Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA PADA TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa

chinensis L) MENGGUNAKAN GREENHOUSE

PROPOSAL
Di susun Oleh
ADI PRATAMA
NPM.1954211005

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS


PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
Halaman Pengesahan
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN
KONSENTRASI PADA TANAMAN PAKCOY ((Brassica rapa
chinensis L)

PROPOSAL
Di susun Oleh
ADI PRATAMA
NPM.1954211005

MENYETUJUI:

Pembimbing Magang

Ir.Usman,M.si
NIP.196510221991031002
Kata Pengantar
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena
telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi dengan judul “ PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
CAIR DAN KONSENTRASI PADA TANAMAN PAKCOY ((Brassica rapa
chinensis L)

guna memenuhi sebagai persyaratan untuk melaksanakan magang dari program


studi Agroteknologi fakultas Pertanian dan Peternakan di Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak
Ir. Usman,M.Si selaku pembimbing Magang.
Penulis menyadari bahwa proposal magang ini masih banyak kekurangan. Penulis
juga mengharapkan saran, dan kritik yang membangun demi kesmpurnaan tulisan
ini. Semoga dengan dilaksanakan penelitian ini nantinya dapat memberikan
manfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi para pembaca.

Bengkulu, 02 November 2022

ADI PRATAMA
NPM : 195421100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman pakcoy (Brassica rapa chinensis L.) merupakan tanaman jenis
sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tanaman pakcoy berasal dari
Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman pakcoy telah dibudidayakan setelah
abad ke-5 secara luas di Cina Selatan dan Cina Pusat serta Taiwan. Sayuran ini
merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinesse
vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina, Malaysia,
Indonesia dan Thailand. Tanaman pakcoy masuk ke Indonesia diperkirakan pada
abad ke XIV. Pusat penyebaran pakcoy antara lain di Cipanas, Lembang,
Pengalengan, Malang, dan Tosari, terutama daerah yang memiliki ketinggian
diatas 1000 meter di atas permukaan laut (Abidin, 2015). Sayuran bagi
masyarakat Indonesia tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari karena
manfaatnya yang begitu banyak. Tanaman pakcoy dikonsumsi karena memiliki
kandungan gizi sebagai sumber vitamin A, B1, B2, B3, C, kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, kalsium, fosfor dan besi. Tanaman pakcoy bermanfaat untuk
kesehatan karena dapat mencegah kanker, hipertensi, penyakit jantung, sistem
pencernaan dan mencegah anemia bagi ibu hamil (Suhardianto dan Purnama,
2011). Permintaan pakcoy semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di Indonesia. Permintaan yang tinggi harus diimbangi oleh
produksi dalam negeri. Namun kebutuhan pakcoy berbanding terbalik dengan
hasil produksinya di lapangan (Sutarya, 2015). 2 Dilihat dari rata-rata produksi di
Indonesia sayuran ini masih cukup rendah yaitu 20 ton/ha, dibandingkan negara-
negara di Cina 40 ton/ha, Filipina 25 ton/ha, Taiwan 30 ton/ha. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 produksi
sayuran pakcoy menurun dari 76.367 ton pada tahun 2015 menjadi 64.820 ton
pada tahun 2016. Penurunan produksi tersebut diikuti dengan penurunan luas
lahan panen dari 6.415 ha pada tahun 2015 menjadi 5.383 ha pada tahun 2016.
Pada akhirnya berdampak pada penurunan produktivitas tanaman pakcoy akibat
lahan pertanian yang menyempit, sehingga kebutuhan masyarakat akan bahan
pangan semakin berkurang. Pada saat ini, luas lahan pertanian di Indonesia terus
semakin menurun karena adanya alih fungsi penggunaan lahan. Bagian tanaman
sawi yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya peningkatan produksi
diusahakan pada peningkatan produk vegetatif untuk mendukung upaya tersebut
dilakukan pemupukan. Tanaman sawi memerlukan unsur hara yang cukup dan
tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangannya untuk menghasilkan produksi
yang maksimal. Salah satu unsur hara yang sangat berperan pada pertumbuhan
daun adalah nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
vegetatif, sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan
lebih berkualitas (Wahyudi, 2010).
Greenhouse merupakan lingkungan tumbuh tanaman yang dirancang agar
tanaman dapat tumbuh secara optimal. Di dalam Greenhouse tanaman terhindar
dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kecepatan angin yang
tinggi, curah hujan yang terlalu tinggi, serta serangan serangga. Di dalam
Greenhouse, parameter yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah
sinar matahari, suhu udara, kelembapan udara, pasokan nutrisi, kecepatan angin,
dan konsentrasi karbondioksida dapat dikendalikan dengan mudah (Suhardyanto,
2009).
Budidaya tanaman dalam Greenhouse disebut dengan istilah plant forcing
yang merupakan sistem budidaya paling intensif. Tanaman dapat ditanam secara
rapat dalam waktu yang berurutan tanpa jeda, memerlukan investasi yang besar,
irigasi dan pemupukan dapat diatur temperatur dan suplai cahaya dapat dikontrol.
Oleh karena itu, budidaya tanaman di dalam Greenhouse dapat menghasilkan
panen dan kualitas yang tinggi (Poerwanto 2014).

1.2 Tujuan Penelitian


Ini bertujuan untuk mengetahui budidaya tanaman pakcoy (Brassica rapa
chinensis L.) menggunakan Greenhouse

1.3 Hipotesis Penelitian

Budidaya Tanaman pakcoy (Brassica rapa chinensis L.) menggunakan


Greenhouse
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Pakcoy (Brassica rapa chinensis L)
2.1.1 Sistematika Tanaman Pakcoy (Brassica rapa chinensis L.)
Menurut Haryanto, dkk (2006), klasifikasi dalam tata nama (sistematika)
tumbuhan, tanaman pakcoy termasuk kedalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa chinensis L

2.1.2 Morfologi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa chinensis L.)


Pakcoy memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang akar
berbentuk bulat panjang yang menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-
50 cm (Setyaningrum dan Saparinto, 2011). Tanaman ini memiliki batang yang
sangat pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan.Batang ini
berfungsi sebagai pembentuk dan penopang daun. Daun pakcoy bertangkai,
berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,
tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat
pada batang yang tertekan. Tangkai daunnya lebar dan kokoh, tulang daun dan
daunnya mirip dengan sawi hijau, namun daunnya lebih tebal dibandingkan
dengan sawi hijau. Tanaman pakcoy memiliki buah dengan bentuk bulat,
memiliki warna keputihan hingga kehijauan dan dalam satu buah memiliki 2-8
biji. Biji tanaman pakcoy berbentuk bulat dan kecil berwarna coklat hingga
kehitaman, memiliki permukaan licin, mengkilap, keras dan juga sedikit berlendir.
Bunga tanaman pakcoy memiliki bentuk memanjang dan memiliki banyak
cabang. Tanaman pakcoy memiliki bunga dari empat kelopak daun, empat
mahkota bunga yang memiliki warna kuning pucat, empat helai benang sari dan
satu buah putik yang berongga dua. Sedangkan dalam proses penyerbukan
tanaman ini dilakukan secara alami dengan bantuan angin dan binatang kecil
sekitar (Haryanto dkk., 2006)
2.1.3 Syarat Tumbuh
Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat dengan udara panas
maupun udara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah
maupun dataran tinggi. Daerah dengan ketinggian antara 5–1200 meter di atas
permukaan laut dapat ditanami pakcoy, walaupun demikian budidaya pakcoy
lebih banyak dilakukan di dataran menengah dengan ketinggian antara 100-500
meter di atas permukaan laut. Tanaman pakcoy menghendaki tanah yang remah,
banyak mengandung humus, serta memiliki drainase baik karena tidak
menghendaki adanya genangan air (Haryanto, dkk., 2006). Pertumbuhan pakcoy
yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC-21ºC. Kelembaban
udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman pakcoy berkisar antara 80%-90%.
Apabila lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman.
Kelembaban yang tidak sesuai dengan dikehendaki tanaman, menyebabkan
stomata tertutup sehingga penyerapan CO2 terganggu. Tanaman pakcoy dapat
ditanam sepanjang musim, curah hujan yang sesuai untuk budidaya tanaman
pakcoy adalah 200 mm/bulan (Cahyono, 2003).
2.1.4 Manfaat Tanaman Pakcoy
Tanaman pakcoy termasuk tanaman sayuran yang banyak disukai orang
karena mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin
A,vitamin B dan vitamin C .Manfaat pakcoy pada kesehatan manusia adalah
pakcoy dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk,
penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal,
serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai
minyak serta pelezat makanan (Fahrudin, 2009.)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di BPTP Jalan Irian, Semarang,

Kecamatan Sungai Serut, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini di lakukan dari bulan

Noveber hingga Desember 2022.

3.2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul atau sekop

3.3. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi pakcoy

(Brassica rapa chinensis L,polybag,Tanah Top Soil,sumber air untuk tempat

penyiraman

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Benih

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan pemilihan


benih dengan cara merendam air. Benih yang terapung disortir sedangkan yang
tenggelam digunakan.

3.4.2. Penyemaian

Penyemaian dilakukan dengan cara mencampurkan benih sawi dengan


pasir dalam satu wadah lalu di aduk hingga butir-butir benih merata dengan pasir.
Hal ini dilakukan agar saat penyemaian, benih yang berkecambah tidak tumbuh
bergandengan atau rapat-rapat lalu di taburkan di dalam lokasi penyemaian yang
sudah berisikan tanah top soil. Waktu pada penyemaian 3-5 hari.
3.4.3 Penananaman

Lubang untuk penanaman sedalam 2-5 cm. Penanaman dilakukan dengan


sangat berhati-hati karena kecambah sawi sangat rentah patah dan stress.

3.5. Pemeliharaan Tanaman

3.5.1 Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuh abnormal.


Penyulaman dilakukan pada umur 5-10 HST.

3.5.2 Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan mengggunakan pipa dari sumber air yang


sudah di sediakan.

3.5.3 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan


pemangkasan atau pemusnahan sawi yang terserang hama dan penyakit.

3.6 Panen

Panen dilakukan pada saat tanaman sawi mulai tumbuh dewasa dan
berusia 4 minggu dengan cara memotong pangkal tanaman sawi.

3.7 Parameter Penelitian

Pengamatan dilakukan pada enam tanaman sampel setiap instalasi


percobaan. Tanaman yang dijadikan sampel diberikan label sebagai tanda.
Kegiatan ini meliputi pengukuran tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai).

3.7.1 Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman di mulai dari pangkal titik tumbuh


menggunakan meteran, pengukuran dilakukan mulai 1 minggu setelah tanam
(MST) sampai 4 MST.
3.7.2 Jumlah Helai Daun

Jumlah helai daun dihitung pada saat minggu ke 1 dan 3. Pengamatan ini
dilakukan dengan menghitung jumlah helai daun yang terdapat pada tanaman
sawi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai