Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan kering yang potensial untuk pengembangan pertanian mencapai sekitar
76,20 juta ha, 70,70 juta ha ter- letak di dataran rendah dan 5,50 juta ha di dataran
tinggi. Sebagian besar dari lahan tersebut telah dimanfaatkan untuk pertanian, dan
yang berpotensi untuk perluasan adalah 35,50 juta ha di dataran rendah dan 0,70 juta
ha di dataran tinggi (Kurnia dan Hidayat 2001). Untuk memanfaatkan lahan kering
tersebut dapat dilakukan usaha – usaha perbaikan tanah agar menunjang pertumbuhan
tanaman. Agar seimbang antara perbaikan tanah dengan hasil tanaman, petani
disarankan untuk menanam tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi seperti halnya
padi.
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi
merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam
memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan
menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian. Menurut data BPS (2011),
konsumsi beras pada tahun 2011 mencapai 139 kg kapita-1 tahun-1 dengan jumlah
penduduk 237 juta jiwa, sehingga konsumsi beras nasional pada tahun 2011 mencapai
34 juta ton. Kebutuhan akan beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk yang lebih cepat dari pertumbuhan produksi pangan yang tersedia.
Kusmantoro, Widodo dan Suratiyah, (2002) mengatakan bahwa bagi negara-negara
Asia termasuk Indonesia, pangan berarti beras. Hal ini mengisyaratkan bahwa beras
masih memegang peranan penting sebagai pangan utama di Asia. Diperkirakan 40-
80% kebutuhan kalori masyarakat berasal dari beras. Beras menjadi sumber
pendapatan penting bagi sebagian besar petani kecil di Asia, karena diperkirakan 2/3
lahan pertanian di Asia dialokasikan untuk tanaman padi.
Dalam upaya meningkatkan produksi padi guna mnunjang pelestarian
swasembada beras maka diperlukan pengembangan teknologi budidaya tanaman padi
dan upaya pengambilan keputusan yang tepat dalam pertanman padi. Dalam usaha
meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan dalam mengelola pertanaman padi
dibutuhkan suatu rumusan model yang dapat menduga produksi dari data yang
tersedia. Oleh karena itu model pendugaan merupakan bantuan penting dalam
perencanaan efektif dan efesien. Untuk itu adanya program DSSAT sebagai
penunjang swasembada beras dengan melakukan pengambilan keputusan yang tepat
dalam proses budidaya padi.
1.2 Tujuan
1. Menganalisis produksi tanaman padi pada lahan kering
2. Mencoba mensimulasi pertanaman padi di lahan kering
3. Mensimulasi dengan beberapa skenario guna menanggulangi penanaman padi
di lahan kering
1.3 Manfaat
1. Mengetahui tingkat produksi tanaman padi di lahan kering
2. Mengetahui keputusan yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman
padi di lahan kering
3. Dapat mengetahui dalam menanggulangi masalah produktivits tanaman padi
di lahan kering

Kurnia, U. dan A. Hidayat. 2001. Potensi, peluang dan pemanfaatan lahan kering
untuk peningkatan produksi pangan. Makalah disampaikan dalam
Pertemuan Konsultatif Sumberdaya Lahan dan Air. Direktorat Perluasan
Areal, Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta 11 Juni 2001.
Badan Pusat Statistik .2011. Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi.
http://bps.tnmnpgn.go.id.
Kusmantoro Edy Sularso, Sri Widodo dan Ken Suratiyah. 1992. Analisys Efiensi
Produksi Pada Usahatani Nilam di Kabupaten Banyumas, Berkala
Penelitian Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (BPPS-UGM) Jilid 5,
No 2A, EdisiMei 1992. hlm 339-351.

Anda mungkin juga menyukai