Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan atas kehendak-Nya semua proses pembuatan Makalah ini dapat
berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami menyampaikan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu proses pembuatan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut memberikan motivasi dan doa
sehingga kami terus berusaha pantang menyerah dan terus bersemangat dalam menghadapi
rintangan yang menghalangi pembuatan Makalah ini.Makalah yang berjudul “Pemanfaatan
Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Konservasi Flora dan Fauna".
Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga dengan
Makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu dengan senang
hati kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
penelitian ini untuk ke depan.

Moncongloe, Agustus 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI .................................................. 3

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati ........................................................................ 3

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati ............................................................................ 3

C. Fungsi dan Manfaat Ke Keanekaragaman Hayati di Indonesia .............................. 4

D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati .................................... 5

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati ............................................................ 6

KONSERVASI FLORA DAN FAUNA ........................................................................... 8

A. Pengertian Flora ....................................................................................................... 8

B. Pengertian Fauna ..................................................................................................... 8

C. Pengertian Pelestarian (Konservasi) ........................................................................ 9

D. Manfaat Pelestarian Flora dan Fauna ...................................................................... 10

E. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Yang Ada Di Indonesia .................................. 12

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 17

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17

B. Saran ........................................................................................................................ 17

2
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan,
tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem
yang dibangunnya.
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan
Keanekaragaman ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati


1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam
suatu jenis atau spesies mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio
ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging
buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Sementara keanekaragaman genetik
pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing (Felis silvestris catus)
ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-
gen yang terdapat di dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut
diperoleh dari kedua induknya dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi
gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan
silang antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses
domestikasi atau budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan
hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu
spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas
atau ras.
2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan
pada komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat.

3
Contohnya disuatu halaman terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan,
bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah, semut,
kupu-kupuu, dan cacing.
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi
antara satu spesies dengan spesies lain, dan juga antara spesies dengan lingkungan
abiotik tempat hidupnya, misalnya : suhu, udara air, tanah, kelembapan, cahaya
matahari, dan mineral.
Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya, misalnya ekosistem alami
antara lain : hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun (antara
terumbu karang dengan mangrove), mangrove (hutan bakau), pantai pasir, pantai
batu, estuari (muara sungai), danau, sungai, padang pasir, dan padang rumput.
Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem juga berbeda beda misalnya
pada ekosistem sungai terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang air
tawar.
Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor,
antara lain posisi tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim,
cahaya matahari, kelembapan, suhu, dan kondisi tanah.

C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan Yang
Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati
Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari
berbagai sumber hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya,
yaitu dapat di perjual belikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai
ekonomi antara lain sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang,
papan, dan memiliki aspek budaya.
2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
manusia. Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan
untuk kedokteran dan eksperimen eksperimen tertentu.

4
3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati
Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan
terhadap kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari
kerusakan, pengikisan, menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah
longsor.

D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati


Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor berikut ini :
1. Hilangnya Habitat
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature)
menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian
dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya
kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin
bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk
kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat
tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan
lahan industri.
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa
polutan berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen dan sulfur oksida yang
dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk
hujan asam yang merusak ekosistem. Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC)
yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya
intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan
banyak masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon
dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), “
efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurn waktu 100 tahun.”
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan

5
permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan
fungsi ekosistem lautan.
4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan
terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan
yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya
mahal dan banyak diminati oleh pencinta makanan laut. Eksploitasi yang
berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila
tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal
yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut.
Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai
ekosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan
spesies endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah
karena dimangssa oleh ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari jepang dan
menjadi spesies invasif di danau tersebut.
6. Industrilisasi Pertanian dan Hutan
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang bersifat
unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul
dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian
atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu jeis tanaman (monokultur)
misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati
tingkat spesies.

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang
dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan
melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman
hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan;
2. Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan
pemanfaatan yang tidak terkendali;

6
3. Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung pengembangan dan
budidaya tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan
bermanfaat.
Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan
banyak pihak. Beikut ini akan dijelaskan dua jenis pelestarian yaitu pelestarian secara In
Situ dan Pelestarian Ek Situ.
1. Pelestarian Secara In Situ
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu,
badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu :
a. Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam
berkembang secara alamiah.
b. Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh
para ahli.
c. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
d. Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan
hampir punah serta perkembangbiakannya.
e. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
f. Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
g. Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
h. Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda
alam yang terpencil.
i. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.

2. Pelestarian Secara Ek Situ


Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara
ek situ ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma nuftah, dan
kebun raya.

7
Konservasi Flora dan Fauna

A. Pengertian Flora
Flora, dari bahasa Latin, diambil dari kata “Flora”, nama seorang dewi pelindung
bunga dan taman serta dewi kesuburan dalam Mitologi Romawi. Flora berarti alam
tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan.
Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau
nabatahAustralia. Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan
dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti
menyangkut bunga. Flora berbeda dengan vegetasi, namun masih sering disamakan
dengan vegetasi; di mana flora secara ringkas berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan,
sedangkan vegetasiberarti kelompok-kelompok tetumbuhan yang berinteraksi
membentuk suatu komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana, padang rumput, dan lain-
lain).
Pengklasifikasian Flora Adalah Sebagai Berikut
Bentuk fosil dari kurun waktu sejarah pada masa tertentu. Flora yang lain,
didefinisikan berdasarkan lingkungan, keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya: Flora
asli; ialah (daftar) tumbuhan yang asli, yang hidup di suatu wilayah tertentu.
· Flora tanaman (pertanian dan hortikultura); mencakup tumbuhan yang ditanam atau
dibudidayakan manusia.
· Flora gulma; yakni (daftar) jenis-jenis tumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di lahan
pertanian atau tempat lain, yang disusun dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya
memberantas atau mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa
dibedakan lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma); jenis-jenis invasif;
serta jenis-jenis asing (eksotik).
Jadi dapat disimpulkan bahwa flora adalah Keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-
tumbuhan suatu habitat atau daerah, atau disebut juga alam tumbuh-tumbuhan. Sehingga
apapun yang menyangkut dengan tumbuhan atau tanaman maka disebut flora.

B. Pengertian Fauna
Fauna, dari bahasa Latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam
jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia definisi Pengertian fauna adalah keseluruhan kehidupan hewan, suatu

8
habitat, daerah, atau strata geologi tertentu atau juga dapat berarti dunia hewan. Fauna
dapat tumbuh di daratan dan perairan. Fauna memiliki ukuran tubuh, bentuk tubuh, cara
hidup, cara berkembangbiak, jenis makanan dan tempat hidup (habitat) yang berbeda
sesuai dengan jenisnya dan cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya.
Fauna atau hewan memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Umumnya,
kemampuan adaptasi tersebut akan menentukan wilayah hidup atau habitat mereka.
Pengertian habitat yaitu lingkungan fisik yang terdapat di sekitar populasi spesies tertentu
yang mendukung kehidupan mereka. Habitat dapat tersusun dari faktor kesuburan tanah,
kelembaban udara, ketersediaan dan kualitas air, cahaya matahari, suhu, tidak adanya
predator serta makanan yang tersedia. Habitat sangat diperlukan untuk keberlangsungan
hidup suatu hewan.
Jadi fauna adalah Keseluruhan kehidupan jenis hewan di suatu habitat atau
daerah, atau disebut juga alam hewan atau binatang. Sehingga apapun yang berhubungan
dengan hewan, baik kehidupannya ataupuncara hidupnya maka disebut fauna.[2][2]

C. Pengertian Pelestarian (Konservasi)


Pelestarian atau perlindungan atau konservasi. Konservasi itu sendiri secara
harfiah, berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau
perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah:
· Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya.
· Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam(fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi
kimia atau transformasi fisik.
· Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
· Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana
untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

9
D. Manfaat Pelestarian Flora Dan Fauna
1. Manfaat Bagi Masyarakat Secara Umum
Adanya sosialisai tentang menjaga alam, terutama melestarikan flora dan fauna
bagi masyarakat itu sendidri memeiliki banyak sekali manfaat. Misalnya saja
Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pembalakan
liar, dan pembatasan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Semuanya
berkiblat pada pelestarian lingkungan dan pencegahan bahaya yang ditimbulkan
dari perbuatan yang mengganggu ekosistem lingkungan, terutama untuk mencegah
punahnya flora dan fauna yang ada di alam.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah bekerjasama dengan instansi-instansi
terkait dan semua sector yang peduli dengan masalah linkungan dalam hal untuk
melestarikan flora dan fauna. Upaya-upaya pembersihan sungai, pantai, penanaman
kembali pohon-pohon di tepi pantai, gerakan menanam seribu pohon, usaha
mendaur ulang sampah, pencegahan pembalakan liar, memcegah perburuan liar,
dan upaya lainnya yang dilakukan secara berkesinambungan.
Walau demikian, peranan masyarakat sangat menunjang semua upaya
pemerintah tersebut. Masyarakat yang bersentuhan secara langsung dengan
lingkungan memiliki peran yang besar dalam pelestarian flora dan fauna. Untuk itu
maka masyarakat pun perlu mendapat pengetahuan dan pemahaman yang sama
tentang pentingnya menjaga kelestarian flora dan fauna yang ada di alam.
Manfaat besar bagi masyarakat yang didapat dengan adanya sosialisasi tentang
pelestarian flora dan fauna antara lain:
Masyarakat menjadi tertantang untuk melakukan inofasi-inofasi dalam
memanfaatkan tumbuhan dan hewan dengan cara-cara yang baik dan benar,
misalnya saja memanfaatkan tumbuhan disekitar lingkungan untuk dikembangkan
agar menghasilkan uang. Contohnya: Mengembangbiakkan tanaman-tanaman hias.
Manfaat lainnya yaitu, macam-macam flora digunakan untuk mengibati
penyakit, seperti (kunyit) bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti
mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan
kolesterol, serta sebagai pembersih darah, (temulawak) mengobati sakit kuning,
diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Juga bisa dimanfaatkan untuk
menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan
memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh, (belimbing

10
wuluh) menyebuhkan Gusi berdarah, Obat Gondongan, Obat Rematik, Obat
Sariawan, Obat Sakit gigi, Obat Penghilang Panu,dll

2. Manfaat Bagi Lingkungan


Sama halnya manfaat yang di dapat masyarakat, lingkunganpun akan
mendapat manfaat yang besar dari adanya upaya-upaya pelestarian flora dan fauna,
antara lain:
Akan terjadi keseimbangan alam. Maksutnya adalah jika flora dan fauna yang
ada di alam tidak mengalami kepunahan, otomatis flofa dan fauna itu sendiri yang
akan menata dan menjaga alam agar tetap seimbang. Misalya: Pada flora, jika
tumbuhan atau pohon yang ada di alam meninggkat maka polusi udara pun dapat
ditekan, Pohon-pohon tertentu yang ada di dalam dapat menyerap kebisingan, dan
dapat memberikan oksigen bersih pada kehidupan. Sedangkan pada fauna, adanya
hewan- hewan tententu seperti ular, tikus akan terjadi timbale balik antara
keduanya, ular memakan tikus agar tumbuhan tetap stabil, contohnya saja
tumbuhan padi, hewan tententu yang ada di alam dapat dimanfaatkan untuk
membajak sawah seperti kerbau, sapi, dll.
Dalam suatu lingkungan yang memiliki flora dan fauna yang melimpah, dapat
dijadikan sentra untuk lingkungan itu sendiri dalam mencari sumber kehidupan,
dengan adanya flora dan fauna otomatis banyak sekali ketersediaan makanan yang
ada di alam.
Adanya keseimbangan flora dan fauna yang ada di alam, akan menjadikan
lingkungan dalam seadaan serasi dan selaras. Misalnya saja tumbuhan yang
berlimpah dapat menekan efek rumah kaca dan pemanasan global. Dll.

3. Manfaat Bagi Peserta Didik


Sekolahlah yang memiliki peran sangat banyak dalam membentuk pribadi
seorang anak didik. Di dalam sekolah terjadi berbagai sosialisai antar siswa baik
yang berhubungan dengan alam, flofa dan fauna maupun yang sama sekali tidak
berhubungan dengan lingkunagan. Sekolah mempunyai hak untuk menuntuk anak
didiknya agar lebih baik dari sebelumnya.
Dalam hal menjaga pelestarian flora dan fauna tentunya sekolahlah yang
memiliki peran aktif dalam memberikan sosialisasi, sebap di dalam pelajaran

11
sekolah tentunya ada materi yang berhubungan dengan alam terutama tentang
menjaga pelestarian flora dan fauna. Dengan adanya sosialisasi lewat pelajaran dan
penerapannya di lingjungan sekolah, otomatis dalam diri anak didik akan terbentuk
pribadi atau dorongan dalam dirinya untuk menjaga dan memanfaatkan flora dan
fauna yang ada di alam dengan sebaik mungkin. Manfaat bagi anak didik antara
lain: Peserta didik akan memiliki jiwa social dalam masyarakat, sebap dalam usaha
pelestarian flora dan fauna mereka dituntut untuk berinteraksi dengan masyarakat
dan lingkungan. Akan mendorong dan memotifasi anak didik untuk menjaga dan
memanfaatlkan adanya flora dan fauna yang ada di alam dengan sebaik mungkin.
Dapat menambah pengetahuan peserta didik dalam rangka bidang yang berkaitan
dengan sekolah maupun yang berkaitan dengan lingkungan.
Anak didik akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak dengan adanya
sosialisasi dalam bentuk pelajaran, yang dapat membuat anak didik untuk menjaga
lingkunan, menjaga kebersihan, tidak melakukan perburuan liar, tidak membuang
sampah ke sungai, dll.
Anak didikpun akan memotifasi dirinya sendiri untuk menjaga dan
melestarikan flora dan fauna, sebap dalam diri mereka sudah timbul rasa untuk
menjaga keseimbangan alam. “jika flora dan fauna dalam alam seimbang otomatis
lingkungan pun akan seimbang”. Dll.

E. Upaya Pelestarian Flora Dan Fauna Yang Ada Di Indonesia


1. Swaka Margasatwa
Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan)
adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan
perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya. Daerah
suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa
yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional. Pelestarian dapat dilakukan secara
sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan tersebut.[5][5]
Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi
pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di Indonesia. Melalui
adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna tersebut tetap

12
terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian keanekaragaman hayati flora
dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang akan datang. Perlindungan suaka
alam ini sangat menjaga dan menghindari adanya campur tangan manusia dan
teknologi yang tak ramah lingkungan, hal tersebut sebagai jalan antisipasi agar
kerusakan ekosistem sekitar lebih berkurang dan keadaan alam atau ekosistemnya
kembali lebih alami lagi. Suaka margasatwa sangat tergantung pada fungsi dan
pemanfaatannya.
Beberapa kriteria penetapan dan penunjukan kawasan suaka margasatwa yaitu:
a. Memiliki jenis keanekaragaman biota – biota dan memliki tipe
ekosistem yang sangat mendukung
b. Bisa mewakili formasi biota tertentu beserta unit penyusunnya
c. Memiliki kondisi alam yang masih snagat alami, dengan kata lain
belum terjamah oleh tangan atau gangguan manusia dan masih asli baik
biota maupun fisiknya
d. Memiliki luas wilayah yang cukup dan juga bisa menunjang
pengelolaan lingkungan yang lebih efektif, menjaga dan mengawasi
agar keberlangsungan dari proses ekologi lebih alami
e. Memiliki khas yang sangat baik dan bisa menjadi alasan kuat bahwa
biota atau organisme tersebut snagat layak untuk dikonservasi. Seperti
tumbuhan atau hewan langka dan lain sebgaianya
f. Pengelolaan suaka margasatawa ini diklola oleh para petugas yang
dikelola berdasarkan rencana pengolaan yang telah ditetapkan sebagai
salah satu bentuk dari konservasi ekologis.

2. Hutan Lindung
Definisi Hutan Lindung menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
kehutanan adalah “Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi tanah, mencegah intrusi air laut, dan menjaga
kesuburan tanah”. Sementara itu pengertian hutan lindung yang tercantum dalam
Lampiran Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 mengenai
Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung adalah “Kawasan yang karena
keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan

13
dengan penutupan vegetasi secara tetap guna kepentingan hidrologi, yaitu tata air,
mencegah banjir dan erosi serta memelihara keawetan dan kesuburan tanah, baik
dalam kawasan hutan yang bersangkutan maupun kawasan yang dipengaruhi
sekitarnya”.
Kawasan lindung ini terdiri dari kawasan pemberi perlindungan terhadap
kawasan bawahannya seperti kawasan hutan lindung dan kawasan bergambut,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,
kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam banjir, kawasan cagar alam
geologi, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air lapisan tanah,
kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan lindung lainnya. Sehingga
kawasan lindung ini meliputi banyak kawasan termasuk hutan lindung.
Kriteria Hutan Lindung
Menurut PP No. 44 Tahun 2004, sebuah hutan bisa dikatakan sebagai hutan lindung
jika memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai jumlah skor seratus tujuh puluh lima atau lebih.
b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan sebesar 40% atau lebih.
c. Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih di atas
permukaan air laut.
d. Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dan
mempunyai lereng lapangan lebih dari 15%.
e. Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air.
f. Kawasan hutan yang merupakan daerah perlindungan pantai.
Setiap tempat pasti mempunyai fungsi tertentu, baik yang diketahui
secara langsung baik yang tidak. Fungsi hutan telah disebutkan sebelumnya.
Dan hutan lindung mempunyai fungsi khusus yang mungkin saja tidak
dimiliki oleh hutan lain. Menurut PP No. 44 Tahun 2004 perihal
Pemanfaatan Hutan pada Hutan Lindung Paragraf 1 Umum Pasal 18.
Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa tuga macam, yaitu pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil bukan kayu.

14
Manfaat Hutan Lindung
Hutan lindung mempunyai banyak sekali manfaat, baik untuk manusia,
hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama atau fungsi hutan
lindung adalah sebagai penjaga kualitas lingkungan serta ekosistem di
dalamnya. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:
a. Mencegah datangnya banjir. Hutan yang lestari, hutan yang lebat,
mempunyai fungsi maksimal sebagai penyerap air hujan agar tidak meluap
dan mengaliri bawahnya. Kemampuan untuk menampung air hujan dalam
jumlah banyak, merupakan suatu pengendalian banjir yang efektif.
b. Sebagai penyimpan cadangan air tanah, resapan air hujan yang disimpan di
dalam akar pohon oleh pepohonan di hutan lindung, selain mencegah
timbulnya banjir, ternyata juga bisa menjadi daerah penyimpan cadangan air
yang sangat penting. Sehingga ketika musim kemarau akan terhindar dari
kekeringan yang biasa melanda di daerah-daerah tertentu
c. Sebagai pencegah erosi dan penyebab tanah longsor. Lahan terbuka yang
tidak ditutup oleh hutan akan mudah tergerus erosi. Akibat erosi ini maka
sungai-sungai yang dibawahnya akan mengalami pendangkalan. Selain itu
untuk hutan-hutan yang berada di tanah lereng dan curam, erosi dapat
menyebabkan bencana alam berupa tanah longsor, yang pada akhirnya akan
membahayakan kehidupan sekitarnya.
d. Memelihara kesuburan tanah. Hutan ini ibarat tempat pembuatankompos
raksasa. Berbagi macam material organik yang akan menjadi pupuk yang
meningkatkan kesuburan tanah.
e. Sebagai tempat menyimpan sumber daya genetika. Hutan adalah tempat
yang mempunyai kandungan plasma nutfah yang sangat tinggi, dan
keanekaragaman hayati hutan merupakan sumber kehidupan.
Itulah beberapa fungsi pokok maupun tambahan dari hutan lindung.
Masih ada banyak manfaat yang dimiliki oleh hutan lindung yang tersimpan
didalamnya, baik yang disadari maupun tidak. Manfaat hutan lindung yang
begitu banyak ini membuat hutan lindung harus terus dijaga kelestariannya
guna meningkatnya fungsi-fungsi hutan sehingga meningkatkan kesejahteraan
makhluk hidup, baik itu manuasi, hewan, maupun tumbuhan

15
3. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang memiliki kekhasan akan
tumbuhan dan ekosistem tertentu yang harus dilindungi atau dilestarikan dan
perkembangannya berlangsung secara alami sesuai dengan kondisi aslinya, flora
dan fauna yang terdapat di dalamnya dapat digunakan untuk keperluan di masa
sekarang dan yang akan datang. Cagar alam memiliki nilai yang sangat penting
untuk pengembangan penelitian, pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan kepentingan
lainnya. Beberapa contoh cagar alam yang ada di Indonesia misalnya seperti: Cagar
alam arjuno lalijiwo, cagar alam bukit kelam sintang, cagar alam pulau kaget, cagar
alam kepulauan karakatau, cagar alam kebun raya cibodas, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Adapun karakteristik yang menjadi penentuan kawasan cagar alam
diantaranya seperti di bawah ini:
a. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan dan ekosistem.
b. Mewakili formasi dari biota tertentu dan unit penyusunnya.
c. Mempunyai kondisi alam yang alami dan belum terganggu oleh campur
tangan manusia.
d. Mempunyai komunitas tumbuh-tumbuhan dan ekosistem yang langka
ataupun keberadaannya hampir punah.
e. Mempunyai ciri khas potensi sehingga menjadi contoh bagi ekosistem
yang akan keberadaannya membutuhkan upaya pelestarian dan
perlindungan.
f. Luasnya yang cukup dalam bentuk tertentu, yang nantinya untuk
mendukung pengelolaan dan menjamin kelangsungan ekologis secara
alami.
Manfaat dan fungsi cagar alam diantaranya seperti:
a. Untuk melestarikan flora dan fauna.
b. Untuk melindungi flora dan fauna dari kepunahan.
c. Untuk menjaga kesuburan tanah.
d. Dapat dijadikan sebagai tempat wisata.
e. Untuk mengatur tataan air.
f. Cagar alam dapat menambah devisa negara.
g. Dapat menjadi tempat praktek belajar atau praktek di lapangan.
h. Dapat menjadi tempat penelitian. Dll.

16
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek
budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
Flora adalah keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan suatu habitat atau
daerah, atau disebut juga alam tumbuh-tumbuhan. Fauna adalah Keseluruhan kehidupan
jenis hewan di suatu habitat atau daerah, atau disebut juga alam hewan atau
binatang.Pelestarian atau perlindungan atau konservasi. Konservasi itu sendiri secara
harfiah, berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau
perlindungan. Pelestarian flora dan fauna adalah upaya yang dilakukan, baik dari
pemerintah, masyarakat dan negara dalam menjaga dan mempertahankan suatu ekosistem
berupa kehidupan hewan dan tumbuhan agar tidak mengalami kepunahan.

B. Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik
hewan maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama
antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan
sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas perusakan
tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai