Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)


bahwa jagung manis varietas Sweet Boy menghasilkan tongkol lebih panjang dibandingkan varietas
lainnya, yaitu rata-rata 16,5 cm. Hal ini diduga faktor genetis dari varietas Sweet Boy berinteraksi
dengan baik dengan faktor lingkungan sehingga mampu menghasilkan tongkol jagung manis yang lebih
panjang. Panjang tongkol merupakan komponen produksi yang penting, karena sebagai indikator
kuantitas dan kualitas tanaman jagung manis. Varietas Sweet Boy juga memiliki sifat efisiensi hara dan
merupakan genotipe tanaman jagung yang mempunyai sifat genetik pertumbuhan dan produksi yang
lebih baik dan mampu beradaptasi dengan baik di lahan lebak. Hal ini sejalan dengan pendapat Presterl
et. al (2003) dalam Moelyohadi et. al. (2012), bahwa kemampuan suatu varietas untuk menggunakan
hara yang efisien dikontrol secara genetik.

Ditambahkan oleh Djafar et al. (1990) bahwa produktivitas suatu tanaman ditentukan juga oleh faktor
genetis, penggunaan varietas yang memiliki sifat produksi tinggi, memiliki daya adaptasi lingkungan yang
baik dan efisien dalam penyerapan dan penggunaan unsur hara akan sangat mendukung keberhasilan
sistem budidaya tanaman. Selanjutnya menurut pendapat Robi’in (2009), bahwa panjang tongkol dan
diameter tongkol berkaitan dengan randemen hasil dari suatu varietas. Jika panjang tongkol rata-rata
suatu varietas lebih panjang dari varietas lainnya, maka varietas tersebut berpeluang memiliki hasil yang
lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya.

Selain dimanfaatkan bijinya, jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai jagung semi (baby corn). Jagung
semi merupakan sayuran yang dihasilkan dari jagung yang dipanen pada usia muda atau belum
menghasikan biji. Jagung semi mempunyai rasa manis dan bertekstur sekulen (lembut, berair,
danberdaging).

Budidaya jagung semi di indonesia umumnya menggunakan pupuk buatan dosisi tinggi sehingga
mengakibatkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menjadi rusak dan efesiensi serapan hara menurun.
Untuk memperbaiki daya serap hara ini dapat diberikan amelioran.

Nitrogen merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman jagung di setiap tahap pertumbuhannya.
Nitrogen berfungsi ntuk merangsang pertumbuhan, penyusun asam amino, protein, klorofil dan
penyusun komponen inti sel.

Umumnya di indonesia sumber hara nitrogen yang digunakan adlah pupuk urea.

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) DI LAHAN
LEBAK
Distribusi fotosintat dalam tanaman menunjukkan hubungan antara produksi fotosintat oleh daun
sebagai source dan kebutuhan asimilat oleh sink karena itu karakteristik tumbuh tanaman, tahapan
pertumbuhan daun, perkembangan tanaman dapat mempengaruhi distribusi hasil metabolisme
(Geiger, 1987). Kemampuan sink untuk mengimpor hasil asimilat berkaitan dengan ukuran sink,
tingkat pertumbuhan, aktivitas metabolik dan tingkat respirasi. Daun pada saat flush memiliki
ukuran sink yang besar sehingga hasil fotosintesis dialirkan ke daun flush. Kebanyakan penelitian
mengenai perubahan source dan sink melibatkan manipulasi tanaman seperti penguguran buah,
pengguguran daun, dan perlakuan naungan (Dickson, et al, 2000).
Pemangkasan akan mengakibatkan berkurangnya jumlah daun pada tanaman. Berkurangnya
jumlah daun per tanaman tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
karena daun merupakan penghasil metabolit yang dibutuhkan tanaman melalui fotosintesis
(source). Dari daun, metabolit-metabolit tersebut ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya (sink). Hubungan source dan sink pada
aliran distribusi metabolit memberi peranan penting pada tanaman. Menurut Geiger (1987)
distribusi asimilat pada tanaman dapat dipengaruhi oleh berkurangnya daun yang berfungsi
sebagai source dalam distribusi hasil fotosintesis dan metabolisme. Perbedaan fase pertumbuhan
tanaman pada saat tanaman didominasi oleh pertumbuhan vegetatif dan pada saat tanaman
memasuki fase generatif turut mempengaruhi hasil asimilat. Dickson et al (2000) menyatakan
bahwa kemampuan sink untuk mengimpor.
Egli (1999) menyatakan bahwa produktivitas (yield) tanaman dibatasi oleh aktivitas fotosintesis
source atau kemampuan sink untuk menggunakan asimilat yang dihasilkan source. Oleh karena itu
terjadinya perubahan akumulasi bahan kering atau perubahan indeks panen (partisi asimilat) atau
keduanya, yang dapat terjadi akibat perubahan faktor-faktor produksi, dapat mempengaruhi hasil
biji.
Kekuatan sink dalam menarik asimilat berbeda-beda, sink yang kuat akan mendapat bagian
asimilat lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan sink yang tidak terlalu kuat. Dasar bagi
kekuatan sink (sink strenght) adalah kemampuan sink untuk secara efektif mengurangi konsentrasi
asimilat dalam jaringan pembuluh yang berhubungan dengan sink tersebut untuk menghasilkan
gradien konsentrasi yang terbaik antara source dan sink (Wardlaw 1991). Kekuatan sink ini
ditentukan oleh ukuran, aktifitas, stadia pertumbuhan, jarak sink tersebut terhadap source dan
hubungannya dengan jaringan pembuluh (Taiz and Zeiger 2003). Faktor yang paling menentukan
aktifitas sink menurut Gifford dan Evans (1981) adalah suply asimilat pada tahap ontogenik paling
awal (stadia dimana terjadi perubahan tunas vegetatif menjadi tunas generatif).

Anda mungkin juga menyukai