Anda di halaman 1dari 130

Aplikasi Metode Internasional

Dalam Sistem Pengawasan Pabrik Gula


PT Gunung Madu Plantations
Wisnu Eko Nugroho, ST
PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 29 September 2011

Biodata
Nama
TTL
Pendidikan
Pekerjaan
Bidang Kerja
Alamat
Mobile
E-mail

: Wisnu Eko Nugroho, ST


: Lampung Tengah, 15 Agustus 1982
: S-1 Industrial Engineering UGM (2004)
: Staff PT Gunung Madu Plantations (2005)
: R&D - Sugar Technology
: Site PT GMP Lampung Tengah
Grha Madu Pesona Cluster I No 73 Bdr Lmpg
: 081379796985
: wisnueko@gunungmadu.co.id

Senarai

Pengenalan PT Gunung Madu Plantations


Fungsi dan tanggungjawab pengawasan.
Pengawasan bahan baku tebu.
Angka-angka pengawasan di setiap stasiun.
Sampling dan Metode analisa.
Perhitungan Pol Balance di pabrik.
Pelaporan hasil analisa.
Kesimpulan & Evaluasi

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

Selayang Pandang
PT GUNUNG MADU PLANTATIONS
Plantations & Sugar Factory

Certificate No. GMP-B2 0016

PT GMP

Certificate No. FSC 00015

Berdiri 1975, mulai


berproduksi 1978

Lokasi : Kecamatan Terusan


Nunyai dan Bandar Mataram,
Kabupaten Lampung Tengah

Pemilik saham : Kuok


Investment (Hongkong), PT
Pipit Indah, dan PT Rejo Sari
Bumi, berstatus PMA

Luas panenan tanaman sekitar


25,000 Ha

Kapasitas pabrik :
12,500 TCD

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

Visi GMP:
Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN dengan
menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang usaha
berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi)
Misi:
1. Mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula
nasional.
2. Membantu pengembangan daerah sekitar
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
4. Meningkatkan keuntungan pemegang saham

Certificate No. GMP-B2 0016

Nilai Inti:
1. Integritas
2. Profesionalisme
3. Produktivitas dan efisiensi
4. Kesinambungan

Certificate No. FSC 00015

Certificate No. FSC 00015

14,000

12

12,000

10

10,000

8,000
6
6,000
4

4,000

2,000
0
1975

1980

1985

1990

Kapasitas Giling (TCD)

1995

Tahun

2000

2005

2010

Rendemen

0
2015

Rendemen (%)

Kapasitas Giling (TCD)

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. GMP-B2 0016

250,000

35,000
30,000

200,000

25,000
20,000

150,000

15,000

100,000

10,000
50,000

5,000
0
1975

1980

1985

Area Panen

1990

1995

Tahun

2000

2005

2010

Gula Produksi

0
2015

Gula Produksi (Ton)

Area Panen (ha)

Certificate No. FSC 00015

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

SATUAN

STANDARD
SNI 19-04281998

GULA
Gunung
Madu

Warna Larutan

IU

< 300

196

Besar Butir

mm

0,8 - 1,2

1,13

% b/b

Maks. 0,1

0,05

oZ, 20oC

Min. 99,6

99,85

Abu konduktiviti

% b/b

Max. 0,10

0,06

Belerang Dioksida

mg/Kg

< 30

11

GKP1

GKP1

UNSUR

Susut pengeringan
Polarisasi

Kualitas Gula

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

Certificate No. GMP-B2 0016

Certificate No. FSC 00015

Keberadaan dan kelangsungan PT GMP terkait erat dengan


mutu dan kondisi lingkungan (SDA dan Sosial)
Pengelolaan lingkungan bukan hanya kewajiban tetapi sudah
merupakan kebutuhan mendasar dan harus dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab
Penerapan sistem pertanian berkelanjutan dan sistem produksi
bersih.
Konservasi tanah dan air, penggunaan SDA secara
bijaksana, Pengendalian hama secara hayati, eksplorasi
ekologis, pemilihan teknologi ramah lingkungan, dan
mengutamakan 6 R dalam pengelolaan limbah

Certificate No. GMP-B2 0016

TAHUN
2001

PENGHARGAAN

Certificate No. FSC 00015

DIBERIKAN OLEH

Pengelola IPAL Terbaik I (skala besar)

Bupati Lampung Tengah

Pengelola Lingkungan Terbaik II (skala besar)

Bupati Lampung Tengah

Peringkat Hijau Pengelola Lingkungan Hidup

Gubernur Lampung

Peringkat Biru Pengelola Lingkungan Hidup

Gubernur Lampung

Peringkat Biru Pengelola Lingkungan Hidup

Menteri Lingkungan Hidup

Pengelola Lingkungan Terbaik II (skala besar)

Bupati Lampung Tengah

Peringkat Biru Pengelola Lingkungan Hidup

Gubernur Lampung

Peringkat Biru Pengelola Lingkungan Hidup

Menteri Lingkungan Hidup

2005

Pengelola Lingkungan Terbaik

Bupati Lampung Tengah

2007

Pengelola Lingkungan Terbaik

Bupati Lampung Tengah

2002

2003

2004

Pengawasan Pabrik Gula

Wisnu Eko Nugroho, ST


PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 September 2011

Fungsi & Tanggung R&D - Sugar Technology

Pengawasan produksi
Penelitian dan peningkatan produksi
Pusat informasi dan data produksi
Keterlibatan dalam proses produksi

Strktur Organisasi R&D - Sugar Technology


General Manager

Plantation
Manager

Crop
Production

R&D
Manager

Factory
Manager

SBF
Manager

Crop
Protection

Sugar
Technology

FMC

Sugar
Research

QC
Laboratory

WB & Cane
Analysis

Peran Pengawasan Pabrik


Memberikan informasi kualitas dan kuantitas tebu yang di kirim
ke pabrik per blok panen.
Memberikan informasi kualitas tebangan per kontraktor tebang.
Pengawasan kehilangan gula saat proses di cane yard.
Pengawasan parameter proses persiapan tebu sebelum di giling.
Pengawasan kehilangan gula selama penggilingan.
Pengawasan kehilangan gula selama proses pengolahan.
Pengawasan kualitas dan kuantitas produk gula beserta produk
sampingnya.
Pengawasan parameter air umpan boiler.
Pengawasan air limbah pabrik.

Sumber Daya Pengawasan

Kejujuran & tanggung jawab terhadap fungsi pengawasan


Teliti & terampil menjalankan tugasnya.
Memiliki motivasi kuat untuk berkembang
Memiliki pengetahuan luas akan proses dan parameter produksi.
Memahami metoda dan peralatan analisa.

Kebutuhan Sumber Daya Pengawasan


Supervisor

Leader

Operator

Helper

Jembatan Timbang

14

Core Sampler

QC Laboratorium

15

Research & General

Maintenance & IPAL

Administration

Total

11

18

46

Fasilitas Pengawasan

Jembatan Timbang Tebu


Core Sampler & Laboratorim Analisa Tebu
Laboratorium Analisa Tebangan
Laboratorium Analisa Gilingan
Laboratorium Analisa Nira & Masakan
Laboratorium Analisa Air Boiler
Laboratorium Analisa Air Limbah
Laboratorium Mikrobiology

Jembatan Timbang Tebu (1)


Jembatan timbang berperan
mengawasi kuantitas tebu yang
masuk dari berbagai blok area
panen dan berbagai wilayah
kemitraan, serta pengendalian
kuota gilingan / target per hari.
Terdapat 2 unit jembatan
timbang tebu masuk
berkapasitas 60 ton, 2 unit
jembatan timbang tebu keluar
berkapasitas 50 ton, dan 1 unit
jembatan timbang produk
berkapasitas 50 ton.

Jembatan Timbang Tebu (2)


Penimbangan dilakukan secara
komputerisasi dan data
tersimpan dalam database yang
terintergrasi dengan data
laboratorium dan data produksi.
Untuk menjaga akurasi
penimbangan dilakukan
penteraan oleh Balai Metrologi
Provinsi setiap tahun sebelum
memasuki musim giling dan
dilakukan cek secara rutin 3 kali
dalam seminggu oleh tim GMP.

Keuntungan Komputerisasi Jembatan Timbang

Operasional yang efisien dan efektif.


Input data yang akurat.
Pelaporan data cepat baik paper maupun paperless.
Mempermudah kontrol tebu yang masuk.
Mengurangi kesalahan manusia.
Mempermudah pengolahan data untuk pengambilan keputusan.

Core Sampler & Laboratorim Analisa Tebu

Core sampler merupakan icon


baru PT GMP yang mulai
beroperasi pada tahun 2011 ini
menggantikan grab loader dan
gilingan laboratorium.
Seluruh peralatan didatangkan
langsung dari Brazil

Peran Core Sampler & Lab. Analisa Tebu


Core sampler berperan
mengawasi kualitas tebu masuk
dari berbagai blok panen dan
wilayah kemitraan, sekaligus
sebagai dasar bagi hasil gula bagi
petani mitra.
Core sampler menjawab tuntutan
transparansi dan akurasi analisa
tebu per blok panen area GMP
maupun per wilayah kemitraan.

Core Sampler & Peralatan Pendukung


Terdapat 2 unit Core Sampler yang
berfungsi sebagai pengambil sample
tebu yang lebih proporsional.
1 unit Shredder Cane berfungsi sebagai
pencacah tebu yang memiliki angka
keberhasilan (Pol Open Cell / Preparation
Index) diatas 90%.
1 unit Hydraulic Press berfungsi
memperah nira dengan angka
pemerahan diatas 70%.

Lab Analisa Tebu & Peralatan Pendukung


Peralatan pendukung yang digunakan
antara lain : micowave (analisa kadar air
ampas press), oven (analisa kadar serat
tebu), dan timbangan digital.
Agar mendapatkan validasi dan
keakuratan data maka digunakan
Sucromat (pembacaan Pol), Abbemat
(pembacaan Brix) yang terintegrasi dan
terkoneksi dengan komputer

Pengolahan Data Analisa Tebu


Data analisa tebu terintegrasi dengan data penimbangan tebu
sehingga membantu pengolahan data.
Input data berupa : nomor tiket, berat ampas setelah di
press, berat kering ampas setelah dipanasi dalam
microwave, brix, pol, ph dan serat tebu.
Selanjutnya perhitungan data secara otomatis dengan software.

Laboratorium Analisa Tebangan


Berperan mengawasi kualitas tebangan tebu terutama sampah
(trash cane) yang masuk ke pabrik berdasarkan macam model
panenan dan tiap-tiap kontraktor tebang-muat-angkut.
Dilengkapi dengan 1 unit grab loader dan 1 unit timbangan
digital berketelitian 0,01 kg.
Yang masuk kategori trash cane antara lain : pucuk, daun, batang
mati, siwilan, sogolan, dan kotoran lain seperti tanah yang
terbawa.

Laboratorium Analisa Gilingan


Laboratorium berperan mengetahui
keberhasilan proses persiapan tebu
(Pol Open Cell / Preparation Index)
sebelum diperah dan kadar pol
Bagasse setiap gilingan.
Dilengkapi dengan 1 unit Jeffco
Cutter Gridder, 1 unit gilingan
laboratorium, dan 2 unit Jeffco
Wed Disintegrator.

Laboratorium Analisa Nira & Masakan





Analisa nira dan masakan merupakan analisa material


in-process.
Hasil dari suatu proses merupakan bahan baku proses
berikutnya. Karenanya, kualitas setiap tahap proses
harus selalu terkontrol.
Analisa ini juga berguna untuk perhitungan material
balance dan mengetahui kehilangan gula selama proses
produksi.
Dilengkapi dengan Sucromat (pembaca Pol), Abbemat
(pembaca Brix), Spectrophotometer, Sucroflex,
Turbidimeter, Viscosimeter dll.

Laboratorium Analisa Air Boiler


Analisa dilakukan terhadap sample air
boiler (Air Demineralisasi, Boiler Feed Water
& Boiler Water), air kondensat, air
kondensor, dan air konsumsi)
Air umpan Boiler merupakan material yang
sangat sensitif dan harus selalu terkontrol.
Analisa terhadap air kondensat dan
kondensor merupakan antisipasi terhadap
kebocoran di dalam peralatan yang
berakibat pada kehilangan gula

Laboratorium Analisa Air Limbah


Limbah cair merupakan bagian tak terpisahkan dari siklus
produksi.
Pengawasan dilakukan mulai dari parit-parit pabrik yang dilalui
air limbah, kolam penampungan (Balancing), IPAL, hingga ke
sungai tempat bermuaranya air outlet IPAL.

Laboratorium Mikrobiology
Fasilitas ini masih dalam penyelesaian dimana berfungsi
mengawasi aktifitas mikrobiology selama proses produksi
terutama bakteri pathogen yang dapat merusak keamanan
produk gula GMP yang telah tersertifikasi HACCP.
Selain itu dapat mengawasi kehilangan gula inversi akibat bakteri
Leuconostoc sp.
Laboratorium Mikrobiology dapat mengamati kehidupan biologi
di IPAL untuk menjaga kesetimbangan dan pengendalian tingkat
cemaran.
Peralatan utama yang akan disediakan :
Autoclaves, incubator, dll.

Peran Penelitian Produksi


Sebagai bagian dari Research & Development Department, Sugar
Technology mengemban peran sebagai peneliti.
Penelitian produksi dapat berupa rekayasa inovasi baru,
penerapan teknology terbaru yang ada, evaluasi perubahan
sistem, penyelesaian kendala operasional produksi, maupun
pengamatan rutin.
Beberapa hasil penelitian dan pengamatan telah diterapkan dan
menunjukkan peningkatan performance pabrik.

Timbal Asetat sebagai bahan penjernih dalam Analisa Pol di Laboratorium termasuk
Logam Berat dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang tidak dianjurkan dan sebagai
alternatif digunakan Poli Aluminium Klorida (PAK).

Material
First Exp. Juice
Mixed Juice
Clear Juice
Syrup
A Massecuite
A Molasses
B Massecuite
B Molasses
C Wash
C Massecuite
Final Molasses

Komposisi PAK
PAK 1 PAK 2
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr
2,5 gr
1,2 gr

Bx
15,80
11,94
12,73
50,35
90,80
80,40
92,70
80,20
76,35
97,35
88,60

Aplikasi Bahan Penjernih


PAK
Pb. Acetate
Pol
Pty
Pol
Pty
13,54
85,70
13,58
85,98
10,09
84,51
10,13
84,80
10,73
84,25
10,75
84,41
41,72
82,86
41,83
83,07
78,19
86,11
78,31
86,24
59,10
73,51
59,40
73,88
70,66
76,23
70,89
76,47
46,98
58,57
47,31
58,99
43,16
56,53
43,48
56,95
59,51
61,13
59,86
61,49
28,64
32,33
28,98
32,71

Selisih
Pty
0,28
0,30
0,16
0,21
0,13
0,37
0,24
0,42
0,43
0,36
0,38

Bahan penjernih Polialuminium klorida (PAK) menghasilkan filtrat yang


setara dengan Timbal asetat dan tidak menimbulkan kesulitan dalam
pembacaan pol.

Sekalipun hasil pembacaan polnya selalu lebih rendah dibanding


Timbal asetat, penjernih Polialuminium klorida (PAK) tetap
memberikan konsistensi pembacaan yang baik sehingga dapat
digunakan dalam analisa pengawasan pabrikasi.

Karena waktu filtrasinya lebih lama, penggunaan Polialuminium klorida


(PAK) harus didukung oleh perencanaan pekerjaan yang baik dan
ketersediaan peralatan yang cukup dan andal.

Biaya analisa menggunakan Polialuminium klorida (PAK) lebih murah


dibanding Timbal astat (TA).

Sistim saccharate lime merupakan inovasi


sistim defikasi dengan mencampurkan
nira kental dengan susu kapur sebelum
ditambahkan ke nira.
Dosis asupan saccharate dimonitor
dengan angka weigh ratio yang
menyatakan perbandingan berat nira
kental terhadap susu kapur yang
dicampurkan.
Besarnya weigh ratio, Brix Syrup dan
Beume Susu Kapur berpengaruh terhadap
kualitas reaksi defikasi.

Pengaruh Weigh Ratio Saccharate


 Kenaikan Brix, Pol, Purity 0,16; 0,20; dan 0,09 %
 Penurunan turbidity 53 NTU
 Penurunan residu Phosphate 1 ppm
 Kenaikan residu kapur 82 ppm
 Penurunan warna nira jernih 1.654 ICUMSA
Pengaruh Brix Syrup
 Kenaikan brix, pol, dan purity 0,03; 0,01; dan 0,01 %
 Penurunan turbidity, residu kapur dan phosphate, dan
warna larutan 6 NTU, 2 ppm, 1 ppm, dan 361 ICUMSA.
Pengaruh Beume Kapur
 Peningkatan brix dan pol Nira jernih 0,10 & 0,07 %
 Penurunan purity 0,05 %
 Penurunan turbidity, residu kapur dan phosphate,
dan warna larutan 11 NTU; 11 ppm; 1 ppm; dan 862
ICUMSA

Pendinginan
Suhu Kamar

Gliserin 1:1

1:2

1:3

1:4

1:5

1:6

Campuran Gliserin : Alkohol

Pendinginan
Media Air
Pendinginan
Media Es

Proses Pendinginan
Semakin cepat proses pendinginan maka ukuran
Kristal yang dihasilkan semakin kecil.
Untuk pembuatan slurry dipilih pendinginan dengan air
mengalir.

Dapat mengurangi gaya kohesi antar Kristal


yang terjadi sejak terbentuknya Kristal
Semakin banyak konsentrasi gliserin maka
Kristal yang terbentuk semakin terpisah,
ukuran Kristal lebih kecil dan waktu
pengendapan juga semakin lama.
Campuran yang digunakan untuk
Masakan A & B = 1 : 4
Masakan C = 1 : 2

 Penghematan exhaust steam sebesar 97,3 %


 Tekanan vapour lebih besar 110,7 %
 Beban evaporasi lebih seimbang.
 Menekan terbentukknya kerak pada tubing Evaporator
 Perawatan lebih mudah

Nira Mentah

Pada kolam Fakultatif dimasukkan Super Growth


Bacteria dengan tujuan mendorong terjadinya
penguraian bahan organik yang bersifat aerob di
permukaan kolam.
Dengan pemberian rangkaian media bakteri dalam
waktu ketiga, kelima dan ketujuh hari dapat
menurunkan COD 19,4%, 21,6% dan 30,4%.
Pada hari ke-3 dan ke-5 sample air kolam Fakultatif
memiliki pH 1,5% dan 0,6% lebih tinggi.

Pengawasan Tebu
Wisnu Eko Nugroho, ST - PT Gunung Madu Plantations

Metode Analisa Tebu


Brix dalam nira dan Pol dalam nira jauh lebih mudah untuk
diukur/dianalisis secara langsung, sayangnya Brix dan Pol dalam
nira tidaklah sama dengan Brix dan Pol dalam tebu
Sebagai konsekuensinya harus dimasukkan beberapa koreksi
dalam perhitungan untuk mengubah Brix dan Pol dalam nira
menjadi Brix dan Pol dalam tebu
Kadar sabut (fibre), disimbolkan F, merupakan bagian dari faktor
koreksi yang diperlukan

Rumus CCS
Brix tebu
Pol tebu
CCS
CCS
CCS

= Brix nira {1 (F + 3)/100}


= Pol nira {1 (F + 5)/100}
= Pol tebu (Brix tebu Pol tebu),
= 1.5 Pol tebu 0.5 Brix tebu,
= 1.5 Pol nira {1 (F + 5)/100}
0.5 Brix nira {1 (F + 3)/100}
F adalah Kadar Serat Tebu (Fibre)

Perhitungan CCS (1)


Input data :
A. Berat Sample (sebelum di press)
B. Berat Ampas (setelah di press)
C. Berat Ampas Sebelum di oven
D. Berat Ampas Kering
E. Brix Nira
F. Pol Nira

: 500,00 gr
: 171,35 gr
: 10,00 gr
: 5,94 gr
: 18,61 %
: 15,49 %

(standard)
(standard)

Perhitungan CCS (2)


Particulair

Rumus
B / A x 100

Hasil

Bagasse % Cane

34,27

Moistre % Bagasse (C D) / C x 100

40,61

Juice % Bagasse

H / (100 E) x 100

49,90

Fibre % Bagasse

100 I

50,10

Fibre % Cane

JxG

17,17

Abs. Juice % Cane 100 K

82,83

Brix % Cane

E x [1 ((K+3)/100)]

14,86

Pol % Cane

F x [1 ((K+5)/100)]

12,36

CCS

N (0,5 x (M N))

11,11

Angka-angka Pengawasan
Pabrik Gula
Wisnu Eko Nugroho, ST
PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 29 September 2011

Skema Proses Produksi


CANE

Milling

bagasse

Boiler

Imbibition water
Clarification
Evaporation

Filters

filter mud

condensate

Milk of lime
SO2 Gas

Crystallization

condensor water

MOLASSES

Centrifugation

WHITE SUGAR

= Titik Pengambilan Sample

Angka Pengawasan Kualitas Tebu


Kesegaran < 36 jam
Kesegaran < 48 jam
Trash % tebu
Preparation index
Pol % tebu

Standard
= > 60%
= > 90%
= < 5%
= > 90%
= > 11%

Data 2009
: 57.50 %
: 85.27 %
: 5.38 %
: 90.65 %
: 10.95 %

Angka Pengawasan Gilingan












First Express Juice :


Brix
Purity
pH
Pty drop FEJ MJ
Sugar loss due inversi
Pol ampas akhir
Kadar air ampas akhir
Imbibisi % fiber
Pol ekstraksi
Loss ampas % tebu

Standard

Data 2009

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

: 16.45
: 84.69
: 5.0
: 0.84
: 0.67
: 1.59
: 52.30
: 247.28
: 94.89
: 0.56

> 16%
> 82%
5.0 5.2
<1
<1
< 1.55%
< 50.5%
260 -280
> 95%
< 0.51

Angka Pengawasan Pemurnian Nira










pH Nira Mentah
pH Defikasi
pH Final Reaksi
pH Nira Jernih
Kejernihan Nira Jernih
Kadar CaO Nira Jernih
Blotong :
Pol
Kadar air
Brix Raw Syrup

Standard
= 5.0 5.2
= 8.4 8.5
= 7.1 7.2
= 6.9 7.1
= < 150 NTU
= < 800 ppm

Data 2009
: 5.0
: 8.42
: 7.17
: 6.98
: 119 NTU
: 766 ppm

= < 2.50
= > 70
= 54 58

: 2.35
: 72.67
: 53.78

Angka Pengawasan Masakan


Standard

Data 2009

= 91 92
= 86 87

: 89.67
: 87.10

= 92 93
= 76 78

: 91.57
: 78.86

= 94 95
= 60 61

: 95.50
: 60.47

 A.masakan :

Brix
Hk
 B.masakan :
Brix
HK
 C.masakan :
Brix
HK

Angka Pengawasan Masakan


Standard

Data 2009

= 78 80
= 75 77

: 77.67
: 78.25

= 78 80
= 58 60

: 78.75
: 59.62

= 88 89
= 32 33

: 87.49
: 35.08

 Tetes A :

Brix
HK
 Tetes B :
Brix
HK
 Tetes Akhir
Brix
Purity

Angka Pengawasan Air Umpan Boiler (1)


AIR UMPAN KETEL :
pH
Kadar Besi terlarut
ppm Gula
Silika terlarut (ppm)
Kesadahan
(ppm)

Standard

Data 2009

: 8,5 9,5
: < 0,10 ppm
: < 100
: 1,0
: 1,0

: 8.54
: 0,10
: 52
: 1,46
:0

Angka Pengawasan Air Umpan Boiler (2)


AIR KETEL :
pH
Kadar Besi terlarut
ppm Gula
Pospat terlarut (ppm)
Koduktivity (mho)
Silika terlarut (ppm)
O Alkaliniti (ppm)

Standard

Data 2009

: 10.5 - 11.0
: < 5 ppm
: < 50
: 30 70
: < 3,000
: < 60
: > 200

: 11.32
: 1.01
: 54
: 23
: 1,808
: 42.80
: 178

Angka Pengawasan Gula Produk

Kadar Pol
Kadar Air
Kadar SO2
Warna Larutan
Warna Kristal
Grain Size

Standard
: 99.50
: < 0.05%
: < 30 ppm
: < 300 ICUMSA
: 5,0 10,0 CT
: 0,80 ~ 1,20 mm

Data 2009
: 99.88
: 0.04
: 6.69
: 256
:5-7
: 1.03

Sampling & Metode Analisa

Wisnu Eko Nugroho, ST


PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 29 September 2011

Persyaratan Sampling

Mewakili selama durasi pengambilan.


Volume cukup untuk dilakukan analisa.
Tidak terkontaminasi dan memiliki prosedur santiasi
Memiliki siklus tertutup terhadap proses sehingga material dapat
overflow atau return ke alur proses.
Tempat sampling memenuhi standard K3.
Terdapat label sampling.
Material tidak mudah korosif.

Sampling Cane After Shredder


Diletakkan dibawah
Intermediate Carrier #1.
Lubang dibuka dengan stang
bulat dan sample ditampung
dalam corong.

Sampling First Exp. Juice & Mixed Juice


Pengambilan sample
dengan kontinyu.
Terdapat overflow dan
return yang kembali ke
proses.
Terdapat fasilitas sanitasi
dengan steam dan air
panas.
Material stainless steel

Sampling Last Exp. Juice & Bagasse


Sampling LEJ dapat dengan
kontinyu, namun sampling Bagasse
masih cutting.
Sampling LEJ terdapat overflow
dan return nira ke proses, material
dengan stainless steel.
Untuk keamanan pengambilan
sampling Bagasse digunakan stik
sepanjang 2 m.

Sampling pH Nira
Diambil bersamaan pada
titik sampling pH Meter
electric milik Factory.

Sampling Saccharate

Diambil pada tangki dengan


valve yang tersedia

Sampling Filter Cake


Diletakkan pada ujung
konveyor Filter Cake yang
masuk ke bin.
Pengambilan secara kontinyu
dengan penggerak motor.
Tabung sample transparan
dan tertutup rapat.
Material stainless steel.

The image part with relationship ID rId7 was not found in the file.

Sampling Clear Juice


Sampling diambil dari Clear
Juice yang telah melewati
penyaringan (DSM Screen).
Dilakukan proses
pendinginan sample.
Sample diambil secara
kontinyu dan dilengkapi
dengan overflow dan return
nira.
Material stainless steel.

The image part with relationship ID rId5 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId6 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId8 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId9 was not found in the file.

Sampling Condensor
Dilakukan pengaturan
bukaan valve untuk
mengurangi resiko akibat
tekanan vacuum dari
condensor.
Material dari stainless steel
The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId4 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId6 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId8 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId9 was not found in the file.
The image part with relationship ID rId11 was not found in the file.

Sampling Condensate
Sampling secara kontinyu dan
diambil dari sogolan pipa kondensate
setelah melewati pompa.
Material stainless steel.

Sampling Molasses
Sampling secara kontinyu
mewakili setiap strike dari
servo balance.
Diletakkan pada talang
keluaran servo balance
menuju ke receiver.

The image part with relationship ID rId7 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId4 was not found in the file.

Sampling Gula Produk


Pengambilan sample pada
konveyor gula menuju bin
dengan bantuan kincir dan
dialirkan melalui pipa menuju
ruang Laboratorium.

The image part with relationship ID rId4 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId5 was not found in the file.

Pemilihan Metode Analisa


Metode yang diterapkan haruslah berstandardisasi internasional
(ICUMSA, BSES, dll) atau nasional (SNI).
Sebelum penerapan dilakukan pengujian oleh tim Laboratorium.
Peralatan dan chemical yang dibutuhkan disesuaikan dengan
metode yang dipakai.

The image part with relationship ID rId6 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId4 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId8 was not found in the file.

The image part with relationship ID rId5 was not found in the file.

Metode Analisa
Macam Analisa

Metode Uji

Referensi

Preparation
Index

The Extent Of Cell


Rupture

GS 7 - 3 ( ICUMSA
1994/2007)

Pol

Polarimetris

BSES Australian Sugar Mill


(2001)

Pol Bagasse

Polarimetris / Wet
GS 5/ 7-1 ICUMSA ( 1994
Disintegrator, Official /2007)

Pol F. Cake

Polarimetris

GS 7 - 7 (ICUMSA
1994/2003/2007),
BSES (Australian Sugar Mills)

Moist Bagasse

Oven Driying

GS 7 - 5 ICUMSA Methods
(1994/2007)

Moist F.Cake

Oven Drying

GS 7 - 9 ICUMSA Methods
(1994)

Metode Analisa
Macam Analisa

Metode Uji

Referensi

Cane Fibre

Oven Drying

GS 7 - 13 ICUMSA Methods
(1994)

Brix

Index Bias

GS 5/7 ICUMSA Methods


(1994)

CaO Juice

EDTA Titration

GS 8 / 2 / 3 / 4 - 9 ICUMSA
Methods (1994)

10 Dextran

Metode HAZE /
Pengkabutan

Laboratorium Manual For


Australian Sugar Mills (2001)

11 Starch

Spektrometris

SPRI rapid Starch Test 2002

Refllectance Ratio R
(495) / R (620)

GS 2 - 13 ICUMSA Methods.
(1994)

12

Colour Sugar
Kristal

Metode Analisa
Macam Analisa

Metode Uji

Referensi

Sugar Solution
Colour

Spektrometris

GS 2 / 3 - 9 ICUMSA (1994)

14 Sugar Moisture

Oven Drying

GS 2/ 1 / 3 - 15 ICUMSA
(1994)

13

15

Gula Reduksi
Juice

Eynon & Lane


Methods

GS 1/3/7-3 ICUMSA ( 1997 )

16

Gula Reduksi
F. Mol.

Eynon & Lane


Methods

GS 4/ 3 - 3 ICUMSA (1994).

17 TSAI F. Mol.

Eynon & Lane


Methods

GS 4/ 3 - 7 ICUMSA (1994).

18 pH

Electrometric
Methods

GS 1/2/3/4/7/8 23
ICUMSA ( 1994 )

Metode Analisa
Macam Analisa

Metode Uji

Referensi

19 P2O5 Juice

Spektrometris

GS 7-15 ICUMSA ( 1994 )

20 SO2 (ppm) Juice

Iodide Titrimetris

GS 2/1/7-33 ICUMSA (2000)

21 SO2 (ppm) Sugar Iodide Titrimetris

GS 2/1/7-33 ICUMSA (2000)

22 Size Sugar

Ayakan

GS 2-37 ICUMSA (1994)

23 Ash Sugar

Konductivity

GS 2/3-17 ICUMSA (2002)

24 Ash F. Mol

Konductivity

GS 2/3-17 ICUMSA (2002)

25 COD

Dichromate Reflux

SNI Cara Uji Air & Air


Buangan

Metode Analisa
Macam Analisa

Metode Uji

Referensi

26 BOD

BOD Unit

SNI Cara Uji Air & Air


Buangan

27 Alkalinity

Sulphuric Acid
Titration

Laboratorium Manual For


Australian Sugar Mills (2001)

28 Total Hardness

EDTA Titration

Laboratorium Manual For


Australian Sugar Mills (2001)

29 Sulfite

Potassium Iodide
Titration

Laboratorium Manual For


Australian Sugar Mills (2001)

30 Iron Terlarut

Fotometris

Kurita Japan

31 Silikat Terlarut

Fotometris

Kurita Japan

32 Chlorida

Methods Of Analysis Of The


AOAC (1975)

Perhitungan Pol Balance


Pabrik Gula

Wisnu Eko Nugroho, ST


PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 29 September 2011

Dasar Perhitungan Pol Balance


Tebu + imbibisi = Nira Mentah + Ampas
Ton Pol Tebu = Ton Pol Gula Ton Pol Losses
Losses terdapat pada Bagasse, Filter Cake, Molasses dan lainnya.

John Payne Method


- Penimbangan nira mentah dengan menggunakan servo balance
atau flow meter.
- Penimbangan tebu dengan menggunakan jembatan timbang.
- Penimbangan tetes akhir dengan menggunakan servo balance
Mekanik / Digital.
- Penimbangan blotong dengan menggunakan jembatan timbang.
- Angka pendekatan dengan metode pengawasan gilingan ini
adalah angka Java Ratio antara 70 90 %. (Hugot Handbook of
Cane Sugar Engineering).

Inferencial Method
- Inferencial method hanya digunakan pada saat tertentu dimana
salah satu alat ukur / alat timbang tidak berfungsi dengan baik.
- Penimbangan nira mentah tidak dilakukan dan hanya
berdasarkan pada hitungan
- Penimbangan tebu dengan menggunakan jembatan timbang.
- Penimbangan tetes akhir dengan menggunakan servo balance.
- Penimbangan blotong dengan menggunakan jembatan timbang.

Contoh Data Gilingan

Particulair

Brix
(a)

Pol
(b)

Purity
(c)

Moistre
(d)

Fibre
(e)

A. First Expressed Juice

18,66

15,79

84,6

B. Mixed Juice

13,18

11,04

83,7

2,46

1,81

73,4

D. Cane

16,42

E. Bagasse

1,51

51,91

C. Last Expressed Juice

Sumber : Daily Lab. Ana;ysis Report Sugar Technology, 24 September 2011

Perhitungan Inferencial Method (1)


No

Particulair

Description

Point

% Brix Bagasse

Eb : Cc x 100

2,06

Fibre % Bagasse

100 (1 + Ed)

46,03

Bagasse % Cane

De : 2 x 100

33,67

Pol Bagasse % Cane

(3 x Eb) : 100

0,54

Brix Absolute Juice

Aa x K dimana [K = 0,98]

18,28

Juice Extrac % Juice Cane 100 [(100 x 3 x 1) : ((100-De) x 5)]

91,66

Purity Absolute Juice

76,86

[(6 x Bc) + (100 6)] : 100

Perhitungan Inferencial Method (2)


No

Particulair

Description

Point

Pol Absolute Juice

(5 x 7) : 100

14,05

Pol In Cane

(100 De) x 8 : 100

11,75

10

Pol MJ % Pol In Cane

94

11,21

11

Pol Extraction

(10 x 100) : 9

95,41

12

Juice Abs. Ext. % Cane

(100 De) x 11 : 100

79,75

13

Mixed Juice % Cane

(12 x 5) : Ba

110,65

14

Imbibition % Cane

(13 + 3) 100

46,32

15

Java Ratio

9 / Ab x 100

74,39

Perhitungan Daily Report Di Gilingan (1.1)


Input data Kuantitas :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Tebu Masuk (Received)


Tebu Yard Balance Kemarin
Tebu Yard Balance Hari ini
Tebu Giling
Nira Mentah (Flow meter)
Kotoran (Dirty)
Nira Mentah (MJ Brutto)
Ampas Tebu (Bagasse)

: 12.532,72 ton
: 200,00 ton
: 200,00 ton
: 12.532,72 ton
: 12.685,00 m3
: 179,42 ton
: 13.192,76 ton
: 4.469,97 ton

Perhitungan Daily Report Di Gilingan (1.2)


Input data Kuantitas :
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
L.

Blotong (Filter Cake)


Gula Produk
Tetes Akhir
Gula in Proses kemarin
Gula in Proses hari ini
Luas Panen (Ha)
Field Balance kemarin
Field Balance hari ini

:
:
:
:
:
:
:
:

488,01 ton
1.243,50 ton
500,79 ton
1.538,73 ton
1.559,37 ton
210,36 ha
3.750,00 ton
4.200,00 ton

Perhitungan Daily Report Di Gilingan (2)


Input data Kualitas :
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.

Pol NPP (First Exp. Juice)


Pol Nira Mentah (Mixed Juice)
HK (Purity) Nira Gilingan Akhir (LEJ)
Fibre% Cane
Pol Blotong
Pol Ampas akhir
HK (Purity) Tetes akhir
Pol Gula
Dirt
Kadar air Ampas akhir

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

15,79 %
11,04 %
73,40 %
16,42 %
1,99 %
1,51 %
35,20 %
99,88 %
1,36 %
51,91 %

Perhitungan Daily Report Di Gilingan (3.1)


Perhitungan data :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Berat Nira Mentah(Nett)


Berat Pol Nira Mentah
Berat Ampas akhir
Berat Pol Ampas
Berat Pol Tebu
Pol % Tebu
Gula yang dibuat hari ini
TCTS

:
:
:
:
:
:
:
:

13.013,338 ton
1.436,673 ton
4.469,969 ton
67,497 ton
1.504,169 ton
12,00 %
1.264,144 ton
9,91 %

Perhitungan Daily Report Di Gilingan (3.2)


Perhitungan data :
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
m.

Rendemen
Pol Ekstraksi
BHR
Overall Recovery
Total Kehilangan gula
Java ratio
TCHa
TSH

:
10,09 %
:
95,51 %
:
87,89 %
:
83,94 %
:
1,93 %
:
76,01 %
:
61,72
: 6,23

Stock Take in-process / Taksasi (1)


Description

M3

% Bx

Pty

T.Bx/M3

T.Bx

T.Pol

Mixed Juice,etc

80

13,78

84,60

0,145

11,60

9,81

SRI Clari,etc.

450

13,88

84,70

0,146

65,70

55,65

Raw Syrup

20

59,40

84,50

0,764

15,28

12,91

Syrup tank

25

55,30

83,30

0,698

17,45

14,54

A Mol. Tank

50

80,10

77,60

1,134

56,70

44,00

B Mol. Tank

70

82,05

56,20

1,172

82,04

46,11

Melt/sy at Pan

A Seed

Melting tank

10

59,50

94,10

0,766

7,66

7,21

Stock Take in-process / Taksasi (2)


Description

M3

% Bx

Pty

T.Bx/M3

T.Bx

T.Pol

10

B Vac. Seed

34

90,00

83,00

1,335

45,39

37,67

11

C Vac. Seed

30

90,00

64,00

1,335

40,05

25,63

12

V. Pan A

130

89,00

88,00

1,314

170,82

150,32

13

V. Pan A grain

28

88,00

93,00

1,293

36,20

33,67

14

V. Pan B

95

90,00

80,00

1,335

126,83

101,46

15

V. Pan B grain

30

88,00

81,00

1,293

38.79

31,42

16

V. Pan C Seed

38

91,00

65,00

1,358

51,60

33,54

17

V. Pan C grain

38

90,00

70,00

1,335

50,73

35,51

Stock Take in-process / Taksasi (3)


Description

M3

% Bx

Pty

T.Bx/M3

T.Bx

T.Pol

18

CVP/C Masse

240

95,85

57,70

1,462

350,88

202,46

19

Crystalizer A

90

89,90

87,85

1,333

119,97

105,39

20

Crystalizer B

135

91,90

78,60

1,376

185,76

146,01

21

Crystalizer C

1300

95,51

57,80

1,454

22

C Seed

20

91,20

61,60

1,360

27,20

16,76

23

Bin 1 & 2

24

Others.

25

TOTAL

3.390,853

2.202,603

1.890,20 1.092,54

Perhitungan Gula In-process


Description

Kode

Nilai

Formula

26

App. Pty. Sugar

99,920

(99.88/(100-0.04))x100

27

App. Pty. Stock in Process

64,957

(3.390,853/2.202,603 x 100)

28

App. Pty. F. Molasses

35,222

Pty. F. Mol.(Hasil analisa)

29

% Pol Available

SJM

70,698

S(J-M) / J(S-M) x 100

30

Ton Pol in Stock

Ton

2.202,603

31

Ton Pol ave Stock

Ton

1.557,190 (2.202,603 x 70,698)/100

32

Sugar in Process

Ton

1.559,373 (1.557,190 x 100 /99.88)

Perhitungan Pol Balance


Description

Angka

Formula

Pol % Tebu

12,00

Ton Pol Tebu / Ton Tebu x 100

Kehilangan gula di Ampas

0.539

Ton Pol Ampas / Ton Tebu x 100

Kehilangan gula di Blotong

0.077

Ton Pol Blotong/Ton Tebu x 100

Kehilangan gula di Tetes

1.250

Ton Pol F.Mol / Ton Tebu x 100

Kehilangan gula tak diketahui

0.069

No. 7 No. (4+3+2)

Pol sugar

10,075 Ton Pol Gula / Ton Tebu x 100

Total Kehilangan gula

1,927

No. 1 s.d. No. 6

Perhitungan Molasses In-process


Description

Angka

Formula

Kehilangan Gula di Molasses

1,250

Ton Pol F. Molasses

% Pol F. Mol. Product

31,58

Data analisa

Ton F. Mol. Product

496,07

15.665,90 / 31,58 x 100

Ton F Mol. In Process

Pendekatan Molasses % Tebu

15.665,90 1,250 x 12.532,72 / 100

2.043,738 (2.202,603 - 1.557,190)/31,58 x 100

Report

Actual

Variant

Gula

1.559,373

1.559,373

Tetes

2.851,455*)

2.043,738**)

807,717

Pelaporan Produksi
Wisnu Eko Nugroho, ST
PT Gunung Madu Plantations
Jogja, 28 29 September 2011

Macam Pelaporan
Pelaporan Tertulis
Analysis Report
Daily Report
Weekly / Periodic / Monthly Report
Annual Report
Pelaporan data elektronik
Sistem Informasi Produksi (SISPRO)

Persyaratan Laporan

Benar dan dapat dipertanggungjawabkan.


Disesuikan dengan otoritas pengguna data.
Ringkas dan dapat menjelaskan permasalahan yang ada.
Terdapat nomor seri blangko / laporan.
Hanya ada 1 (satu) versi data produksi yang dikeluarkan oleh
Sugar Technology.

Pelaporan Hasil Analisa Laboratorium

Lets to Excell :
1. Blangko Analisa Laboratorium
2. Daily Analysis Report

Daily Report Produksi


Sumber data dari Plantations, Pabrik, dan IPAL.
Data Plantation meliputi : Field Balance, Luas Area Panen, TCH,
TSH, dan Curah Hujan.
Data Pabrik meliputi : penimbangan tebu, penimbangan filter
cake, timbang gula produk, timbang molasses, Yard Balance,
performance pabrik di setiap stasiun, jam berhenti, Rendemen,
pemakaian air dan energi.
Laporan disahkan oleh R & D Manager.

Periodic Report
Laporan periodic (weekly, periode, monthly) berisikan ringkasan
daily report, ditambahkan penggunaan bahan pembantu
produksi serta komentar atas situasi yang ada.
Laporan disahkan oleh R & D Manager.

Sistem Informasi Produksi (SISPRO)


SISPRO merupakan perangkat teknologi informasi yang
memberikan data produksi berbasis web intranet.
SISPRO merupakan penggabungan data penimbangan (tebu,
gula, molasses, ash, filter cake, dan material lain), data analisa
tebu, data analisa tebangan, data analisa QC Laboratorium, data
performance pabrik dan data plantations.

Pengguna SISPRO

Manajemen pengambil keputusan


Plantations Admin Support
Harvesting
Kemitraan
Bussiness Admin Support
Accounting
Research
Shift Chief Factory
Karyawan (akses terbatas)

Keuntungan SISPRO

Data base produksi


Data akurat
Data real-time
Data security

: data tebu dan pabrik


: di-upload langsung dari sumber data
: cepat dan otomatis up-to-date
: login berdasarkan otoritas pengguna

Anda mungkin juga menyukai