 8. Hasil analisis ragam pupuk kalium 100 kg/ha menghasilkan
menunjukkan bahwa semua perlakuan yang berat umbi segar dan kering serta produksi
dicobakan berpengaruh nyata terhadap berat tertinggi sedangkan pada ukuran umbi besar
659
(U2) dengan pemberian pupuk kalium 250 Pengaruh Pupuk Kalium. Hasil analisis
kg/ha menghasilkan berat umbi segar dan menunjukan adanya pertambahan tinggi
kering serta produksi tertinggi. Perlakuan tanaman 45 HST pada perlakuan pupuk
dosis terbaik terdapat pada perlakuan dosis Kalium 250 kg/ha (K4) yang memiliki nilai
K 100 kg/ha (K1) tetapi tidak berbeda nyata rata-rata tertinggi. Hal ini menunjukan
dengan perlakuan dosis K 250 kg/ha (K4), bahwa penggunaan pupuk Kalium pada
dan terjadi interaksi yang nyata antara awal pertumbuhan akan mempengaruhi
ukuran umbi dan dosis pupuk kalium pada kemampuan benih atau bibit memperoleh
semua perlakuan. hara untuk proses metabolisme tanaman,
Pengaruh Umbi. Hasil analisis utamanya proses pembentukan sel-sel
menunjukkan bahwa ukuran umbi tanaman (anabolisme) untuk pertumbuhan
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tanaman.
jumlah daun, luas daun, jumlah umbi Pemberian pupuk K berpengaruh
perumpun, diameter umbi, berat umbi segar sangat nyata meningkatkan jumlah daun
dan berat umbi kering perumpun dan dan tinggi tanaman. Pemanjangan daun
produksi bawang merah, kecuali jumlah tanaman bawang merah sangat tergantung
anakan. pada varietas dan dipengaruhi oleh faktor
Menggunakan ukuran umbi besar suhu dan ketersediaan air tanah. Kalium
(U2) nyata memberikan nilai yang lebih juga merupakan sumber kekuatan bagi
tinggi dibandingkan dengan ukuran umbi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan
kecil (U1). Hal ini terlihat dari setiap penyakit. Tanaman yang tumbuh pada tanah
variabel pengamatan. Keadaan ini yang kekurangan unsur kalium akan
disebabkan karena umbi yang berukuran memperlihatkan gejala-gejala seperti daun
besar mempunyai lapisan umbi yang relatif mengerut atau keriting terutama pada daun
lebih banyak. Oleh karenanya kemampuan tua walaupun tidak merata.
tumbuh akan lebih kuat pula, di samping itu Kalium dalam tanah sering di temui
bibit yang berukuran besar mempunyai sebagai faktor pembatas, karena K
daerah penampang akar yang lebih luas merupakan unsur hara yang sangat peka
sehingga jumlah akar yang tumbuh akan terhadap pencucian terutama di daerah
lebih banyak. Hal ini berarti jumlah unsur tropis dengan curah hujan yang tnggi.
hara yang dapat diserap berada dalam Kalium di serap oleh tanaman dalam jumlah
jumlah yang cukup, dengan demikian yang cukup besar atau bahkan kadang-
meningkatkan pertumbuhan tanaman. kadang melebihi jumlah nitrogen terutama
Menurut Sutono dkk,.(2007), umbi pada tanaman umbi-umbian, walaupun
benih berukuran besar tumbuh lebih baik Kalium tersedia terbatas (Woldetsadik,
dan menghasilkan daun-daun lebih panjang, 2003).
luas daun lebih besar, sehingga dihasilkan Kalium berfungsi menjaga status air
jumlah umbi per tanaman total hasil yang tanaman dan tekanan turgor sel, mengatur
tinggi. Namun demikian, penggunaan umbi stomata dan mengatur akumulasi dan
benih yang berukuran besar berkaitan erat translokasi karbohidrat yang baru terbentuk.
dengan total bobot benih yang diperlukan Pemberian K pada bawang merah
dan sehingga biaya produksi menjadi lebih mempengaruhi pertumbuhan hasil dan
tinggi. Besar bobot umbi yang ditanam kualitas umbi (Akhtar dkk, 2002).
dapat memberikan produksi lebih tinggi Perbedaan dosis pupuk Kalium juga
dibandingkan dengan menggunakan benih terlihat pada diameter umbi, berat umbi
dengan bobot ukuran lebih kecil. Sementara
itu kendala penyediaan benih bawang segar dan berat umbi kering dimana terlihat
merah berupa umbi besar masih terbatas dosis pupuk Kalium 100 kg/ha berpengaruh
karena perbanyakan yang masih rendah nyata pada diameter umbi, berat umbi segar
(Sumarni dan Hidayat, 2005). dan berat umbi kering.
660
Interaksi Pupuk Kalium dan Umbi. umbi bawang merah yang besar dengan
Hasil uji BNJ 5% menunjukkan bahwa kombinasi jenis pupuk yang lebih banyak
terjadi interaksi yang nyata antara pupuk
Kalium dengan umbi terhadap tinggi UCAPAN TERIMA KASIH
tanaman, luas daun, jumlah umbi perumpun
berat umbi segar, berat kering umbi dan Terima kasih kepada Ibu Ir. Maemunah, MP
produksi tanaman bawang merah. selaku dosen yang telah banyak
Adanya interaksi ini menunjukan memberikan arahan, masukan dan motifasi
bahwa ukuran umbi dan dosis pupuk kalium kepada penulis.
memberi efek yang sinergis terhadap
pertumbuhan dan hasil produksi bawang DAFTAR PUSTAKA
merah. Akhtar, M.E; K. Bashir, M. Z. Khan and K.M.
Khokhar. 2002. Effect of Potash
KESIMPULAN DAN SARAN Application on Yield of Different Varietieos
of Onion (Allium ascalonicum. L). Asian
Kesimpulan Journal of Plant Sciences: 1 (4): 324-3251.
1. Ukuran umbi berpengaruh nyata
terhadap semua parameter Baswarsiati. F. Kasijadi dan L. Rosmahani. 1997.
pertumbuhan, kecuali jumlah anakan, Budidaya Bawang Merah. Balai Pengkajian
dan semua parameter hasil yaitu jumlah Teknologi Pertanian Malang.
umbi perumpun, diameter umbi, berat Hakim, N, Nyakpa, Lubis, A.M.Nugroho.S, G Saul
segar umbi, berat kering umbi dan M, Diha M.A, Hong GB, Biley H.H. 1986.
produksi. Ukuran umbi besar Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung.
menghasilkan pertumbuhan dan hasil
lebih tinggi dari pada ukuran umbi Pitojo, S. 2003. Benih Bawang Merah. Seri
kecil. Penangkaran. Kanisius. Yogyakarta.
2. Adapun dosis pupuk K berpengaruh
Sumarni, N. dan A. Hidayat. 2005. Panduan Teknis
nyata terhadap semua parameter
Budidaya Bawang merah. Balai Penelitian
pertumbuhan kecuali jumlah anakan Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan
dan luas daun, serta semua parameter Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian
hasil yaitu jumlah umbi perumpun, dan Pengembangan Pertanian. 20 Hlm.
diameter umbi, berat segar umbi, berat
kering umbi dan produksi. Dimana Sumiati, E. dan O. S. Gunawan. 2007. Aplikasi
dengan dosis pupuk 100 kg K/ha dan Pupuk Hayati Mikoriza Untuk
250 kg K/ha menunjukan hasil Meningkatkan Efisiensi Serapan Unsur
Hara NPK serta Pengaruhnya Terhadap
produksi yang lebih tinggi Hasil Dan Kualitas Umbi Bawang Merah.
dibandingkan perlakuan lainya. J. Hort. 17(1): 34-42.
3. Terjadi interaksi yang nyata antara
ukuran umbi dengan dosis pupuk K Sutono, S, W. Hartatik dan J, Purnomo. 2007.
Penerapan Teknologi Pengelolaan Air dan
terhadap tinggi tanaman, luas daun, Hara Terpadu Untuk Bawang Merah di
jumlah umbi perumpun, berat umbi Donggala. Balai Penelitian Tanah. Badan
segar, berat kering umbi dan produksi Penelitian dan Pengembangan Pertanian
tanaman bawang merah. Dimana Departemen Pertanian. 41 hal.
ukuran umbi kecil dengan dosis 100 kg
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Edisi Revisi.
K/ha dan ukuran umbi besar dengan Raja Grafndo Persada. Jakarta.
dosis 250 kg K/ha menghasilkan
pertumbuhan dan produksi terbaik. Woldetsadik, K. 2003. Shallot (Allium cepa var.
ascolonicum) responses to plant nutrient
and soil moisture in a subhumit tropical
Saran climate. Doctoral diss. Dept. Of Crop
Diharapkan selanjutnya dapat Science, SLU. Acta Universitatis
agriculturae Sueciae.
melakukan penelitian dengan menggunakan
661

Anda mungkin juga menyukai