Anda di halaman 1dari 23

Istilah-istilah dalam System

Tanam Ganda
a. Crop rotation
b. Multiple cropping
c. Intercropping
d. Sequential cropping
Pentingnya pelaksanaan tumpangsari (tanam ganda/Multiple
cropping ) karena a.l :
1. Tingginya kepadatan penduduk, sedangkan pemilikan lahan
semakin sempit, dan sektor pertanian merupakan penyerap tenaga
kerja terbesar, khususnya dalam jumlah yang tinggi per satuan luas
lahan.
2. Perkembangan infrastruktur yang cepat sehingga memberikan
peluang yang tinggi pada petani untuk memilih berbagi strategi
produksi.
3. Keadaan fisik lingkungan yang mendukung untuk membudidayakan
tanaman.
Keuntungan sistem tumpangsari :
1. Pendapatan petani bertambah
2. Pemanfaatan lahan menjadi lebih ekonomis.
3. Unsur hara yang berlebih dapat dimanfaatkan oleh
tanaman lain.
4. Pengolahan tanahnya lebih efisien
5. Resiko kegagalan usaha dapat diperkecil.
6. Dapat menyedikan bahan makanan yang beraneka-
ragam.
7. Dapat mengurangi peluang untuk terjadinya bera
8. Dapat meningkatkan kesuburan tanah bila
menggunakan tanaman Leguminosae
Gomez dan Gomez (1983), mengelompokkan pertanaman ganda
menurut kondisi lingkungan dan tanaman penyusun, yaitu :

1. Pertanaman ganda dengan padi sawah,


2. Pertanaman ganda dengan tanaman semusim lahan kering,
3. Pertanaman ganda dengan tanaman tahunan lahan kering,
4. Pertanaman ganda dengan tanaman pada lahan perbukitan,
5. Pertanaman ganda dengan tanaman sayuran yang intensif di
pekarangan,
• Penerapan Sistem Pertanaman Ganda (Tumpangsari)
bertujuan :

1. Mengurangi resiko kegagalan budidaya tanaman secara


keseluruhan karena musim hujan tidak teratur,
2. Menghasilkan keanekaan bahan pangan dan gizi keluarga,
3. Menyediakan pakan ternak,
4. Memperoleh kebutuhan uang tunai,
5. Peningkatan hasil panen disebabkan pengaruh saling
menguntungkan antar tanaman penyusun,
6. Perbaikan kesuburan tanah,
7. Penyebaran tenaga kerja sepanjang waktu lebih teratur,
8. Pengurangan gangguan kerusakan tanaman oleh gulma,
hama dan penyakit.
Memaksimumkan hasil tumpangsari, perlu pertimbangan-2 :

1. Peminimalan kompetisi.
2. Peminimalan kerusakan organisme pengganggu.
3. Pemaksimalan pengaruh saling menguntungkan.
4. Kesempurnaan penutupan tanah.
5. Perataan penyerapan unsur-unsur hara tanah.
Tujuan mixed cropping dan multiple cropping

• Tujuan mixed cropping dan pergiliran tanaman pada pertanian


subsistence :
(a). Stabilitas hasil,
(b). Mengurangi resiko gagal

• Tujuan Multiple Cropping dan pergiliran tanaman pada pertanian


modern :
(a) – Intensifikasi
(b) – Stabilitas hasil
Pemilian jenis tan. dan varietas
• Dalam tumpangsari pemilihan jenis tanama dan
varietas merupakan prasyarat.
• Dalam pola tanam ganda harus dijaga jangan sampai
adanya : Allelopathy, Immobilisasi hara temporer,
Kehabisan hara pada lapisan hara tertentu

• Yang harus dimasukkan jenis-2 yang :


(a) banyak biomasanya
(b) mudah dekomposisi
• (c) dapat memobilkan hara
• Legum punya tempat terhormat dalam
MC/tumpangsari, karena :
- mampu fiksasi N2 udara
- kebutuhan sumberdaya sedikit
- adaptable

Sayuran penting dalam tumpangsari, karena :


• 1. Nilai tinggi, nilai nutrisi tinggi
• 2. Dengan pesemaian (mengurangi waktu
kompetisi dengan pasangannya (partner)
dan mengurangi resiko)
JENIS-2 DLM INTERCROPPING harus dipilih :

1. Memanfaatkan ruang dan waktu dengan baik


2. Kompetisi minimal
3. Tanaman tinggi toleran radiasi (C-4), tanaman
rendah toleran naungan (C-3)
4. Lebih disukai bila salah satu komponen adalah
Legum
5. Kebutuhan sumberdaya tidak bersamaan antara dua komponen
(tanaman penyusun)
6. Panen tanaman I terjadi sebelum tanaman II masuk fase reproduktif
7. Kembangkan sistem yang Multistoreyed
8. Lebih disukai jenis yang genjah dan tidak fotosensitif.

9. Cara pemilihan varietas dilakukan pada kondisi


intercropping, terutama untuk jenis/varietas yang
dominanted.

10. Jenis/varietas yang mempunyai tanggapan


aras populasi dan geometri yang plastis
(lentur), sehingga tak terjadi variasi hasil
yang besar baik pada kisaran populasi dan
pada populasi optimum.
DAERAH TROPIK BASAH
• Daerah tropik basah : 23 derajad LU - 23 derajad LS
(Indonesia 5,8 derajad LU – 11 derajad LS), dicirikan
suatu kondisi suhu minimum rata-rata 18 derajad C.

• Suhu tersebut menguntungkan pertumbuhan


berbagai jenis tanaman sepanjang waktu, bilamana
air dan unsur hara cukup tersedia.

• Namun pada musim hujan seringkali intensitas curah


hujan tinggi dan distribusinya tidak teratur dan
periodik mengakibatkan sinar matahari efektif
rendah.
• Daerah tropik basah juga dicirikan dengan kondisi
ekstrem seperti suhu tinggi dan curah hujan tinggi.

• Seringkali terjadi badai hujan mengakibatkan banjir,


sedimentasi sungai, danau dan waduk.

• Suhu ekstrem tinggi mengakibatkan laju


evapotranspirasi tinggi berdampak negatif terhadap
kebanyakan tanaman pangan seperti cekaman
kekeringan.
• Dalam kondisi lingkungan tumbuh optimum, maka
pertumbuhan dan hasil tanaman adalah maksimum.

• Suatu kenyataan menunjukkan bahwa produksi


bahan pangan dan serat-seratan dunia secara
signifikan melalui revolusi hijau, tetapi hasil rata-rata
suatu tanaman di daerah topic basah lebih rendah
dari hasil tanaman yang sama di daerah iklim
sedang.
• Hal ini dapat dipahami karena suhu di daerah tropik
basah lebih tinggi dari suhu di daerah iklim sedang,
sehingga laju asimilasi bersih lebih rendah di daerah
tropik basah daripada di daerah iklim sedang.

• Meskipun demikian, karena musim tumbuh tahunan


di daerah tropic basah dapat sangat lebih lama dari
daerah sedang, hasil yang rendah tiap tanaman di
daerah tropic basah dapat digantikan dengan
melalui pembudidayaan lebih dari satu jenis
tanaman, bahkan sebanyak mungkin tanaman.
INTERAKSI TANAMAN
• Monokultur kompetesi, terjadi hanya antar species
yang sama,
• Tumpangsari kompetisi, terjadi kompetisi species
yang sama dan antar species/antar komponen yang
ditumpangsarikan.

• Interaksi (interferensi) = respon dari suatu species


terhadap perubahan lingkungan, karena adanya
species lain ditanam bersama.

• Apabila dua jenis tanaman tumbuh bersama-sama


dalam pertanaman tumpangsari, maka akan terjadi
saling pengaruh mempengaruhi antara tanaman
yang satu dengan tanaman yang lain.
Bentuk interaksi
• Interaksi (interferensi) terjadi :
a. antara tanaman dengan species sama
(intraspesifik),
b. antara tanaman dengan species berbeda
(interspesifik) dan juga
c. antara bagian-bagian dari tanaman
(interplant), seperti akar dan buah-buah
dari tanaman yang sama.

• Interaksi akan sering terjadi pada bentuk-bentuk


kompetisi. Kompetisi adalah proses secara fisik
(Beets, 1982).
• Interaksi antar jenis tanaman tanaman dalam sistem
pertamanan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan.
• Dua jenis tanaman yang ditanam secara tumpangsari,
interaksi dapat bersifat :
1. kompetitif (saling bersaing),
2. suplementer (saling mengisi) atau
3. komplementer (saling mendukung).
• Namun, yang sering kita jumpai dalam prateknya =
bentuk-bentuk kombinasinya :
a. kombinasi komplementer-kompetitif,
b. kombinasi suplementer-kompetitif
Menurut Prajitno (1992), Sifat-sifat dalam kombinasi dua jenis tanaman akan :

1. Kompetitif (saling bersaing)


2. Supplement (saling mengisi)
3. Komplementer (saling mendukung)

• Bersifat kompetitif, bila kedua jenis tanaman tersebut bersaing satu


sama lain dalam memanfaatkan sumberdaya yang sama, yang
terbatas sifatnya. Akibatnya produksi dari satu tanaman hanya akan
meningkat, bila terjadi penurunan dari tanaman yang lain. Kombinasi
semacam ini sangat merugikan.
• Bersifat suplementer, bila peningkatan produksi
salah satu jenis tanaman, tidak berpengaruh
terhadap produksi tanaman yang lain. Dengan kata
lain, tanaman yang suplementer hanya
menggunakan sumberdaya yang tidak digunakan
oleh tanaman pasangannya.

• Bersifat komplementer, bila peningkatan produksi


dari salah satu jenis tanaman menyebabkan
peningkatan produksi pada jenis tanaman lainnya.
• Hubungan komplementer terbentuk bila salah satu
jenis tanaman menghasilkan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh jenis tanaman lainnya.
• Misalkan, kombinasi antara tanaman leguminosae
(misal : kedelai) dengan padi. Fiksasi unsur N bebas
dari udara yang dilakukan oleh Rhizobium (bakteri
bintil akar) kedelai, akan meningkatkan N tanah,
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman padi untuk
meningkat produksinya.
• Sedangkan bentuk-bentuk kombinasi yang sering
jumpai adalah :
• A. kombinasi komplementer-kompetitif, yaitu
• bila pada awalnya, peningkatan produksi
• suatu tanaman, meningkatkan pula
• produksi jenis tanaman yang lain. Tetapi
• akhirnya bentuk kerjasama tersebut
• berubah menjadi kompetitif.
• B. Kombinasi suplementer-kompetitif,
• yaitu mula-mula produksi tanaman
meningkat sendiri-sendiri. Kemudian,
hubungan tersebut berubah menjadi
kompetitif.

Akhirnya, saat tanaman mencapai


tahap pemasakan, kebutuhan
tanaman akan sumberdaya
berkurang, sehingga hubunga antara
jenis tanaman tersebut berubah
menjadi suplementer lagi.


• Interaksi
• Kompetisi

• Bentuk-bentuk kompetisi :
• A. mutual inhibition (saling menghambat)
• B. mutual cooperation (saling kerjasama)
• C. compensation (kompensasi)

Anda mungkin juga menyukai