Anda di halaman 1dari 16

TANAMAN LEGUMINOSA

Disusun oleh :

TEUKU FIRMANSYAH (2001030015)


MK : BT . Tanaman Perkebunan Dan Kehutanan

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, petunjuk,
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, Semoga makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik, harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami berharap
makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil kami dalam upaya tersebut, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini, dan kami
selalu terbuka untuk saran dan masukan yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Pemakalah

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB 1I PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Definisi Leguminosae........................................................................ 2
2.2 Jenis-jenis tanaman Leguminosa....................................................... 3
2.3 Keragaman Leguminosa.................................................................... 8
2.4 Manfaat Tanaman Leguminosae....................................................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2 Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

ii3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Legum adalah sekelompok tanaman yang berdaun lebar dari famili botani
Fabaceae, Mimosaceae dan Caesalpiniaceae. Cirinya adalah produksi polong yang
terbuka di sepanjang suatu lapisan. Satu ciri penting lain dari legum adalah
kemampuannya mengubah N dari udara menjadi bentuk yang berguna untuk
legum dan tanaman-tanaman sejenis.
Tanaman legum merupakan tanaman yang berperan dalam kesuburan
tanah. Legum dikenal sebagai tanaman yang dapat menambat N2 diudara untuk
pertumbuhannya dan sebagian disekresikan kelingkungan tanah. Hal ini
diakibatkan karena tanaman legum melakukan asosiasi dengan bakteri penambat
nitrogen. Sebagian besar bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman legum adalah
bakteri pembintil akar (Legume Nodulating Bacteria) atau dikenal sebagai
rhizobia. Simbiosis rhizobia dengan tanaman legum adalah proses kompleks yang
melibatkan tanaman dan gen bakteri yang mengarah ke pembentukan dan
perkembangan nodul pada akar legum.
Legum bervariasi secara nyata dalam sifat tumbuh yang meliputi:
1. jenis herba yang tumbuh rendah, yang menjalar dan membentuk stolon
atau rizoma (batang bawah tanah)
2. jenis herba menjalar atau melilit
3. tumbuh pendek, lembut, berkayu, yang menghasilkan batang dan daun
yang dapat dimakan
4. pohon atau semak yang tinggi berkayu tetapi menghasilkan daun yang
mengandung gizi tinggi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu leguminosae ?
2. Apa jenis-jenis tanaman leguminosa?
3. Apa manfaat tanaman leguminosae ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Leguminosae
Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan
tanah. Kemampuan memfiksasi nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat
membantu meningkatkan suplai hara terutama nitrogen bagi tanaman yang
disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman penutup lahan
mempunyai fungsi untuk konservasi tanah dan air. Percampuran leguminosa dan
tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan kering yang lebih
tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi.
Selain itu, pertananam campuran dengan tanaman leguminosa dapat
menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah. Legum termasuk
dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji cotyledone. Famili
legume dibagi menjadi tiga grup sub famili yaitu mimosaceae, tanaman kayu dan
herba dengan bunga reguler. Tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga
berbentuk kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk
dalam grup papilionaceae. Legum yang ada mempunyai siklus hidup secara
annual, binial atau perennial. Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan
dikotil yang mempunyai kemampuannya mengikat (fiksasi) nitrogen langsung
dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu
pada akar ataubatangnya. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi
dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri
bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen
bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber protein dan
mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan
tanah.
Menurut Tilman dkk. (1998) hijauan pakan jenis leguminosa memiliki
sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legum umumnya kaya akan
protein, kalsium dan phosfor. Legum berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 3

2
macam yaitu : 1) Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae),
contohnya : Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang kedele (Glycine soya),
Kacang panjang (Vigna sinensis), 2) Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae),
contohnya : Kacang gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides),
Sentrosema (Centrosoma pubescens), 3) Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung,
penahan erosi), contohnya : Gliricidea maculata, Albazia falcate.

2.2 Jenis-jenis Tanaman Leguminosa


Reksohadiprodjo (1985) juga menjelaskan apabila dilihat dari bentuknya,
tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga :
1) Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih
dari 1,5 meter, contoh : Leucaena leucocephala, Sesbania glandiflora,
Glyricidia sepium, Bauhinia sp., Fodder trees (leguminosa pohon) adalah
tanaman yang sangat potensial digunakan sebagai hijauan pakan sumber
protein untuk ternak ruminansia di daerah tropis (Devendra, 1992; Leng,
1997). Di daerah arid dan semi-arid, fodder trees adalah bahan pakan sumber
protein yang paling banyak digunakan selama bulan kemarau (Baumer,
1992). Menurut Lai (1988) leguminosa pohon juga merupakan andalan untuk
menyediakan pakan ternak khususnya pada musim kemarau di mana produksi
rumput menurun.
2) Perdu adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi
kurang dari 1,5 meter, contoh : Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides,
Flemingia congesta, Indigofera arrecta,
3) Semak adalah tanaman leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya
memanjat dan merambat, contoh : Centrosema pubescens, Pueraria
phaseoloides, C alopogonium mucunoides. Rasidin (2005) menjelaskan
tanaman leguminosa merupakan sumber pakan bagi ternak ruminansia, dan
juga dapat memperbaiki pengolahan sumber daya lahan pertanian seperti
pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki kesuburan tanah
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan menekan pertumbuhan gulma.

3
Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berbentuk tipis dan berwarna hijau.Warna hijau tersebut disebabkan adanya
klorofil pada daun. Namun, ada juga daun yang berwarna kuning, merah, dan
ungu.Bagian-bagian daun yang utama adalah:
1. Pelepah/upih daun (vagina);
2. Tangkai daun (petioles);
3. Helaian daun (lamina).
Daun yang memiliki ketiga bagian utama di atas disebut daun lengkap
(folium completes), contohnya daun pisang dan daun bambu. Pada sebagian besar
tumbuhan hanya terdiri dari 1 atau 2 bagian saja, daun seperti ini disebut daun
tidak lengkap.Yang termasuk daun yang tidak lengkap adalah:
1. Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian
daun, contohnya daun mangga.
2. Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.
3. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian
daun. Contohnya daun rumput-rumputan, daun padi, dan daun jagung.
4. Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar
menyerupai helaian dain dan disebut phyllodia. Contohnya daun Oxalis
bupleurifolis.
Berdasarkan jumlah tangkai anak daun dalam satu tangkai, daun
dibedakan menjadi:
1. Daun tunggal: hanya memiliki satu helai daun disetiap tangkainya. Bagian
dari batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut
atas antara daun dan batang disebut ketiak daun.
2. Daun majemuk: memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya. Yaitu
jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang-cabang, dan
baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Morfologi dibedakan berdasarkan :
1. Bentuk Daun
Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Bentuk bulat atau bundar. Contohnya teratai besar.

4
2. Bentuk perisai. Contohnya daun jarak.
3. Bentuk jorong. Contohnya daun nangka dan nyamplungan.
4. Bentuk memanjang. Contohnya daun srikaya dan sirsak.
5. Bentuk lanset. Contohnya daun kamboja.
6. Bentuk tepi daun
Bentuk tepi daun dapat dibedakan menjadi:
1. Rata;
2. Bergerigi (serratus);
3. Bergerigi ganda/rangkap (biserratus);
4. Bergigi (dentalus);
5. Beringgit (crenatus);
6. Berombak (repandus).
7. Bentuk permukaan daun
Bentuk permukaan daun bermacam-macam, antara lain:
a) Tanpa rambut, licin;
b) Berbulu pendek, lembut;
c) Keriput;
d) Berambut seperti wol, ikal.
e) Susunan tulang daun antara lain:
1. Menyirip
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan,
tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun.Contoh
tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu,
mangga, dan rambutan.
2. Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis – garis
melengkung.Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai
tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun siri, gadung, dan
genjer.

5
3. Menjari
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya
seperti jari-jari tangan manusia.Misalnya tulang daun pepaya, jarak, singkong,
dan kapas.
4. Sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari
pangkal daun hingga ujung daun.Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu.
Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang.Misalnya, tulang daun tebu, padi,
jagung, alang-alang, dan semua jenis rumput-rumputan.
Bentuk-bentuk Ujung Daun (Apex Folli)
1. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90 derajat). Ujung
daun yang runcing lazim kita dapati pada daun-daun bangun: bulat
memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll. Contohnya ujung
daun oleander (Nerium oleander L).
2. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung
daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun
sirsak (Annona muricata L).
3. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang, cepat menju kesuatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut
yang tumpul, sering dijumpai pada daun bangun bulat telur terbalik
atau bangun sudip, misalnya ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki
Dub).
4. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak
terbentuk sudut sama saekali, hingga uung daun merupakan semacam
suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada daun
bangun ginjal, misalnya ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo
Duce).

6
5. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata,
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu
monyet (Anacardium occidentale L.).
6. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan,
kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.),
kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan
pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun bayam (Amaranthus
hybridus L.).
7. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian
yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas
sebrang (Agave sp).
Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli)
1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh
pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan seperti pangkal
daun dapat :
a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang,
lanset, belah ketupat, dll.
b. Meruncing (acuminatus), biasanya pada bangun bulat telur sungsang
atau bangun daun sudip.
c. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat
telur.
d. Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta,
tombak.
e. Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak
panah.
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan dapat berlekatan satu sama lain :
a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap
batang sesuai dengan letak daun pada batang, seperti pada daun-daun
bangun perisai.

7
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan
atau berhadapanndengan letak daunnya. Contohnya pada daun bangun
membulat.

2.3 Keragaman Leguminosa


Taksonomi
Divisio/Phylum : Spermatophyta
Sub divisio/Subphylum : Angiospermae
Classis : Dicptyledoneae
Ordo : Rosales
Sub ordo : Rosinae
Familia : Leguminoseae
Suku besar ini terbagi menjadi 3 subsuku, yaitu Faboideae (atau
Papilionoideae, tumbuhan berbunga kupu-kupu), Caesalpinioideae, dan
Mimosoideae.
1. Faboideae
Faboideae dapat dikatakan sebagai kelompok kacang-kacangan atau
polong-polongan. Bunganya bertipe kupu-kupu, zigomorf, khas dengan mahkota
bunga yang tidak sama bentuknya. Mahkota termodifikasi menjadi tiga bagian:
bendera, sayap (alae), dan lunas (carina). Bagian lunas melindungi organ seksual
benang sari dan putik. Karena terlindungi inilah tumbuhan kacang-kacangan
biasanya merupakan tumbuhan berpenyerbukan sendiri. Bunga biasanya tunggal
dengan polong biasanya berbentuk silinder.
Contoh :

Kacang tanah (Arachis hypogaea)

8
2. Caesalpinioideae
Subsuku ini dicirikan dari bunganya yang tersusun majemuk membentuk
seperti piramida. Setiap bunga memiliki benang sari dan putik yang relatif
panjang. Bunganya tidak bertipe kupu-kupu.
Contoh :

Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)


3. Mimosoideae
Subsuku ini dapat dikatakan sebagai kelompok petai-petaian. Cirinya yang
paling jelas adalah bunganya tersusun majemuk di atas suatu dasar bunga
(bongkol) bersama berbentuk bulatan. Akibatnya, bunga tampak seperti bola
berambut khas bunga Mimosoideae
Contoh-contoh :

Jengkol (Archidendron pauciflorum)

9
2.4 Manfaat Tanaman Leguminosae
Bagian tumbuhan Legum mulai dari akar, batang, bunga, biji, umbi, dan
daun memiliki morfologis sangat spesifik dan dapat dimanfaatkan. Manfaatnya
sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae)
contohnya : Kacang Tanah (Arachishipogeae), Kacang kedelai (Glycine soya),
Kacang panjang (Vignasinensis).
2. Sebagai hijauan pakanternak (Mimosaceae)
contohnya:Kacanggude (Cayanuscayan), Kalopo (Calopogoniummuconoides),
Sentrosema (Centrosomapubescens)
3. Multifungsi (pakan, pagar, pelindung, penahanerosi),
contohnya: Gliricideamaculata, Albazia falcate.
4. Sebagai tanaman hias, tanaman obat, penutup lahan, penghasil kayu, minyak
(Glycine soya: kacang kedelai), gom, pewarnaalami, insektisida, dan
pereklamasi tanah.
5. Bumbu masakan serta bahan olahan makanan, obatrematik, luka, dan
mengurangi rasa sakit, obat diare dan disentri (Tamarindusindica)
6. Sebagai pewarna cokelat alami (Peltophorumpterocarpum), dan bila dicampur
dengan tarum (Indigofera sp.) Dapat digunakan sebagai pewarna hitam alami.
Kemampuan leguminosa memfiksasi Nitrogen dari udara sangat
tergantung dari banyak faktor, seperti jenis tanaman, tiper pertumbuhan, iklim dan
lingkungan tumbuh. Fiksasi Nitrogen hanya dapat terjadi dengan terbentuknya
bintil akar yang merupakan tempat hidup bagi koloni bakteri Rhizobium. Dengan
Nitrogen yang terfiksasi oleh Rhizobium maka Nitrogen akan merembes dari
bintil akar ketanah di sekelilingnya walaupun jumlahnya sedikit.
Rembesan Nitrogen tersebut dapat tersedia dalam tanah sehingga tanaman
lainnya yang tumbuh disekitarnya dapat memanfaatkannya. Bila tanaman telah
mati atau dipanen, bintil akar akan mengalami mineralisasi dan Nitrogen yang
dikandungnya menyatu dengan tanah, sehingga kandungan Nitrogen dalam tanah

10
meningkat. Nitrogen tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman yang ditanam
berikutnya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan
tanah.
Bagian tumbuhan Legum mulai dari akar, batang, bunga, biji, umbi, dan
daun memiliki morfologis sangat spesifik dan dapat dimanfaatkan. Manfaatnya
sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae)
2. Sebagai hijauan pakanternak (Mimosaceae)
3. Multifungsi (pakan, pagar, pelindung, penahanerosi)
4. Sebagai tanaman hias, tanaman obat, penutup lahan, penghasil kayu,
minyak (Glycine soya: kacang kedelai), gom, pewarnaalami, insektisida,
dan pereklamasi tanah.
5. Bumbu masakan serta bahan olahan makanan, obatrematik, luka, dan
mengurangi rasa sakit, obat diare dan disentri (Tamarindusindica)
6. Sebagai pewarna cokelat alami (Peltophorumpterocarpum)

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Departemen Kehutanan. 1994. Pedoman teknis penanaman jenis-


jenis kayu komersial. Jakarta: Badan Litbang Departemen Kehutan.

Simpson, M. G. 2010. Plant Systematics. California: Elsevier Academic Press.

Argent, G., Saridan, A., Campbell, E. J. F., Wilkie, P., Fairweather, G., Hadiah, J.
T., Middleton, D. J., Pendry, M., &Yulita, K. S. 1997. Manual of the
Larger and More Important Non Dipterocarp Trees of Central Kalimantan
Indonesia.(vol. 2).Samarinda: Forest Research Institute.
Coronel, R. E. 1991. Tamarindusindica L.In Verheij, E. W. M. & Coronel, R.E.
(Eds.). Plant resources of South-East Asia No. 2: Edible fruits and nuts.
(pp 298-301). Wageningen: Pudoc.

13

Anda mungkin juga menyukai