OLEH:
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pratikum
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
PENGENDALIAN MASING-MASING PERLAKUAN TERHADAP HAMA
PLUTELLA PADA TANAMAN SAWI “Brassica Juncea L”
Oleh:
NPM : 214110063
Kelas : 4-A
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadiran tuhan yang maha esa atas segala
perlakuan terhadap hama plutella pada tanaman sawi (Brassica Juncea L.)” ini
laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Dan harapan penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
C. Pelaksanaan Praktikum 7
D. Parameter Pengamatan 9
BAB V PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
prospektif yang sangat baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomis
yang sangat tinggi khususnya bagi para petani. Tanaman Hortikultura diataranya
yaitu buah- buahan, obat-obatan, tanaman hias serta sayur-sayuran sepertu sawi.
Sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang digemari oleh
bawah hingga golongan masyarakat atas. Sawi hijau ini dapat tumbuh dengan baik
sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi yaitu, protein, lemak, karbohidrat,
yang efektif, efisien dan tepat maka populasi hama dan penyakit dapat
Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya sawi hijau ini masih
menyerang sawi sangat merugikan petani. Waktu penanganan hama dan penyakit
umumnya dilakukan setelah tanaman terserang sehingga hama dan penyakit yang
menyerang tanaman ini susah dikendalikan. Agar hama dan penyakit ini diatasi
2
dengan baik maka diperlukan manajemen yang baik dalam penanganan hama dan
penyakit ini. Petani perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha tani
nya kususnya terhadap penanganan hama dan penyakit tanaman karena kerugian
B. Rumusan Masalah
Tanaman ini adalah bagaimana cara mengetahui perubahan yang terjadi pada
tanaman sawi yang telah diberi perlakuan arang dan bagaimana cara mengetahui
C. Tujuan
adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tanaman sawi yang telah
diberi perlakuan arang dan untuk mengetahui tehnik budidaya tanaman sawi yang
adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun
berasal dari kawasan Mediterania dan daerah Timur Dekat, Afghanistan, Iran, dan
Pakitastan Barat. Bukti lain menunjukkan bahwa tanaman ini bersal dari Cina dan
sayuran daun yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya enak, mudah
didapat, dan budidayanya tidak terlalu sulit. Di Indonesia banyak terdapat jenis
makanan yang menggunakan daun sawi baik sebagai bahan pokok (dimakan
(Khairunnisa, 2015).
Morfologi tanaman sawi (Brassica juncae L.) yaitu termasuk jenis tanaman
Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau lebih,
tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak
berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang
perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah
yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum
tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang berwarna
2010).
juncae L.) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian
untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus
2017).
Tanaman sawi (Brassica juncae L.) dapat tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran
rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah
mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.
meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga
dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan
membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam
suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
5
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir
musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur,
Tanaman sawi hijau tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga
penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik.
Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000-1500
mm/tahun. Akan tetapi tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang
dan dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan
yaitu hama utama dan hama sekunder. Hama utama yaitu hama yang sering
Sedangkan hama sekunder adalah jenis hama yang kadang-kadang muncul pada
dilakukan pengendalian hama utama pada tanaman sawi salah satunya adalah
Ulat daun Plutella xylostella disebut juga ulat titip, hama bodes, hama putih,
hama wayang atau ngengat punggung berlian. Ulat ini dapat diklasifikasikan ke
dalam kelas: insecta, ordo microlep pedoptera, sub ordo: Micropidopetra, Famili
pluteladae, genus: plutella, spesies: Plutella xylostella. Ulat ini mengalami 4 kali
ulat (larva), kepompong atau Pupa dan ngengat. Telur berwarna putih
kekuningan, bentuk bulat panjang dengan lebar 0,26 mm dan panjang 0,49 mm,
6
jika akan menetas telur telur tesebut menjadi lebih gelap warnannya (Darmawan,
2009).
berlangsung berturut-turut selama sekitar tiga hari, enam dan empat hari. pada
dataran tinggi stadia telur berlangsung sekitar enam hari, stadia larva 14 hari dan
daging daun bagian bawah yang masih muda terutama pada pucuk-pucuk daun,
dan yang tersisa adalah urat-urat daun dan epidermis sebelah atas sehingga
membentuk seperti jendela. Apabila tingkat populasi larva tinggi, maka terjadi
kerusakan berat pada daun dan hampir seluruh daun dimakan larva sehingga
Riau. Pratikum ini dimulai dari 4 april sampai dengan 31 Mei 2023.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah garu, cangkul,
gembor, hand tractor dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah bibit sawi, pupuk organik cair dan plang nama.
C. Pelaksanaan Praktikum
dibersihkan dari rerumputan, sampah dan sisa kayu di sekitar areal tersebut.
Selanjutnya lahan diolah dengan menggunakan cangkul dan hand tractor agar
2. Pembuatan Plot
masing-masing 1m x 1m.
sebelum ditanami bibit sawi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik cair
4. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah plot diberi pupuk dasar yang telah dibiarkan
selama ± 2 minggu. Setiap plot ditanami 4 bibit sawi yang telah disediakan.
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan
b. Penyiangan
penyerapan air dan unsur hara antara tanaman sawi dengan gulma. Penyiangan
rerumputan di sekitar plot dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut
c. Pemberian Perlakuan
Perlakuan yang diberikan pada tanaman sawi adalah arang yang telah
dihaluskan dan diberi sedikit air, lalu dioleskan pada setiap helai daun tanaman
sawi. Pemberian perlakuan ini dilakukan setiap 1 minggu sekali yang bertujuan
untuk melihat pengaruh arang pada daun tanaman sawi terhadap hama tanaman
7. Panen
Tanaman sawi siap dipanen pada umur ± 8 minggu. Waktu pemanenan sawi
biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itulah tanaman sawi
D. Parameter Pengamatan
daun yang sudah terbuka sempurna. Pengamatan jumlah helai dilakukan 2 minggu
setelah tanam.
menghitung berapa banyak kerusakan pada daun tanaman sawi yang diserang
hama. Jenis hama yang dominan menyerang tanaman sawi adalah hama pluttela
yang merusak daun tanaman sawi. Setelah pemberian perlakuan pada daun
tanaman sawi hama tersebut lebih banyak daripada tidak diberi perlakuan.
3. Umur Panen
berat sawi pada saat panen, yang mana umur panen tanaman sawi berkisar 8
minggu (± 56 hari).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
daun yang sudah terbuka sempurna. Pengamatan jumlah helai dilakukan 2 minggu
setelah tanam. Pengamatan jumlah helai daun dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
Berdasarkan tabel diatas, jumlah daun paling banyak yaitu pada sampel 3
yaitu 5 helai daun dan jumlah daun paling sedikit yaitu pada sampel 1 yaitu 0
helai daun.
Berdasarkan tabel diatas, jumlah daun paling banyak yaitu pada sampel 3
yaitu 8 helai daun dan jumlah daun paling sedikit yaitu pada sampel 1 yaitu 0
helai daun.
banyak kerusakan pada daun tanaman sawi yang diserang hama. . Jenis hama
yang dominan menyerang tanaman sawi adalah hama pluttela yang merusak daun
tanaman sawi.
11
Berdasarkan tabel diatas, jumlah lubang pada daun yang terserang hama
paling banyak yaitu pada sampel 3 dengan 4 daun yang terserang hama dan
terdapat 15 lubang. Dan jumlah lubang pada daun yang terserang paling sedikit
yaitu pada sampel 1 dengan 0 daun yang terserang dan terdapat 0 lubang.
Berdasarkan tabel diatas, jumlah lubang pada daun yang terserang hama
paling banyak yaitu pada sampel 3 dengan 6 daun yang terserang hama dan
terdapat 26 lubang. Dan jumlah lubang pada daun yang terserang paling sedikit
yaitu pada sampel 1 dengan 0 daun yang terserang dan terdapat 0 lubang.
C. Umur Panen
berat sawi pada saat panen, yang mana umur panen tanaman sawi berkisar 8
Berdasarkan tabel diatas, berat sawi per sampel yang paling berat yaitu pada
sampel 3 dengan berat 0,55 kg. sedangkan berat sawi per sampel yang paling
A. Kesimpulan
pertumbuhan tanaman sawi sangat bagus dikarenakan penyiraman yang rutin dan
baik terhadap tanaman sawi dimana hama yang menyerang tanaman sawi semakin
banyak dari tanaman sawi yang tidak diberi perlakuan apapun atau diberi
B. Saran
dilakukan pemeliharaan yang rutin dan sebaiknya diberi perlakuan yang lain dan
sesuai agar tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi karena
dengan diberinya perlakuan arang hama yang menyerang tanaman sawi menjadi
lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Skripsi
Mahasiswa Fakultas Pertanian. Universitas Surakarta.
Cahyono, 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta.
Dora, 2009. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
dengan 3 Varietas yang Berbeda. Jurnal AgronobiS, Vol. 2, No. 4.
Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu. 2007. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Margiyanto, 2010. Hortikultura. Cahaya Tani. Bantul, dalam Anjeliza, R.Y. 2013.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Pada Berbagai Desain Hidroponik. Universitas Hasanuddin. Makkasar.
Samadi, B. 2017. Teknik Budidaya Sawi dan Pakchoy. PT inti Subur Intani.
Jakarta.
BULAN/TAHUN 2023
NO KEGIATAN
APRIL MEI
1 Pembukaan Lahan
Pembentukan Plot
2 Dan Penyemaian
Sawi
3 Penanaman
Pemberian
4
Perlakuan Pertama
Pemberian
5
Perlakuan Ke Dua
Pengamatan
6 Setelah Pemberian
Perlakuan
7 Panen
16
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rhoeadales
Famili: Cruciferae
Genus: Brassica
Akar
Tanaman sawi memiliki sistem perakaran yaitu akar serabut yang tumbuh
secara menyebar di sekitar tanah. Akar tersebut menembus tanah tidak terlalu
dalam yaitu hanya sekitar 5 cm saja. Struktur akar pada sawi sangat mudah putus.
Selain itu, akar ini bisa tumbuh dengan optimal pada tanah yang subuh, gembur
dan mengandung banyak air. Akar tersebut berbentuk fili dan diameternya kecil.
Akar pada sawi ujungnya meruncing dengan kulit yang berwarna hijau muda
hingga kuning pucat. Jika dibelah, bagian dalam akar berwarna putih cerah.
Batang
Sawi mempunyai batang yang beruas dan pendek bahkan batang ini hampir
sukar dibedakan dari tangkai daun. Batang sawi juga berfungsi sebagai penopang
serta pembentuk daun sawi. Batang ini berwarna hijau keputihan dengan tekstur
berair dan mudah patah. Tekstur permukaan batang halus dan tidak ditumbuhi
biji.
Daun
17
Daun sawi berbentuk lonjong dan memiliki tangkai daun yang panjang hasil
pertumbuhan dari batang. Tangkai daun sawi berukuran besar, berdaging dan
mengandung banyak air. Permukaan daun memiliki tekstur yang halus, mengkilat
dan tidak ditumbuhi bulu. Umumnya, daun sawi tumbuh secara berserak atau
roset, tersusun rapat dan rapih sehingga sangat sulit untuk membentuk krop.
Daun ini memiliki tekstur yang mudah sobek dan lunak. Daun ini memiliki
tipe tulang daun menyirip. Daun sawi berbentuk oval dengan ujung yang
membulat. Pada daun muda berwarna hijau muda sedangkan pada daun tua
berwarna hijau tua. Namun, beberapa factor seperti lingkungan dan genetic dari
Bunga
Sawi memiliki bunga yang tersusun dalam tangkai bunga dan biasa disebut
dengan tipe inflorentia. Bunga ini memiliki cabang yang banyak dan memanjang.
Bunga sawi tergolong sebagai bunga lengkap karena dalam setiap bunga terdapat
putik dan benang sari. Dalam tiap kuntum bunga terdapat enam benang sari yang
terdiri dari empat benang sari bertangkai panjang dan dua benang sari bertangkai
pendek.
Sawi juga memiliki satu putik yang berongga dua dan empat mahkota bunga
yang berwarna kuning. Permukaan mahkota bunga sangat halus dan tidak
berambut. Ovarium pada tanaman sawi berkembang dan memiliki stigma dengan
dua lobus. Awalnya, rongga pada putik hanya satu, namun selama
rongga menjadi dua.Tanaman ini sangat mudah berbunga baik pada dataran
rendah maupun dataran tinggi. Penyerbukan pada tanaman sawi biasanya dibantu
Buah
Ternyata tanaman sawi memiliki buah yang berbentuk lonjong dan ada juga
yang bulat. Buah ini berwarna hijau keputihan. Buah ini berupa kapsul yang
terbuka dengan dua katup. Buah tersebut berbentuk polong. Dalam tiap buah
terdapat 2 hingga 8 biji. Pada buah terdapat rongga yang di dalamnya terdapat
butiran biji.
Biji
Namun, pada sawi putih biji ini berwarna kuning muda dengan diameter sebesar
2,5 mm. Biji sawi berbentuk bulat telur atau oval. Bagian permukaan bijinya licin
dan mengkilap. Biji tersebut juga memiliki tekstur yang keras. Pada bagian luar
biji terdapat selaput, sementara pada sawi tidak memiliki endosperma. Biji sawi
tidak berbau khas bahkan saat dikunyah atau di tumbuk. Biji sawi tergolong
M. Agung Samudra Sinaga lahir pada tanggal 07 September 2002 di desa Lubuk
di Jl. Melon, Perum. BMP IV, Gading Marpoyan, Pandau Jaya, Siak Hulu,
Kampar, Riau. Penulis bersekolah Di SDN 002 Lubuk Batu Tinggal pada tahun