Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

KABUPATEN JEMBER

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah


Alat dan Mesin Pertanian Kopi dan Kakao

Disusun oleh:

Ilham Firmansyah
NIM. 201710201037

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS JEMBER
2021
A. Pascapanen Kopi
Buah kopi hasil panen, seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah menjadi

bentuk akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria mutu biji kopi

yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat

ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses
dan spesifikasi peralatan pengolahan kopi yang menjamin kepastian mutu harus didefinisikan secara

jelas. Demikian juga, perubahan mutu yang terjadi pada setiap tahapan proses perlu dimonitor secara

rutin supaya pada saat terjadi penyimpangan dapat dikoreksi secara cepat dan tepat. Sebagai langkah

akhir, upaya perbaikan mutu akan mendapatkan hasil yang optimal jika disertai dengan mekanisme

tata niaga kopi yang berorientasi pada mutu.


Agar perannya tetap penting maka, perkembangan yang cukup pesat ini perlu didukung oleh

teknologi dan sarana pascapanen yang cocok dengan kondisi petani agar mereka mampu
menghasilkan biji kopi dengan mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Adanya jaminan

mutu yang pasti, ketersediaan dalam jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu, serta

keberlanjutan merupakan syarat yang dibutuhkan agar kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat

harga yang lebih menguntungkan. Pengembangan penanganan pascapanen hasil pertanian saat ini
tidak akan lepas dari upaya meningkatkan daya saing produk unggulan pertanian yang potensinya

cukup besar untuk menjadikan kekuatan ekonomi rakyat terutama di perdesaan. Tujuan utama dari
peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah mengurangi kehilangan hasil baik yang

disebabkan kehilangan fisik maupun penyusutan, peningkatan rendemen hasil pertanian, perbaikan
mutu dan nilai tambah produk pertanian (Mayrowani, 2013).

Menurut Prastowo dkk. (2010) kegiatan pascapanen kopi dibagi dalam dua bagian atau
tahapan. Pertama adalah penanganan pascapanen (postharvest) atau sering disebut pengolahan primer

(primary processing). penanganan primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk
setengah jadi atau produk siap olah, dimana perubahanatautransformasi produk hanya terjadi secara

fisik, sedangkan perubahan kimiawi biasanya tidak terjadi pada tahap ini. Kedua adalah pengolahan

(processing) atau sering disebut pengolahan sekunder (secondary processing). Kegiatan ini meliputi
kegiatan yang mengubah bentuk komoditas pertanian ke bentuk lain (baik secara fisik maupun
kimiawi) dengan tujuan mengawetkan, mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk

penggunaan lain.

Proses pengolahan hulu atau yang biasa disebut pengolahan primer merupakan suatu proses

pengolahan buah kopi menjadi biji kopi kering dengan kadar air 12 – 13%. Pengolahan primer atau
pengolahan hulu dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode basah dan metode kering.
Metode kering dilakukan dengan mengeringkan buah kopi sampai kadar air mencapai 12 – 13%

selanjutnya baru dikupas kulitnya. Sedangkan metode basah dilakukan dengan pengupasan kulit buah

kopi terlebih dahulu baru selanjutnya dicuci dan dikeringkan sampai kadar air 12 – 13% (Prastowo dkk.,

2010).

Gambar 1. Diagram alir pengolahan kopi hulu


Selanjutnya, proses pengolahan hilir atau pengolahan sekunder merupakan suatu proses
pengolahan biji kopi kering menjadi bubuk kopi atau kopi instan. Pengolahan hilir kopi bubuk meliputi

beberapa tahapan proses yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram alir pengolahan kopi hilir


B. Alat dan Mesin Pascapanen Kopi

Nama Gambar Spesifikasi Mekanisme kerja


 Kapasitas : 200-300 kg/jam
Mekanisme alat ini, ketika digerakkan oleh
 Tipe : single silinder
tenaga motor bakar maka pulley pengupasan
 Bagian pengupas : tersusun atas 1 buah silinder
dan pulley di hopper berputar secara
bubble plat, bahan bubble stainless steel
bersamaan. Pulley di hopper berfungsi untuk
 Rangka : besi kotak dan besi siku, dilengkapi
memperlancar masuknya buah kopi kedalam
dengan pipa saluran air
rotor sehingga tidak terjadi penumpukan buah
Pulper  Motor penggerak : motor bakar 5,5 PK Honda
di pintu masuk. Sedangkan puli pengupas
 Transimisi : pulley, sabuk V-belt dan gear-rantai
berfungsi memutar rotor yang dihubungkan
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 900 x 750 x
oleh sabuk V dan mendorong buah ke stator,
1100
sehingga buah terkupas dan masuk ke jaring–
 Presentase biji utuh 88.7%
jaring (mesh) untuk memisahkan bji dan kulit,
 Presentase biji pecah 0.8%
kemudian keluar melalui saluran pengeluaran.

 Kapasitas : 10 kg/jam
Buah kopi yang dimasukkan melalui hopper
 Dapat digunakan pada bahan baku kopi HS
pada bagian atas mesin, kemudiam diproses
kadar air 12% dan 35 % atau dijemur 4-6 jam
menggunakan poros yang dilengkapi dengan
(wet hulling)
plat yang berputar dengan kecepatan dalam
 Motor penggerak : motor listrik 1 HP, 220 Volt
rpm sesuai spesifikasi, dimensi dan daya putar
 Bagian pemasukan (Hopper) : plat esyer
dalam horse power. Proses ini merupakan
 Silinder pengupas kulit : pipa 4 dim
proses pengupasan kulit dan biji kopi.
 Rangka mesin : besi kotak dan plat esyer, besi
Huller Selanjutnya blower digunakan untuk
siku
memisahkan kulit dan biji kopi secara otomatis
 Sistem transmisi: pulley dan sabuk karet V
tanpa perlu memisahkan satu persatu secara
 Terdapat elektrik blower sebagai pemisah kulit
manual. Dengan adanya gaya gravitasi, biji kopi
 Terdapat wadah penampung kulit HS
lebih berat dari kulitnya berjalan kebawah
 Corong pengeluaran biji kopi dapat flendes
melalui saluran pertama dan kulit kopi
katup
dihembuskan menggunakan blower menuju
 Flendes katup pengeluaran dapat
saluran kedua.
 Kapasitas : 100 kg/jam
 Tipe : silinder horisontal
Biji kopi HS dimasukkan ke dalam corong
 Penggerak : motor bakar 5,5 PK Honda GX 160
silinder secara kontinyu dan disertai dengan
 Bagian pemasukan (Hopper) : plat besi
semprotan aliran air ke dalam silinder. Sirip
 Silinder luar terbuat : plat besi
pencuci yang diputar dengan motor bakar
 Silinder dalam pencuci (screen) : plat baja
mengangkat massa biji kopi ke permukaan
berlubang
silinder. Pada saat yang bersamaan, sisa-sisa
 Corong pengeluaran : 2 buah untuk saluran biji
Washer lendir pada permukaan kulit tanduk akan
dan kotoran
terlepas dan tercuci oleh aliran air. Kotoran-
 Rangka : baja profil
kotoran akan menerobos lewat lubang-lubang
 Sistem transmisi : pulley dan V-belt
yang tersedia pada dinding silinder, sedang
 Dilengkapi pompa air sentrifugal dengan
massa biji kopi yang sudah bersih terdorong
transmisi dan V-belt
oleh sirip pencuci ke arah ujung pengeluaran
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 1400 x 560
silinder.
x 1150

 Kapasitas : 1500 kg/batch


 Tipe : bak datar (flat bed)
 Bak pengering berbentuk kotak persegi
panjang, bahan rangka : baja profil kotak,
bahan ayakan: plat aluminium berlubang
 Sumber pemanas : tungku kayu bakar dan Ketika menghidupkan mesin pengering kopi,
dilapisi bata tahan api blower yang digerakkan oleh mesin diesel
 Terdapat 1 kipas aksial / blower digerakkan maupun motor listrik akan aktif dan
oleh motor diesel 6 – 7,5 PK ber SNI atau menyalurkan panas dari tungku yang dibakar.
Dryer motor listrik 0,5 HP 220 Volt 1 buah dan kipas Panas dari tungku disalurkan melalui pipa
sentrifugal digerakkan motor listrik 0,5 HP 220 penyalur panas ke dalam bak penampung biji-
Volt biji kopi. Panas yang akan disalurkan ke dalam
 Sistem transmisi: pulley dan sabuk karet V bak penampung biji-biji kopi dapat diatur
 Sistem pemanasan biji : tidak langsung, lewat sesuai dengan kebutuhan.
pipa pemindah panas
 Dilengkapi thermometer untuk mengukur suhu
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 4870 x
1460 x 3830
 Kapasitas 400-500 kg/jam
 Tipe : meja getar
 Meja sortasi terdiri atas 3 buah ayakan disusun
bertingkat,
 Bahan: plat aluminium tebal 2 mm
 Diameter ayakan : 7,5mm [atas], 6,5mm
[tengah] dan 5,5mm [bawah].
Biji kopi kering dimasukkan ke atas ayakan,
 Rangka ayakan : kayu kamper/kruing dirangkai
kemudian dengan sistem getar, biji kopi akan
dengan plat baja dan mur baut
Coffee Grader disortasi sesuai ukuran yang dikehendaki. Biji
 Corong pengeluaran : 3 buah, bahan plat
kopi akan terpisah sesuai ukuran dan akan
aluminium dan paling bawah 1 buah plat SS
keluar melalui saluran output yang ada.
 Rangka penyangga : besi profil kotak
 Penggerak: motor listrik 1 PK, 220 Volt atau
motor bakar 5,5 PK Honda
 Sistem transmisi: pulley dan sabuk karet V
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 1515 x
900 x 1175

Unit Sangrai

 Kapasitas 1 kg/batch
 Tipe : silinder datar berputar – digital
 Silinder sangrai : plat stainless steel tebal 2
mm, dimensi Diameter : 200 mm
 Pengaduk dalam silinder: beton stainless steel Produk dipanaskan dengan suhu yang
 Bahan corong pengumpan dan pengeluaran biji terkontrol secara otomatis dalam mesin. Selama
: stainless steel pemanasan tersebut, alat ini terus berputar
 Sumber pemanas : burner LPG infrared. hingga suhu merata. Dengan meratanya suhu,
Coffee Roaster
 Sistem pemanasan : tidak langsung (indirect) akan membuat biji kopi matang secara
 Terdapat indikator suhu (thermometer) sempurna. Selanjutnya biji kopi matang
dan thermostat tipe digital, solenoid valve gas ditiriskan pada bak tempering untuk
 Terdapat kipas sentrifugal pneumatik untuk didinginkan menggunakan blower.
debu, asap dan kulit ari.
 Penggerak : motor listrik variable speed + gear
head 40 Watt, 220 Volt
 Sistem transmisi: rantai dan gear
 Rangka : pipa kotak
 Selimut silinder sangrai dari bahan plat SS
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 1500 x
1100 x 1600

Unit pendingin

 Bak tempering : bentuk bulat, diameter 1000


mm
 Bahan : plat SS,dilengkapi blower dan
pengaduk
 Terdapat tuas sirip pengaduk dengan
digerakkan motor listrik gear head 40 Watt, 220
Volt, 1 phase
 Dilengkapi tabung siklon dengan electric blower

 Kapasitas : 15 kg/jam
 Bagian pengumpan (Hopper) : plat stainless
steel
 dimensi lubang atas [P x L] mm : 250 x 255
 dimensi lubang bawah [P x L] mm : 55 x 70
 Bagian penepung : bahan stainless steel, berupa
piringan dan gigi penghancur (disk mill) dari
Bahan baku berupa biji kopi yang dimasukkan
stainless steel
kedalam corong pemasukan (Hopper) dan
 Unit saringan sebagai penyaring bahan yang
digiling didalam mesin disk mill dimana
Grinder telah digiling
komponen ini tepat dibawah corong
 Bagian pengeluaran : stainless steel
pemasukan, lalu hasil penggilingan akan keluar
 Rangka : besi kotak dan besi UNP
dari corong pengeluaran.
 Motor penggerak : motor bakar 5,5 PK Honda
GX 160 atau motor listrik 2 HP, 220/380 Volt
 Sistem transmisi: pulley dan V-belt
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 700 x 875
x 1160
C. Pascapanen Kakao
Produksi kakao di Indonesia mencapai 774,2 ribu ton pada 2019. Jumlah ini meningkat 0,9%

dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 767,3 ribu ton. Sebanyak 768,77 ribu ton atau

97,29% dari total produksi kakao pada 2019 berasal dari perkebunan rakyat. Sebanyak 3,81 ribu ton

atau 0,49% dari total produksi kakao berasal dari perkebunan besar swasta. Sementara, 1,62 ribu ton
atau 0,21% dari total produksi kakao berasal dari perkebunan negara (BPS, 2020). Penanganan

pascapanen kakao merupakan rangkaian kegiatan setelah panen hingga diperoleh biji kakao kering

yang siap diolah menjadi berbagai produk olahan coklat, baik berupa makanan ataupun minuman

(Nurhayati dkk., 2016). Penanganan pascapanen kakao berlangsung di negara penghasil kakao dan

merupakan faktor penetu terbentuknya flavour pada biji kakao kering (Hartuti dkk., 2020). Tahapan
penanganan pascapanen kakao secara umum yaitu: pemeraman buah kakao, fermentasi, pengeringan,

sortasi, pengemasan dan penggudangan. Penanganan pascapanen yang baik dan benar diharapakna
akan menghasilkan biji kakao sesuai standar mutu biji kakao yang berkualitas tinggi, sesuai dengan SNI

2323 – 2008 tentang biji kakao dan sesuai dengan permintaan konsumen, terutama untuk tujuan

ekspor dan industri pengolahan kakao. Menurut Aris dan Jumiono (2020) penanganan pascapanen

kakao dibedakan menjadi penanganan pascapanen kakao hulu dan penanganan pascapanen kakao
hilir. Penanganan pascapanen kakao hulu meliputi pemanenan buah kakao, pemecahan, pengupasan

lendir biji kakao, fermentasi, pengeringan, sortasi kering, pengemasan dan penggudangan. Sedangkan
penanganan pascapanen kakao hilir meliputi penyangraian, pengempanan dan pengayakan.
Gambar 3. Diagram alir penanganan pascapanen kakao hulu

Penanganan pascapanen kakao hilir merupakan pengolahan barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dinikmati oleh konsumen. Tahapan
pengolahan kakao hilir untuk menghasilkan bubuk cokelat disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram alir penanganan pascapanen kakao hilir
D. Alat dan Mesin Pascapanen Kakao

Nama Gambar Spesifikasi Mekanisme Kerja


 Kapasitas : 500 kg/jam
 Tipe : silinder bergerigi
 Bagian Hopper : besi beton
 Bagian pemecah : besi pipa berbentuk
silinder besar bergerigi
 Bagian pengurai : besi pipa berbentuk Tumpukan buah diletakkan ditempat pemasukan buah
silinder kecil bergerigi (hopper) yang dibagian bawahnya terdapat katup dari plat
 Bagian pengeluaran : plat aluminium besi. Motor bakar dijalankan dan setelah putaran motor
Pod Breaker  Meja ayakan : kawat stainless steel dengan stabil, plat besi dibuka. Buah jatuh ke ruang pemecah buah
dinding kayu dan corong output plat dan setelah buah pecah kemudian dilanjutkan ke ruang
aluminium pengurai. Selanjutnya biji keluar menuju meja ayakan yang
 Penggerak : motor bakar 5,5 PK GX 160 terbuat dari stainless steel untuk disortasi.
atau motor listrik 2 – 3 HP 220/380 volt
 Transmisi : pulley dan sabuk karet V-belt
 Rangka : besi kotak dan besi siku
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 1410 x
1100 x 1565
 Kapasitas : 500 kg/jam
 Tipe : single silinder
 Rangka : besi kotak dan besi siku
 Motor penggerak : motor bakar 5,5 PK Mekanisme kerja depulper memanfaatkan gaya sentrifugal
Honda yang terjadi saat silinder diputar. Gaya ini akan memeras
Depulper
 Transimisi : pulley, sabuk V-belt dan gear pulp dari biji kakao dan keluar melalui lubang – lubang pada
rantai silinder.
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 900 x
750 x 1100
 Presentase biji terkelupas dari lendir 88.7%
 Kapasitas 40 kg
 Tipe : bak kayu
Biji kakao yang telah diperas lendirnya menggunakan
 Jenis kayu : jati/kamper/kruing
depulper dipindah kedalam box fermentation yang ditutup
 Ketebalan papan kayu : 20 – 30 mm
dengan kain goni agar terfermentasi. Fermentasi secara
 siku penguat: plat aluminium
Box Fermentation eksternal dilakukan oleh mikroorganisme untuk
 Dimensi [P x L x T] mm : 400 x 400 x 500
menghancurkan pulp, sedangkan secara internal terjdi
 Keterangan : 1 set kotak fermentasi terdiri
secara enzimatis di dalam biji sehingga terbentuk warna dan
atas dua kotak kayu yang dilengkapi
flavor coklat.
dengan 1 unit kaki/dudukan sebagai
peyangga salah satu kotak
 Kapasitas : 750kg/batch
 Tipe : bak datar (flat bed)
 Bak pengering berbentuk kotak persegi
panjang, bahan rangka : baja profil kotak,
bahan ayakan: plat aluminium berlubang
 Sumber pemanas : tungku kayu bakar dan
dilapisi bata tahan api Ketika menghidupkan mesin pengering kakao, blower yang
 Terdapat 1 kipas aksial / blower digerakkan digerakkan oleh mesin diesel maupun motor listrik akan
oleh motor diesel 6 – 7,5 PK ber SNI atau aktif dan menyalurkan panas dari tungku yang dibakar.
Dryer motor listrik 0,5 HP 220 Volt 1 buah dan Panas dari tungku disalurkan melalui pipa penyalur panas ke
kipas sentrifugal digerakkan motor listrik dalam bak penampung biji-biji kakao. Panas yang akan
0,5 HP 220 Volt disalurkan ke dalam bak penampung biji-biji kakao dapat
 Sistem transmisi: pulley dan V-belt diatur sesuai dengan kebutuhan.
 Sistem pemanasan biji : tidak langsung,
lewat pipa pemindah panas
 Dilengkapi thermometer untuk mengukur
suhu
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 4870 x
1460 x 3830
 Kapasitas : 400-500 kg/jam
 Tipe : meja getar
 Meja sortasi terdiri atas 3 buah meja ayakan Biji coklat kering dimasukkan ke atas ayakan, kemudian
disusun bertingkat, bahan : kawat stainless dengan sistem getar, biji coklat atau kakao akan disortasi
Cocoa Grader steel sesuai ukuran yang dikehendaki. Biji kakao akan terpisah
 Ukuran diameter ayakan : 14 mm [atas], 11 sesuai ukuran dan akan keluar melalui saluran output yang
mm [tengah] dan 9 mm [ bawah] ada.
 Rangka ayakan : kayu
kamper/bengkirai/kruing, dirangkai dengan
plat baja dan mur baut
 Corong pengeluaran : 4 buah, bahan plat
aluminium dan paling bawah 1 buah plat
stainless stell
 Rangka penopang : besi profil kotak
 Penggerak : motor listrik 1 PK, 220 Volt/
motor bakar 5,5 PK Honda GX 160
 Dimensi keseluruhan [P x L x T] mm : 1550
x 900 x 1195
Unit Sangrai:

 Kapasitas 5 kg/batch
 Tipe : silinder datar berputar
 Silinder sangrai : plat stainless steel tebal 2
mm, dimensi [Diameter x Panjang] mm :
360 x 520
 Pengaduk dalam silinder : plat stainless
steel
 Corong pengumpan dan pengeluaran biji
: Stainless steel
 Cerobong asap : pipa baja Produk dipanaskan dengan suhu yang telah di setting.
 Sumber pemanas : kayu bakar/burner LPG, Selama pemanasan tersebut, alat ini terus berputar hingga
 Sistem pemanasan : tidak langsung suhu merata. Dengan meratanya suhu, akan membuat biji
Cocoa Roaster
(indirect) kakao matang secara sempurna. Selanjutnya biji kakao
 Dilengkapi thermometer tipe analog matang ditiriskan pada bak tempering untuk didinginkan
 Penggerak : motor listrik ¼ PK, 220 Volt menggunakan blower.
 Sistem transmisi: koppel, gear box, rantai
dan gear
 Rangka : besi profil kotak, besi siku
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 1240 x
660 x 1970

Unit Pendingin:

 Bak tempering : bentuk bulat, diameter 600


mm
 Bahan : plat aluminium disertai blower
 Pengaduk : kayu dengan sistem manual

 Kapasitas : 25 kg
Alat ini bekerja secara mekanis dengan cara membenturkan
 Tipe : Silinder Berputar
biji kakao yang sudah rapuh pasca sangrai oleh silinder
 Penggerak : Motor listrik 0.5 PK, 220 Volt
pemukul yang berputar ke dinding bagian dalam alat
 Transisi : Pulley & V-Belt
tersebut. Biji yang sudah dikupas kemudian akan jatuh
Desheller  Rangka : Besi Siku dan Besi Kotak
ke wadah penampung biji kakao yang sudah dikupas,
dilengkapi dengan blower
sedangkan kulit arinya yang ringan akan diterbangkan oleh
 Dimensi keseluruhan (P x L x T) mm = 1030
blower ke atas hingga masuk ke dalam penampungan kulit
x 730 x 1360
ari.
 Kapasitas 20 kg/jam
 Tipe : ulir horisontal
 Corong pengumpan : plat stainless steel
 Bagian pemasta : stainless steel berbentuk
ulir, ruang pemasta : stainless steel Mesin ini bekerja dengan cara menggiling atau
berbentuk silinder datar menghaluskan butiran – butiran biji coklat setelah melalui
Mesin  Saringan (screen) : plat stainless steel proses sangrai. Didalam mesin pemasta ini menggunakan
Penggiling/Pemasta berbentuk lingkaran dan berpori mekanisme screw press dimanamesin ini bekerja dengan
Kasar  Corong pengeluaran : stainless steel cara memanfaatkan screw untuk menekan biji kakao
 Meja pemastaan : plat aluminium sehingga dihasil pasta kakao kasar
 Penggerak : motor listrik 1 PK, 220 Volt
 Sistem transmisi : pulley dan V-belt
 Rangka : besi siku dan besi kotak
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 870 x
560 x 1240
 Kapasitas : 10 Kg/batch
 Tipe : Ball Mill vertical
 Sistem Pemanas : elemen pemanas listrik
300 watt dengan media air Mekanisme kerja darimesin ballmill adalah dengan memutar
 Motor penggerak : motor listrik 1 – 2 PK , atau mengaduk formula coklat bersamaan dengan bola-
Ball mill/Pemasta
220 Volt bola stainless steel sehingga terjadi gesekkan antara bola-
Halus
 Sistem Transmisi : Gear box dan roda bola stainless steel di dalam formula coklat yang teraduk,
gigi, Pulley dan V belt serta tekstur menjadi halus.
 Rangka : pipa kotak, Plat alumunium
 Panel kontrol : Thermostat dan Indikator
suhu digital
 Dimensi (P x L x T) mm : 800 x 650 x 1070

 Kapasitas : 2-3 kg/batch


 Tipe : roll
 Bagian penampung bahan : plat stainless
steel
 Silinder penghalus: 2 buah roll stainless
steel, bagian pengaduk: bahan plastik Conching adalah mesin yang digunakan dalam pembuatan
akrilik coklat dimana mixer dan agitator pengikis permukaan, yang
Pembubuk Kakao  Corong pengeluaran : plat stainless steel dikenal sebagai conche, mendistribusikan formula secara
(Conching)  Penggerak : motor listrik 1 PK, 220 Volt merata di dalam coklat dan dapat bertindak sebagai
 Sistem transmisi: pulley dan V belt "penggosok" partikel, sehingga pembubukan kakao akan
 Rangka : plat strip, besi siku, penutup terbentuk dengan mesin ini.
rangka dari plat stainless steel
 Dilengkapi tombol control panel
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 860 x
710 x 1.090

 Kapasitas : 500 gram/batch


 Tipe : manual vertikal
 Unit pengempa terdiri dari tabung
pengempa hidrolik manual dilengkapi Tuas hidrolik digerakkan ke atas piston pengempa sehingga
piring pengempa stainless steel bergerak turun untuk melakukan pengempaan. Kemudian
 Saluran pengeluaran lemak : plat berlubang bubuk kakao yang dibungkus dengan kain dan diikat
Pengempa Lemak
 Terdapat pemanas (heater) di bawah dengan tali benang, dimasukkan ke saringan cetakan.
Kakao
flendes penampung Dengan menggerakkan tuas handel ke arah atas secara
 Rangka : besi profil U, besi siku dan besi perlahan, maka piston pengempa bergerak turun untuk
kanal mengempa lemak serta ampas bubuk kakao.
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 735 x
730 x 1545
 Kapasitas : 25-30 kg bungkil cokelat/jam
 Tipe : getar
 Meja ayakan : plat stainless steel berbentuk
silinder bulat, ukuran screen ayakan 80
mesh Cara kerja mesin pengayak bubuk kakao hampir sama
 Bagian pengeluaran : 2 buah corong plat dengan cocoa grader, yaitu bubuk coklat kering dimasukkan
stainless stell ke atas ayakan, kemudian dengan sistem getar, bubuk kakao
Pengayak Mekanis
 Penggerak : motor listrik 1 PK, 220 Volt akan disortasi sesuai ukuran yang dikehendaki. Bubuk kakao
 System transmisi: pulley dan V belt akan terpisah sesuai ukuran dan akan keluar melalui saluran
 Rangka : besi UNP, penutup/ body ruang output yang ada.
motor bahan plat stainless steel
 Dimensi keseluruhan [P x L x T]mm : 1220 x
1020 x 870
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Kakao di Indonesia (2015-2019). Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2013. Alat pengolah Kopi dan Kakao. Surabaya: Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Timur.

Hartuti, S., Juanda. dan R. Khathir. 2020. Upaya peningkatan kualitas biji kakao (Theobroma Cacao L.)
Melalui tahap penanganan pascapanen (ulasan). Jurnal Industri Hasil Perkebunan 15 (2): 38-52.

Mayrowani, Henny. 2013. Kebijakan penyediaan teknologi pascapanen Kopi dan masalah
pengembangannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi 31 (1): 31 – 49.

Nurhayati, R. R. Utami, dan Yusdianto. 2016. Teknologi Digital Sensor Warna Untuk Mengukur Tingkat
Fermentasi Kakao (Ulasan). Jurnal Industri Hasil Perkebunan 1: 16–23.

Prastowo, B., E. Karmawati., Rubiyo., Siswanto., C. Indrawanto. dan S. J. Munarso. 2010. Budidaya dan
pasca panen Kopi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2021. Alat dan mesin. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia.

Rohmawati, Yuyun. 2016. Teknologi pengeringan biji kakao (Theobroma cacao. L) pada pusat penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia di Kabupaten Jember. Laporan Praktek Kerja Lapang. Malang:
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai