Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKOLOGI TANAMAN

MIKROORGANISME PENAMBAT
NITROGEN PADA TANAMAN

Dosen Pengampu:
Nani Yulianti,SP.,M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Andri Taufik Hidayat (A.2011078)
Naimmatul Qori’ah (A.2110621)
M.Dodi Jalaludin (A.1810917)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena
atas rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya, Penulis diberi kesehatan dan kemudahan
untuk menyelesaikan makalah dengan judul "Mikroorganisme Penambat Nitrogen
dan Tanaman". Sholawat beserta salam senantiasa tersampaikan kepada junjungan
besar Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang senantisa mengajarkan kita kepada
kebajikan dan menuntun jalan kita kepada kebenaran. Selain itu, tak lupa pula Penulis
ucapkan termakasih kepada Ibu Nani Yulianti, selaku dosen mata kuliah Ekologi
Tanaman.
Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan
umumnya bagi pembaca sebagai sumber pengetahuan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Bogor, 19 Desember 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1Latar belakang......................................................................................... 1
1.2Tujuan .................................................................................................... 2
1.3Manfaat .................................................................................................. 2

II. PEMBAHASAN
2.1Pengertian Nitroge ................................................................................. 3
2.2Manfaat Nitrogen Bagi Tanaman ........................................................... 3
2.3Mikroba Sebagai Penambat Nitrogen..................................................... 5

III. PENUTUP
3.1Kesimpulan ............................................................................................ 7
3.2Saran ...................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pemeliharaan karet melalui pemupukan merupakan salah satu langkah vital yang
harus dilakukan untuk mencapai produktivitas optimal. Akhir-akhir ini ketersediaan
pupuk yang terbatas dan harga yang terus meningkat menyebabkan kegiatan
pemupukan sering tertunda. Harga pupuk yang terus meningkat dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti peningkatan permintaan pupuk dan biaya transportasi.
Oleh karena itu perlu upaya efisiensi pemupukan pada tanaman karet. Efisiensi
pemupukan berkaitan dengan biaya bahan/pupuk dan tingkat pertumbuhan dan/atau
produksi tanaman (Perkaretan, 2013).
Penggunaan mikroorganisme tanah dapat meningkatkan ketersediaan maupun
penyerapan unsur hara. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman karet adalah
unsur hara N, P, dan K, namun yang ditambahkan melalui pemupukan seperti hara N
dan P seringkali tidak efektif dapat diserap tanaman Hal ini disebabkan adanya
faktor pencucian, aliran permukaan, erosi, penguapan ke atmosfer, dan fiksasi P yang
tinggi oleh tanah sehingga unsur hara tersebut menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Lahan perkebunan karet yang umumnya diusahakan pada lahan marjinal yang
mengindikasikan kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat
(Perkaretan, 2013).
Usaha perbaikan produktivitas pada lahan perkebunan karet menggunaakan
pupuk anorganik tidak selamanya memberikan efek positif tanpa diikuti perbaikan
sifat fisik dan biologi tanah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya efisiensi
pemupukan, antara lain dapat dilakukan melalui pemanfaatan mikroorganisme tanah
yang diduga mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman (Perkaretan, 2013).
Berbagai jenis mikroorganisme tanah yang menguntungkan tanaman,
mikrorganisme penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat tanah, dapat dikemas
sebagai salah satu pilar nutrisi tanaman melalui pupuk hayati. Pemupukan melalui
pupuk hayati memiliki banyak manfaat terutama dalam hal kesuburan biologis tanah
sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman, peningkatan produksi, dan
efisiensi pemupukan kimia. Sampai saat ini pemanfaatan mikroorganisme sebagai
pupuk hayati belum optimal. Oleh karena itu dilakukan pemahaman peran
mikroorganisme bagi usaha pertanian, terutama budidaya karet (Perkaretan, 2013).
Tulisan ini merangkum hasil-hasil penelitian pemanfaatan mikroorganisme
sebagai upaya peningkatan efisiensi pemupukan dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman karet.

I.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui mikroorganisme penambat nitrogen dan
tanaman pada tanaman.

I.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan informasi
kepada masyarakat khususnya petani tentang mikroorganisme penambat nitrogen
dan tanaman.

2
II. PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Nitrogen


Nitrogen berasal dari bahasa Inggris yang berarti unsur hara senyawa kimia yang
mempunyai suatu dorongan (Nitro = dorongan; gen = unsur hara). Nitrogen
merupakan salah satu unsur makro yang berperan penting sebagai penyusun utama
asam amino yang digunakan untuk sintesis peptida dan protein serta berbagai
komponen biologis, namun ketersediaan unsur nitrogen dalam tanah sering sangat
terbatas. Sumber nitrogen (N ) 2 paling banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 78-
80%. Dalam bentuk N , nitrogen 2 tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman
sehingga perlu diubah terlebih dahulu menjadi nitrat atau amonium agar dapat
tersedia bagi tanaman (Handayanto & Hairiyah, 2007).
Nitrogen merupakan unsur hara esensial bagi tanaman, namun unsur ini cepat
hilang dalam tanah baik melalui volatilisasi, nitrifikasi, denitrifikasi maupun hanyut
tercuci bersama air, dan erosi (Ashari, 2006). Nitrogen merupakan unsur yang
dibuthkan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA
dan RNA. Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah.
Sumber nitrogen yang terdapat dalam tanah, makin lama makin tidak mencukupi
kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan
sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi (Sari & Prayudyaningsih, 2015).

II.2 Manfaat Nitrogen Bagi Tanaman


Ketersediaan unsur N dalam tanah merupakan salah satu faktor penting untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Widiyawati, Sugiyanta,
Junaedi, & Widyastuti, 2014). Udara mengandung sekitar 78% N, tetapi tanaman
tidak dapat menggunakan secara langsung karena berbentuk gas N2 yang innert,
sehingga pupuk N selalu ditambahkan sebagai input produksi tanaman (Hindersah &
Tualar, 2004).
Penyediaan nitrogen secara hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri
penambat nitrogen bebas, seperti Azotobacter dan Azospirillum (Ekawati &
Syekhfani, 2005). Bakteri tersebut hidup bebas pada daerah perakaran dan jaringan
tanaman. Bakteri penambat N sering disebut bakteri diazotrof yang mampu mengikat
N di udara sebagai sumber N untuk pertumbuhannya. Peranan bakteri dalam
memfiksasi nitrogen udara besar pengaruhnya terhadap nilai ekonomi tanah
pertanian (Ristiati, Muliadihardja, & Nurlita, 2008).
Unsur N berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
merangsang pertumbuhan vegetatif dan berfungsi untuk sintesa asam amino dan
protein dalam tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan salah satu respon
tumbuhan dalam menghasilkan tubuh primer dimana jaringan meristem apikal
menjadi kunci utama dalam menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh
memanjang. Oleh karena itu, ketersediaan unsur N menjadi bagian yang sangat
esensial dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman (Permatasari &
Nurhidayati, 2014).
Tanaman yang ketersediaan unsur N secara cukup, akan menghasilkan
pembentukkan klorofil yang optimal, sehingga proses fotosintesis akan berjalan
dengan baik. Ketersediaan unsur N yang cukup akan memberikan hasil yang baik
untuk pertumbuhan tanaman. Selain optimalisasi fotosintetis, unsur N juga berguna
untuk membangun protoplasma sel dan pembentukan enzim. Unsur hara makro dan
mikro mempunyai peranan dalam mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman
serta mebantu dalam memperlancar serapan unsur hara lainnya yang dibutuhkan
tanaman (Permatasari & Nurhidayati, 2014)..
Unsur hara N dan Fe sangat dibutuhkan dalam pembentukan klorofil dan sintesis
protein yang dikandung dalam kloroplas, serta merangsang pertumbuhan vegetatif
tanaman, seperti meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, serta berat kering
tanaman. Apabila unsur N cukup tersedia bagi tanaman, maka kandungan klorofil
pada daun akan meningkat dan proses fotosintesis juga meningkat, sehingga asimilat
yang dihasilkan lebih banyak, akibatnya pertumbuhan tanaman lebih baik. Seiring
meningkatnya fotosintesis akan meningkatkan pertumbuhan dan perpanjangan sel,
sehingga pertumbuhan tinggi tanaman yang terjadi semakin meningkat (Permatasari
& Nurhidayati, 2014).

4
II.3 Mikroba sebagai Penambat Nitrogen
Mikroba penambat nitrogen mempunyai kemampuan meningkatkan efisiensi
penggunaan nitrogen tersedia dalam tanah. Mikroba tersebut menggunakan nitrogen
bebas untuk sintesis sel protein yang mana protein tersebut akan mengalami proses
mineralisasi dalam tanah. Mikroba penambat nitrogen berkontribusi dalam
ketersediaan nitrogen untuk tanaman. Kadar nitrogen di dalam tanah akan semakin
berkurang seiring dengan meningkatnya pertumbuhan suatu tanaman, dengan
demikian kebutuhan akan unsur Nitrogen akan semakin meningkat, terutama pada
fase pertumbuhan vegetatif (Rohmah, Muslihatin, & Nurhidayati, 2016).
Aktivitas bakteri Rhizobium sp., Azospirillum sp., Azotobacter sp. adalah
menyediakan unsur N dan beberapa mampu menyediakan unsur P bagi tanaman
(Widawati, 2015). Bakteri tersebut akan menambat N dari udara dan mengubahnya
menjadi NH3 dengan menggunakan nitrogenase, kemudian NH3 diubah menjadi
glutamin atau alanin sehingga bisa diserap oleh tanaman dalam bentuk NO 3 dan NH4.
Azotobacter sp. memiliki fungsi sebagai penambat nitrogen, hal ini sangat
menguntungkan karena dapat mencukupi kebutuhan nitrogen tanaman. Genus
Azotobacter sp. memiliki ciri-ciri dengan sel berbentuk batang, gram negatif, bersifat
aerobik obligat dan mempunyai ukuran sel yang lebih panjang dari prokariot lainnya
dengan diameter sel 2-4 μm atau lebih (Erfin, Sandiah, & Malesi, 2016).
Kemampuan fiksasi N bakteri Azotobacter sp. berkisar antara 2-15 mg N/g
sumber karbon. Azotobacter sp. mempunyai kemampuan menambat nitrogen sebesar
228 mg/g berat kering sel pada pH netral yang diuji menggunakan metode ARA
(Acetilen Reduction Assay). Azotobacter sp. telah banyak diteliti untuk dibuat
sebagai penyusun biofertilizer. Penggunaan biofertilizer dari Azotobacter sp. pada
tanamantanaman C4 seperti sorghum (Sorghum bicolor), bawang, dan gandum
menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi (Todar, 2008). Inokulan Azospirillum
sp. dan Azotobacter sp. terbaik untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati pada
tanaman padi (Marlina, Silviana, & Gofar, 2013).

5
Mikroorganisme mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung
terlaksananya pertanian ramah lingkungan. Mikroorganisme diposisikan sebagai
produsen hara yang hasil kerjanya berfungsi sebagai pensuplai utama kebutuhan
hara dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Bakteri penambat nitrogen
mempunyai kemampuan dalam meningkatkan maupun memperbaiki kandungan
unsur nitrogen dalam tanah. Selain itu juga mampu menghasilkan substansi zat
pemacu tumbuh yang dapat memacu pertumbuhan tanaman (Permatasari &
Nurhidayati, 2014).

6
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Unsur hara makro dan mikro mempunyai peranan dalam mendukung
pertumbuhan dan produksi tanaman serta mebantu dalam memperlancar
serapan unsur hara lainnya yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara N dan Fe
sangat dibutuhkan dalam pembentukan klorofil dan sintesis protein yang
dikandung dalam kloroplas, serta merangsang pertumbuhan vegetatif
tanaman, seperti meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, serta berat
kering tanaman. Apabila unsur N cukup tersedia bagi tanaman, maka
kandungan klorofil pada daun akan meningkat dan proses fotosintesis juga
meningkat, sehingga asimilat yang dihasilkan lebih banyak, akibatnya
pertumbuhan tanaman lebih baik.

III.2 Saran
Unsur hara N sangat dibutuhkan tanamaan. Kami menyarankan untuk
memberikan unsur hara N pada tanaman dengan dosis yang cukup. Ketika
tanaman kekurangan unsur hara N akan menunjukkan gejala seperti
seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis)
akibat kekurangan klorofil, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan
atau jumlah cabang sedikit, perkembangan buah menjadi tidak sempurna dan
seringkali masak sebelum waktunya. Begitupun sebaliknya tanaman apabila
unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun
dengan daun, proses pembuangan menjadi lama, adenium bakal bersifat sekulen
karena mengandung banyak air, hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap
serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. (2006). Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press.

Ekawati, I., & Syekhfani. (2005). Dekomposisi Tajuk Padi Oleh Biakan Campuran
Bakteri Selulolisis dan Penambat Nitrogen . J. Pembangunan Pedesaan, 120-
128.

Erfin, Sandiah, N., & Malesi, L. (2016). Identifikasi Bakteri Azosprillum Dan
Azotobacter Pada Rhizosfer Asal Komba-Komba (Chromolaena odorata).
JITRO, III(2), 31-35.

Handayanto, E., & Hairiyah, E. (2007). Biologi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Hindersah, R. S., & Tualar. (2004). Potensi Rizobakteri Azotobacter dalam


Meningkatkan Kesehatan Tanah. J. Natur Indonesia, 127-133.

Marlina, N., Silviana, & Gofar, N. (2013). Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen
Rhizosfer Tanaman Budidaya di Lahan Lebak untuk Memacu Pertumbuhan
Tanaman Padi. Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu-
Ilmu Pertanian BKN-PTN Wilayah Barat, I, 739-750.

Perkaretan, W. (2013). Kajuan Penggunaan Mikroorganisme Tanah Untuk


Meningkatkan Efisiensi Pemupukan pada Tanaman Karet. 32(1), 7-15.

Permatasari, D. A., & Nurhidayati, T. (2014). Pengaruh Inokulan Bakteri Penambat


Nitrogen, Bakteri Pelarut Fosfat dan Mikoriza Asal Desa Condro, Lumanjang,
Jawa Timur terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit. Jurnal Sains dan
Seni POMITS, III(2), 44-46.

Ristiati, N. P., Muliadihardja, F., & Nurlita. (2008). Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Penambat Nitrogen Non Simbiosis dari dalam Tanah. J. Penelitian dan
Pengembangan Sains dan Humaniora, 68-80.

Rohmah, N., Muslihatin, W., & Nurhidayati, T. (2016). Pengaruh Kombinasi Media
Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Penambat Nitrogen Terhadap pH dan Unsur
Hara Nitrogen dalam Tanah. Jurnal Sains dan Seni ITS, IV(1), 2337-3520.
Sari, R., & Prayudyaningsih, R. (2015). Rhizobium: Pemanfaatannya Sebagai Bakteri
Penambat Nitrogen. Info Teknis EBONI, 12(1), 51-64.

Todar, K. (2008). Peseudomonas aeruginosa.

Widawati, S. (2015). Isolasi Dan Aktivitas Plant Growth Promoting Rhizobacteria


(Rhizobium, Azospirillum, Azobacter, Pseudomonas) Dari Tanah Perkebunan
Karet, Lampung. Jurnal Berita Biologi, XIV(1), 77-79.

Widiyawati, I., Sugiyanta, Junaedi, A., & Widyastuti, R. (2014). Peran Bakteri
Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen Anorganik pada
Padi Sawah. J. Agron. Indonesia, 42(2), 96-102.

Anda mungkin juga menyukai