Nama Kelompok :
M. Firmansyah 1625010101
Kelas : C
Kelompok : 11
JAWA TIMUR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan kota Surabaya yang pesat memberikan berbagai macam
pengaruh dan akibat bagi masyarakat sehingga melahirkan peluang peningkatan pendapatan serta
pekerjaan bagi warganya.
Peningkatan pendapatan warga kota Surabaya juga dibarengi tren life style masyarakat
yang cenderung konsumtif. hal ini ditandai dengan tumbuh pesatnya berbagai macam bidang
usaha jasa dan perdagangan salah satunya adalah di bidang usaha jasa kuliner. Budaya kuliner di
kota Surabaya kini mulai menunjukkan kemajuan. Berbagai macam jenis usaha jasa kuliner
seperti warung kaki lima, rumah makan, kedai, dengan berbagai varian menu kian berkembang.
Letak kota Surabaya yang secara geografis berada di pesisir pantai mempengaruhi selera
makan orang Surabaya. Kebanyakan makanan yang digemari terdiri dari ikan dan hasil laut
lainnya walaupun ada jenis makanan lain yang juga digemari antara lain daging sapi, kambing,
ayam serta berbagai jenis unggas seperti bebek dan itik.
Melihat peluang tersebut, kami berencana membuka usaha jasa kuliner yang menjual
makanan khas laut “seafood” dengan pertimbangan bahwa belum adanya usaha serupa yang
menjual jenis makanan yang spesifik namun beragam baik dari segi cita maupun rasanya.
Usaha yang akan kami rintis ini juga merupakan wujud representatif serta dukungan atas
“Gerakan Makan Ikan” yang telah disosialisasikan oleh Kementerian Perikanan menyadari
bahwa ikan dan berbagai hasil laut lainnya merupakan sumber protein yang sangat bergizi.
Sebagai salah satu protein hewani, ikan memiliki banyak keunggulan dibandingkan protein
hewani lainnya. Ikan memiliki kandungan nutrisi yang relatif aman untuk balita hingga manula.
Kandungan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti: tumbuh
kembang bayi lebih cepat, balita lebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuh lebih
kuat. Proses memasak ikan sangat beragam dan hemat energi. Keragaman jenis ikan juga
memberikan pilihan bagi konsumen dari berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, jenis ikan lainnya
memiliki harga lebih murah dibandingkan sumber protein hewani lainnya.
Bidang usaha rumah makan merupakan salah satu bidang yang masih bisa bertahan dan
bahkan berkembang di dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu. Bisnis
rumah makan merupakan pilihan yang tepat di tengah situasi perekonomian dan perkembangan
jumlah penduduk. Alasan mendasar dari bisnis rumah makan ini adalah “orang perlu makan
untuk hidup” sehingga hal tersebut menjadikan alasan mengapa harus mengembangkan bisnis
rumah makan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yakni agar mahasiswa dapat mempelajari dan
memahami cara membentuk dan merancang pemodelan dan pemetaan SIG dalam
pembangunan sentra kuliner di wilayah Pantai Timur Surabaya.
BAB II
PERMASALAHAN
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
KKM Pamurbaya termasuk dalam Zona IV Pesisir dan Laut Timur pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Surabaya, dengan fungsi utama konservasi dan rehabilitasi lingkungan
laut dan pantai serta sebagai areal penangkapan dan budidaya perikanan (Pasal 19 Perda Kota
Surabaya No. 3 Tahun 2007). Pantai Timur Surabaya berada pada posisi 7°12' - 7°21'
Lintang Selatan dan 112°36' - 127°54' Bujur Timur. Secara administratif, Pamurbaya
meliputi empat Kelurahan di tiga Kecamatan, yaitu: Kelurahan Keputih di Kecamatan
Sukolilo, Kelurahan Wonorejo dan Medokan Ayu di Kecamatan Rungkut, serta Kelurahan
Gunung Anyar Tambak di Kecamatan Gunung Anyar.
Di KKM, ada tiga zona yang telah ada, yaitu: zona utama/inti, zona
penyangga/pendukung, dan zona pemanfaatan terbatas (budidaya). Zona utama/inti
dimaksudkan untuk menjaga keutuhan ekosistem pesisir dan melindungi daerah fishing
ground. Zona penyangga berfungsi sebagai zona rehabilitasi dan zona pendukung kegiatan di
zona lindung utama dan zona pemanfaatan terbatas. Zona Pemanfaatan terbatas berfungsi
sebagai (1) perlindungan habitat dan populasi ikan, (2) pariwisata dan rekreasi, (3) penelitian
dan pengembangan, (4) pendidikan.
3.3.Pemodelan dan Pemetaan SIG mengenai sentra kuliner di wilayah Pantai Timur Surabaya
Kecamatan Bulak termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang merupakan bagian
dari wilayah Surabaya Utara, dengan ketinggian ± 4 – 12 meter diatas permukaan laut dan
memiliki 4 kelurahan (kel. Kedung Cowek, kel. Bulak, kel. Kenjeran dan Komplek Kenjeran,
serta kel. Sukolilo. Di kecamatan ini terdapat kawasan pesisir, yaitu pantai Kenjeran yang
memiliki potensi yang luar biasa. Tidak hanya potensi wisata, tetapi juga potensi ekonomi
dan ekologis. Dengan batas wilayahnya meliputi:
Berdasarkan peta di atas, dapat diketahui bahwa struktur wilayah kecamatan Bulak
merupakan batas wilayah pesisir timur yang ada di Surabaya, yaitu pesisir pantai
Kenjeran.
Berdasarkan RZWP (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir) Surabaya, kawasan pesisir
timur (pantai timur Surabaya), umumnya merupakan pantai berlumpur dan berhadapan
langsung dengan selat madura, wilayah daratan sebagian besar didominasi oleh kegiatan
wisata, permukiman nelayan, perikanan dan ekosistem hutan mangrove sedangkan
wilayah perairannya terbatas untuk kegiatan perikanan tangkap dan alur kegiatan wisata
bahari.
Penyediaan ruang publik di tepi badan air kampung nelayan Sukolilo dan
Tambak Deres dan dilengkapi bangunan panggung bertingkat multifungsi
sebagai tempat pengolahan makanan laut, dermaga, maupun kafe (public
resort) dengan desain menarik dan disesuaikan dengan karakteristik pesisir
Kenjeran.
Penyediaan sarana prasarana transportasi darat dan laut sebagai modal wisata
internal yang melayani pergerakan wisatawan, seperti jalan, jembatan,
pedestrian, halte, dermaga lingkungan, laguna, perahu nelayan/boat, kereta
gantung, kereta kelinci, mini train, dan lainnya.
Meningkatkan penyelenggaraan acara rakyat di kawasan pesisir Kenjeran
Kenjeran, seperti lomba perahu hias, pagelaran seni Kenjeran, lomba karapan
sapi, perlombaan memasak, festival jajanan Kenjeran, dan sebagainya yang
berpotensi menjadi daya tarik khas kawasan wisata Kenjeran.
Perbaikan citra kawasan wisata Kenjeran dengan menciptakan slogan
promosi/identitas kawasan wisata Kenjeran, seperti patung, gapura selamat
datang, atau lainnya yang dapat memberikan kenangan dan kesan baik bagi
pengunjung.
Wilayah kenjeran dipilih sebagai tempat sentra kuliner karena memiliki letak yang
strategis dan sangat berpotensi. Wilayah tersebut dekat dengan wisata Pantai Ria
Kenjeran, selain itu dekat dengan beberapa wisata religi seperti klenteng sanggar agung,
patung 4 wajah dan tempat-tempat yang berpotensi lainnya.
Tempat yang dijadikan sentra kuliner juga dekat dengan laut, sehingga pengunjung
bisa menikmati hidangan sambil menikmati keindahan laut pantai timur Surabaya.
Pembangunan pusat kuliner tidak menggunakan cara reklamasi, melainkan memasang
tiang pancang sehingga tempat kuliner berbentuk seperti rumah apung yang dapat
memberikan ciri khas tersendiri bagi sentra kuliner serta dapat menambah nilai ekstetika
dari sentra kuliner tersebut. Menu makanan yang disajikan adalah menu yang berasal dari
laut atau berbahan dasar sari laut (sea food), sedangakan untuk minuman, menu yang
disajikan yaitu seputar hasil dari tanaman pantai (es degan, es siwalan).
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan menu makanan didapatkan dengan
menjalin kerjasama dengan memberdayakan nelayan-nelayan sekitar sehingga secara
tidak langsung dapat mengangkat perekonomian para nelayan tersebut serta menu
makanan yang disajikan akan lebih terjangkau dan terjamin kesegarannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Wilayah kenjeran dipilih sebagai tempat sentra kuliner karena memiliki letak yang
strategis dan sangat berpotensi. Wilayah tersebut dekat dengan wisata Pantai Ria Kenjeran,
selain itu dekat dengan beberapa wisata religi seperti klenteng sanggar agung, patung 4 wajah
dan tempat-tempat yang berpotensi lainnya.Tempat yang dijadikan sentra kuliner juga dekat
dengan laut, sehingga pengunjung bisa menikmati hidangan sambil menikmati keindahan
laut pantai timur Surabaya. Pembangunan pusat kuliner tidak menggunakan cara reklamasi,
melainkan memasang tiang pancang sehingga tempat kuliner berbentuk seperti rumah apung
yang dapat memberikan ciri khas tersendiri bagi sentra kuliner serta dapat menambah nilai
ekstetika dari sentra kuliner tersebut.
4.2 Saran
Marsum WA. 1991. Restoran dan segala permasalahannya. Andi Offset, Yogyakarta.