Anda di halaman 1dari 26

PENGENDALIAN MASING-MASING PERLAKUAN TERHADAP HAMA

PLUTELLA PADA TANAMAN SAWI “Brassica Juncea L”

OLEH:

M. AGUNG SAMUDRA SINAGA


214110063

LAPORAN PRATIKUM GENETIKA TANAMAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pratikum
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
PENGENDALIAN MASING-MASING PERLAKUAN TERHADAP HAMA
PLUTELLA PADA TANAMAN SAWI “Brassica Juncea L”

LAPORAN PRATIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Oleh:

Nama : M. Agung Samudra Sinaga

NPM : 214110063

Kelas : 4-A

Program Studi : AGROTEKNOLOGI

Menyetujui,

Dosen Pengasuh Asisten Dosen

Dr.Saripah Ulpah.M.Sc. Chusrin Irwansyah.SP,MP


i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadiran tuhan yang maha esa atas segala

rahmatnya sehingga laporan yang berjudul “Pengendalian masing-masing

perlakuan terhadap hama plutella pada tanaman sawi (Brassica Juncea L.)” ini

dapat tersusun hingga selesai.

Terimakasih penulis ucapkan kepada ibu Dr. Saripah Ulpah.M.Sc. sebagai

dosen matakuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman dan kepada teman teman

yang sudah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman dalam menyusun

laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Dan harapan penulis

semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Pekanbaru, 25 Juni 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

BAB III BAHAN DAN METODE 7

A. Tempat dan Waktu 7

B. Alat dan Bahan 7

C. Pelaksanaan Praktikum 7

D. Parameter Pengamatan 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10

BAB V PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Daun Pada Tanggal 17 Mei 2023 10

Tabel 2. Jumlah Daun Pada Tanggal 24 Mei 2023 10

Tabel 3. Jumlah Lubang Pada Daun Pada Tanggal 17 Mei 2023 11

Tabel 4. Jumlah Lubang Pada Daun Pada Tanggal 24 Mei 2023 11

Tabel 5. Berat Sawi Per Sampel 11


iv

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman 15

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Sawi 16

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum 19


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki

prospektif yang sangat baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomis

yang sangat tinggi khususnya bagi para petani. Tanaman Hortikultura diataranya

yaitu buah- buahan, obat-obatan, tanaman hias serta sayur-sayuran sepertu sawi.

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang digemari oleh

seluruh masyarakat Indonesia, konsumennya mulai dari golongan masyarakat

bawah hingga golongan masyarakat atas. Sawi hijau ini dapat tumbuh dengan baik

di dataran rendah. Sawi (Brassica juncea L.) merupakan sumber vitamin A

sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi yaitu, protein, lemak, karbohidrat,

Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B dan vitamin C

Budidaya tanaman sawi selalu terkendala Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) berupa hama dan penyakit. Perlindungan tanaman mempunyai peranan

penting dalam penetapan produksi pangan. Dengan teknik perlindungan tanaman

yang efektif, efisien dan tepat maka populasi hama dan penyakit dapat

dikendalikan sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi petani dan menjamin

potensi hasil yang optimal.

Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya sawi hijau ini masih

tergolong kurang bagus diakibatkan berbagai sebab baik biaya, pengetahuan

maupun kemampuan lainnya, sehingga serangan hama dan penyakit yang

menyerang sawi sangat merugikan petani. Waktu penanganan hama dan penyakit

umumnya dilakukan setelah tanaman terserang sehingga hama dan penyakit yang

menyerang tanaman ini susah dikendalikan. Agar hama dan penyakit ini diatasi
2

dengan baik maka diperlukan manajemen yang baik dalam penanganan hama dan

penyakit ini. Petani perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha tani

nya kususnya terhadap penanganan hama dan penyakit tanaman karena kerugian

yang ditimbulkan cukup tinggi.

Berdasarkan hal tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan

penelitian tentang pengendalian masing-masing perlakuan terhadap hama plutella

pada tanaman sawi (Brassica juncea L.).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum Dasar-dasar perlindungan

Tanaman ini adalah bagaimana cara mengetahui perubahan yang terjadi pada

tanaman sawi yang telah diberi perlakuan arang dan bagaimana cara mengetahui

tehnik budidaya tanaman sawi yang baik dan benar.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Dasar-dasar perlindungan Tanaman ini

adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tanaman sawi yang telah

diberi perlakuan arang dan untuk mengetahui tehnik budidaya tanaman sawi yang

baik dan benar.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim atau tanaman

hortikultura yang tergolong marga Brasssica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan

adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun

diolah (Haryanto, E., dkk, 2007).

Menurut sejarahnya, sawi (kelompok Brassica campestris) diperkirakan

berasal dari kawasan Mediterania dan daerah Timur Dekat, Afghanistan, Iran, dan

Pakitastan Barat. Bukti lain menunjukkan bahwa tanaman ini bersal dari Cina dan

Asia bagian Timur (Zulkarnain, 2013).

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura

sayuran daun yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya enak, mudah

didapat, dan budidayanya tidak terlalu sulit. Di Indonesia banyak terdapat jenis

makanan yang menggunakan daun sawi baik sebagai bahan pokok (dimakan

bersama nasi) maupun sebagai pelengkap (Dora, 2009).

Klasifikasi dari tanaman sawi yaitu sebagai berikut : Kingdom: Plantae,

Divisi : Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo:

Rhoeadales, Famili: Cruciferae, Genus: Brassica, Spesies: Brassica juncea L.

(Khairunnisa, 2015).

Morfologi tanaman sawi (Brassica juncae L.) yaitu termasuk jenis tanaman

sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek).

Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau lebih,

tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak

berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang

secara menyebar, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm.


4

perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah

yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum

tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang berwarna

keputih-putihan denng ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5 cm (Usman, M.

2010).

Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi (Brassica

juncae L.) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian

untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus

memilki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman.

Sebab, kecocokan keadaan lingkunan (iklim dan tanah) sangat menunjang

produktifitas tanaman berproduksi. Hingga dewasa ini masih banyak di jumpai

petani mengalami kegagalan panen atau memperoleh kuntungan yang rendah

karena kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi penanaman (Samadi, B.

2017).

Tanaman sawi (Brassica juncae L.) dapat tumbuh baik di tempat yang

berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran

rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang

diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah

mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.

Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100

meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga

dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan

adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini

membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam

suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
5

menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir

musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur,

banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat

kemasaman (pH) tanah yang optimumuntuk pertumbuhannya adalah antara pH 6

sampai pH 7 (Margiyanto, 2010).

Tanaman sawi hijau tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga

penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik.

Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000-1500

mm/tahun. Akan tetapi tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang

dan dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan

drainasenya baik (Cahyono, 2003).

Hama-hama yang menyerang tanaman sawi terbagi dalam dua kelompok

yaitu hama utama dan hama sekunder. Hama utama yaitu hama yang sering

muncul dan menimbulkan kerugian, sehingga perlu dilakukan pengendalian.

Sedangkan hama sekunder adalah jenis hama yang kadang-kadang muncul pada

areal pertanaman, sehingga dapat dilakukan pengendalian atau tidak perlu

dilakukan pengendalian hama utama pada tanaman sawi salah satunya adalah

Plutella xylostella (Darmawan, 2009).

Ulat daun Plutella xylostella disebut juga ulat titip, hama bodes, hama putih,

hama wayang atau ngengat punggung berlian. Ulat ini dapat diklasifikasikan ke

dalam kelas: insecta, ordo microlep pedoptera, sub ordo: Micropidopetra, Famili

pluteladae, genus: plutella, spesies: Plutella xylostella. Ulat ini mengalami 4 kali

perubahan bentuk dalam hidupnya( metamorfase sempurna) yaitu stadium telur,

ulat (larva), kepompong atau Pupa dan ngengat. Telur berwarna putih

kekuningan, bentuk bulat panjang dengan lebar 0,26 mm dan panjang 0,49 mm,
6

jika akan menetas telur telur tesebut menjadi lebih gelap warnannya (Darmawan,

2009).

Siklus hidup Plutella xylostella sangat bervariasi, tergantung pada kondisi

lingkungannya. Di dataran rendah stadia telur, stadia larva dan pupanya

berlangsung berturut-turut selama sekitar tiga hari, enam dan empat hari. pada

dataran tinggi stadia telur berlangsung sekitar enam hari, stadia larva 14 hari dan

stadia pupa sekitar tujuh hingga 11 hari (Ahmad Fuad, 2010).

Larva Plutella xylostella merusak sawi dengan memakan epidermis dan

daging daun bagian bawah yang masih muda terutama pada pucuk-pucuk daun,

dan yang tersisa adalah urat-urat daun dan epidermis sebelah atas sehingga

membentuk seperti jendela. Apabila tingkat populasi larva tinggi, maka terjadi

kerusakan berat pada daun dan hampir seluruh daun dimakan larva sehingga

hanya tinggal tulang-tulang daun (Ahmad Fuad, 2010).


III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Pratikum ini dilaksankan di Lahan Pertanian Air Dingin Universitas Islam

Riau. Pratikum ini dimulai dari 4 april sampai dengan 31 Mei 2023.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah garu, cangkul,

gembor, hand tractor dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum ini adalah bibit sawi, pupuk organik cair dan plang nama.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan Dan Pengolahan Lahan

Praktikum dilaksanakan di lahan pertanian Air Dingin Universitas Islam

Riau dengan ukuran 8m x 7m. Setelah lahan tersebut diukur kemudian

dibersihkan dari rerumputan, sampah dan sisa kayu di sekitar areal tersebut.

Selanjutnya lahan diolah dengan menggunakan cangkul dan hand tractor agar

memudahkan pada saat pembentukan plot.

2. Pembuatan Plot

Setelah lahan diolah, praktikan langsung membentuk plot dengan ukuran

masing-masing 1m x 1m.

3. Pemberian Pupuk Dasar

Setelah plot dibentuk, praktikan memberikan pupuk dasar terlebih dahulu

sebelum ditanami bibit sawi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik cair

yang telah disediakan oleh asisten dosen.


8

4. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah plot diberi pupuk dasar yang telah dibiarkan

selama ± 2 minggu. Setiap plot ditanami 4 bibit sawi yang telah disediakan.

5. Pemasangan Plang Nama

Praktikan memasang plang nama masing-masing pada plot tanaman sawi

yang telah dibagikan oleh asisten dosen.

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan

menggunakan gembor, terkecuali apabila terjadi hujan intensitas penyiraman

dikurangi dan disesuaikan dengan kondisi cuaca.

b. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk mencegah terjadinya persaingan dalam

penyerapan air dan unsur hara antara tanaman sawi dengan gulma. Penyiangan

rerumputan di sekitar plot dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut

rerumputan tersebut, sedangkan di luar plot dengan menggunakan cangkul.

c. Pemberian Perlakuan

Perlakuan yang diberikan pada tanaman sawi adalah arang yang telah

dihaluskan dan diberi sedikit air, lalu dioleskan pada setiap helai daun tanaman

sawi. Pemberian perlakuan ini dilakukan setiap 1 minggu sekali yang bertujuan

untuk melihat pengaruh arang pada daun tanaman sawi terhadap hama tanaman

sawi yaitu hama plutella.


9

7. Panen

Tanaman sawi siap dipanen pada umur ± 8 minggu. Waktu pemanenan sawi

biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itulah tanaman sawi

tidak terkena sinar matahari yang tidak terlalu terik.

D. Parameter Pengamatan

1. Jumlah helai Daun

Pengamatan jumlah helai daun dilakukan dengan cara menghitung helai

daun yang sudah terbuka sempurna. Pengamatan jumlah helai dilakukan 2 minggu

setelah tanam.

2. Umur Muncul dan Jenis Hama

Pengamatan umur muncul dan jenis hama dilakukan dengan cara

menghitung berapa banyak kerusakan pada daun tanaman sawi yang diserang

hama. Jenis hama yang dominan menyerang tanaman sawi adalah hama pluttela

yang merusak daun tanaman sawi. Setelah pemberian perlakuan pada daun

tanaman sawi hama tersebut lebih banyak daripada tidak diberi perlakuan.

3. Umur Panen

Pengamatan umur panen tanaman sawi dilakukan dengan cara menghitung

berat sawi pada saat panen, yang mana umur panen tanaman sawi berkisar 8

minggu (± 56 hari).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jumlah Helai Daun

Pengamatan jumlah helai daun dilakukan dengan cara menghitung helai

daun yang sudah terbuka sempurna. Pengamatan jumlah helai dilakukan 2 minggu

setelah tanam. Pengamatan jumlah helai daun dilakukan sebanyak 2 kali yaitu

pada 17 Mei 2023 dan 24 Mei 2023.

SAMPEL JUMLAH DAUN


Sampel 1 0
Sampel 2 3
Sampel 3 5
Sampel 4 4
Tabel 1. Jumlah Daun pada Tanggal 17 Mei 2023

Berdasarkan tabel diatas, jumlah daun paling banyak yaitu pada sampel 3

yaitu 5 helai daun dan jumlah daun paling sedikit yaitu pada sampel 1 yaitu 0

helai daun.

SAMPEL JUMLAH DAUN


Sampel 1 0
Sampel 2 5
Sampel 3 8
Sampel 4 6
Tabel 2. Jumlah Daun pada Tanggal 24 Mei 2023

Berdasarkan tabel diatas, jumlah daun paling banyak yaitu pada sampel 3

yaitu 8 helai daun dan jumlah daun paling sedikit yaitu pada sampel 1 yaitu 0

helai daun.

B. Umur Muncul Hama

Pengamatan umur muncul hama dilakukan dengan cara menghitung berapa

banyak kerusakan pada daun tanaman sawi yang diserang hama. . Jenis hama

yang dominan menyerang tanaman sawi adalah hama pluttela yang merusak daun

tanaman sawi.
11

DAUN YANG TERKENA LUBANG PADA DAUN


SAMPEL
HAMA YANG TERKENA HAMA
Sampel 1 0 0
Sampel 2 3 9
Sampel 3 4 15
Sampel 4 3 10
Tabel 3. Jumlah Lubang pada Daun pada Tanggal 17 Mei 2023

Berdasarkan tabel diatas, jumlah lubang pada daun yang terserang hama

paling banyak yaitu pada sampel 3 dengan 4 daun yang terserang hama dan

terdapat 15 lubang. Dan jumlah lubang pada daun yang terserang paling sedikit

yaitu pada sampel 1 dengan 0 daun yang terserang dan terdapat 0 lubang.

DAUN YANG TERKENA LUBANG PADA DAUN


SAMPEL
HAMA YANG TERKENA HAMA
Sampel 1 0 0
Sampel 2 5 21
Sampel 3 6 26
Sampel 4 5 19
Tabel 4. Jumlah Lubang pada Daun pada Tanggal 24 Mei 2023

Berdasarkan tabel diatas, jumlah lubang pada daun yang terserang hama

paling banyak yaitu pada sampel 3 dengan 6 daun yang terserang hama dan

terdapat 26 lubang. Dan jumlah lubang pada daun yang terserang paling sedikit

yaitu pada sampel 1 dengan 0 daun yang terserang dan terdapat 0 lubang.

C. Umur Panen

Pengamatan umur panen tanaman sawi dilakukan dengan cara menghitung

berat sawi pada saat panen, yang mana umur panen tanaman sawi berkisar 8

minggu (± 56 hari). Panen dilakukan pada tanggal 31 Mei 2023.

SAMPEL BERAT SAWI PER SAMPEL


Sampel 1 0 kg
Sampel 2 0,35 kg
Sampel 3 0,55 kg
Sampel 4 0,47 kg
Tabel 5. Berat Sawi Per Sampel
12

Berdasarkan tabel diatas, berat sawi per sampel yang paling berat yaitu pada

sampel 3 dengan berat 0,55 kg. sedangkan berat sawi per sampel yang paling

ringan yaitu pada sampel 1 dengan berat 0 kg.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan tanaman sawi sangat bagus dikarenakan penyiraman yang rutin dan

teratur serta pemberian pupuk organik cair yang diberikan.

Namun, pemberian perlakuan arang pada tanaman sawi berpengaruh tidak

baik terhadap tanaman sawi dimana hama yang menyerang tanaman sawi semakin

banyak dari tanaman sawi yang tidak diberi perlakuan apapun atau diberi

perlakuan yang lain selain arang.

B. Saran

Sebaiknya untuk mencegah tanaman sawi dari hama yang menyerang

dilakukan pemeliharaan yang rutin dan sebaiknya diberi perlakuan yang lain dan

sesuai agar tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi karena

dengan diberinya perlakuan arang hama yang menyerang tanaman sawi menjadi

lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuad. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Skripsi
Mahasiswa Fakultas Pertanian. Universitas Surakarta.

Cahyono, 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta.

Darmawan. 2009. Budidaya Tanaman Sawi. Yogyakarta: Kanisius.

Dora, 2009. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
dengan 3 Varietas yang Berbeda. Jurnal AgronobiS, Vol. 2, No. 4.

Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu. 2007. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Khairunnisa. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik dan


Kombinasinya terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau. [Skripsi].
Malang: Fakultas Pertanian. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.

Margiyanto, 2010. Hortikultura. Cahaya Tani. Bantul, dalam Anjeliza, R.Y. 2013.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Pada Berbagai Desain Hidroponik. Universitas Hasanuddin. Makkasar.

Samadi, B. 2017. Teknik Budidaya Sawi dan Pakchoy. PT inti Subur Intani.
Jakarta.

Usman, M. 2010. Budidaya Tanaman Sawi. Pekanbaru: Agro Inovasi.

Zulkarnain, 2013. Dasar-dasar hortikultura. Bumi Aksara, Jakarta.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

BULAN/TAHUN 2023
NO KEGIATAN
APRIL MEI

1 Pembukaan Lahan

Pembentukan Plot
2 Dan Penyemaian
Sawi

3 Penanaman

Pemberian
4
Perlakuan Pertama

Pemberian
5
Perlakuan Ke Dua

Pengamatan
6 Setelah Pemberian
Perlakuan

7 Panen
16

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Sawi

Kingdom: Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Rhoeadales

Famili: Cruciferae

Genus: Brassica

Spesies: Brassica juncea L.

 Akar

Tanaman sawi memiliki sistem perakaran yaitu akar serabut yang tumbuh

secara menyebar di sekitar tanah. Akar tersebut menembus tanah tidak terlalu

dalam yaitu hanya sekitar 5 cm saja. Struktur akar pada sawi sangat mudah putus.

Selain itu, akar ini bisa tumbuh dengan optimal pada tanah yang subuh, gembur

dan mengandung banyak air. Akar tersebut berbentuk fili dan diameternya kecil.

Akar pada sawi ujungnya meruncing dengan kulit yang berwarna hijau muda

hingga kuning pucat. Jika dibelah, bagian dalam akar berwarna putih cerah.

 Batang

Sawi mempunyai batang yang beruas dan pendek bahkan batang ini hampir

sukar dibedakan dari tangkai daun. Batang sawi juga berfungsi sebagai penopang

serta pembentuk daun sawi. Batang ini berwarna hijau keputihan dengan tekstur

berair dan mudah patah. Tekstur permukaan batang halus dan tidak ditumbuhi

biji.

 Daun
17

Daun sawi berbentuk lonjong dan memiliki tangkai daun yang panjang hasil

pertumbuhan dari batang. Tangkai daun sawi berukuran besar, berdaging dan

mengandung banyak air. Permukaan daun memiliki tekstur yang halus, mengkilat

dan tidak ditumbuhi bulu. Umumnya, daun sawi tumbuh secara berserak atau

roset, tersusun rapat dan rapih sehingga sangat sulit untuk membentuk krop.

Daun ini memiliki tekstur yang mudah sobek dan lunak. Daun ini memiliki

tipe tulang daun menyirip. Daun sawi berbentuk oval dengan ujung yang

membulat. Pada daun muda berwarna hijau muda sedangkan pada daun tua

berwarna hijau tua. Namun, beberapa factor seperti lingkungan dan genetic dari

sawi bisa menyebabkan perbedaan morfologi.

 Bunga

Sawi memiliki bunga yang tersusun dalam tangkai bunga dan biasa disebut

dengan tipe inflorentia. Bunga ini memiliki cabang yang banyak dan memanjang.

Bunga sawi tergolong sebagai bunga lengkap karena dalam setiap bunga terdapat

putik dan benang sari. Dalam tiap kuntum bunga terdapat enam benang sari yang

terdiri dari empat benang sari bertangkai panjang dan dua benang sari bertangkai

pendek.

Sawi juga memiliki satu putik yang berongga dua dan empat mahkota bunga

yang berwarna kuning. Permukaan mahkota bunga sangat halus dan tidak

berambut. Ovarium pada tanaman sawi berkembang dan memiliki stigma dengan

dua lobus. Awalnya, rongga pada putik hanya satu, namun selama

perkembangannya lapisan dinding yang tipis di dalamnya tumbuh dan membagi

rongga menjadi dua.Tanaman ini sangat mudah berbunga baik pada dataran

rendah maupun dataran tinggi. Penyerbukan pada tanaman sawi biasanya dibantu

oleh serangga kecil maupun angin.


18

 Buah

Ternyata tanaman sawi memiliki buah yang berbentuk lonjong dan ada juga

yang bulat. Buah ini berwarna hijau keputihan. Buah ini berupa kapsul yang

terbuka dengan dua katup. Buah tersebut berbentuk polong. Dalam tiap buah

terdapat 2 hingga 8 biji. Pada buah terdapat rongga yang di dalamnya terdapat

butiran biji.

 Biji

Biji sawi berukuran sangat kecil dan berwarna cokelat kehitanaman.

Namun, pada sawi putih biji ini berwarna kuning muda dengan diameter sebesar

2,5 mm. Biji sawi berbentuk bulat telur atau oval. Bagian permukaan bijinya licin

dan mengkilap. Biji tersebut juga memiliki tekstur yang keras. Pada bagian luar

biji terdapat selaput, sementara pada sawi tidak memiliki endosperma. Biji sawi

tidak berbau khas bahkan saat dikunyah atau di tumbuk. Biji sawi tergolong

sebagai biji berkeping satu atau biasa disebut dengan monokotil.


19

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum


BIODATA PENULIS

M. Agung Samudra Sinaga lahir pada tanggal 07 September 2002 di desa Lubuk

Batu Tinggal. Penulis merupakan warga berkebangsaan Indonesia dan beralamat

di Jl. Melon, Perum. BMP IV, Gading Marpoyan, Pandau Jaya, Siak Hulu,

Kampar, Riau. Penulis bersekolah Di SDN 002 Lubuk Batu Tinggal pada tahun

2009. Lalu melanjutkan Pendidikan di SMPN 1 Sungai Lala pada tahun

2015 dan melanjutkan Pendidikan di SMKS Perbankan Riau pada tahun

2018. Lalu di tahun 2021 melanjutkan kuliah di Universitas Islam Riau

dengan mengambil Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai