OLEH
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “
Pengaruh Curah Hujan Dan Jenis Tanah Terhadap Kegagalan Panen
Jagung Di Kecamatan Insana Tengah Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2020” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata
1, di Universitas nusa cendana kupang.
1. Dr. Hamza Huri Wulakada, M.Si selaku pembimbing satu, yang telah
memberikan masukan dan saran bagi penulis
3. Bapak, mama, serta kakak-kakak yang selalu memberi motivasi dan semangat
bagi penulis
Penulis juga menyadari bahwa dalam proposal penelitian ini, masih jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun, agar dapat menjadi lebih baik lagi, dan bermanfaat bagi setiap
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
2.1.2 Pertanian.................................................................................................. 7
2.1.3 Jagung...................................................................................................... 9
ii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
LAMPIRAN....................................................................................................viii
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu faktor yang menjadi hambatan serius dalam pertanian adalah
faktor cuaca dan parameter utama yang menjadi tolak ukur ketahanan tanaman
jagung adalah curah hujan. Curah hujan yang mencukupi tentunya akan
membantu para petani untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Namun,
pola curah hujan yang selalu berubah ini membuat para petani cukup khawatir
dengan hasil panen di kemudian hari karena jadwal awal penanamannya sangat
berpengaruh terhadap curah hujan di wilayah yang bersangkutan.
Kabupaten TTU adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur yang
memiliki luas lahan kering 149.945 ha atau 57,17% dari total luas wilayah.
Wilayah lahan kering begitu luas tentunya sangat berpotensi untuk
mengembangkan tanaman jagung. Berdasarkan produktivitas lahan yang
diperoleh terlihat bahwa produksi jagung di TTU masih sebesar 2.091 ton/ha,
sementara secara nasional produksi jagung/ha adalah 4-6 ton. (Sumber:BPS TTU
2017)
2
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chairil Malelak
(2018) yaitu tentang potensi pengembangan produk unggulan pertanian lahan
kering kabupaten Timor Tengah Utara yang menyatakan bahwa komoditi jagung
di Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki luas panen yaitu seluas 27.092 Ha,
dengan produksi 56.655 ton dan produktivitas 2,091 Ton/Ha. Komoditi jagung
dengan luas panen terluas di Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu terdapat di
Kecamatan Insana yaitu seluas 7.864 Ha dengan produktivitas 20,90 Ton/Ha dan
produksi sebanyak 16.450 Ton/Ha.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kune (2015) tentang
analisis efisiensi teknis dan alokatif usaha tani jagung di Kabupaten Timor
Tengah Utara menyatakan bahwa Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU memiliki
luas panen dan produksi tertinggi, dengan produksi jagung selama lima tahun
terakhir sangat berfluktuasi yakni mengalami peningkatan dari tahun 2008- 2010
kemudian mengalami penurunan di tahun 2011 dan meningkat lagi pada tahun
2012.
Data BPS Kab. TTU, (2017) menunjukkan bahwa Kecamatan Insana Tengah
merupakan salah satu sentra produksi usahatani jagung lokal yang ada di
Kabupaten TTU yang terdiri dari 6 desa dengan luas wilayah ± 38,80 Km. Sistem
3
pertanian di Desa Lanaus masih bersifat tradisional dan sangat menggantungkan
keberhasilan pada kemurahan alam. Budidaya usahatani jagung penduduk di Desa
Lanaus berada pada lahan kering dengan sistem pengolahan musiman. Produksi
jagung pada tahun 2012 luas lahan 47 ha produksi sebesar 63 ton dan
produktivitasnya 1,36 ton/ ha, tahun 2013 luas lahan 48 ha produksi sebesar 54
ton dan produktivitasnya 1,12 ton/ ha, tahun 2014 luas lahan 45 ha produksi
sebesar 60 ton dan produktivitasnya 1,33 ton/ha, tahun 2015 luas lahan 50 ha
produksi sebesar 20 ton dan produktivitasnya 0,4 ton/ ha, tahun 2016 luas lahan
50 ha produksi 25 ton dan produktivitasnya 0,5 ton/ha. Di lihat dari
perkembangan produksi usahatani jagung menurun karena curah hujan pada tahun
2016 tidak memadai. (Subdistrict & Figures, 2022)
Jenis Tanaman
Pangan 2017 2018 2019 2020
Jagung 65.427 65.427 46.621 36.406
Ubi kayu 36.191 36.191 36.377 40.319
Ubi jalar 2.822 2.822 554 1.675
Kacang tanah 275 275 1.396 1.264
kacang hijau 253 253 54 70
Kacang kedelai 1 1 152 -
(Sumber : BPS TTU 2020)
4
kajiannya tidak hanya menekankan pada aktivitas pertanian saja melainkan juga
pada fenomena pertanian lainnya seperti hubungan antara faktor fisik dengan
budaya bertani yang ada di suatu tempat . Hal ini didukung pula oleh pernyataan
Banowati dan Sriyanto (2013), yang menerangkan kajian pertanian dalam
geografi pertanian berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam konteks ruang;
lokasi pertanian secara keseluruhan dan aktivitas-aktivitas didalamnya, yaitu
tanaman dan perternakan, pengagihan output dan input yang diperlukan untuk
produksi, seperti ladang (tanah), tenaga, pupuk dan pemupukan, benih, pestisida,
dan lain-lain. Dalam meneliti pertanian jagung di Kecamatan Insana Tengah ini
menggunakan pendekatan ekologis.
Hal ini merupakan masalah yang perlu, sehingga mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Curah Hujan dan Jenis Tanah
Terhadap Kegagalan Panen Jagung Di Kecamatan Insana Tengah
Kabupaten Timor Tengah Utara
5
1.2 Rumusan Masalah
a. Secara Teoritis
6
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk kalangan akademisi
dalam menulis karya ilmiah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.2 Pertanian
8
Berdasarkan Undang-undang perihal perlindungan serta pemberdayaan
petani Pasal 1 ayat 4, pertanian merupakan kegiatan mengelola sumber daya alam
hayati menggunakan bantuan teknologi, modal, energi kerja, serta manajemen
untuk menghasilkan komoditas pertanian yang meliputi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan pada suatu agroekosistem.
Pertanian lahan kering adalah aktivitas budi daya tanaman yang dilakukan
dalam kondisi kekeringan sedang hingga berat selama sebagian besar musim
tanam. Akibatnya, dibutuhkan teknik budi daya khusus, jenis tumbuhan, dan
sistem usaha tani tertentu untuk memungkinkan produksi yang berkelanjutan.
9
2.1.3 Jagung
10
b. Bahan pakan ternak
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar pertama kali muncul
disebut dengan radikula (akar kecambah) setelah itu muncul calon batang dan akar
primer yang biasa disebut akar seminal, akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio.
Sedangkan akar seminal tidak terlalu berperan aktif dalam siklus jagung.
Akar kait atau akar penyangga adalah akar adventif yang muncul diatas
permukaan tanah, berperan sebagai penjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah pohon. Perkembangan akar jagung bergantung pada varietas,
pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah dan pemupukan
(Subekti dkk., 2008).
11
4 hari setiap daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sempit (<5 cm),
sempit (5,1 – 7 cm), sedang (7,1 – 9 cm), lebar (9,1 – 11cm), dan sangat lebar (>
11 cm). Bentuk ujung daun terdapat beberapa bentuk yaitu runcing, runcing agak
bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan letak posisi daun (sudut
daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung
(pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut kecil hingga sedang, pola helai
daun bias lurus atau bengkok sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tnggi,
sedangakan daun tipe pendant umumnya memiliki sudut lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai bengkok.
12
bersari silang dimana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain.
(Subekti dkk., 2008).
a. Suhu (temperatur)
13
b. Ketinggian Tempat
c. Intensitas penyinaran
d. Curah Hujan
Air sangat diperlukan untuk hidup semua makhluk, termasuk tanaman. Air
dapat menyediakan zat hara dari dalam tanah ke daerah perakaran tanaman,
sehingga memudahkan proses penyerapan hara oleh akar–akar tanaman. 14 Setiap
tanaman mebutuhkan persyaratan tertentu terhadap curah hujan yang diperlukan.
Pengaruh curah hujan ini dapat terlihat jelas, khususnya di Kabupaten TTU. Pada
daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang
tegas, maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan
baik.
14
e. Kemiringan Tanah
f. Tanah
1. Pengertian lahan
b. Lahan selalu terkait dengan permukaan bumi dengan segala faktor yang
mempengaruhi (letak, kesuburan, lereng, dan lainnya)
c. Lahan bervariasi dengan faktor topografi, iklim, geologi, tanah, dan vegetasi
penutup.
15
e. Lahan merupakan permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
terbentuk secara kompleks oleh faktor-faktor fisik maupun nonfisik yang terdapat
diatasnya.
2. Sifat Lahan
3. Karakteristik lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau
diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tesktur tanah, dan struktur
tanah. Satuan parameter dalam survey sumberdaya lahan pada umumnya disertai
karakteristik lahan.
16
4. Kualitas lahan
5. Perbaikan lahan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada waktu tertentu, dalam
pertanian tingkat curah hujan berpengaruh dalam jenis tanaman yang
dibudidayakan dan juga teknik pengairan yang digunakan.
17
Selain dipengaruhi oleh beberapa unsure atau faktor produksi, kegiatan
usah tani jagung juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
(1) Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 200 mm (2)
(2) Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan < 100 mm Untuk penggolongan
iklim menitikberatkan pada bulan basah.
18
terganggu, daun menjadi lebih cepat mengalami senescens akibat cekaman tersebut,
sehingga mempengaruhi hasil secara drastis.
Efek cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan tanaman terutama terjadi pada
fase-fase kritis. Pada tanaman jagung, periode kritis terjadi pada waktu keluarnya
bunga jantan (tasseling) dan keluarnya bunga betina (silking) atau selama stadia
pertumbuhan 3.0-6.0, sehingga cekaman kekeringan pada periode tersebut dapat
menurunkan hasil secara drastis.
19
n dosis yang
diberikan pada
tanaman, sprayer
tidak merata
dan jarak pada
tanamanjagung
dilakukan
dengan cara
tanpa mengukur
terlebih dahulu,
serta aplikasi
penyemprotan
dilakukan pada
siang hari sehingga
menyebabkan
tanaman petani
rusak dan mati.
2 Genesiska Pengaruh jenis metode Tanaman jagung
(2018) tanah terhadap percobaan faktor (zea mays L.)
pertumbuhan tunggal varietas pulut
dan hasil dapat
tanaman jagung dibudidayakan
(Zea mays L) pada berbagai
varietas pulut jenis tanah yang
sulawesi ada di indonesia,
dengan
produktivitas
pada perlakuan
tanah regosol
bukit-pasir
sebesar 2,6 ton
20
ha-1, tanah
latosol sebesar
2,05 ton ha-1,
dan tanah
mediteran
sebesar 2,04 ton
ha-1.
3 Novia Thea Kajian Metode survei Berdasarkan
Rahmani (2018) Perubahan bersifat hasil penelitian
Curah Hujan deskriptif yang telah
Terhadap dilakukan, dapat
Produktivitas disimpulkan
Tanaman bahwa pola
Jagung (Zea curah hujan di
Mays L.) Pada lahan kering
Lahan Kering daerah Wajak
adalah pola
monsun yang
dicirikan dalam
bentuk pola
hujan yang
bersifat
unimodal (satu
puncak musim
hujan yaitu
bulan Maret).
Perubahan pola
curah hujan di
Kecamatan
Wajak periode I
(2008-2012) ke
21
periode II
(2013-2017),
berdasarkan
analisis uji-t
menunjukkan
tidak ada
perubahan pola
curah hujan.Pola
curah hujan
selama 2 periode
waktu yaitu
periode I (2008-
2012) dan
periode II
(2013-2017)
memiliki
hubungan antara
curah hujan, hari
hujan, bulan
basah, bulan
lembab, dan
bulan kering
terhadap
produktivitas
yang kecil
sehingga tidak
memberikan
pengaruh
terhadap
produktivitas
tanaman jagung
22
di lahan kering
Wajak.
(3) kemiringan lereng, jagung yang ditanam didataran rendah dibawah 800
meter dari permukaan air laut dapat berproduksi dengan baik, dan pada ketinggian
diatas 800 meter dari permukaan air laut pun jagung masih bisa memberikan hasil
yang baik pula.
23
Curah Hujan
Kegagalan Panen
Intesitas Penyinaran
Jagung
Kemiringan Lereng
BAB III
24
METODE PENELITIAN
25
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah petani yang ada di
Kecamatan Insana Tengah, menggunakan data sementara dengan jumlah petani
sebesar 70 orang.
3.3.2 Sampel
n= N
1 + N. e²
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitiankarena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir, dalam hal ini sebesar 10%.
n= N
1 + N.e
= 70
1 + 70 (0,1)
= 70
1,7
= 41
Dari perhitungan menggunakan rumus Slovin diatas didapat sampel
sejumlah 41 orang. Kemudian akan digunakan untuk dapat mewakili populasi
sejumlah 70 orang.
26
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik simple random sampling. Pada penelitian ini sampel yang diambil secara
acak oleh pihak Kecamatan Insana Tengah, dimana jumlah desa di Kecamatan
Insana Tengah yaitu ada 6 desa terdiri dari desa Lanaus, desa Letma, desa
Letmafo Timur, desa Oehalo, desa Sone,dan desa Tainsala. Masing-masing desa
akan diambil beberapa orang kemudian dijadikan sebagai wakil dari masing-
masing desa.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah diperoleh dari data data di
kantor dinas pertanian TTU, kantor BMKG Kupang, BPS TTU, dan berbagai
bahan pustaka, baik berupa buku, jurnal-jurnal, dan dokumen lainnya yang ada
hubungannya dengan materi kajian yaitu faktor geografis, pertanian jagung, serta
kegagalan panen.
27
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait untuk mendapatkan
data yang relevan dengan penelitian.
3. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data respon masyarakat mengenai pertanian jagung di
Kecamatan Insana Tengah tahun 2020.
3.6 Instrumen
1. Aplikasi ArcGis 10.8, digunakan untuk membuat peta topografi guna untuk
mengetahui kelas kemiringan lereng pada lokasi penelitian
2. Aplikasi Microsoft excel, aplikasi yang digunakan untuk mengolah data
statistic dari penelitian.
3. Aplikasi SPSS, aplikasi yang digunakan untuk mengolah data statistic untuk
mengetahui hasil dari penelitian.
28
4. Kamera, alat yang digunakan untuk mendokumentasikan penelitian yang
berlangsung.
5. Angket, bahan dasar yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dari petani yang isinya berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai
masalah yang terdapat pada penelitian.
P = F / N x 100%
Keterangan:
P : Persentase
n : Jumlah sampel
100% : Konstata
29
Selanjutnya kriteria dari pertimbangan hasil panen jagung sebagai berikut:
Persentase Kriteria
>75 Sangat tinggi
51-74 Tinggi
26-50 Rendah
<25 Sangat rendah
(sumber : sugiono, 2003)
30
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
31
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, F., Gusmayanti, E., & Sudrajat, J. (2021). Pengaruh Perubahan Curah
Hujan terhadap Produktivitas Padi Sawah di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 19(2), 237–246. https://doi.org/10.14710/jil.19.2.237-246
Agromedia. 2007. Budidaya Jagung Hibrida. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Anonim. 2015. Nusa Tenggara Timur Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Propinsi NTT. Kupang
BPS. (2020). Statistik Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara.
Chairel Malelak. (2018). Potensi Pengembangan Produk Unggulan Pertanian
Lahan Kering Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Evolusi MIPA, 2(1),
85–97.
Eva Banowati & Sriyanto, 2013. Geografi Pertanian.Yogyakarta.Penerbit Ombak
Gawaksa, H. P., Damhuri, & Darlian, L. (2016). Gulma di lahan pertanian jagung
(Zea Mays L.) di kecamatan Barangka kabupaten Muna Barat. Jurnal
Ampibi, 1(3), 1–9.
Genesiska, Mulyono, & Intan Yufantari, A. (2020). Pengaruh Jenis Tanah
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas
Pulut Sulawesi Effect of Soil Type on the Growth and Yield of Maize (Zea
mays L.) Var. Pulut Sulawesi. Journal of Agricultural Science, 2020(2),
107–117.
Karbaju, A., & Hutapea, A. N. (2017). Analisis Pendapatan Usahatani Jagung
pada Kelompok Tani Oelbubuk di Desa Oeolo Kecamatan Musi
Kabupaten Timor Tengah Utara. Agrimor, 2(04), 63–64.
https://doi.org/10.32938/ag.v2i04.311
Kehik, M. H. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani
Jagung di Desa Bannae Kecamatan Insana Barat. Agrimor, 3(3), 39–41. la
Kune, S. J., Muhaimin, A. W., & Setiawan, B. (2016). Analisis Efisiensi Teknis
dan Alokatif Usahatani Jagung (Studi Kasus di Desa Bitefa Kecamatan
Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara). Agrimor, 1(01), 3–6.
https://doi.org/10.32938/ag.v1i01.23
Lakitan,B.2002. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta
Maumabe, P. (2018). Pengaruh Fakor Sosial Ekonomi Petani terhadap Produksi
Usahatani Jagung di Desa Lanaus Kecamatan Insana Tengah. Agrimor,
3(4), 52–54. https://doi.org/10.32938/ag.v3i4.302
vi
Menge, D., Pengkajian, B., Pertanian, T., & Timur, N. T. (2016). Penampilan
jagung lokal dan peranannya sebagai sumber pangan utama bagi
masyarakat di lahan kering nusa tanggara timur. Prosiding Seminar
Nasional Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 139–145.
Pangestu, F., Saty, F. M., Irawati, L., Program, M., Agribisnis, S., Program, D.,
Agribisnis, S., Study, D. P., Harvest, F., Corn, H., Panen, G., & Hibrida, J.
(n.d.). PETANI MITRA DI METRO KIBANG. 1.
Pradipta, achmad rendi, & Santoso Budi, A. (2015). Geo Image ( Spatial-
Ecological-Regional ). Jurnal Geo Image, 9(2).
Ritohardoyo, Su. 2002. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Ombak.
Siki, D. (2017). Perubahan Budaya Kerja Pertanian Lahan Kering Atoni Pah Meto
Di Kabupaten Timor Tengah Utara. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya,
6(2), 145. https://doi.org/10.17510/paradigma.v6i2.94
Subdistrict, I. T., & Figures, I. N. (2022). Kecamatan insana tengah dalam angka.
Subekti, N.A., dkk. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung
dalam Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Maros.
Thea, N., & Hariyono, D. (2019). Kajian Perubahan Curah Hujan terhadap
Produktivitas Tanaman Jagung ( Zea Mays L .) pada Lahan Kering Study
of Rainfall Changes for the Productivity of Corn ( Zea mays L .) on Dry
Land. Jurnal Produksi Tanaman, 7(8), 1474–1480.
Wibowo, Larasati. 2012. Analisis Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi dan
Pendapatan Usahatani Padi di Desa Sambirejo, Kecamatan Saradan,
Kabupaten Madiun. [Skripsi]. Malang. Fakultas Pertanian. Universitas
Brawijaya. 112 hal.
Zulfitriani, E & Bangun, P. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Stm Hulu Kabupaten Deli
Serdang. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
vii
L
A
M
P
I
R
A
N
viii
KUSIONER PENELITIAN
Pengaruh Faktor Geografis Terhadap Kegagalan Panen Jagung
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah lahan yang bapak/ibu
gunakan milik pribadi ?
2. Apakah luas lahan yang
digunakan mencapai 2-3 Ha ?
3. Apakah 25 kg benih jagung
yang akan ditanam bisa
mencapai 2-3 Ha ?
4. Selama masa tanam jagung,
apakah sering terjadi perubahan
cuaca ?
5. Jika terjadi curah hujan yang
ix
berlebihan, apakah dapat
mempengaruhi hasil panen ?
6. Apabila cuaca panas yang
berlebihan (kering) akan
berdampak pada tanaman
jagung?
7. Apakah ada faktor lain yang
mempengaruhi kegagalan panen
jagung selain curah hujan?
8. Apakah bapak/ibu melakukan
langkah-langkah pencegahan
untuk menghindari kegagalan
panen jagung karena curah
hujan?
9. Apakah pupuk perlu digunakan
pada tanaman jagung ?
10. Menurut bapak/ibu apakah
kemiringan lereng berpengaruh
terhadap hasil panen jagung?
11. Apakah bapak/ibu memiliki
teknologi atau alat khusus untuk
membantu mengatasi kegagalan
panen jagung karena
kemiringan lereng?
10. Penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan dapat mengurangi
kesuburan tanah ?
11. Apakah setiap benih yang
diperoleh dapat tumbuh dengan
baik ?
x
12. Kualitas jagung dari benih
unggul apakah sesuai dengan
yang diharapkan petani ?
13. Apakah serangan hama sering
terjadi pada tanaman jagung ?
14. Hasil panen jagung setiap tahun
mencapai 1-2 ton ?
15. Apakah hasil panen yang
didapat setiap tahun diatas 500
kg ?
16. Hasil panen jagung tahun 2020
mencapai 1-2 ton ?
17. Apakah hasil panen jagung
pada tahun 2020 dibawah 500
kg?
18. Apabila sering terjadi
penurunan hasil panen jagung,
apakah ada upaya yang
dilakukan pemerintah desa ?
19. Apakah ada upaya yang
dilakukan bapak/ibu jika terjadi
kerusakan/kegagalan pada
tanaman jagung ?
20. Apakah bapak/ibu mengalami
kegagalan panen jagung tahun
ini?
xi