PROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
AHMAD FAKHRUR ROFIQI
NIM : 180720204620100001
Diajukan Kepada:
Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Sains dan Teknologi Annuqayah
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar
Sarjana Sains (S.Si)
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN............................................................................................8
2.4 Media Tanam Untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L) Lokal Guluk-
guluk 14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 jagung lokal Guluk-guluk................................................................9
Gambar 2.2 Akar jagung lokal Guluk-guluk.....................................................10
Gambar 2.3 Batang jagung lokal Guluk-guluk..................................................11
Gambar 2.4 Daun jagung lokal Guluk-guluk....................................................12
Gambar 2.5 bunga jagung lokal Guluk-guluk...................................................12
Gambar 2.6 biji jagung lokal Guluk-guluk.......................................................13
Gambar 2.7 Tanah aluvial.................................................................................16
Gambar 2.8 Tanah latosol.................................................................................16
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah berupa flora
dan fauna. Potensi sumber daya alam tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat
30.5% untuk pakan dan sisanya untuk industri. Selain mengandung karbohidrat,
jagung juga mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A,
Jagung juga merupakan tanaman sereal yang paling penting kedua setelah
padi dalam hal daerah persentase ditanam terhadap total luas untuk semua
daerah di Indonesia. Sekarang ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan
pangan tetapi juga digunakan sebagai bahan pakan dan industri bahkan di luar
negeri sudah mulai digunakan sebagai bahan bakar alternatif (biofuel). Permintaan
secara nasional. Hal ini dimungkinkan ada kaitannya dengan pengolahan tanah
1
2
bersertifikat, teknologi budidaya kurang memadai, pola tanam yang tidak sesuai,
ketidak tersediaan air dan kondisi sosial ekonomi petani (Lindungan, 2014)
jagung Madura, yang memiliki luas areal tanam terbesar se Jawa Timur yaitu
produktivitas jagung di Madura yang awalnya hanya sekitar 1,4 ton per hektar,
meningkat menjadi 4,2 ton per Ha. Pengembangan jagung hibrida dan komposit
jagung lokal. Pada tahun 2011, Luas areal tanam jagung lokal di Sumenep masih
dan komposit, petani jagung madura masih lebih memilih menanam jagung lokal
beberapa keunggulan diantaranya yaitu tahan terhadap virus, umur genjah (65–75
unggul baru berdaya hasil dan berkualitas tinggi sebagai salah satu upaya untuk
Pertumbuhan jagung juga tidak luput dari kualitas tanah. Kualitas tanah
manusia. Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja fungsi tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air dan menyangga
ekonomi dengan penjualan hasil panen, ketahanan tanah terhadap erosi, kesehatan
konsumen dari hasil panen yang di peroleh. Kualitas tanah sangat erat
Sejak dulu Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu negara yang hidup
dari hasil pertaniannya. Hal ini karena tanah di Indonesia dipercaya sebagai tanah
yang subur yang dapat menghidupi ratusan juta penduduknya. Salah satunya yaitu
jenis tanah aluvial. Karena persebaran aluvial cukup merata di Indonesia, maka
pertanian di Indonesia menjadi salah satu hal yang dapat berkembang secara pesat
Pada dasarnya tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk karena
hasil endapan. Endapan yang dimaksud adalah endapan dari sungai, danau, atau
juga dari air hujan yang biasanya sedikit menggenang karena cekungan. Hal ini
rendah. Selain itu, proses pembentukan aluvial memakan waktu yang cukup lama.
Bahkan, ada beberapa jenis aluvial yang terbentuk setelah puluhan tahun. Lahan
4
aluvial di Taman Nasional Rocky Mountain adalah salah satu contohnya (Prasetyo
jenis tanah yang sangat subur. dan mampu mendukung kehidupan berbagai
lebih tinggi daripada tanah pada dataran tinggi. Hal tersebut membuat tanah
aluvial menjadi tanah paling produktif di bumi. Sehingga, banyak tanaman yang
dapat tumbuh di tanah aluvial. Salah satunya tanaman jagung (Sarief, 1986).
Selanjutnya yaitu tanah latosol, bisa disebut juga sebagai tanah Inceptisol.
Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu
dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak
begitu jelas. Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-
sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar antara, pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai
agak asam. Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan
strukturnya remah dengan konsistensi adalah gembur. Dari warna bisa dilihat
Pada umumnya kandungan unsur hara tanah ini dari rendah sampai sedang.
Tanah latosol merupakan tanah marginal dengan tingkat kesuburan rendah. Tanah
kacang hijau, jagung, kacang tanah dan ketela rambat. Pemanfaatan berbagai janis
sumber bahan organik seperti jerami , daundaunan dan sampah kulit pisang dalam
tanah alluvial dan tanah latosol dimana dari masing-masing tanah tersebut agar
Penulis disini menggunakan pupuk urea dalam menunjang penelitian agar berjalan
latosol sebagai media tanam untuk tanaman jagung dan sangat jarang para petani
menggunakan tanah alluvial sebagai media tanam. Maka penulis tertarik untuk
1.2.1 Apakah ada pengaruh bagi pertumbuhan jagung lokal Guluk-guluk dengan
1.2.2 Media tanam tanah apa yang paling berpengaruh bagi pertumbuhan jagung
lokal Guluk-guluk?
1.3.1 Untuk mengetahui dengan menggunakan media tanam tanah (tanah aluvial
dan tanah lokal), apakah ada pengaruh terhadap pertumbuhan jagung lokal
Guluk-guluk.
6
1.3.2 Untuk mengetahui tanah apa yang paling berpengaruh bagi pertumbuhan
secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terutama
tentang perbandingan media tanam (tanah alluvial dan tanah latosol) yang
1.4.2 Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
1.4.3 Bagi IST Annuqayah, penelitian ini dapat menjadi kontribusi bagi khasanah
1. Penelitian ini hanya meneliti perbedaan media tanam tanah (tanah alluvial dan
Guluk-guluk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN
2.1 Kasifikasi Jagung (Zea mays L) Lokal Guluk-guluk
batang tunggal dan monoceous. Siklus hidup tanaman ini terdiri dari fase vegetatif
dan generative.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Family : Graminacea
Genus : Zea
jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman
radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi, curah hujan rendah
dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu tinggi serta kesuburan tanah yang
antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi
sanga rendah, transpirasi rendah, serta efisien dalam penggunaan air. Komponen
kimia terbesar dalam biji jagung adalah karbohidrat (72% dari berat biji) yang
7
8
sebagian besar berisi pati. Pati terdiri atas dua jenis yaitu amilosa 25-30% dan
2.2.1 Akar
mempunyai akar serabut dengan berbagai macam akar, yaitu akar seminal, akar
adventif, dan akar udara atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan
berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari
buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku
secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 8 buku, semuanya di bawah
permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar
seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan
9
dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar
adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah akar
adventif yang muncul pada dua atau Berbagai buku di atas permukaan tanah.
Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air (Anggia
Paramita, 2019).
2.2.2 Batang
Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas antara 10-40 ruas.
antara 1,5-2,5 m dan terbungkus pelepah daun yang berselang-seling yang berasal
dari setiap buku, dan buku batang tersebut mudah dilihat. Ruas bagian atas batang
berbentuk silindris dan ruas bagian bawah batang berbentuk bulat agak pipih
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang
2.2.3 Daun
Daun jagung terdiri atas helaian daun dan pelepah daun yang erat melekat pada
batang. Daun jagung mulai terbuka setelah koleoptil muncul di atas permukaan
tanah. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya
daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Lebar helai daun
dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9
cm), lebar (9,1-11 cm),hingga sangat lebar (>11 cm). Daun jagung sempurna
nentuknya memanjang antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Ligula ini
berbulu dan berlemak, fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak
daun dan batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
2.2.4 Bunga
Jagung mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang terpisah. Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas dari ordo rumput-rumputan, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae atau gluma. Bunga
inflorescence. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun atas tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya menghasilkan satu tongkol
2.2.5 Biji
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang
terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein,
70% karbohidrat, 2.3% serat.Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A
dan E (Sairul Hamdani NST, 2019). Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian
2.3.1 Iklim
dengan baik pada kondisi tropika basah. Maka, apabila ditanam di daerah beriklim
tropis dengan perawatan yang baik, jagung akan menghasilkan produksi yang
maksimal. Pertumbuhan jagung paling baik pada musim panas. Kondisi pH tanah
yang paling cocok untuk pertumbuhan jagung yaitu berkisar antara 6,0-6,5
(Paramita, 2019).
13
2.3.2 Tanah
persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis
tanah, dengan kriteria umum tanah tersebut harus subur, gembur, kaya akan bahan
organik dan drainase maupun aerase baik. Kemasaman tanah (pH) yang
(Paramita, 2019).
cukup luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan
mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 0-1.500 m di
lingkungan tempat tumbuhnya yang lebih dikenal dengan media tumbuh atau
media tanam. Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Penggunaan media tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam dan penentuan media tanam yang tepat serta standar untuk jenis
tanaman yang berbeda dari habitat asalnya. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
Media tanam secara umum memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai
tanaman. Media tanam juga berfungsi sebagai tempat berpijak tanaman untuk
melekatkan akarnya dengan baik dan sekaligus menjadi sumber unsur hara bagi
tanaman. Media tanam yang baik harus memiliki kemampuan mengikat air dan
menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mampu mengontrol kelebihan air
(drainase) serta memiliki sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik,
datar atau agak datar melalui proses fluviasi atau koluviasi yang diendapkan oleh
tenaga air ataupun gravitasi. Pada profil tanah aluvial masih tampak jelas adanya
lapisan-lapisan tanah yang baru terbentuk. Tanah ini tersebar sepanjang jalur
aliran sungai atau pada dataran aluvial. Sifat tanah beragam tergantung dari bahan
maupun iklim. Oleh sebab itu, tanah di daerah demikian memperlihatkan variasi 9
sifat baik fisika, kimia, maupun mineralogi sebagai akibat akumulasi bahan-bahan
yang banyak mengandung unsur hara bagi tanaman, sehingga dianggap sebagai
tanah yang subur tetapi permasalahannya ialah pengawasan tata air (perlindungan
terhadap banjir), drainase dan irigasi. Tanah aluvial di Indonesia pada umumnya
Perlu diketahui, tanah aluvial menjadi tanah yang subur karena unsur hara
yang ada di dalam air secara perlahan terserap ke dalam tanah. Seiring berjalannya
waktu, saat air sudah mulai surut, kondisi tanah berubah menjadi aluvial dan
subur. Maka dari itu, pada dasarnya tanah jenis ini hanya bisa terbentuk di daerah
umumnya terletak di daerah datar, dekat dengan sumber air, dan merupakan bahan
yang relatif mudah jenuh air. Bahan endapan ini juga berhubungan erat dengan
akumulasi bahan hasil erosi, sehingga bila daerah yang tererosi merupakan daerah
yang kaya sumber hara maka endapan aluvial di daerah hilirnya pun kaya akan
sumber hara. Namun bila daerah hulu sungainya merupakan daerah miskin
sumber hara, maka daerah endapan aluvialnyapun akan miskin sumber hara
(Prasetyo, 2008)
Tanah latosol bisa disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini
mempunyailapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm
16
sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas.
Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja.
Reaksi tanah berkisar antara, pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam.
Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan strukturnya
remah dengan konsistensi adalah gembur. Dari warna bisa dilihat unsur haranya,
Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Tanah
latosol merupakan tanah marginal dengan tingkat kesuburan rendah. Tanah ini
hijau, jagung, kacang tanah dan ketela rambat. Pemanfaatan berbagai janis sumber
bahan organik seperti jerami , daundaunan dan sampah kulit pisang dalam
kedelai, kacang hijau, jagung, kacang tanah dan ketela rambat. Tanah latosol
kation-kation hara dan bahan organik dengan meninggalkan besi oksida (Fe2O3)
dan aluminium oksida (Al2O3), hal tersebut menjadikan tanah ini mempunyai
kapasitas tukar kation dan kandungan hara yang rendah. Tingkat keasaman tanah
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
RAL (rancangan acak lengkap) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor yang
pertama adalah tanah aluvial (A) terdiri dari 4 taraf dan faktor yang kedua adalah
tanah latosol (L) terdiri dari 4 taraf yang sama-sama diulang sebanyak 3 kali
A1 = 1 kg/polibag
A2 = 1.5 kg/polibag
A3 = 2 kg/polibag
A4 = 2.5 kg/polibag
A1 = 1 kg/polibag
A2 = 1.5 kg/polibag
A3 = 2 kg/polibag
A4 = 2.5/polibag
Kabupaten Sumenep. Akan dilakukan selama tiga bulan yang akan dilakukan
18
19
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas cangkul, meteran,
polybag, kamera, alat tulis serta alat-alat lainnya yang menunjang terlaksananya
penelitian.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari jagung, tanah
Areal yang akan digunakan sebagai lahan penelitian dibersihkan dari rumput
Bibit yang digunakan adalah bibit jagung lokal yang diperoleh langsung di Desa
Guluk-guluk
Polybag diisi sesuai media tanam yang sesuai dengan perlakuan, kemudian
diletakkan sesuai pola rancangan yang ditentukan, dan jumlah sesuai banyaknya
unit pengamatan.
3.4.4 Penanaman
benih dimasukkan kedalam lubang tanam sebanyak 2 biji, pada saat 2 minggu
3.5 Pemeliharaan
3.5.1 Penyiraman
Tanaman yang telah ditanam disiram setiap harinya dengan dua kali penyiraman
yaitu pada pagi dan sore hari. Bila turun hujan dan keadaan tanah cukup basah,
3.5.2 Penyiangan
dengan tangan.
Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST).
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur mulai dari pangkal
batang sampai ujung daun tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan
Daun yang dihitung adalah daun tanaman jagung lokal yang telah membuka
21
berwarna coklat. Data hasil pengamatan dianalisa secara statistik dan disajikan
Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS dengan unji two
ways anova. Data yang digunakan adalah hasil dari pengukuran pertumbuhan
jagung yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan umur muncul bunga.
Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, yaitu dengan rumus sebagai berikut :
22
Pemasangan label
Penanaman
Tinggi tanaman
Pengukuran Jumlah daun
Umur muncul bunga
Analisis data
Memasukkan data menggunakan
software SPSS
Hasil/Pembahasan
Selesai
23
DAFTAR PUSTAKA
Anata, R., Sahiri, N., & Ete, A. 2014. Pengaruh Berbagai Komposisi Media
Tanam Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Daun Dewa (Gynura pseudochina(L.)DC). Effect Of Different Growing
Media Composition And Manure On Growth And Results Foliage Plants
Gods (Gynura pseudochina (. Agrotekbis, 2(1), 10–20.
Juarti. 2016. Dosen Jurusan Geografi FIS UM. ANALISIS INDEKS KUALITAS
TANAH ANDISOL PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA
SUMBER BRANTAS KOTA BATU, 2(pendidikan geagrafi), 131–144.
Lindungan. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt.) Pada Beberapa Persiapan Tanah dan Jarak Tanam. Pertumbuhan Dan
Produksi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt.) Pada Beberapa
Persiapan Tanah Dan Jarak Tanam, 3(2337), 1–7.
Marvelia, A., Darmanti, S., & Parman, S. 2018. Produksi Tanaman Jagung Manis
( Zea Mays L . Saccharata ) yang Diperlakukan Produksi Tanaman Jagung
Manis ( Zea Mays L . Saccharata ) yang Diperlakukan dengan Kompos
Kascing dengan Dosis yang Berbeda. January.
Mulyani, A., Ritung, S., & Las, I. 2011. Potensi dan ketersediaan sumber daya
lahan untuk mendukung ketahanan pangan. Jurnal Litbang Pertanian,
30(12), 73–80.
23
24
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Yogyakarta. 269 hal
Anata, R., Sahiri, N., & Ete, A. 2014. Pengaruh Berbagai Komposisi Media
Tanam Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Daun Dewa (Gynura pseudochina(L.)DC). Effect Of Different Growing
Media Composition And Manure On Growth And Results Foliage Plants
Gods (Gynura pseudochina (. Agrotekbis, 2(1), 10–20.
Sarief, G.S. 1986. Sifat-Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor
25