Anda di halaman 1dari 29

APLIKASI PUPUK HAYATI EM-4 DAN JARAK TANAM

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN


PARE (Momordica Charantia L.)

Oleh

SUSENO SALIM

FKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI

PALEMBANG

2023
APLIKASI PUPUK HAYATI EM-4 DAN JARAK TANAM

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

PARE(Momordica Charantia L)
APLIKASI PUPUK HAYATI EM-4 DAN JARAK TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PARE (Momordica Charantia L.)

Oleh

Suseno salim
19120003

PROPOSAL

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pertanian

Pada

PROGRAM STUDI AGROKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
PALEMBANG
2023
Proposal yang berjudul

APLIKASI PUPUK HAYATI EM-4 DAN JARAK TANAM


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PARE (Momordica Charantia L.)

Oleh

SUSENO SALIM
19120003

Telah diterima sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

Palembang, Febuari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Susiana, M.P. Ir. H. Zainal Arifin, M.P.


Dekan

Ir. Susiana, M.P.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini. Proposal skripsi ini berjudul “Aplikasi

Pupuk Hayati EM-4 dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Pare (Momordica Charantia L). Proposal ini disusun guna

melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Pertanian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu

Ir.Susiana,MP selaku pembimbing dan Bapak Ir. H Zainal Arifin,MP selaku

pembimbing, yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan

penyusunan proposal skripsi ini, serta semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwasanya penulisan proposal skripsi ini masih

banyak kekurangan dan belum sempurna, untuk itu sumbang saran dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Palembang, Februari 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

I.1. 1Latar Belakang............................................................................. 1

I.2. Tujuan............................................................................................ 3

I.3. Hipotesis ....................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistematik Tanaman Pare ............................................................. 5

II.2. Budidaya Tanaman Pare ............................................................... 8

II.3. Pupuk EM-4 .................................................................................. 11

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu...................................................................... 12

3.2. Bahan dan Alat ............................................................................ 12

3.3. Metode Penelitian........................................................................ 12

3.4. Cara Kerja ................................................................................... 16

3.5. Perubahan yang diamati .............................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 35

LAMPIRAN……………………………………………………………... 36

VI
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tumbuhan pare (Momordica Charantia L.) berasal dari kawasan Asia

Tropis, diperkirakan di Myanmar dan India bagian barat, tepatnya di Assan.

Tanaman ini juga di temukan di Nepal, Sri Langka, Cina dan di beberapa negara

AsiaTenggara, antara lain Indonesia. Secara umum tanaman pare banyak tumbuh

di wilayah Amazon, Afrika, Asia, dan Kariba. (Wisam A, 2019). Pare

(Momordica Chrantia L) merupakan tumbuhan merambat asli asia yang ditanam

di perkebunan dengan mengolah buahnya menjadi sayuran. Pare termasuk

tanaman sayur buah yang telah tersebar dan di kenal beberapa daerah. Hal ini

dapat di buktikan dengan adanya beberapa nama lain pare seperti paria, parea,

pepepare, paliak, truwuk, paita, poya, pudu pentoepania, pepule, kakariano, dan

teparipong. Tanaman pare mempunyai banyak manfaat, dan salah satu manfaatnya

adalah sebagai obat tradisional di masyarakat indonesia, baik untuk obat luar

maupun obat dalam. Khasiat lainnya yaitu obat disentri, obat kencing manis,

penambah asi, obat bisul, obat radang mata dan obat radang amandel. Zat yang

ada di Buah pare sangat bermanfaat adalah momordicins, karbohidrat rosmarinic

acid, facine, vitamin A, B, C. ( Wisam, A, 2019).

Pare dapat hidup diberbagai tanah, dengan ketinggian hingga 1500 mdpl,

Ph 5-6, kaya humus dan gembur. La tidak membutuhkan sinar matahari terlalu

banyak dan dapat tumbuh di tempat yang cukup gelap/teduh. Pembudidayaan


5

tumbuhan pare bermacam-macam mendapati halangan, antara lain Adalah

kesuburan tanah yang masih kurang, apabila ini tidak mengatasi maka tumbuuhan

enggak akan berproduksi secara sebanyak-banyaknya, jadi harus memiliki usaha

Pengembangan hasil yang harus ditempuh. Antara lain dengan menggunakan cara

Budidaya yang benar, salah satunya perlu juga dilakukan pemupukan yang baik

dan tepat.

EM-4 (Effective Microorganism-4) antara lain adalah teknologi

mikroorganisme yang efektif sebagai kult menguntungkan, terutama bakteri

fotosintetik, bakteri asam laknat, actinomycetes, ragi dan jamur kombinasi dari

beberapa organisme dan gula. Pupuk EM4 diperkenalkan awal mula oleh Teruo

Higa (1980). dari universitas of the ryukyus, Okinawa jepang. Penelitian Higa

tentang Em dimulai sejak tahun1968 dan baru tahun 1980-an produk tersebut baru

disebarluaskan ke seluruh dunia. Mikroba dari penemuan Higa dikatakan sebagai

“mikroorganisme sakti dri Jepang”. Penemuan ini juga ditandai dengan

didirikannya lembaga penelitian internasional untuk pertanian organik (INFRC).

Tekenologi EM merupakan bioteknologi yang dikembangkan sesuai prinsip

pertanian ekologis. Teknologi ini juga menekan alias menyusutkan

pengaplikasian pupuk dan pestisida kimia melalui pemanfaatan mikroba secara

alami. Tujuan teknologi EM untuk menaikkan produktivitas tanah, menyusutkan

biaya pembuatan serta menghasilkan bahan yang tidak terkontaminasi bahan

kimia. Zat yang terkandung dalam produk ini adalah bebagai macam kultur

campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan dan dapat menguraikan


5

limbah. Zat dari produk pengurai limbah tersebut juga dapat membunuh mikrobe

patogen dalam air limbah. (Waluyo Lud, 2018).

Hasil penelitian Said AR. Assagaf, 2017 yang menunjukkan bahwa

penggunaan Pupuk Hayati EM-4 300L/ha dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm

dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai

rawit (Carpiscumfrutescens L).

Berdasarkan urain diatas, maka penulis terinspirasi untuk melakukan

percobaan menggunakan sistem jarak tanam pupuk yang sama, yang berjudul

Aplikasi Pupuk Hayati EM4 Dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi

tumbuhan pare.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui aplikasi pupuk hayati EM-4 dan jarak

tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanam.

1.3. Hipotesis

1. Diduga dengan pemberian pupuk hayati EM-4 10 ml / liter dapat

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan pare.

2. Diduga dengan jarak tanam 60cm x 60 cm dapat meningktkan pertumbuhan

dan produksi tumbuhan pare.

3. Diduga ada interaksi dalam pemberian pupuk hayati EM-4 10 ml/ liter air

dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm, dapat meningkatkan pertumbuhan dan

induksi tumbuhan pare


5

11. INJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematik dan Botani Tanaman Pare

2.1.1. Sistematik Tanaman Pare

Sistematik tumbuhan induk adalah :

Diviai (diviso) Spermatophyta

Anak divisi (subdivisio) angiospermae

Ordo (Order) Dicotyledoneae

Genus (Urutan) Curcubitales

Keluarga (genus) Cucurbitaceae

Genus (genus) Momordica

Jenis (spesies) Momordi Charantia

Tanaman pare termasuk tanaman semak semusim. Tanaman ini

dapat hidup dan dibudidayakan di lahan pekarangan, tegalan, atau sawah

bekas tanaman padi. (Wisma A, 2019).


6

2.1.2. Botani Tanaman Pare

Pare tumbuh dengan merembet atau merambat dengan sulur berupa spiral.

Daun pare satu, berambut, bertangangkai, serta bercorak. Berubah menjadi botak

dan bercorak hijau. Diantaranya pare gajih yang berasal dari India, Afrika dengan

ukuran 30-50 cm, pare hijau dengan jenis pare ayam berukuran 15-20 cm dan pare

ginggae dengan ukuran 5 cm, kemudian pare import yang berasal dari Taiwan dan

Jepang, dan pare belut dengan ukuran 30-110 cm dengan diameter 4-8 cm.

(Wisam A, 2019).

2.1.2.1 Akar

Akar tanaman berbentuk kerucut dan bercabang, akar cukini berwarna putih

kekuningan. (Maghfoer, D, M, 2019).

2.1.2.2. Batang

Dikotil memiliki batang tidak berkayu yang berwarna hijau dan

permukaan batangnya berflage. Panjang batang pare sekitar 2-5 m, dengan

memiliki banyak cabang dan pada batangtanaman muda berambut rapat, namun

akan menghitung setelah tua. (Moch. Dawam Maghfoer, 2019).

2.1.2.3. Daun

Tanaman pare daun tunggal, panjang batang ,5-5,3 cm, berseling, bentuk

elips, 5-7 daun terbagi, pangkal daun berbentuk hati, panjang sekitar 3,5-8l,5 cm,

lebar 2,5-6 cm, hijau tua. (Moch. Dawam Maghfoer, 2019).


6

2.1.2.4. Bunga

Bunga pare bersifat monotipe, memiliki 2 kelamin dalam satu pohon, yaitu

bunga jantan dan betina. Tangkai bunga jantan panjangnya kurang lebih 2-5,5

cm, sedangkan bunga betina panjangnya 1-10 cm. kelopak pare berbentuk

lonceng dan mahkotanya berwarna kuning. (Moch. Dawam Maghfoer, 2019).

2.1.2.5. Buah dan Biji

Buah pare berwarna hijau (muda) sampai jingga (tua), bulat lonjong,

berusuk 8-10, permukaan buah berbonggol tidak beraturan, panjang 8-30cm,

rasanya pahit bila dimakan. Buah berbiji banyak, warna coklat kekuningan,

bentuk pipih lonjong dan keras. (Moch. Dawam Maghfoer, 2019).


6

2.2. Budidaya Tanaman Pare

2.2.1. Sayarat Tumbuh Tanaman Pare

Paria sangat baik ditanam di daerah rendah seperti ladang dan pekarangan.

Paria yang ditanaman didataran tinggi biasanya menghasilkan buah yang kecil dan

pertumbuhan buah yang kurang normal. Persyaratan penting untuk pertumbuhan

tanaman pendamping yang baik adalah tanah yang gembur dan kaya humus.

Tanaman paria tidak membutuhkan banyak sinar matahari sehingga tumbuh

dengan baik di tempat teduh dan dianjurkan untuk menanam adalah di awal

musim kemarau (Sunarjo H,2013).

2.2.2. Pengolahan Lahan

Melakukan pengolahan lahan, pengolahan tanah tidak bisa

dilakukan secara serampang tampa metode. Tanah yang akan di tanami

pare di olah dengan membersihkan gulma dan mencangkul agar tanah

menjadi gembur,pengolahan dilakukan minimal 10 sebelum tanam.

(Santoso, H, B, 2023).

2.2.3. Benih

Benih yang bagus disarankan untuk menggunakan benih berlebel

sesuai dengan rekomendasi dari pusat pengendalian mutu dan sertifikasi

benih. Untuk ditanam, akan membentuk tanaman yang berkualitas dan

kuat terhadap kondisi alam dan serangan hama (Wisam A, 2019)


8
6

2.2.4. Penanaman

Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah

dengan cara menanam benih langsung ke tanaman, dan cara yang kedua benih

disemai terlebih dahulu ditempat terpisah sampai benih memiliki bebersapa helai

daun, kemudian dipindahkan ke tanah, penanaman disesuaikan dengan tanaman.

Jarak tanaman yang dilakukan pada saat pengolahan tanah yaitu 75 x 75 cm atau

100 x 100 cm. (Santoso, H ,B , 2023).

2.2.5. Pemeliharaan

Perawatan tumbuhan dilakukan untuk hasil lebih optimal. Untuk

perawatan tumbuhan paria yang ditanam dilapangan mencangkup penyiangan,

penyulaman, pembumbunan, pembungjkusan, pembuatan tiang dan para-para.

(Yurlisna K, 2019).

2.2.6. Pembuatan Turus dan Para-Para

Pare merupakan tanaman yang merambat dan merayap, sehingga

diperlukan tempat menggantung buah pare dengan baik untuk memaksimalkan

pertumbuhan pare. Langka-langka digunakan untuk menyebarkan pucuk batang

utama yang nantinya akan menghasilkan buah pare, dan kolom digunakan untuk

memanjat batang utama pare. (Aini N, 2019).


6

2.2.7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Sebenernya tidak banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman

paria, namun ada beberapa hama dan penyakir yang menyerang tanaman paria

diantaranya:

2.2.7.1 Ulat Grayak

Ulat ini menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini

bersembunyi di dalam tanah. Daun utama merupakan bagian yang diserang.

Serangga memakan semua daun pare. Serangga ini menyerang seluru semua jenis

daun pare. Pengendalian serangga ini dilakukan secara langsung dimana telur-

telur baru menetas dibuang dengan daun yang menempel. (Hieronymus Budi

Santoso, 2023).

2.2.7.2. Penyakit Embun Tepung

Tandam-tanda awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun paling

bawah, daun terserang awal mula menjadi kuning, cokelat, dan akhirnya

mengering. Cara mengendalikan penyakit ini yaitu, mengurangi mengurangi

kelembapan disekitar tanaman, mengatur jauh dekatnya tanaman, pengairan, dan

menghilangkan bagian yang terserang. (Hieronymus Budi Santoso, 2023).


6

2.2.8 Panen

Tanaman pare biasanya berbunga pada umur 1,5 bulan dan 1 bulan

kemudian buah pertama dapat dipetik. Kriteria pemanenan yaitu jika buah

berwarna hijau keputihan dan sudah berukuran besar. (Kartika Yurlisa, 2019).

2.3. Pupuk EM-4

EM-4 (Effective Microorganism-4) merupakan suatu kultur campuran

berbagai organisme yang bermanfaat (terutama bakteri fotosintetik, bakteri asam

laktat, Actinomycetes, ragi, dan jamur). Teknologi EM merupakan bioteknologi

yang dikembangkan sesuai prinsip pertanian ekologis. Teknologi ini juga

mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk kimia melalui pemanfaatan

mikro secara alami. Tujuan teknologi EM adalah untuk meningkatkan

produktivitas tanah, menekan biaya produksi dan menghasilkan bahan yang tidak

terkontaminasi bahan kimia. (Waluyo L, 2018).


12

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

1.1. Tempat Dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dikebun milik petani desa sambirejo kabupaten

Banyuasin 1 kelurahan mariana yang akan dimulai dari Februari 2023 sampai

dengan April 2023.

1.2. Bahan dan Alat

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Cangkul 2.

Ember 3. Parang, 4. Gelas ukur 5.jangka sorong 6.Tali, 7.Palu 8. Mangkok dan

meteran.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bibit pare 2. Pupuk

EM-4, 3. Ajir

1.3. Metode Penelitian

Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) yang terdirii dari dua faktor dan tiga ulangan yaitu :

1. Perlakuan dengan Pupuk hayati EM4

M1 = 5 ml / Liter

M2 =10 ml / Liter

M3 = 15 ml / liter
2. Perlakuan Jarak Tanam

J1 = 50 cm × 50 cm

J2 = 60 cm × 60 cm

J3 = 70 cm × 70 cm

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan pupuk EM-4 dan Jarak tanam


Perlakuan Pupuk EM-4 Perlakuan Jarak tanam
J1 J2 J3
E1 E1J1 E2J2 E3J3
E2 E2J1 E1J3 E3J2
E3 E3J1 E1J3 E2J2
Data yang diperoleh dan hasil penelitian dianalisis secarastatistik dengan

menggunakan analisis keragaman sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial.


(tabel terbuka)
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Tengah F-
Keragaman Kuadrat (KT) Hitung
(SK) (JK)
Kelompok (K) K-1 = V1JKK JKU/V1 = KTK KTK/KTG
Perlakuan (P) P-1 = V2 JKP JKP/V2 = KTP KTP/KTG
Faktor (F) B-1 = V3JKR JKB/V3 = KTR KTR/KTG
Faktor (A) A-1 = V4 JKA JKA/V4 = KTA
KTA/KTG
Interaksi (I) V3XV4 = V5 JKI JKI/V5 = KTI
KTI/KTG
Galat (G) V1-V1-V2 = V6 JKG JKG/V6 = KTG

Sumber : Hanafiah, K.A 2009.

Uji keragaman dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel

pada taraf uji 1% dan 5%. Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf uji

5% maka perlakuan dinyatakan berpengaruh tidak nyata, sedangkan bila F hitung

lebih besar dari F tabel 5% dan lebih kecil dari F tabel 1% maka perlakuan

dinyatakan berpengaruh nyata dan dilambangkan dengan (*).

Sedangkan bila F hitung lebih besar dari F tabel 1% maka perlakuan

dinyatakan berpengaruh sangat nyata dan dilambangkan (**). Untuk mengetahui

tingkat ketelitian digunakan Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus :

KK =
√ KTG x 100 %
y

Dimana :

KK : Koefesien Keragaman

KTG : Kuadrat Tengah Galat

sy : Rata-rata
13
Untuk mengetahui status hipotesis tentang pengaruh tingkat perlakuan

terhadap nilai hasil penelitian maka dapat digunakan uji lanjutan yaitu Uji Beda

Nyata Jujur dengan rumus :

BNJ = Qa (p,v), sy

Dimana :

Qa (p,v), sy : Nilai baku Q pada taraf uji jumlah perlakuan p dan

derajat bebas v.

Sy = √ KTG SYR = √ KTG SyI = √ KTG

KR KA K

KTG = Kuadrat Tengah Galat

K = Kelompok

A = Jumlah pemberian pupuk EM-4

P = Junlah Perlakuan

R = Jumlah perberian jarak tanam

I = Jumlah kombinasi perlakuan


1.4. Cara Kerja

1.4.1. Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman di lakukan sehari dua kali , apa bilah tidak ada hujan turun,

bila hujan turun maka tidak di laukan penyiraman terhadap tanamn, melakukan

pembersihan gulma, pemangkasan pare untuk mengontrol pertumbuhan tanaman

utama dan melakukan pengendalian hama dan penyakit agar tanaman tersebut

tidak terserang.

1.4.2. Pupuk Organik EM-4

Pemberian pupuk EM-4 dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk

EM-4 kedalam air, lalu atur masing-masing dosis langsung diberikan sesuai

penelitian yang ada. Setelah dicampurkan, kemudian kocok hingga pupuk

merata,setelah itu siramkan perlahan-lahan pada sekitar batang dan akar tanaman.

1.4.3. Panen

Tanaman pare dapat dipanen pada umur 75 hari, ciri buah pare

yang layak di panen, Biasanya dipanen dengan ukuran 15-20 cm. Cara

pemanenan buah paria dilakukan dengan cara membuang tangkai buah

dengan guting atau pisau.


15
1.5. Perubahan Yang Diamati

1.5.1. Vegetatif

1.5.1.1. Panjang Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman di lakukan sampai tanman mencapai

fase gerenratif. Tinggi tanaman di ukur dengan menggunakan meteran.

1.5.1.2. Jumlah Cabang (Buah)

Pengamatan jumlah cabang di hitung mulai tanaman mengeluarkan

cabang sampai tanaman mencapai fase genertif.

1.5.2. Genetatif

1.5.2.1. Jumah bunga(buah)

Pengamtan umur berbuga dilakukan apabilah tanaman tersebut

sudah mulai mengeluarkan bunga.

1.5.2.2. Diameter Buah

Pengamatan pengukuran diameter buah dilakukan setelah panen

dengan menggunakan jangka sorong.


1.5.2.3. Panjang Buah

Panjang buah dapat diukur dengan jangka sorong. Diatur dari pangkal

buah sampai ujung atas buah.

1.5.2.4. Berat Buah

Penghitungan jumlah buah ditentukan setelah panen dengan

menghitung semua buah yang dipanen dari masing-masing perlakuan.


35

DAFTAR PUSTAKA

Assagaf AR. S, 2017 Pengaruh Sistem Jarak Tanam Dan Pemberian EM-4
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit
(Carpiscumfrutescens L.). Staf Pengajar Prodi Agroteknologi Universitas
Iqra Buru.

Hidayat. 2011. Pengaruh jarak tanam. Tubus. No. 247. Jakarta.

Hanafia. K. A. 2009. Perancangan percobaan. PT. Raja Grafindo Persada.

Lud Waluyo, 2018. Bioremediasi Limbah. Universitas Muhammadiya Malang.


Malang.

Maghfoer Dawam M,. Yurlisna K,. Aini. N,. Yamika Dwi Sumiya W. 2019.
Sayuran lokal Indoseia Provinsi Jawa Timur. UB Pres.

Petunjuk penggunaan EM-4, (http:// EM-4 Indonesia.com/cabai-rimbun-dan


produksi/11/11/2016.

Santoso Budi H, 2023. Farm Bigbook Budi Daya Sayuran Indigenous Di Kebun
Dan Pot. Lily Publisher Grup Andi-Yogyakarta.

Sunarjo H. 2013. Betanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya Cimanggis.


Depok.

Wisam A. 2019. Manfaat Dan Budidaya Pare. CV Sinar Cemerlang Abadi.


Jakarta.

Yurlisna K,. Aini N. 2019. Sayuran Lokal Indonesia Provinsi Jawa Timur. Tim
UB Pres. Jawa Timur.
35

DENAH PENELITIAN

Lampiran. Dena penelitian

Kelompok :

I II III
E1.J1
E2.J2 E3.J3 U

E2.J1 E1.J3 E3.J2

E3.J1 E1.J3 E2.J1

E2.J3 E2.J2 E2.J1

E1J2 E1.J3 E1.J2

E3.J1 E3.J1 E3.J3

E1.J3 E2.J2 E3.J1

E2.J3 E3.J1 E1.J3

S
E3.J1 E1.J3 E2.J2
35

Keterangan : I, II, III (Kelompok)


M1 = 5ml/liter air
M2 = 10ml/lliter air
M3 = 15ml/liter air
J1 = 50cm x 50cm
J2 = 60cm x 60cm
J3 = 70cm x 70cm

Anda mungkin juga menyukai