Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda

citrifolia) TERHADAP HAMA PLUTELLA PADA


TANAMAN SAWI (Brassica chinensis var. parachinensis)

OLEH :
RIVA MAYZALFA ARSYA
214110352

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir praktikum
dasar dasar perlindungan tanaman

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda
citrifolia) TERHADAP HAMA PLUTELLA PADA
TANAMAN SAWI (Brassica chinensis var. parachinensis)

Nama : Riva mayzalfa arsya

NPM : 214110352

Kelas : 4 agroteknologi A

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui

Dosen Pengampu Asisten Dosen

Dr . Ir. Saripah Ulfah, M.Sc Chusrin Irwansyah, SP., MP

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa segala limpahan kasih sayang
dan ridho-nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Genetika
Tanaman ini yang berjudul persilangan kacang panjang merah dan kacang renek.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan pratikum ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membanbangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan pratikum ini.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Saripah Ulfah, M.Sc Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Dasar
Dasar Perlindungan Tanaman
2. Kanda Chusrin Irwansyah, SP.,MP Selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Dasar
Dasar Perlindungan tanaman semester 4
3. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu mendukung dan
mendoa kan saya.
4. Teman-teman kelas 4 A Agroteknologi karena telah ikut membantu menjaga
tanaman pratikum saya.
Akhir kata, saya sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam Praktikum Mata Kuliah Genetika Tanaman Ini dari awal
sampai akhir Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi segala usaha kita,
Amin.

Pekanbaru, juni 2023

i
Riva mayzalfa arsya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
A. Latar belakang..............................................................................................................3
B. Klasifikasi dan taksonomi sawi....................................................................................5
C. Syarat tumbuh tanaman sawi........................................................................................7
BAB III BAHAN DAN METODE..........................................................................................9
A. Tempat dan waktu........................................................................................................9
B. Bahan dan Alat.............................................................................................................9
C. Pelaksanaan Praktikum................................................................................................9
D. Parameter Pengamatan...............................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................13
V kesimpulan..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
Lampiran 1. Jadwal Praktikum Dasar Dasar perlindungan.....................................................18
Lampiran 4. Dokumentasi Praktikum.....................................................................................19
Lampiran 5. Biodata Penulis..................................................................................................22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Berat Tanaman


Tabel 2. Kerusakan Tanaman Minggu Pertama
Tabel 3. Kerusakan Tanaman Minggu Kedua
Tabel 4. Kerusakan Tanaman Minggu Ketiga

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Praktikum Dasar Dasar perlindungan


Lampiran 4. Dokumentasi Praktikum
Lampiran 5. Biodata Penulis

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sawi hijau merupakan jenissayuran yang banyak digemari oleh parakonsumen

di berbagai lapisan masyarakat. Sayuran ini memiliki nilai ekonomis

tinggisetelah kubis dan brokoli (Zulkarnain,2010). Selain itu, tanaman ini juga

mengandung mineral, vitamin, protein dankalori. Oleh karena itu, tanaman ini

menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia (Rukmana, 1994).

Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang memiliki nilai komersial cukup

baik. Selain ditinjau dari segi teknis, klimatologis dan ekonomi sosial yang sangat

mendukung, membuat jenis sayuran ini memiliki kelayakan untuk dibudidayakan di

Indonesia dan sayuran ini banyak digemari oleh kalangan masyarakat sehingga

permintaan akan sayuran ini meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesadaran kebutuhan gizi (Haryanto dkk, 2006).

Sawi memiliki banyak manfaat dan mudah didapat di pasar. Harga yang murah

serta dapat diolah dengan cara dimasak seperti sayuran biasa atau dalam bentuk

lalapan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta sayuran. Kandungan sayuran sawi

sendiri terdiri dari kalsium, asam fosfat, dan magnesium yang tinggi. Secara historis

sayuran sawi mampu mencegah radang sendi, osteoporosis, penyakit paru-paru serta

baik bagi kesehatan mata karena mengandung vitamin A (Cahyono. 2003).

1
Menurut badan pusat statistik produksi sawi di Riau pada tahun 2020 yaitu

sebanyak 1 423,00 ton/ha. 2021 yaitu 1 637,00 ton/ha dan pada tahun 2022

sebanyak 2 249,00 ton/ha. Penaikan produksi sawi dari ketiga tahun tersebut sangat

pesat.

Hama yang paling banyak menyerang sayuran sawi yaitu hama ulat pemakan

daun Plutella xylostella (Solichah et al., 2004; Herlinda et al., 2004). Jika tidak ada

pengendalian secara khusus, tingkat atau jumlah kerusakan akan terus meningkat dan

dapat mengakibatkan penurunan produksi hingga gagal panen (Hariyanto et al.,

2003).

Buah mengkudu adalah tanaman yang memiliki rasa pahit dan bau yang tidak

sedap, sehingga penggunaannya merasa tidak nyaman. Salah satu membuat

penggunaan tidak merasakan rasapahit karena penggunaannya secara transdermal

bukan melalui oral sehingga akan meningkatkan nilai produk masyarakat dan

digunakan untuk mengurangi efek toksin, dan meningkatkan kelarutan dan penetrasi

senyawa yang dibawanya dan mengandung triterpene dan tanin. Tanin sendiri

merupakan kandungan yang bersipat racun ( Pasaribu, 2016 ).

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak buah

mengkudu (M. citrifolia L.) yang efektif untuk mengendalikan hama P. xylostella

pada tanaman sawi.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Latar belakang

Sawi merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur

sayuran yang dimanfaatkan daun-daun yang masih muda. Daerah asal tanaman sawi

diduga dari Tiongkok dan Asia Timur, di daerah Tiongkok, tanaman ini telah

dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan

Taiwan. Masuknya sawi ke wilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan

dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok

kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas, Lembang,

Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian

diatas 1.000 meter dari permukaan laut (Susila, 2006).

Hama yang paling banyak menyerang sayuran sawi yaitu hama ulat pemakan

daun Plutella xylostella (Solichah et al., 2004; Herlinda et al., 2004). Jika tidak ada

pengendalian secara khusus, tingkat atau jumlah kerusakan akan terus meningkat dan

dapat mengakibatkan penurunan produksi hingga gagal panen (Hariyanto et al.,

2003).

Penggunaan insektisida merupakan salah satu cara untuk mengendalian OPT.

Terdapat dua jenis insektisida yaitu insektisida sintetik dan insektisida nabati.

Insektisida sintetik merupakan insektisida yang berasal dari bahan-bahan kimia.

Insektisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman berupa

3
senyawa atau metabolit sekunder yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit

tertentu (Nurhidayati et al., 2008).

Salah satu tanaman yang bersifat sebagai insektisida nabati adalah mengkudu

(Morinda citrifolia L.). Mursito (2005), menyebutkan bahwa mengkudu mengandung

minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan antrakuinon. Kandungan

lainnya adalah terpenoid,asam askorbat, scolopetin, serotonin,damnacanthal, resin,

glikosida,eugenol dan proxeronin (Bangun & Sarwono, 2005).

Indonesia di kenal sebagai sumber bahan baku obat herbal dan telah diterima

di seluruh masyarakat dunia (Andalia, 2018). Pemanfaatan tanaman sebagai bahan

pengobatan telah digunakan ribuan tahun yang lalu, namun penggunaannya belum

dapat didokumentasikan dengan baik salah satu tumbuhan obat yang sering

dikonsumsi oleh masyarakat ialah mengkudu (MorindacitrifoliaL). Mengkudu

merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional

untuk berbagai macam penyakit. Beberapa penelitian melaporkan tentang khasiat

mengkudu antara lain sebagai efek kemoterafi, antidepresan, antioksidan,

antimikroba, immunomodulator. Aktivitas tersebut diperkirakan salah satunya karena

adanya aktivitas antioksidan dalam mengkudu dengan kandungan flavonoid dan

senyawa fenolik (Rao dan Subramanian, 2009).

4
B. Klasifikasi dan taksonomi sawi

Klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai berikut :

Kingdom : plantae

Divisio : spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Menurut Haryanto (2003) klasifikasi tanaman sawi yaitu: Divisi

Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Sub kelas Dicotyledonae, Ordo Papavorales,

Famili Brassicaceae, Genus Brassica, Spesies Brassica juncea L.

Daun sawi berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada yang

berkerutkerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputihputihan

sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai panjang dan pendek, sempit atau lebar

berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat dan halus. Pelepah daun tersusun saling

membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda tetapi tetap membuka.

Daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabangcabang. Sawi

memiliki sistem perakaran akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar

5
yang bentuknya bulat panjang (silendris). Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur

hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman

(Haryanto, 2003). Tanaman sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang

secara menyebar kesemua arah disekitar permukaan tanah, perakarannya dangkal

pada kedalaman sekitar 5 cm. tanaman sawi hijau tidak memiliki akar tunggang.

Perakaran tanaman sawi hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah

yang gembur, subur, tanah muda menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam

(Cahyono, 2003).

Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hamper tidak kelihatan.

Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007).

Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola

pertumbuhan daunnya berserak hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).

Tanaman sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik didataran tinggi

maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga yang

tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas

empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,

empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007).

Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun

tangan manusia, hasil penyerbukan ini berbentuk buah yang berisi biji, buah sawi

termasuk tipe polong yakni bentuknya panjang dan berongga, tiap polong berisi 2-8

butir biji. Biji-biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-

hitaman (Supriati dan Herliana, 2010).

6
C. Syarat tumbuh tanaman sawi

Menurut Margiyanto (2007), sawi bukanlah tanaman asli Indonesia, namun

berasal dari benua Asia, karena Indonesia mempunyai iklim, cuaca dan tanah yang

sesuai untuk tanaman sawi maka sawi dapat di budidayakan. Daerah penanaman yang

cocok mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan

laut dan biasanya di budidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter

sampai 500 meter.

1. Tanah

Tanaman sawi cocok di tanam pada tanah yang gembur, mengandung humus

dan memiliki drainase yang baik dengan pH antara 6-7 (Haryanto, 2003). Sawi dapat

di tanam pada berbagai jenis tanah, tanaman sawi lebih cocok di tanam pada tanam

lempung berpasir seperti jenis tanah andosol. Sifat biologis tanah yang baik untuk

pertumbuhan sawi adalah tanah yang mengandung banyak unsur hara. Tanah yang

memiliki banyak jasad renik atau organisme pengurai dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman (Cahyono, 2003). Tanaman sawi dapat di budidayakan pada

berbagai ketinggian tempat. Sawi juga memiliki toleransi yang baik terhadap

lingkungannya. Namun kebanyakan daerah penghasil sawi berada di ketinggian 100-

500 mdpl (Zulkarnain, 2013).

2. pH

Tingkat keasaman (pH) tanah yang baik untuk tanaman sawi adalah antara 6-

7. Pada saat melakukan penanaman sebaiknya di lakukan pengukuran pH tanah

7
sehingga apabila pH tanah tidak sesuai maka di lakukan pengapuran. Tujuan

pengapuran adalah untuk menaikan atau menurunkan pH tanah agar sesuai dengan

pH tanah untuk penanaman sawi (Zulkarnain, 2013).

3. Iklim

Iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang

bersuhu 15,6 0C pada malam hari dan 21,1 0C disiang hari. Untuk dapat melakukan

fotosintesis dengan baik, sawi memerlukan cahaya matahari selama 10-13 jam. Ada

beberapa varietas sawi yang toleran dan dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27-32

0C (Rukmana, 2007). Menurut Cahyono (2003) kelembaban udara yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Sawi termasuk

jenis sayuran yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat ditanam pada musim hujan

dan mampu memberikan hasil yang baik.

8
BAB III BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan waktu

Praktikum ini dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Islam Riau tepatnya di

jl. Air dingin, simpang tiga, kota pekan baru. Praktikum ini dilaksanakan kurang lebih

2 bulan Mulai dari Bulan April Sampai bulan Mei tahun 2023.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini benih sawi, pupuk organik

kotoran, Ekstrak Buah Mengkudu, Media Tanam, Rockwoll. Sedangkan alat yang

digunakan dalam praktikum ini yaitu Cangkul, Gembor, Timbangan, Polybag,

Nampan.

C. Pelaksanaan Praktikum

1) Persiapan lahan

Lahan yang digunakan berada di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau. Tapatnya di jl. Air dingin, simpang tiga, kota pekan baru. Terlebih dahulu

dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan cangkul, dan dilanjuti dengan

pembentukan plot dengan ukuran.

2) Pembuatan Plot

Lahan yang telah diolah kemudian dilakukan pengolahan tanah pertama,

menggunakan cangkul, lalu dibentuk plot dengan ukuran 80 cm x 40 cm dengan

ketinggian plot 20 cm. jarak antar tanaman 20 cm jarak tanaman ke pinggir 20 cm.

9
3) Pemberian pupuk dasar

Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Pupuk kandang ialah olahan

kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk

memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang ditaburin dibagian atas

plot yang akan ditanam sawi hijau, guna untuk memenuhi unsur hara dan

menyuburkan tanah yang akan digunakan untuk menanam sawi hajau

4) Penanaman

Penanaman dilakukan setelah lahan siap ditanam, dan pada saat bibit sawi siap

untuk dipindahkan ke lahan. Penanaman dilakukan dengan jarak tanaman 50 cm x 50

cm

5) Pemberian perlakuan

Perlakuan yang digunakan yaitu berupa ekstrak buah mengkudu, dengan

memanfaatlan ekstrak dan aroma pada buah mengkudu untuk membuat hama Plutella

xylostella tidak nyaman dan menjauh. Peletakkan perlakuan dilakukan dengan

menggunakan botol spray. Pemberian perlakuan dilakukan seminggu sekali,dan pada

saat menyiram tanaman air tidak boleh mengenai daun agar perlakuan tidak luntur

terkena air.

6) Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui apakah perlakuan kapur barus

yang digunakan dapat mencegah hama Plutella xylostella dalam pertumbuhan sawi

10
hijau tersebut. Data dari pengamatan dikumpulkan lalu dicatat pada buku sebagai

penanda perkembangan kegunaan kapur barus yang digunakan pada setiap

minggunya sampai waktu panen.

7) Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah penanaman bibit sawi selama kurang lebih 1 bulan

atau dapat dilihat dari ukuran sawi tersebut apakah sudah layak panen atau belum.

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut sawi hijau dengan memegang bagian

bawah sawi agar daun sawi tidak rusak, pencabutan mencangkup akar sawi hijau

tersebut. Pemanenan dilakukan pada tanggal 31 mei 2023

D. Parameter Pengamatan

1. Berat tanaman

Pada pengamatan berat tanaman ini dilakukan pada saat tanaman sudah panen.

pengukuran berat tanaman dilakukan dengan menggunakan timbangan, pengukuran

ini dilakukan dengan cara menimbang utuh (akar sampai ujung daun) tanaman sawi

yang telah dipanen. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

2. kerusakan tanaman

Pada pengamatan kerusakan tanaman dapat diamati dengan data yang telah

dicatat pada buku, data pengamatan kerusakan sawi hijau dilakukan selama 2 minggu

atau setelah perlakuan diberi. Pada kerusakan sawi tidak ada hama yang menyerang

tanaman, tetapi terdapat lubang pada daun sawi hijau dikarenakan akar tanaman yang

11
kepanasan (kurangnya penyiraman tanaman). Data hasil pengamatan disajikan dalam

bentuk tabel.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Berat Tanaman

Sampel Berat tanaman

1 120 gr

2 95 gr

Total 215 gr

Tabel 1. Berat Tanaman

Pada percobaan Pratikum Tanaman Sawi Hijau, Penanaman Bibit pada tanggal 6 mei
2022 yang dimana budidaya dilakukan selama 30 hari dan pemberian perlakuan
diberikan selama tiga minggu sebelum panen. Sampel yang digunakan yaitu 2
sampel dengan kondisi sawi yang ukuran paling besar. Dari penimbangan sawi untuk
sampel 1 dengan berat 120 gram, dan sampel 2 dengan berat 95 gram. Berat sawi
hijau itu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor contohnya yaitu :

 Terpenuhi Nutrisi

Sawi hijau membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Jika tanah
tidak atau kurang mengandung nutrisi itu dapat menghambat pertumbuhan.

 Kepadatan tanaman yang berlebihan

Jika sawi hijau ditanam terlalu rapat, tanaman akan saling bersaing untuk
mendapatkan cahaya, air, nutrisi, akibatnya masing-masing pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat.

13
2. Kerusakan Tanaman

Banyak Lubang Pada Daun


Sampel Minngu Pertama
I II III IV V VI

Sampel I 5 1 - - 7 5

Sampel II 2 9 7 9 - 7

Total Sampel I 18
Keseluruhan
Lubang Sampel II 34

Tabel 2. Kerusakan Tanaman Minggu Pertama

Kerusakan yang dialami oleh tanaman sawi hijau untuk sampel I & II pada minggu
pertama yaitu terdapat lubang pada daun yang disebabkan oleh akar tanaman yang
kepanasan (kurangnya penyiraman tanaman).

Banyak Lubang Pada Daun


Sampel Minngu Kedua
I II III IV V VI

Sampel I 6 4 2 5 1 7

Sampel II 2 9 8 11 - 4

Total Sampel I 25
Keseluruhan
Lubang Sampel II 34

Tabel 3. Kerusakan Tanaman Minggu Kedua

Pada minggu kedua kerusakan pada sampel I dan II mengalami kerusakan yang parah
yang disebabkan oleh akar tanaman yang kepanasan (kurangnya penyiraman
tanaman).

14
Banyak Lubang Pada Daun
Sampel Minngu Kedua
I II III IV V VI

Sampel I 4 4 2 3 1 7

Sampel II 2 7 7 1 - 4

Total Sampel I 21
Keseluruhan
Lubang Sampel II 21

Tabel 4. Kerusakan Tanaman Minggu Ketiga

Pada minggu ketiga kerusakan pada sampel I dan II mengalami kerusakan yang
ringan. Dikarenakan penyiraman yang sudah mulai teratur.

15
V kesimpulan

Sawi hijau merupakan jenissayuran yang banyak digemari oleh parakonsumen

di berbagai lapisan masyarakat. Sayuran ini memiliki nilai ekonomis

tinggisetelah kubis dan brokoli (Zulkarnain,2010). Selain itu, tanaman ini juga

mengandung mineral, vitamin, protein dankalori. Oleh karena itu, tanaman ini

menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia (Rukmana, 1994).

Hama yang paling banyak menyerang sayuran sawi yaitu hama ulat pemakan daun

Plutella xylostella (Solichah et al., 2004; Herlinda et al., 2004).

Penggunaan insektisida merupakan salah satu cara untuk mengendalian OPT.

Terdapat dua jenis insektisida yaitu insektisida sintetik dan insektisida nabati.

Insektisida sintetik merupakan insektisida yang berasal dari bahan-bahan kimia.

Insektisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman berupa

senyawa atau metabolit sekunder yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit

tertentu (Nurhidayati et al., 2008).

Salah satu tanaman yang bersifat sebagai insektisida nabati adalah mengkudu

(Morinda citrifolia L.). Mursito (2005), menyebutkan bahwa mengkudu mengandung

minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan antrakuinon. Kandungan

lainnya adalah terpenoid,asam askorbat, scolopetin, serotonin,damnacanthal, resin,

glikosida,eugenol dan proxeronin (Bangun & Sarwono, 2005).

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Abi Sanjaya, A., Yaku, A., & Lindongi, L. E. (2017). Penggunaan Ekstrak Daun Sirsak, Daun

Babadotan, Serai, Daun Pepaya, dan Buah Mengkudu Sebagai Insektisida Nabati

Dalam Pengendalian Plutella Xylostella (Lepidoptera: Plutellidae) pada Tanaman

Sawi. Agrotek, 5(6), 51-57.

Armi, A., Surya, E., Almukarramah, A., Andalia, N., & Ismaini, I. (2019). Efek Bioinsektisida

Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Mortalitas Ulat Tanah (Agrootis

sp). Jurnal Serambi Akademica, 7(4), 529-537.

FATMAWATI, Y. (2013). EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA JAGUNG

(Helicoverpa armigera Hubner) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah

Malang).

Dwi Vitonia, K. (2018). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH BUAH

PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU

(Brassica chinensis L.) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).

Fuad, A. (2010). Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea. L).

18
Lampiran 1. Jadwal Praktikum Dasar Dasar perlindungan

Bulan/tahun 2023

No Kegiatan April Mei

1 Pembukaan lahan

Pembentukkan plot
2 dan penyemaian
bibit sawi

3 Penanaman

Pemberian
4
perlakuan pertama

Pemberian
5
perlakuan kedua

Pengamatan setelah
6 pemberian
perlakuan

7 Panen

19
Lampiran 4. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Sebelum pemberian perlakuan di hari


pertama

gambar 2. pemberian perlakuan dihari


pertama

Gambar 3. Pemberian perlakuan


Diminggu ke dua

20
gambar 4 pengamatan tanaman
pada minggu ketdua

Gambar 5. Hama yang memakan


Daun tanaman sawi

Gambar 6. Pengaplikasian
Perlakuan diminggu ketiga

21
Gambar 7. Tanaman sawi
Sebelum dipanen

gambar 8. Penimbangan sampel

22
Lampiran 5. Biodata Penulis

Riva mayzalfa arsya, lahir pada tangga 01 mei


2002, di ujung batu, kabupaten rokan hulu. Riau
Riva adalah anak dari bapak Masrianto dan ibuk Rini
sasfitri, riva anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis merupakan berkebangsaan indonesia dan
beralamat di kota ujung batu, kabupaten rokan hulu. Riau
Penulis bersekolah di SDN 001 ujung batu, melanjutkan
jenjang pendidikan di SMPN 01 ujung batu dan SMKN
PERTANIAN PROV.RIAU . penulis mengambil kejuruan
ATPH ( agribisnis tanaman pangan hortikultura). Setelah
lulus penulis melanjutkan pendidikan di UNIVERSTAS ISLAM RIAU dengan
mengambil jurusan Agroteknologi. Alasan penulis melanjutkan bidang pertanian
adalah indonesia terkenal dengan sumber daya alamnya dan juga terkenal dengan luas
lahan pertaniannya. Tetapi dimata masyarakat petani hanyalah profesi yang tak layak.
Tanpa merka sadari petani adalah profesi yang sangat penting bagi indonesia. Jadi
penulis ingin merubah sudut pandang masyarakat tentang pertanian.
“ tidak apa apa jika kegagalan terus menghampiri kita, tapi berjanjilah untuk terus bangkit
dan bangkit untuk menggapai sesuatu yang diimpikan”

23

Anda mungkin juga menyukai