Anda di halaman 1dari 3

DO

Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan
atmosfer. Pada suhu 20oC dengan tekanan 1 atmosfer, konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan
jenuh adalah 9,2 ppm, sedangkan pada suhu 50 oC dengan tekanan atmosfer yang sama tingkat
kejenuhannya hanya 5,6 ppm. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Konsentrasi
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air lainnya yang
membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga
mengakibatkan proses pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang
melapisi permukaan logam (Fardiaz, 1992).

Ds atau tds

Menurut Effendi (2003) Total Dissolved Solid merupakan Jumlah padatan terlarut terdiri dari senyawa-
senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air,mineral dan garam-garamnya. Kelarutan zat
padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa
ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah
turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh larutnya
partikel tersuspensi didalam air, sedangkan pada musim kemarau air kelihatan berwarna hijau karena
adanya ganggang di dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah,
sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang (Situmorang, 2007). Nilai tds perairan sangat dipengaruhi
oleh pelapukan batuan, limpasan tanah, dan pengaruh antropogenik yang berupa limbah domestik dan
industri. Selain itu nilai TDS biasanya lebih kecil dari nilai DHL (Effendi, 2003).

Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm)
dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang
tidak tersaring pada kertas sarng berdiameter 0,45µm (Rao, 1992).Berikut ion – ion yang ditemukan dalam
perairan menurut Todd (1997) :

Major Ion (Ion Utama) Secondary Ion ( Ion Sekunder )


( 1,0 – 1.000 mg/liter ) ( 0,01 – 10,0 mg/liter )
Sodium (Na) Besi (Fe)
Kalsium (Ca) Strontium (Sr)
Magnesium (Mg) Kalium (K)
Bikarbonat (HCO3) Karbonat (CO3)
Sulfat (SO4) Nitrat (NO3)
Klorida (CI) Flourida (F)
Boron (Br)
Silika (SiO2)

Menurut Mc Neely (1997) dalam Effendi Hefni (2003) Nilai TDS dan salinitas mempunyai hubungan
tersendiri. Berikut hubungan nilai TDS dan tingkat salinitas :

Nilai TDS (mg/liter) Tingkatan


0 – 1.0000 Air tawar
1.001 – 3.0000 Agak asin/payau
3.001 – 10.000 Keasinan sedang
10.001 – 100.000 Asin
>100.000 Sangat asin
Keberadaan TDS dalam konsentrasi tinggi di badan air dapat menyebabkan terjadinya pencemaran dan
kematian terhadap organisme air. TDS yang tinggi akan mengurangi kemampuan badan air dalam
menjaga ekosistem air. Analisis TDS diperlukan untuk menentukan beban pencemaran dan untuk
merancang sistem penanganan air limbah secara biologis (Ilyas, Nugraha dan Sumiyati, 2013)

Ph

Redoks

Respirasi mikroba dalam tanah berkaitan dengan proses oksidasi reduksi yang mempengaruhi nilai
potensial redoks (Eh) dan menjadi indikator proses biogeokimia dalam tanah. Kondisi oksidatif dan
reduktif tanah ditunjukkan oleh nilai potensial redoks. Brettar (2002) melaporkan bahwa di tanah
tergenang di Rhinau, France peningkatan kandungan bahan organik tanah menurunkan nilai potensial
redoks tanah dengan nilai korelasi sebesar r = -0,87 yang disebabkan oleh konsumsi oksigen dalam
jumlah besar pada proses oksidasi yang terjadi dalam tanah membentuk senyawa organik. Peningkatan
kelembaban tanah biasanya diikuti dengan pengurangan oksigen di dalam tanah yang diindikasikan
dengan berkurangnya nilai potensial redoks tanah (Eh) (Setyanto et al. 2000).

Ketersediaan oksigen dalam kondisi tanah yang jenuh air mempengaruhi aktivitas bakteri metanogen
dan metanotrof.

Penggenangan menyebabkan turunnya nilai potensial redoks (Eh) yang diindikasikan oleh turunnya
jumlah oksigen dalam tanah sehingga terjadi kondisi anaerobik. Kondisi tersebut menyebabkan bakteri
metanogen dapat bekerja secara optimal memproduksi gas metana (Wihardjaka 2015). Potensial redoks
tanah menunjukkan status tanah yang teroksidasi atau tereduksi. Potensial redoks adalah salah satu
peubah penting dalam mengontrol persistensi berbagai senyawa organik dan anorganik tanah (Zhang et
al., 2009).

Pada umumnya, jika penggenangan tanah dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan
rendahnya nilai potensial redoks yang akan mengakibatkan terlarutnya unsur mikro seperti Fe dan Mn
(Husson, 2013). Setelah penggenangan, air memenuhi pori-pori tanah, udara didesak keluar, difusi gas
berkurang, dan senyawa beracun terakumulasi akibat kondisi anaerobik (Mustafa Ahmad, Suhaimi Rezki
A., Hasnawi 2015).
Potensial redoks adalah hasil pengukuran kuantitatif untuk menginformasikan suatu indeks diagnostik
dari tingkat anaerobik atau anoksia tanah (Patrick & Delaune, 1977). Potensial redoks adalah salah satu
peubah penting dalam mengontrol persistensi berbagai senyawa organik dan anorganik tanah (Zhang et
al., 2009). Potensial redoks tanah secara umum bernilai negatif, baik pada kedalaman 00,2 m dan 0,5-0,7
m.

Anda mungkin juga menyukai