Page | 1
Flowchart Produksi Kopi PT YPN
Pencarian Supplier Bahan Baku
Sortasi Greenbean
Greenbean Greenbean
Standar Mutu SNI
Sortir Defect
Light
Light to Medium SOP Penyimpanan
Medium Roasting Range Suhu
Bahan Baku 19 - 27 C
Medium to Dark
Dark
Sortir
Roasted
Bean
Giling Packaging SOP
Halus Sell to Customers
Standing Pouch
Packaging Sachet
Distribusi
Page | 2
Standar Mutu Bahan Baku
A. Greenbean
a. Pengayakan
Ukuran biji kopi pasokan petani umumnya masih dalam bentuk campuran.
Ukuran biji kopi yang heterogen akan menghasilkan warna roasted bean yang
tidak seragam / belang-belang. Warna biji kopi ukuran kecil sudah hitam / over
roasted, sementara biji ukuran besar masih belum matang / under roasted.
Penyeragaman biji kopi dapat menggunakan ayakan berukuran 5mm untuk biji
kopi kecil, 6mm untuk biji kopi sedang, dan 7mm untuk biji kopi besar. kemudian
dianalisis atas dasar sifat fisik, kontaminasi dan citarasanya.
b. Sortasi
Sebagai bahan baku minuman, aspek mutu fisik, kimiawi, kontaminasi dan
kebersihan harus diawasi secara ketat karena menyangkut citarasa, kesehatan
konsumen, daya hasil dan efisiensi produksi. Biji kopi harus bebas dari jamur
dan kotoran yang mengganggu kesehatan peminumnya. Kontaminasi benda
keras menyebabkan pengaruh negatif terhadap kehalusan kopi bubuk dan
kesehatan peminumnya. Sedang dari aspek efisiensi produksi, biji kopi dengan
ukuran yang seragam akan mudah diolah dan menghasilkan mutu produk yang
seragam pula. Kadar kulit, kadar kotoran dan kadar air akan berpengaruh pada
hasil. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan waktu sangrai lebih lama yang
berarti kebutuhan energi akan lebih banyak, untuk mengukur kadar air pada
greenbean dapat menggunakan alat Grain Moisture Meter Untuk mendapatkan
hasil produksi yang optimal, syarat mutu biji kopi sebaiknya mengikuti nilai yang
tertera pada SNI biji kopi Nomor: 01-2907-2008
Page | 3
c. Jenis jenis cacat fisik pada greenbean
d. Prosedur penyimpanan
kopi sangat sensitif, apabila penyimpanan tidak sesuai maka kopi akan
kehilangan kualitasnya. Biji kopi tidak boleh di biarkan di udara terbuka akan
menghilangkan kualitas yang dimiliki kopi. Menyimpan kopi di suhu rendah bisa
membantu mempertahankan tingkat kualitas kesegaran kopi.
Greenbean bisa bertahan lebih dari satu tahun jika greenbean di simpan dengan
baik dan sesuai prosedur, diantaranya:
- Suhu terbaik untuk menyimpan greenbean adalah suhu yang tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin, berkisar di 19°C – 27°C. Suhu istimewa ini
dipercaya akan menjaga kualitas biji hijau dengan maksimal.
- Greenbean tidak boleh disimpan di ruangan lembab, kadar kelembapan
ruangan yang ideal untuk greenbean berkisar di 50% - 75%, dapat diukur
dengan menggunakan alat hygrometer. Ruangan dengan kelembaban tinggi
dapat mengganggu kualitas kopi dan dapat menimbulkan jamur dan bakteri
pada green bean.
- Gunakan wadah yang berpori dan bersih, serta tidak ada kontaminasi benda
asing
- Hindari greenbean dari paparan cahaya matahari secara langsung
- Media terbaik untuk menyimpan greenbean yaitu menggunakan karung goni
- Jauhkan greenbean dari bau bau menyengat, karena dapat diserap oleh
greenbean dan dapat merusak citarasa dan aroma yang dihasilkan kopi
Page | 4
Standar Operasional Prosedur
Mesin Roasting Petroncini
Page | 5
C. Cara me roasting
a. Matikan AC dan buka semua saluran udara yang terdapat di ruang produksi
b. Siapkan perlengkapan dan kelengkapan serta greenbean yang ingin di roasting
c. Jika api sudah menyala, tunggu sampai suhu drum mencapai 200°C
d. Masukan greanbean yang ingin di roasting ke dalam corong dengan cara
pastikan terlebih dahulu tuas penutup corong tertutup dengan sempurna, lalu
masukan greenbean ke dalam corong
e. Saat suhu drum pada panel mencapai 200°C, masukkan greenbean yang
terdapat di corong dengan cara menggeser tuas pembuka perlahan lahan
sampai greenbean masuk ke dalam drum. Tutup kembali tuas jika sudah tidak
ada greenbean yang tersisa
f. Setelah greenbean masuk ke dalam drum, buka airflow atas untuk membuang
senyawa pembakaran yang tidak baik untuk kesehatan
g. Setelah itu nyalakan timer agar dapat mengetahui durasi roasting
h. Setelah airflow dibuka, suhu akan menurun drastis karena banyak udara panas
pada drum yang terbuang melewati airflow. Batas penurunan suhu biasanya
sampai 90°C, setelah itu suhu akan kembali naik
i. Perhatikan timer, jika sudah menunjukan 6 menit segera tutup airflow kembali
agar panas di dalam drum optimal
j. Tunggu greenbean di proses dan melewati semua fase roasting
k. Saat suhu kembali naik dan akan mencapai level roast yang diinginkan, segera
buka airflow kembali agar CO2 yang tersimpan di dalam drum selama proses
roasting keluar melalui airflow. untuk level roast Medium ke atas dapat di buka di
180°C
l. Jika warna biji mulai mendekati level roast yang diinginkan, segera kecilkan api
menggunakan pengatur api di panel untuk memastikan perubahan warna kopi
perlahan agar dapat di pastikan secara maksimal. Biasanya di 20%-50%
m. Selama proses roasting operator harus terus memeriksa warna biji kopi agar
sesuai dengan level roast yang diinginkan menggunakan bean checker yang
terdapat di mesin. Operator juga dilarang untuk memegang drum atau airflow
pada mesin selama proses roasting.
n. Jika warna biji kopi sudah mendekati level roast yang diinginkan segera nyalakan
turbin pemutar dan blower dengan menekan tombol on MX dan tombol on AR
o. Jika kopi sudah mencapai level roast yang diinginkan segera keluarkan biji kopi
dengan cara membuka pengunci saluran, lalu putar pembuka saluran pada
mesin agar kopi keluar dan turun kedalam blower
p. Selama proses pendinginan, sortir biji kopi yang baru saja di roasting dari defect
yang dapat mengganggu cita rasa
q. Jika kopi sudah dingin dan bebas dari defect siapkan wadah untuk kopi yang
sudah di roasting lalu buka tuas pada blower untuk memasukan kopi kedalam
wadah yang telah disediakan
r. Masukan kopi ke dalam wadah secara perlahan, pastikan tidak ada kopi yang
tertumpah atau yang tertinggal di blower
s. Setelah kopi masuk ke dalam wadah dan blower bersih, tekan tombol off MX dan
tombol off AR untuk mematikan turbin pemutar dan kipas blower
t. Jika ingin melanjutkan batch ke 2, pastikan penutup corong tertutup dengan
sempurna, lalu masukan kembali greenbean yang ingin di roasting ke dalam
corong
u. Tutup airflow dan besarkan api di 80% pada pemutar gas di panel untuk
memanaskan drum kembali, tunggu sampai 200°C
Page | 6
v. Reset timer menjadi 00:00
w. Saat suhu sudah mencapai 200°C buka airflow dan buka penutup corong secara
perlahan dan tutup kembali jika tidak ada greenbean yang tersisa di corong lalu
nyalakan timer
x. Lakukan proses yang sama pada batch pertama. (dari poin d – q)
y. Jika hanya meroasting 1 batch, setelah kopi dingin dan dimasukan ke wadah
segera tutup tuas saluran gas dan cabut karburator gas
Catatan penting : Setelah gas dicopot, biarkan drum berputar dan airflow menyala
untuk membuang panas yang terdapat di dalam drum, Perhatikan panel display
suhu, jangan matikan mesin saat suhu masih diatas 50°C, biarkan panas keluar
melalui airflow. Saat sudah mencapai suhu 50°C, tekan tombol off MT dan tombol
OFF AC, lalu putar tuas power pada panel ke posisi off dan matikan main sekring
serta tutup corong dan blower kembali
Page | 7
Standar Operasional Prosedur
Mesin Roasting Krone
C. Cara roasting
a. Matikan AC dan buka semua saluran udara yang terdapat di ruang produksi
b. Siapkan perlengkapan dan kelengkapan serta greenbean yang ingin di roasting
c. Jika api sudah menyala, tunggu sampai suhu drum mencapai 180°C
d. Masukan greanbean yang ingin di roasting ke dalam corong dengan cara
pastikan terlebih dahulu tuas penutup corong tertutup dengan sempurna, lalu
masukan greenbean ke dalam corong
e. Saat suhu drum pada panel mencapai 180°C, masukkan greenbean yang
terdapat di corong dengan cara menggeser tuas pembuka perlahan lahan
sampai greenbean masuk ke dalam drum. Tutup kembali tuas jika sudah tidak
ada greenbean yang tersisa
Page | 8
f. Setelah itu nyalakan timer agar dapat mengetahui durasi roasting
g. Perhatikan timer, jika sudah menunjukan 6 menit segera tutup airflow kembali
agar panas di dalam drum optimal
h. Tunggu greenbean di proses dan melewati semua fase roasting
i. Jika warna biji mulai mendekati tingkat kematangan yang diinginkan, segera
kecilkan api menggunakan pengatur api di panel untuk memastikan perubahan
warna kopi perlahan lahan agar dapat di pastikan secara maksimal. Biasanya di
20%-50%
j. Selama proses roasting operator harus terus memeriksa warna biji kopi agar
sesuai dengan level roast yang diinginkan menggunakan bean checker yang
terdapat di mesin. Dan juga menyalakan tombol lampu yang tersedia pada panel
untuk menerangi bean checker agar akurat dan sesuai dengan tingkat
kematangan yang diinginkan
k. Jika warna biji kopi sudah mendekati level roast yang diinginkan segera nyalakan
turbin pemutar dan blower dengan menekan tombol on MX dan tombol on AR
l. Jika kopi sudah mencapai level roast yang diinginkan segera keluarkan biji kopi
dengan membuka tuas ke arah atas
m. Selama proses pendinginan, sortir biji kopi yang baru saja di roasting dari defect
yang dapat mengganggu cita rasa
n. Jika kopi sudah dingin dan bebas dari defect siapkan wadah untuk kopi yang
sudah di roasting lalu buka tuas pada blower untuk memasukan kopi kedalam
wadah yang telah disediakan
o. Masukan kopi ke dalam wadah secara perlahan, pastikan tidak ada kopi yang
tertumpah atau yang tertinggal di blower
p. Setelah kopi masuk ke dalam wadah dan blower bersih, tekan tombol off MX dan
tombol off AR untuk mematikan turbin pemutar dan kipas blower
q. Jika ingin melanjutkan batch ke 2, pastikan penutup corong tertutup dengan
sempurna, lalu masukan kembali greenbean yang ingin di roasting ke dalam
corong
r. Tutup airflow dan besarkan api di 80% pada pemutar gas di panel untuk
memanaskan drum kembali, tunggu sampai 180°C
s. Reset timer menjadi 00:00
t. Saat suhu sudah mencapai 180°C buka penutup corong secara perlahan dan
tutup kembali jika tidak ada greenbean yang tersisa di corong lalu nyalakan timer
u. Lakukan proses yang sama pada batch pertama. (dari poin d – q)
v. Jika hanya meroasting 1 batch, setelah kopi dingin dan dimasukan ke wadah
segera tutup tuas saluran gas dan cabut karburator gas
Catatan penting : Saat proses roasting perhatikan suhu pada panel secara berkala,
jangan sampai melebihi 200°C, karena jika suhu sudah mencapai 200°C kaca
display untuk melihat biji kopi yang ada di dalam drum dapat retak dan pecah. Dan
juga setelah gas dicopot, biarkan drum berputar dan airflow menyala untuk
membuang panas yang terdapat di dalam drum, Perhatikan panel display suhu,
jangan matikan mesin saat suhu masih diatas 50°C, biarkan panas keluar melalui
airflow. Saat sudah mencapai suhu 50°C, tekan tombol off MT dan tombol OFF AC,
lalu putar tuas power pada panel ke posisi off dan matikan main sekring serta tutup
corong dan blower kembali , dan operator harus terus memperhatikan jarum tekanan
gas pada saluran gas agar selalu berada di posisi 3. Jika melebihi 3, segera putar
pengatur tekanan agar jarum sesuai. Jika jarum bergerak tidak stabil, ketuk ketuk
pengatur tekanan gas perlahan lahan agar jarum stabil kembali.
Page | 9
D. Perawatan mesin pada pra dan pasca produksi
a. Bersihkan kulit halus kopi yang terdapat dibawah kipas blower dan di corong
airflow minimal seminggu sekali
b. Bersihkan kulit halus kopi yang menempel di sela sela blower dan di dalam drum
c. Bersihkan seluruh bagian luar pada body mesin dengan kain
d. Buka meja panel dengan kunci yang tersedia dan bersihkan kelistrikan mesin
menggunakan air supresor atau kuas lembut
e. Ganti kaca yang pecah dengan cara membuka baut nya dengan menggunakan
kunci L
a. Drying
Drying merupakan fase yang terjadi pertama kali pada proses roasting, dimana
greenbean baru masuk, dari suhu ruang kedalam suhu drum yang cukup tinggi.
Biji kopi akan menyerap panas (endoterm) dan menguapkan kandungan airnya.
Fase ini terjadi beberapa menit setelah turning point atau saat greenbean baru
dimasukan ke dalam mesin.
b. Yellowing
dimana pada waktu kadar air green bean sudah berkurang drastis. pada proses
drying, warna biji kopi akan mulai berubah menjadi kekuningan. Pada fase ini biji
kopi masih padat, kulit-kulit tipis mulai mengelupas. Dua tahap awal ini berperan
penting dalam keseluruhan proses roasting, jika biji kopi tidak mengalami proses
drying yang tepat maka nantinya biji kopi akan kelihatan matang diluar, tetapi
sebenarnya masih mentah dibagian dalam. Dalam fase ini biji kopi belum siap
masak atau masih dalam keadaan mentah, fase ini merupakan fase awal dari
perubahan warna kopi dari greenbean menjadi roasted bean.
c. First crack
Fase dimana kulit tipis pada biji memisah dari inti biji dan terdengar letupan
ringan. Pada fase ini biji kopi sudah tidak menyerap panas lagi, melainkan justru
mengeluarkan panas (eksoterm). Aroma kopi sudah tercium wangi sesuai
karakter biji kopi masing-masing. Fase ini merupakan fase dimana kopi sudah
siap masak. Fase ini umumnya terjadi pada saat tingkat kematangan kopi sudah
mencapai light to medium sampai medium. Setelah fase ini, operator wajib
melakukan pemeriksaan secara berkala biji kopi agar sesuai dengan tingkat
kematangan yang diinginkan.
d. Roast Development
Pada fase ini biasanya roaster akan menentukan hasil akhir atau derajat
kematangan yang diinginkan. biasanya proses roasting akan dihentikan saat
ditengah-tengah fase development atau kisaran 1-2 menit setelah first crack
untuk tingkat kematangan medium dan medium to dark.
e. Second crack
dimana biji kopi pecah kembali untuk kedua kali, tetapi dengan letupan yang
lebih ringan dan lembut dari pada first crack. Sampai pada fase ini minyak kopi
akan muncul dipermukaan biji kopi, dan rasa kopi akan cenderung menjadi
earthy atau kehilangan cukup banyak acidity. Sehingga menyebabkan rasa kopi
menjadi sangat pahit. Pada fase ini biji kopi berada pada tingkat kematangan
dark.
Page | 10
B. Tingkat Roasting
a. Light Roast
Pada tingkatan roasting ini cita rasanya asam, aroma sangrai kurang tercium,
tahapan pertama biji kopi yang telah di sangrai beberapa menit akan sedikit
mengembang. Light roast Merupakan fase dalam roasting yang memiliki tingkat
kematangan paling rendah. Biji kopi akan memiliki warna coklat terang karena
proses penyerapan panas yang dilakukan tidak terlalu lama, minyak juga tidak
muncul pada biji kopi dan biji kopi cenderung kering. Light roast memiliki suhu biji
kopi berada pada kisaran 180°C – 205°C. Pada suhu sekitar 205°C tersebut
terjadi first crack dan pada saat itu pula proses roasting dihentikan. Kopi yang di
roasting pada tingkatan ini memiliki keasaman dan caffeine yang tinggi.
Tingkatan roasting ini cocok bagi orang yang menyukai rasa kopi mencolok,
karena memiliki ciri khas seperti citrusy
b. Medium Roast
Pada tingkatan roasting ini cita rasanya asam, aroma sangrai kurang tercium,
tahapan pertama biji kopi yang telah di sangrai beberapa menit akan sedikit
mengembang. Light roast Merupakan fase dalam roasting yang memiliki tingkat
kematangan paling rendah. Biji kopi akan memiliki warna coklat terang karena
proses penyerapan panas yang dilakukan tidak terlalu lama, minyak juga tidak
muncul pada biji kopi dan biji kopi cenderung kering. Light roast memiliki suhu biji
kopi berada pada kisaran 180°C – 205°C. Pada suhu sekitar 205°C tersebut
terjadi first crack dan pada saat itu pula proses roasting dihentikan. Kopi yang di
roasting pada tingkatan ini memiliki keasaman dan caffeine yang tinggi.
Tingkatan roasting ini cocok bagi orang yang menyukai rasa kopi mencolok,
karena memiliki ciri khas seperti citrusy, earthy, dan buttery.
c. Dark Roast
Merupakan tingkatan paling matang pada proses roasting kopi, apabila melebihi
tingkatan ini justru kopi menjadi tidak enak. Warna biji kopi akan lebih gelap bila
dibandingkan dengan tigkatan – tingkatan roasting lainnya. Pada dark roast biji
kopi hasil roasting mengeluarkan minyak pada permukaannya. Rasa kopi juga
akan cenderung pahit dan menutupi rasa khas dari masing – masing kopi. Dark
roast selesai diroasting ketika second crack usai terjadi atau pada suhu sekitar
240°C. Bagi yang menyukai kopi dengan kekentalan (body) kopi yang tebal,
sangat cocok dengan profil dark roast.
Page | 11
d. Quakers
Quaker adalah biji kopi yang belum matang dan umumnya memiliki permukaan
yang berkeriput. Sulit sekali mengidentifikasi quaker saat masih dalam
bentuk green beans. Quaker umumnya terjadi karena disebabkan oleh kondisi
tanah yang buruk sehingga sari gula dan pati dalam biji kopi tidak berkembang
sempurna. Secara teknis ini bukan cacat yang dikarenakan metode sangrai,
namun umumnya kita hanya dapat menemukan quaker setelah kopi disangrai.
Untuk mendapatkan keseluruhan rasa kopi yang maksimal, quaker harus disortir
dan dibuang. Jika tidak, kopi yang diseduh akan menghasilkan rasa seperti
kertas, sereal, dan dry.
e. Overfermented
Fermentasi kopi yang seimbang dapat menghasilkan karakter rasa buah yang
eksotis dan kompleks serta memiliki acidity seperti buah anggur yang segar.
Namun, apa yang terjadi jika fermentasi dibiarkan terlalu lama? Kopinya akan
menghasilkan rasa seperti buah busuk atau cuka.
f. Baggy / Past Corp
Cacat jenis ini dapat kita temukan saat biji kopi disimpan terlalu lama dalam
kondisi yang kurang bagus. Saat menyesap kopi tersebut akan menghasilkan
rasa kurang sedap seperti kardus atau kayu.
D. Prosedur Penyimpanan
a. Simpan dalam Wadah Rapat
Biji kopi sangrai memiliki gas dan senyawa yang dapat terdegradasi bila terpapar
udara. Semakin sering terpapar, unsur-unsur mempengaruhi rasa kopi itu bakal
kian memudar. Karena itu simpanlah biji kopi di tempat tertutup rapat.
b. Jauhkan dari Cahaya
Cahaya dapat mempercepat proses kedaluwarsa kopi. Khususnya sinar
matahari. Dan simpan di tempat yang sejuk
Page | 12
Standar Operasional Prosedur
Mesin Pengemas
Nama mesin : Mesin pengemas Aneka Mesin
Produk yang dikemas : Kopi, gula, kremer
Berat produk yang dikemas : 25g
Kontak yang dapat dihubungi : 081328905830 (Teknisi Aneka Mesin)
Page | 13
C. Item yang harus diganti secara berkala
1. Plastik sachet 10,5 cm x 8,5 cm
Cara menggantinya kendurkan baut pengunci roll plastik, Buka penahan roll lalu
keluarkan roll plastic yang lama dan masukan yang baru, lalu masukan penahan
roll dan kencangkan pengunci roll. Lalu pasang plastic yang sudah di ganti
mengikuti alur yang semestinya.
2. Ribbon tape 25mm x 100m
Cara menggantinya kendurkan baut pengunci roll Ribbon tape, keluarkan kaca
penahan serta roll ribbon tape yang lama, masukan roll ribbon tape yang baru
serta kencangkan kaca penahan dan baut pengunci roll. Lalu pasang dengan
mengikuti alur ribbon tape yang semestinya.
D. Troubleshoot
1. Ribbon tape putus
- Penyebab : Besi kuningan pencetak tanggal expired terlalu panas.
Pengaturan ideal pada panel date coding adalah 3
- Solusi : Mengganti ribbon tape dengan yang baru atau sambung jika
memungkinkan
2. Label expired tidak tercetak sempurna
- Penyebab : Ada besi angka pada date coding yang tidak mengenai ribbon
tape, besi kuningan untuk mencetak tidak rata, date coding belum mencapai
suhu optimal
- Solusi : Atur kuningan pencetak angka pada date coding agar mengenai
seluruh bagian ribbon tape dengan kuningan cadangan yang bisa
dimanfaatkan sebagai spasi, pastikan angka date coding rata dan sejajar
3. Hasil kemasan pecah
- Penyebab : Suhu pada sealer horizontal dan vertical belum mencapai suhu
seharusnya sehingga plastic belum ter seal dengan optimal, printer expired
terlalu panas hingga melubangi plastic, ada kotoran yang menempel pada
besi sealer, dan ada bubuk kopi yang ikut ter seal.
- Solusi : Tunggu hingga sealer mencapai suhu optimal, atur dan pastikan suhu
printer expired sesuai, bersihkan kotoran atau penghalang pada besi sealer.
4. Roll plastic tidak berputar
- Penyebab : Besi pemutar roll kendur, tuas pengatur up and down roll pada
panel berada di up
- Solusi : Kencangkan baut pada besi pemutar roll dengan kunci letter L ukuran
3/16 inch, Pastikan tuas up and down pada panel berada di down atau dalam
posisi mengulur
5. Mesin tidak berfungsi walaupun panel menyala
- Penyebab : Kehilangan tegangan listrik saat mesin dijalankan, Tegangan
listrik tidak stabil pada saat mesin dijalankan, ada tulisan LO pada inverter di
dalam kotak mesin
- Solusi : Matikan seluruh panel mesin yang masih menyala lalu cabut dan
colokan Kembali agar tegangan listrik pada mesin ter reset
6. Hasil kemasan miring
- Penyebab : Corong bawah tidak sejajar dengan sealer vertical dan horizontal,
roll plastic tidak sejajar dengan kait sensor plastic dan corong bawah, Kait
sensor plastic tidak sejajar dengan corong dan roll
- Solusi : Sejajarkan alur plastic mulai dari roll plastic, kait sensor plastic,
corong pembentuk plastik dan sealer vertical horizontal.
Page | 14
E. Perawatan mesin pada pra dan pasca produksi
1. Berikan pelumas pada seluruh bagian penggerak mesin dengan semprotan
pelumas anti karat WD-40, dengan catatan tanpa mengenai kelistrikan dan
kuningan pada sealer horizontal dan vertical
2. Angka pada volt meter yang terdapat di panel harus selalu di cek agar selalu
berada di range optimal yaitu 210 – 230 volt, kalau kurang atau melebihi range
ideal harus mengganti inverter yang berkapasitas 5000N
3. Pastikan plastic kemasan dan ribbon tape cukup, jika habis lakukan pergantian
4. Pastikan aliran listrik yang menghidupi mesin stabil dan tidak terputus dengan
tiba tiba
5. Jika jarang dipakai, panaskan mesin minimal 1 x seminggu untuk menjaga
pemanas sealer bekerja dengan optimal
6. Bersihkan bubuk kopi pada gelas takar jika lama tidak dioperasikan
7. Pastikan rantai karet dan besi roll plastik sejajar, agar rantai karet tidak keluar
dari besi
8. Pastikan tidak ada bahan yang masuk ke dalam kotak kelistrikan mesin
9. Pastikan tidak ada bahan yang masuk ke dalam steker dan stop kontak agar
steker dan stop kontak tidak terbakar
10. Bersihkan kotak kelistrikan mesin dengan kompresor angin atau kuas lembut
11. Bersihkan kuningan sealer agar tidak ada bahan yang menempel atau menutupi
12. Bersihkan corong pembentuk plastik agar tidak ada kopi yang menempel
sehingga tidak menyumbat kopi yang akan masuk ke dalam kemasan
Page | 15
Standar Operasional Prosedur
Mesin Grinder
Page | 16
Page | 17