Anda di halaman 1dari 18

Variabilitas Spesies dan Karakteristik Individu

(Laporan Praktikum Ekologi)

Oleh

BAGUS MAHESHA PUTRA


2217021089

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Variabilitas Spesies dan Karakteristik Individu

Tanggal Percobaan : 10 November 2023

Tempat Percobaan : Laboratorium Ekologi

Nama : Bagus Mahesha Putra

NPM : 2217021089

Prodi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 7 (Tujuh)

Bandarlampung, 10 November 2023

Mengetahui,

Asisten

Vidyanti Kurniasih
NPM. 2117021105
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ i
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
4.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
4.2 Tujuan .................................................................................................................. 2
4.3 Manfaat ................................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 6
3.1 Alat dan Bahan ..................................................................................................... 6
3.2 Waktu dan Tempat ................................................................................................ 6
3.3 Cara kerja ............................................................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 7
4.1 Hasil ..................................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 7
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 11
5.1 Kesimpulan......................................................................................................... 11
5.2 Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Pengukuran Tinggi Pohon Kacang Hijau .............................................. 13


Gambar 2.Pengukuran Panjang dan Lebar Daun ................................................... 13
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pengamatan Kacang Hijau ............................................................... 7


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang hijau memiliki beragam varietas, mencerminkan keragaman alami dalam tanaman
ini. Fenomena keanekaragaman ini dapat dengan mudah diamati melalui ciri-ciri morfologi
yang berbeda pada setiap tanaman. Variasi dalam karakter morfologi dipengaruhi oleh
faktor genetik dan mencerminkan kondisi lingkungan di tempat tumbuhnya, seperti suhu,
cahaya, air, angin, kelembaban, dan keadaan tanah.

Karakter suatu genotipe dapat dibedakan menjadi kualitatif dan kuantitatif.


Karakter kualitatif jelas terdefinisi dan dipengaruhi oleh gen tunggal, sementara
karakter kuantitatif kompleks karena dipengaruhi oleh banyak gen. Tingginya
keragaman genetik mempermudah seleksi untuk mendapatkan karakter yang
diinginkan, penting dalam merakit varietas baru. Semakin tinggi keragaman
genetiknya, semakin besar respons terhadap seleksi, mengindikasikan kemajuan
genetik yang lebih besar.

Varietas unggul, hasil dari seleksi dan persilangan, merupakan pilihan utama dalam
upaya meningkatkan produksi tanaman. Tiap tanaman memiliki mekanisme
2

adaptasi sendiri untuk tumbuh optimal dalam lingkungannya. Oleh karena itu,
pemilihan varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan menjadi kunci untuk
mencapai produksi yang baik. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi
lingkungan memungkinkan penentuan genotipe yang cocok untuk kondisi tertentu.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini untuk mempelajari variabilitas diantara individu
dan membandingkan sifat-sifat yang bervariasi tersebut pada dua spesies yang
berbeda-beda serta mempelajari hubungan antara sifat-sifat yang bervariasi
tersebut.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami


variabilitas individu dan dapat membandingkan sifat-sifat yang bervariasi. .
II. TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman (diversity) merupakan variasi dan juga variabilitas kehidupan di


bumi. Keanekaragaman merupakan perbedaan karakteristik antar komunitas.
Keanekaragaman pada makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan
tekstur, warna, ukuran, jumlah, serta bentuk, yang merupakan karakteristik biologis
untuk menyatakan struktur komunitasnya. Keanekaragaman hayati (biodiversity)
adalah keanekaragaman makhluk hidup yang meliputi keseluruhan atau totalitas
variasi genetik, spesies, dan ekosistem pada suatu wilayah. Keanekaragaman
mencakup makhluk hidup secara keseluruhan, di antaranya segala jenis flora atau
dunia tumbuh-tumbuhan (Baderan, 2022).

Keragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang


digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini
mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman
hayati mencakup keragaman habitat, keragaman spesies (jenis) dan keragaman
genetik (variasi sifat dalam spesies). Masyarakat dimana pun berada merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai organisme lain yang ada pada habitat
tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi dengan ciri saling tergantung satu
sama lain. Masyarakat secara alamiah telah. mengembangkan pengetahuan dan
teknologi untuk memperoleh kehidupan dari keragaman hayati yang ada di
lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun budidaya. Misalnya,
masyarakat
4

pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan untuk makanan obat-
obatan dan tempat berteduh. Masyarakat, peternak dan nelayan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi untu memanfaatkan keragaman hayati di dara sungai,
danau dan laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup mulai dai makanan,
pakaian, perumahan sampai oba obatan. Masyarakat industri memanfaatkan
keragaman hayati untuk menghasilkan berbagai produk industri seperti tekstil
industri makanan, kertas, obat-obatan pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini
menggambarkan bagaimana keragaman hayati sangat erat hubungannya dengan
masyarakat tanpa memandang tingkatan penguasaan teknologi, status sosial
ekonomi maupun budaya. Dengan demikian, keragaman hayati adalah tulang
punggung kehidupan, baik dai segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya.
Indonesia adalah salah satu pusat keragaman hayati terkaya di dunia. Indonesia
terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga
dunia). Jumlah spesies mamalia adalah 515 (12% dari jumlah mamalia dunia).
Selain itu ada 600 spesies reptilia; 1500 spesies burung dan 270 spesies amfibia.
Diperkirakan 6.000 spesies tumbuhan dan hewan digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 7.000 spesiers ikan
air tawar maupun laut merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia
(Siboro, 2019).

Tanaman Kacang hijau (Vigna radiata (L) Wilczek) merupakan salah satu tanaman
kacang-kacangan atau leguminose yang cukup penting dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, khususnya di Indonesia dan menduduki tempat ketiga setelah kedelai
dan kacang tanah. Kacang hijau termasuk tanaman yang memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin A, B1,
C, dan E, serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia seperti
zat besi, belerang, kalsium, magnesium dan minyak lemak. Dari sisi agronomi,
kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis tanaman kacang-
kacangan lainnya karena merupakan tanaman yang tahan kekeringan, dapat tumbuh
5

cukup baik pada tanah yang kurang subur, tahan terhadap serangan hama penyakit
dan dapat dipanen dalam umur 55-60 hari. Cara budidaya dan penanganan pasca
panen sangat mudah dan resiko kegagalan panen sangat rendah. Dari sisi ekonomi,
kacang hijau merupakan tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga harganya relatif stabil, dan dapat dikonsumsi dengan cara pengelolaan
yang sederhana (Harmaeni, 2019).

Populasi dasar yang memiliki keragaman genetik tinggi akan responsif terhadap
seleksi sehingga berpeluang besar untuk mendapatkan genotip-genotip yang
memiliki sifat-sifat yang diharapkan. Jika heritabilitas untuk karakter lebih tinggi,
maka kemajuan seleksi menjadi lebih mudah dan dengan demikian respon terhadap
seleksi akan lebih besar. Oleh karena itu, mengkarakterisasi latar belakang genetik
kedelai dan menentukan nilai pemuliaan harus dilakukan sebelum melakukan
program perbaikan apa pun. Heritabilitas tinggi membantu untuk secara efektif
memilih sifat tertentu. Banyak penelitian menunjukkan heritabilitas tinggi untuk
sebagian besar sifat-sifat yang diukur, menunjukkan bahwa sebagian besar variasi
total berada di bawah kendali genetik, dan bahwa pemilihan berdasarkan fenotip
akan berguna untuk perbaikan sifat-sifat ini. Heritabilitas tinggi dari berbagai sifat
yang berkontribusi terhadap hasil telah dilaporkan dalam penelitian lain. Estimasi
heritabilitas tampaknya lebih bbermakn jika disertai dengan estimasi kemajuan
genetik. Di antara sifat-sifat penting yang berkontribusi terhadap kacang hijau,
seperti jumlah biji pertanaman, polong per tanaman dan tinggi tanaman
menunjukkan nilai heritabilitas tinggi dengan kemajuan genetik tinggi, yang
menunjukkan tingkat variabilitas genetik yang tinggi untuk karakter tersebut,
sehingga berdasarkan hal tersebut dapat digunakan untuk memilih genotip yang
baik (Karyawati, 2019).
III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum antara lain yaitu tanaman
kedelai dan kacanh hijau yang telaj ditanam selama 3 minggu, milimeter blok,
penggaris, dan lembar kerja praktikum.

3.2 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ekologi pada pukul 07.30-10.10
WIB.

3.3 Cara kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dari tanamana kedelai/kacang hijau yang telah ditanam selama 3 minggu,


hitunglah:
a. Jumlah daun dari setiap tanaman yang tumbuh.
b. Panjang dan lebar daun yang ada setiap tanaman (daun yang diukur adalah
daun yang berada pada awal pertumbuhan, bagian tengah, dan pucuk
tanaman)
c. Tinggi dari setiap tanaman yang tumbuh.
2. Deskripsikan kondisi dari setiap tanaman yang tumbuh dan ciri morfologi dari
setiap jenis tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil data yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Pengamatan Kacang Hijau.

No Jumlah daun Lebar daun Panjang daun Tinggi


1 2 1,5 cm 3,2 cm 24,6 cm
2 2 1,1 cm 2,2 cm 19,8 cm
3 2 1,2 cm 3,0 cm 18,7 cm
4 2 0,7 cm 1,8 cm 14 cm
5 2 1,6 cm 4,1 cm 22,2 cm
6 2 1,5 cm 3,3 cm 18,6 cm
7 2 1,4 cm 2,7 cm 14,2 cm
8 2 1,0 cm 2,8 cm 18,8 cm
9 2 1,1 cm 3,2 cm 18,3 cm
10 2 1,1 cm 2,7 cm 14,1 cm

4.2 Pembahasan

Dari pengamatan yang sudah dilakukan, terdapat 10 tumbuhan kacang hijau yang
digunakan. Setelah kecambah ditumbuhkan sekitar 2 minggu terdapat perbedaan
karakteristik dari tiap-tiap pohonnya. Ada yang tumbuh hingga tingginya 24,6 cm
dan ada pula yang tumbuh hanya 14 cm. Semua pohon kacang hijau hanya
8

memiliki 2 buah helai daun tetapi Panjang dan lebar daunnya yang beragam.
Keragaman ini bisa terjadi karena banyak factor salah satu contohnya adalah
karena lingkungan.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki karakteristik dan variabilitas individu
yang menarik. Berdasarkan literatur yang ditemukan, berikut adalah beberapa
poin penting terkait dengan karakteristik spesies dan variabilitas individu kacang
hijau:

Karakteristik Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki kandungan gizi yang beragam, seperti protein, lemak,
karbohidrat, serat, karoten (Vitamin A), dan thiamin (Vitamin B1). Kacang hijau
juga dikenal dengan sebutan green gram, mung bean, golden gram, dan nama
ilmiah Vigna radiata L. Tanaman ini tumbuh subur di berbagai wilayah, dan
bijinya memiliki nilai ekonomi tinggi. Kacang hijau juga mengandung vitamin B1
yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.

Variabilitas Individu Kacang Hijau

Penelitian tentang keragaman genetik kacang hijau menunjukkan bahwa terdapat


variabilitas genetik pada tanaman kacang hijau. Variabilitas genetik ini dapat
memengaruhi hasil dan karakteristik tanaman, seperti tinggi tanaman, berat
berangkasan, jumlah polong, berat biji, dan karakter lainnya. Variabilitas genetik
ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan produksi kacang hijau.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik spesies dan variabilitas
individu kacang hijau, para peneliti dan petani dapat mengembangkan varietas
unggul yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan pertumbuhan kacang hijau.
9

Variabilitas genetik juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan


produksi kacang hijau.

Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik dan variabilitas suatu individu


dapat berasal dari berbagai aspek, termasuk genetik, lingkungan, dan faktor
internal individu itu sendiri. Berdasarkan literatur yang ditemukan, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik dan variabilitas individu:

a. Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan karakteristik
individu. Genetik memengaruhi sifat-sifat dan karakter individu yang
terdapat pada sel-sel sperma kedua orang tua yang berpindah kepada anak-
anak mereka. Variabilitas genetik pada suatu spesies dapat memengaruhi
karakteristik individu, seperti tinggi tanaman, berat berangkasan, jumlah
polong, dan berat biji pada tanaman kacang hijau.

b. Faktor Lingkungan
Lingkungan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembentukan karakter individu. Lingkungan fisik maupun psikologis
dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku individu,
termasuk pembentukan akhlak, prilaku, karakter, dan sifat seseorang.
Interaksi individu dengan lingkungannya dapat memengaruhi
perkembangan karakter dan sifat-sifat individu.

c. Faktor Internal Individu


10

Selain faktor eksternal, faktor internal individu seperti faktor genetik,


fisiologi, dan jenis kelamin juga mempengaruhi karakteristik individu.
Karakteristik individu dapat dipengaruhi oleh ciri-ciri biografis,
kepribadian, persepsi, dan sikap yang melekat pada masing-masing
individu.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik dan


variabilitas individu, para peneliti dapat mengembangkan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi untuk membentuk
karakteristik individu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Digunakan kacang hijau karen pertumbuhannya cepat dan mudah diamati.
2. Perbedaan sifat dan karakteristik dari masing-masing pohon bisa saja terjadi
karena perbedaan lingkungan tempat penumbuhannya.
3. Terdapat berbagai macam perbedaan karakteristik dan sifat walaupun kacang
hijau ditumbuhkan pada tempat yang sama.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil praktikum dekomposisi dan dekomposer yang telah


dilaksanakan diharapkan agar dalam praktikum ini dapat digunakan alat yang
lebih mumpuni untuk mempermudah berlangsungnya praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Baderan, D., Baderan, D. W., & Kumaji, S. S. (2022). Keanekaragaman tumbuhan


Suku piperaceae Di kawasan air terjun lombongo provinsi Gorontalo.
BIOMA: JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 7(1): 95-102.

Harmaeni., Wangiyana, W., & Wiresyamsi, Astam. 2019. PERTUMBUHAN DAN


HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata (L) WILCZEK) DALAM
PERSAINGAN DENGAN RUMPUT TEKI DAN RUMPUT BELULANG
DI TANAH STERIL DAN NON STERIL. Crop Argo. 5 (3): 103-111.

Karyawati, A. S., Sari, G. N., & Waluyo, B. 2019. Variabilitas genetik, heritabilitas
Dan kemajuan genetik beberapa karakter kuantitatif galur F3 kedelai hasil
persilangan. Jurnal Agro, 6(2), 134-143.

Siboro, T. Dhianti. 2019. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


TERHADAP LINGKUNGAN. 3 (1): 76-85.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Pohon Kacang Hijau

Gambar 1. Pengukuran Lebar dan Panjang Daun

Anda mungkin juga menyukai