Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN TURI (sesbania grandiflora) DENGAN JARAK TANAM

DAN APLIKASI PUPUK BOKASHI PADAT YANG BERBEDA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

YUVENTUS META
NPM 13180066

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

PERTUMBUHAN TURI (sesbania grandiflora) DENGAN JARAK TANAM


DAN APLIKASI PUPUK BOKASHI PADAT YANG BERBEDA

Disusun Oleh:

YUVENTUS META
NPM 13180066

Telah di periksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Stefanus Sio M.P Gerson F. Bira, S.Pt.,M. Si


NIP. 196709152005011002 NIP. 198703032019031009

Mengetahui
Ketua Program Studi

Gerson F. Bira, S.Pt.,M. Si


NIP. 198703032019031009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kegadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-nya penulis dapat menyusun Proposal dengan judul “Pertumbuhan Turi
(Sesbania Grandiflora) Dengan Jarak Tanam Dan Aplikasi Pupuk Bokashi Padat
Yang Berbeda”. Dalam penulisan Proposal ini penulis mendapat inspirasi dan
bantuan dari berbagai pihak, sehinggah pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Timor.
2. Bapak Gerson Frans Bira, S.Pt., M.Si Selaku Koordinator Program Studi
Peternakan yang juga selaku ketua penguji.
3. Bapak Dr. Ir. Stefanus Sio M.P Selaku Dosen Pembimbing Utama atas arahan
dan bimbingannya dalam penulisa skripsi.
4. Bapak Gerson Frans Bira, S.Pt., M.Si selaku Dosen Pembimbing pendamping
yang dengan sabar dan tulus iklas memberikan bimbingan, motivasi dan saran
sejak pelaksanaan Penelitian sampai pada penulisan skripsi ini.
5. Istri tercinta yang sangat mendukung saya dalam mengikuti kegiatan
Penelitian ini.
6. Keluarga tercinta, kakak dan adik – adikku yang sangat mendukung saya
dalam mengikuti kegiatan Penelitian ini.
7. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan Penelitian
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan dunia peternakan di Nusa
Tenggara Timur.

Kefamenanu, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover depan
Halaman Persetujuan..........................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................


2.1 Defenisi Tanaman Turi..............................................................................
2.2 Pertumbuhan Tanaman..............................................................................
2.3 Jarak Tanam...............................................................................................
2.4 Pupuk Bokashi...........................................................................................
2.5 Hipotesis....................................................................................................

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN........................................

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................


3.2 Materi Penelitian........................................................................................
3.3 Rancangan Penelitian.................................................................................
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................
3.5 Variabel Penelitian.....................................................................................
3.6 Analisis Data..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permasalahan ketersediaan hijaun sebagai pakan ternak dilahan kering sampai
saat ini masih menjadi kendala bagi masyarakat peternak di wilayah Nusa Tengara
Timur khususnya di kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), dimana produktivitas
leguminosa mengalami penurunan yang ditandai dengan rendahnya ketersedian
hijauan pada musim kemarau sehingga ternak mengalami penurunan bobot badan
akibat tidak tercukupinya pakan hijauan dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada dibutuhkan pendekatan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan, yang ramah lingkungan dan mudah diaplikasikan oleh
masyarakat seperti penanaman hijauan pakan dengan penambahan pupuk organik
seperti bokashi.
Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat
bertahan hidup, berproduksi serta berkembang biak. Produksi ternak yang tinggi perlu
didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Sumber utama hijauan
pakan adalah berasal dari rumput, leguminosa dan sisa hasil pertanian. Pemenuhan
kebutuhan hijaun segar saat ini belum menjamin ketersediaannya setiap saat. Hal ini
disebabkan antara lain oleh semakin sempitnya lahan dan ketidak suburan lahan yang
tersedia untuk menanam hijaun. Iklim juga turut mempengaruhi pertumbuhan
hijauan. Kondisi lahan kering seperti halnya Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)
dengan minimnya ketersediaan air maka pertumbuhan hijauan pakan akan terganggu.
Untuk mengatasi kekurangan pakan tersebut maka perlu ditanam suatu jenis hijauan
yang mempunyai produksi tinggi, berkualitas baik serta mampu beradaptasi dengan
kondisi lahan kering seperti tanaman Turi (sesbania grandiflora).
Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia, yang termasuk
kedalam jenis kacang-kacangan. Kacang turi merupakan jenis kacang-kacangan dari
pohon turi yang berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai rasa
yang khas dan aroma yang khas jenis kacangkacangan (Zakiyatul, 2005). Tanaman
turi sering dijumpai pada ketinggian kurang dari 1.200 mdpl. Pohon ‘kurus’ yang
memiliki umur pendek dan ranting sering kali menggantung. Kulit luar batangnya
memiliki warna abu-abu kehitaman, kasar, terdapat retakan vertikal yang panjang
selebar 1-2, kulit kayu apabila dicukil pada bagian kambium terdapat lendir berwarna
kuning kemerahan (Purwanto, 2007). Kandungan kimia dari tanaman turi diantaranya
arginine, cystine, histidine, isolucine, phenylalanine, tryptophan, valine, threonine,
alanine, aspargine, asam aspartic, saponin, asam oleat, galactose, rhamnose, asam
glucuronic, flavonoid, dan kaempfrol (Bhoumik et al., 2016). Salah satu kandungan
antioksidan yang tinggi dari tanaman turi adalah tannin dan flavonoid (Panda et al.,
2013). Tanaman Turi memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan ternak seperti BK
89,28%, BO 78,45%, PK 29,13%, LK 4,77% dan BETN 32,12% (Bira et al., 2022).
Untuk mendukung pertumbuhan turi maka perlu ditambahkan pupuk organik.
Pupuk bokashi adalah pupuk organik yang dapat diproses untuk fermentasi dari
berbagi macam bahan-bahan organik. pupuk kandang dapat dimanfaatkan dengan
fermentasi menggunakan EM4. Bahan organik lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber hara adalah pupuk kandang seperti feses babi, feses sapi dan feses kambing.
Pupuk organik yang digunakan berasal dari pupuk kandang dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia (urea) sebanyak 50 kg N/ha (Kresnatita et al., 2012).
Pupuk bokashi juga dapat membantu tektur tanah yang baik, juga mendapatkan
pengemburan tanah dan kualitas unsur tanah yang baik dan subur. Sedangkan
menurut Thana et al., (2021) dan Edison (2000) bahwa bokashi merupakan hasil dari
fermentasi dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak dan dedaunan dengan
penambahan EM4 sebagai fermentor.
Penanaman hijuan pakan selain pemberian pupuk hal penting yang perlu
diperhatikan adalah jarak tanam. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas
tanaman yaitu dengan mengatur jarak tanam atau kepadatan tanaman per satuan luas
(Suprapto, 1992). Jarak tanam bagi tanaman berfungsi untuk menurunkan tingkat
kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar
matahari yang optimal sehingga fotosintesis suatu tanaman tersebut tidak terhambat
oleh tanaman yang lainnya. Demikian pula jarak tanam perlu diatur agar kompetisi
tanaman terhadap penyerapan unsur hara dapat ditekan. Menurut Erwin et al. (2015)
bahwa jarak tanam merupakan salah satu bahan dasar untuk menentukan banyak dan
tidaknya suatu produksi pada tanaman. Berdasarkan hal-hal tersebut maka akan
dilakukan penelitian dengan judul “PERTUMBUHAN TURI (sesbania grandiflora)
DENGAN JARAK TANAM DAN APLIKASI PUPUK BOKASHI PADAT
YANG BERBEDA”.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh jarak tanam dan pemberian pupuk bokashi padat yang
berbeda terhadap pertumbuhan awal Turi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan aplikasi
beberapa jenis pupuk bokashi padat terhadap pertumbuhan awal Turi.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai suatu informasi dalam pengembangan
ilmu peternakan dan teknologi pada tanaman turi sebagai pakan ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Tanaman Turi (sesbania grandiflora)
Sesbania grandiflora atau dikenal masyarakat sebagai turi adalah tanaman
legum yang sudah dikenal di seluruh Indonesia. Menurut Dalimartha (2009) tanaman
legum dikenal dengan tanaman rambat atau tanaman pelindung yang sering dijumpai
di pekarangan. Tanaman turi ini bertempat asal dari Asia dan sekarang sudah
menyebar hampir seluruh bagian negara. Sesbania grandiflora termasuk famili
Fabaceae, subfamili papilionoideae dan dikenal dengan tuwi (Bali), turi (Jawa) dan
toroy (Madura). Tanaman turi sering dijumpai pada ketinggian kurang dari 1.200
mdpl. Pohon ‘kurus’ yang memiliki umur pendek dan ranting sering kali
menggantung. Kulit luar batangnya memiliki warna abu-abu kehitaman, kasar,
terdapat retakan vertikal yang panjang selebar 1-2, kulit kayu apabila dicukil pada
bagian kambium terdapat lendir berwarna kuning kemerahan (Purwanto, 2007).
Menurut Chaniago (2019) percabangan baru muncul setelah tinggi tanaman sekitar 5
m. Berdaun majemuk yang letak daunnya menyebar, dengan daun penumpu yang
memiliki panjang 0,5- 1 cm. Panjang daun sekitar 20-30 cm, menyirip genap, dengan
20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Bentuk anak daun oval, lonjong
atau lanset, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam
tandan, tumbuh pada ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga
bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit. Polongnya menggantung berbentuk ramping
dan lurus dengan ujung meruncing, ukurannya sekitar 30-50 cm dengan lebar 1-1,5
cm. Saat masih muda polong berwarna hijau kemudian setelah tua berubah menjadi
kuning kecoklatan dan berakhir dengan pecah. Bijinya berbentuk lonjong dengan
warna coklat atau hitam dan terletak melintang di dalam polong. Turi memiliki 2
varietasyang dibedakan melalui warna mahkota bunganya, yaitu berwarna merah dan
ada juga yang berwarna putih. Adapun klasifikasi tanaman turi putih (Sesbania
grandiflora) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Dicotyledonea
Order : Rosales
Family : Leguminosae
Genus : Sesbania
Spesies : Sesbania grandiflora (L.) Pers

2.2. Pertumbuhan Tanaman


Pertumbuhan tanaman merupakan penambahan ukuran,protoplasma dan bahan
kering yang tidak bisa dapat kembali pada ukuran sebelumnya karena periode
vegetatif terjadi pada perkembangan akar, batang dan daun (abidin, 2004). Terdapat 2
fase dalam pertumbuhan tanaman yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Kualitas
terbaik pada tumbuhan pakan hijau terletak pada akhir fase vegetatif atau pada saat
menjelang masa fase reproduktif, kemudian kadar SK akan mengalami peningkatan
pada masa fase generatif dengan seiring lamanya umur tanaman dan juga waktu
pemotongan.yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada beberapa faktor
meliputi faktor internal (Genetik tanaman) dan faktor eksternal seperti pemberian
pupuk,pengaruh suhu lingkungan,iklim dan unsur hara yang diberikan pada tanaman
(Jamilah dan Safridar, 2012).
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan yaitu faktor luar dan faktor dalam tumbuhan. Faktor luar yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor lingkungan meliputi cahaya, suhu, oksigen
dan kelembaban serta pemupukan. Faktor dalam meliputi semua faktor yang
terkandung dalam gen dan hormon. Gen berfungsi sebagai pengatur sintesis enzim
untuk mengendalikan proses kimia dan sel. dengan demikian hal ini dapat
menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang
menimbulkan respon fisiologis pada tumbuhan dan senyawa tumbuhan adalah
hormon (Sinaga, 2007).
Di Indonesia pertumbuhan dan produksi rumput raja sangat bervariasi.
pertumbuhan dan produksi akan menjadi lebih baik apabila dilakukan dengan
pemupukan yang tepat dan sesuai. Pemberian dosis pupuk N, P dan K secara optimal
akan meningkatkan produksi pada tanaman rumput raja meliputi produksi bahan
segar, produksi bahan kering, tinggi tanaman dan daun, kandungan bahan kering dan
bahan organik rumput raja yang diberi pupuk N, P dan K dengan dosis yang berbeda
(Seseray et al.,2013).
2.3. Jarak Tanam
Pemberian jarak tanam dilakukan pada saat sebelum bibit dipindahkan
kebedengan atau kelahan percobaan. Tiap-tiap bedeng mempunyai jarak tanam yang
berbeda sesuia metode penelitian yang digunakan. Jarak tanam merupakan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena penyerapan energi matahari oleh
permukaan daun sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Tujuan pengaturan jarak
tanam adalah untuk mendapatkan ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan
tanaman guna menghindari persaingan unsur hara dan sinar matahari, mengetahui
jumlah benih yang diperlukan serta mempermudah dalam pemeliharaan terutama
dalam penyaingan. Rekomendasi jarak tanam tergantung pada jenis tanaman, kondisi
iklim dan tingkat kandungan hara dalam tanah (Budiastuti, 2000).
Jarak tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh, mempermudah
tindakan budidaya lainnya, tingkat dan jenis teknologi yang digunakan dapat
ditentukan sebagai berikut: jenis tanaman, kesuburan tanah, kelembaban tanah, dan
tujuan pengusahaan, teknologi yang digunakan (manual atau mesin). Pengaturan jarak
tanam dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitui: baris tunggal (single row), baris
rangkap (doble row), bujur sangkar (on the square), sama segala penjuru (eguidistant)
atau hexagonal dan sebagainya (Mahdi, 2011).
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak tanam antara
tanaman yang satu dengan yang lain. Hal ini di kaitkan dengan penyerapan sinar
matahari dan penyerapan unsur hara oleh tanaman, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman dengan jarak tanam yang lebih luas
akan mendapatkan sinar matahari dan unsur hara yang cukup karena persaingan antar
tanaman lebih kecil (Pima, 2009).
Semakin banyak tanaman per satuan luas maka semakin tinggi indeks luas daun
sehingga persen cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah
menjadi lebih sedikit akibat adanya penghalang cahaya oleh daun-daun diatasnya
(Hanafi, 2005). ketika jarak antar tanaman berkurang, persentase peningkatan
produksi per lahan secara nyata dapat ditentukan oleh persentase peningkatan
intersepsi cahaya hasil panen rumput raja yang tinggi dapat ditentukan juga oleh
populasi tanama, jumlah populasi tanaman per satuan luas ditentukan oleh jarak
tanam (Andrade et al., 2002).
2.4. Pupuk Bokashi
Pupuk Bokashi Peningkatan populasi ternak secara nasional dan regional akan
meningkatkan limbah kotoran ternak yang dihasilkan. Pengembangan peternakan
ramah lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal merupakan langkah strategis dalam
mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas limbah peternakan. Sistem
pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman semakin lama
semakin berkembang. Guna menghindari dan mengurangi dampak pencemaran 15
terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh kotoran ternak (feces), maka salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk bokashi.
Pupuk bokashi sangat menguntungkan karena dapat memperbaiki produktivitas dan
kesuburan tanah, selain itu juga akan memberikan keuntungan finansial karena
mempunyai daya jual (Kusuma, 2012) Pupuk bokashi merupakan pupuk organik
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan organik (jerami, sampah
organik, pupuk kandang, sekam padi, rumput dan limbah jamur merang) dengan
bantuan Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 mengandung kelompok
mikroorganisme yang terdiri atas bakteri photosintetik, bakteri asam laktat,
actinomycetes, ragi dan cendawan fermentasi. Selain mengandung mikroorganisme
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, EM4 juga mengandung unsur hara
makro dan mikro. Pemberian pupuk bokashi yang difermentasikan dengan EM-4
merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan
biologi tanah, mampu menekan hama dan penyakit, meningkatkan produksi tanaman,
menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian yang berwawasan lingkungan (Cahyani dan Susanti, 2003; Riry et al.,
2013). Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah
podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah (Susilawati dan Rini, 2000; Riry
et al., 2013).
Nuryani et al. (2010), pupuk organik berfungsi menaikkan pH tanah,
meningkatkan KPK dan ketersediaan N, P, dan K tanah. N berfungsi untuk
menyusun asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada
tanaman, sedangkan P berfungsi sebagai penyimpan dan transfer energi untuk seluruh
aktivitas metabolisme tanaman, dan unsur K berfungsi sebagai : 1. Sebagai aktivator
enzim. Sekitar 80 jenis enzim yang aktivasinya memerlukan unsur K. 2. Membantu
penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman 3. Membantu transportasi
hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman

2.5. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Jarak tanam 60x60 cm menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik
tanaman Turi .
2. Bokashi dengan level 500g/lt menghasilkan pertumbuhan dan produksi
terbaik tanaman Turi
3. Terjadi interaksi antara jarak tanam dan level bokashi pada pertumbuhan dan
produksi tanaman Turi
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada lahan milik kelompok tani serikat
Oeliurai bertempat di Oeliurai Desa Tapenpah, Kecamatan insana, Kabupaten Timor
Tengah Utara, dan berlangsung selama 1 masa produksi (48 hari).
3.2 Materi Penelitian
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : hand tracktor,
linggis, pacul, plastik Polybag, terpal, sekop, parang, ember, timbangan, mistar,
camera dan alat tulis menulis.

3.2.2 Bahan
Bibit Turi, Gula pasir, Air, Chromolaena odorata, feses ternak, dedak padi,
hijauan segar seperti daun gamal dan EM4.

3.3 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT)


terdiri dari petak utama dan sub petak (anak petak). Petak utama perlakuan beberapa
jarak tanam dengan 3 taraf perlakuan, sedangkan untuk sub petak adalah perlakuan
beberapa pupuk bokashi padat yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
Perlakuan integrasi lamtoro dan turi dengan taraf perlakuan beberapa jarak tanam
sebagai berikut:
R1 : Jarak Tanam 60 x 40 cm
R2 : Jarak Tanam 60 x 50 cm
R3 : Jarak Tanam 60 x 60 cm
Perlakuan integrasi lamtoro dan turi dengan taraf perlakuan beberapa jenis pupk
bokashi padat sebagai berikut:
P0 : tanpa bokashi (control)
P1 : Bokashi padat feses babi 500 gr/lubang tanam
P2 : Bokashi padat feses sapi 500 gr/lubang tanam
P3 : Bokashi padat feses kambing 500 gr/lubang tanam
Proses pengacakan dan tata letak RPT dengan rancangan dasar Rancangan
Bujur Sangkar Latin (RBSL) dimana banyaknya jumlah petak utama perlakuan jarak
tanam dengan 3 taraf, sehingga dalam penelitian terdapat 3 blok (3 x 3 = 9 petak
utama), dan akan terdiri dari 36 anak petak (Tabel 1) dan kombinasi perlakuan
terlihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Pembagian dan pengacakan RBSL untuk setiap perlakuan

R1 R2 R3

R2 R3 R1

R3 R1 R2

Tabel 2. Kombinasi perlakuan


R1P0 R2P0 R3P0
R1P1 R2P1 R3P1
R1P2 R2P2 R3P2
R1P3 R2P3 R3P3

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Persiapan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan hand tracktor dan dibuat
plot/bedengan menggunakan cultivator yang terdiri dari petak utama sebanyak 9
petak, dalam petak utama terdapat 4 anak petak sehingga terdapat 36 anak petak
dengan ukuran 240 x 120 cm.
3.4.2 Pembuatan Bokashi
Cara pembuatan pupuk bokashi kapasitas 80 kg/masing-masing perlakuan
1. Penyiapan bahan-bahan seperti feses ternak (52 kg), Chromolaena
odorata (10 kg), daun gamal (10 kg), dedak padi (2 kg), EM4 (100 ml)
dan gula (10 g)
2. Mencacah chromolaena odorata dan gamal berukuran 2-3 cm
3. Mencampurkan bahan-bahan sehingga tercampur merata/homogeny
4. Gula dilarutkan dalam air dan ditambahkan EM4 serta di aduk searah
hingga larut
5. Gula dan EM4 yang sudah larut dipercik pada bahan dan di aduk hingga
merata (tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering)
6. Campuran ditutup rapat menggunakan terpal dengan memastikan tidak
ada udara yang masuk
7. Setiap hari campuran di aduk selama 2 kali pada pagi dan sore hari
8. Setelah 21 hari kemudian bokashi sudah siap digunakan

3.4.3 Persiapan Anakan


Bibit Turi disemaikan di dalam polybag berukuran 10 x 15 cm dan setiap
polybag diisi 1 biji/polybag.
3.4.4 Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada tanaman pengganggu sehingga tidak merusak
tanaman Turi yang akan ditanam nantinya .
3.4.5 Pemberian Bokashi
Sebelum lamtoro dan turi ditanam lubang tanam sudah diberikan pupuk bokashi
sesuai perlakuan.
3.4.6 Penanaman
Setelah anakan Turi tumbuh (2 minggu) dimasukkan dalam lubang tanaman
yang sudah diberi pupuk bokasi sesuai dengan perlakuan dengan kedalaman 10 cm
dan menyobek polybag sebelum anakan Turi di tanam.
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman dapat diukur dari titik tumbuh hingga daun yang paling
tertinggi diukur menggunakan meter. Tinggi tanaman dapat diukur satu minggu
setelah trimming/ pemangkasan kemudian dilakukan perhitungan rataan tinggi
tanaman.
TT 1+TT 2+TT 3+TT 4
TT =
T
Keterangan:
TT1 = Tinggi tanaman pengukuran pertama
TT2 = Tinggi tanaman pengukuran kedua
TT3 = Tinggi tanaman pengukuran ketiga
TT4 = Tinggi tanaman pengukuran empat
T = Waktu (minggu

3.5.2 Jumlah Daun (Helai)


Jumlah daun dihitung dan mengamati banyaknya helai daun yang baru tumbuh
pada stek di setiap minggu.

JD 1+ JD2+ JD 3+ JD 4
JD =
T
Keterangan :
JD1 = Jumlah daun pengukuran pertama
JD2 = Jumlah daun pengukuran kedua
JD3 = Jumlah daun pengukuran ketiga
JD4 = Jumlah daun pengukuran keempat
T = Waktu (minggu)
3.5.3 Diameter batang Turi
Pengukuran diameter batang dilakukan menggunakan jangka sorong pada
umur 7 hari setelah tanam.
3.6 Analisis Data
Data dianalisis dengan analysis of variance (Anova) dan apabila terdapat
perbedaan yang nyata (P≤0.05) maka dilanjutkan uji jarak Duncan untuk melihat
perbedaan antara perlakuan (Stell dan Torrie 1994). Analisis data menggunakan
software SPSS versi 21, dengan model matematisnya sebagai berikut:

Yij = μ + τi + ∑ij
Keterangan :
Yij : Hasil pengamatan dari ke-i dengan ulangan ke-j
µ : Rata-rata pengamatan
τi : Pengaruh perlakuan ke-i
∑ij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
I : 1, 2, 3, (perlakuan)
J : 1, 2, 3, 4, 5 (ulangan)
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2004. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Agromedia


Pustaka. Jakarta.
Andrade, F.H, P. Calvino, A.Carilo and P. Barbieri. 2002. Yield response to narrow
row depend on increased radiatin interseption. Agron.
Bhoumik, D., A.H. Berhe, A. Mallik. 2016. Evaluation of gastric anti-ulcer potency
of ethanolic extract of Sesbania grandiflora Linn leaves in experimental
animals. Am. J. Phytomedicine Clin. Ther. 4(6): 174-182.
Budiastuti, S. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Penelitian Agronomi (Agrosains).
Vol.2 (2) : 59-63.
Budiyanto, M. A. K. 2011. Tipologi pendayagunaan kotoran sapi dalam upaya
mendukung pertanian organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang. Jurnal Gamma, 7(1).
Bukifan, F., Sio, S., & Bira, G. F. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos
Berbahan Dasar Guano dengan Level Berbeda terhadap Pertumbuhan Turi
(Sesbania grandiflora). JAS, 4(1), 9-11.
Cahyani dan S. Susanti. 2003. Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Sifat Fisik dan
Mekanik Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica pekinensis L.)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bokashi [23/11/2011]
Chaniago R. 2019. Ragam Olahan Sayur Indigenous Khas Luwuk. Deepublish.
Yogyakarta.
Dalimartha. S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Pustaka Bunda. Jakarta.
hal 163-164
Edison, A. (2000). Pengaruh Pemberian Bokhasi dan GA3 Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Semangka. Skripsi. UIR: Pekanbaru.
Erwin, S., Ramli dan Adrianton. 2015. Pengaruh berbagai jarak tanam pada
pertumbuhan dan produksi kubis (Brassica oleracea l.) di dataran menengah
Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Agrotekbis, 3(4): 491-497.
Fangohoi, L. 2016. Variasi Pemberian Bokashi Pada Budidaya Tanaman Sawi Caisim
(Brassica Juncea L) di Desa Randuagung Kecamatan Lawang Kabupaten
Malang Propinsi Jawa Timur. Jurnal Triton, 7(1), 21-26.
Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan, A. H., Pattiwiri, A. W., & Hendroko, R.
2007. Teknologi bioenergi. AgroMedia.
Hanafi, M. Arief. 2005. Pengaruh Kerapatan Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tiga Kultivar Jagung (Zea mays L) Untuk Produksi Jagung Semi. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
J. Suprapto.(1992)., Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen, Rinika Cipta.
Jamilah dan N. Safridar. 2012. Pengaruh dosis urea, arang aktif dan zeolite terhadap
pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). J. Agrista. 16 (3) : 153-
162.
Kresnatita, S., Koesriharti, K., & Santoso, M. 2012. Pengaruh Rabuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung manis. The Indonesian
Green Technology Journal, 1(3), 8-17.
Kusuma, M.E. 2012. Pengaruh beberapa jenis pupuk kandang terhadap kualitas
bokashi. Jurnal Ilmu Hewan Tropika, 1(2): 41-46.
Mahdi, 2011. Kajian Variasi Jarak dan Waktu Tanam Jagung Manis dalam Sistem
Tumpangsari Jagung Manis dan Kacang Tanah. Universitas Andalas. Padang
Nista, D., Natalia, H., & Hindrawati, S. 2010. Keunggulan Turi Sebagai Pakan
Ternak. BPTU Sembawa, Ditjen Peternakan dan Keswan, Kementerian
Pertanian. p, 24-25.
Nuryani, Sri H.U., Haji M., & Widya N.Y. 2010. Serapan Hara N, P, K pada
tanaman padi dengan berbagai lama penggunaan pupuk organik pada
vertisol Sragen. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 10(1):1-13.
Panda, C., U.S. Mishra, S. Mahapatra, G. Panigrahi. 2013. Free radical scavenging
activity and phenolic content estimation of Glinus oppositifolius and Sesbania
grandiflora. Int. J. Pharm. 3(4): 722-727.
Pima, D. 2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma
terhadap Pertumbuhan dan Produksi. Serial online (http://
repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/7592/1/09E0121 9.pdf). diakses pada
tanggal 14 Agustus 2018. Pukul 22.00 Wib.
Praimajangi, U. A., & Sudarma, I. M. A. 2022. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokasi
Sludge Biogas Daun Gamal Dengan Level Berbeda (0, 200, 400, 600 Dan 800
Gram/Polybag) Pada Pertumbuhan Awal Tanaman Lamtoro Tarramba. Jurnal
Peternakan (Jurnal Of Animal Science), 6(2), 93-99.
Prawiradiputra, B. R. 2007. Kirinyuh (Chromolaena odorata (l) rm king dan h.
robinson): gulma padang rumput yang merugikan. Wartazoa, 17(1), 46-52.
Prihandarini, R. Salam. Ghani, Sudiarso, (2008). Kajian Perpupukan Nasional.
Laporan hasil Kajian Tim Kantor Menko Perekonomian Republik Indonesia.
Purwanto, I. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius (Anggota IKAPI).
Sanjaya, A. Haryanto, Tamrin. 2015.Produksi Biogas dari Campuran Kotoran Sapi
dengan Kotoran Ayam, Jurnal Teknik Pertanian Lampung.
Seseray, D.Y., Santoso, Budi., Lekitoo, M.N. 2013. Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureim) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0,50 dan
100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan Vol. 11 (1) 49-55.
Sinaga, R. 2007. Analisis Model Ketahanan Rumput Gajah dan Rumput Raja Akibat
Cekaman Kekeringan Berdasarkan Respons Anatomi Akar Dan Daun. Jurnal
Biologi Sumatera, Januari 2007, hlm. 17 – 20 ISSN 1907-5537 Vol. 2, No. 1.
Soeprapto. 1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta
Sopacua, B. N. H., & Koibur, M. 2017. Pengaruh Jenis dan Dosis Bokashi terhadap
Pembibitan Tanaman Cabai (Capsicum annum L). Jurnal Triton, 8(1), 85-92.
Steel, R.D. dan J.H. Torrie1994. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri Jakarta: PT.
Gramedia.
Suntoro. 2001. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangan.
Yogyakarta: Kanisius
Susilawati dan Rini. 2000. Penggunaan Media Kompos Fermentasi (Bokashi) dan
Pemberian Effective Microorganism - 4 (EM-4) Pada Tanah Podzolik Merah
Kuning Terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bokashi [23/11/2011]
Thana, D. P., & Haryati, B. Z. 2021. Pengaruh Pemberian Bokashi Daun Kaliandra
dan Dosis Dolomit Terhadap Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)
Varietas Laguna F1.
Towaha,Juniati dan Rusli. 2010. Potensi Biji Turi Untuk Substitusi Kedelai Pada
Pembuatan Kecap. Tanaman Rempah dan Industri. Volume 1(16):63
Wilda, Tivani. 2017. Kandungan Saponin Daun, Tangkai dan Biji Tanaman Turi
(Sesbania grandiflora L).Prosiding Senit Politeknik Harapan Bersama.
Wiryono, W. 2006. Pengaruh Pemberian Seresah dan Cacing Tanah Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala Lam De Wit) DAN
TURI (Sesbania grandiflora) Pada Media Tanam Tanah Bekas Penambangan
Batu Bara. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 8(1), 50-55.
Zakiyatul Munawaroh. 2005. Studi Eksperimen Pemanfaatan Kacang Turi sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Nugget dengan Suplemen Ikan Mujahir. Skripsi:
UNNES.

Anda mungkin juga menyukai