Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengupasan kulit kopi

Pengupasan kulit buah kopi basah (pulping) merupakan salah satu tahapan proses
pengolahan kopi yang membedakan antara pengolahan kopi secara basah dan kering.
Pada pengolahan basah, buah kopi yang sudah mencapai tingkat kematangan yang
optimal antara lain ditandai oleh kulit buah yang berwarna merah seragam dan segar
harus segera dikupas dan dipisahkan dari bagian biji kopi berkulit cangkang.

Kulit buah basah dipisahkan dari komponen biji kopi berkulit cangkang karena adanya
gaya gesek dan pengguntingan yang berlangsung didalam celah diantara permukaan
silinder yang berputar (rotor) dan permukaan plat atau pisau yang diam (stator). Rotor
memiliki permukaan yang bertonjolan atau bergelembung (buble plate) yang dibuat dari
bahan logam lunak jenis tembaga (Widyotomo, 2010).

Pulping bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit buahnya sehingga diperoleh biji kopi
yang masih terbungkus oleh kulit tanduknya. Pemisah kulit ini dilakukan dengan
menggunakan mesin pulper. Saat ini dikenal beberapa jenis mesin pulper, tetapi yang
sering digunakan adalah vis pulper dan raung pulper. Perbedaan kedua alat tersebut
adalah vis pulper hanya berfungsi sebagai pengupas kulit saja, sehingga hasilnya harus
difermentasi dan dicuci lagi. Sedangkan raung pulper berfungsi pula sebagai pencuci
sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu lagi difermentasi dan dicuci lagi tetapi
langsung masuk ke tahap pengeringan (Najiyati dan Danarti, 1997).

Bagian terpenting dari mesin pulper adalah silinder dan plat pememar. Melalui kedua
bagian tersebut, kulit kopi terjepit dan terkupas. Terkadang buah kopi yang keluar dari
mesin pulper kulitnya belum terkelupas seluruhnya. Oleh karena itu, kulit buah yang
belum terkupas harus dikumpulkan, lalu dimasukkan ke mesin pulper lagi hingga seluruh
kulit terkupas. Ruang antara silinder dan plat pememar harus dipersempit agar kulit buah
kopi berukuran kecil dapat terkupas. Lubang tidak boleh terlalu sempit dan tidak boleh
terlalu longgar. Lubang yang terlalu sempit akan mengakibatkan banyak biji yang pecah
atau kulit tanduknya terkupas sehingga menghasilkan kopi bermutu rendah. Sebaliknya,
lubang yang terlalu longgar mengakibatkan banyak kulit buah kopi yang tidak terkupas
sehingga harus dimasukkan lagi ke mesin pulper (Najiyati dan Danarti, 2004).
Buah kopi dikupas kulitnya menggunakan mesin pengupas (pulper) yang digerakkan
dengan tenaga manusia maupun mesin. Kulit buah yang masih tercampur dengan biji
dipisahkan sampai diperoleh biji kopi yang bebas dari kulit buah. Saat pelaksanaan
pengupasan kulit buah kopi sering kali dilakukan pemisahan buah yang terapung di atas
air. Biasanya buah kopi yang mengapung merupakan biji kopi kosong atau tidak berisi
biji (Rahardjo, 2012).

Umumnya, proses pengupasan kulit buah kopi basah yang digerakkan dengan sumber
tenaga manual ataupun motor bakar. Unit pengupas merupakan komponen terpenting dari
mesin pengupas kulit buah yang terdiri dari silinder berputar dan plat diam. Mekanisme
kerja pengupasan kulit buah kopi serupa dengan proses pengguntingan, namun karena
permukaan buah yang bulat dan licin, maka pengguntingan hanya terjadi pada komponen
kulit buah yang memiliki sifat lunak (Widyotomo, dkk, 2011).

Penanganan atau pengelolaan lepas panen mempunyai beberapa kegiatan atau perlakuan
yang sangat perlu diperhatikan, misalnya dalam hal pengeringan, penyortiran, pengolahan
hasil (penghilangan kulit atau bagian-bagian yang dapat merusak mutu, pemisahan hasil
yang baik dengan yang kurang baik), penyiapan hasil agar mudah digunakan atau
diperdagangkan, penyimpanan hasil dalam wadah dan tempat (ruangan) yang memenuhi
persyaratan agar tidak rusak mutunya (Kartasapoetra, 1994).

Kinerja mesin pengupas sangat tergantung pada kemasakan buah, keseragaman ukuran
buah dan celah (gap) antara rotor dan stator. Mesin akan berfungsi dengan baik jika buah
yang dikupas sudah cukup masak karena kulit dan daging buahnya lunak dan mudah
terkelupas. Sebaliknya, buah muda relatif sulit dikupas. Lebar celah diatur sedemikian
rupa menyesuaikan dengan ukuran buah kopi sehingga buah kopi yang ukurannya lebih
besar dari lebar celah akan terkelupas. Buah kopi hasil panen sebaiknya dipisahkan atas
dasar ukurannya sebelum dikupas supaya hasil kupasan lebih bersih dan jumlah biji
pecahnya sedikit (Budiman, 2012).
2. Peranan Mekanisasi Pertanian

Ilmu mekanisasi pertanian adalah ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan
bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya kerja manusia dalam bidang
pertanian, untuk kesejahteraan manusia. Pengertian pertanian dalam hal ini adalah
pertanian dalam arti yang seluas-luasnya (Sukirno, 1999).

Perlakuan terhadap suatu bahan sehingga berubah seperti yang dikehendaki, memerlukan
suatu dasar pengetahuan operasi sebagai kesatuan operasi. Penetapan langsung pada hasil-
hasil pertanian akan memerlukan berbagai alat-peralatan sebagai sarana dalam operasi
masing-masing dan menghasilkan produk-produk yang dikehendaki. Maka dalam
operasinya perlu diketahui pula berbagai peralatan pengolahan, metode, cara kerja alat-
peralatan, perawatan, pengamanan dan lain sebagainya. Pengenalan alat-peralatan, operasi
dan berbagai metode pengolahan akan sangat membantu dalam memilih, menetapkan
cara-cara pengolahan yang tepat untuk berbagai komoditi yang beraneka ragam
(Heddy, dkk, 1994).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat
perubahan tersebut bisa dimengerti, logis dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu
sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah:
a. Mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia.

b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.

c. Menurunkan ongkos produksi.

d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi dan memungkinkan pertumbuhan


ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil
(commersial farming).

e. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri
dan dapat mendorong tahap tinggal landas.

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemulihan alat mesin
pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaanya tidak tepat hal
sebaliknya akan terjadi (Rizaldi, 2006).
3. Komponen Alat Pengupas Kulit Kopi Mekanis

Motor bakar

Motor bakar adalah mesin atau sumber tenaga yang digunakan untuk memutar silinder
dengan tenaga sebesar 5 HP. Motor bakar bensin 5 PK dapat digunakan sebagai mesin
pengupas tipe kecil dengan kapasitas 200-300 kg buah kopi per jam (Budiman, 2012).

Poros putaran

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi
seperti itu dipegang oleh poros.

Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan
sebuah poros adalah:

a. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara
puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan.

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros


diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus
diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan
beban-beban di atasnya.

b. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau
defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin
perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya
juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani
poros tersebut.

c. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat
terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus
direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

d. Korosi

Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama,
dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-
batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

e. Bahan poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan
difinis.
Puli

Menurut Daryanto (1994), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan untuk sabuk
penggerak yaitu :

- Pulley datar

Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dengan bentuk yang
bervariasi.

- Pulley mahkota

Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut sehingga
untuk slip relatif sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam menurut
kegunaannya

- Tipe lain

Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada sabuk
penggeraknya.

Pemasangan pulley antara lain dapat dilakukan dengan cara:

- Horizontal, pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan
pulley terletak pada sumbu mendatar.

- Vertikal, pemasangan pulley dilakukan tegak dimana letak pasangan pulley adalah pada
sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta
penurunan umur sabuk.

Sabuk-V

Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk-V dibelitkan di
keliling alur puli yang berbentuk V. Bagian sabuk yang sedangmembelit pada puli ini
mengalami lengkungan sehingga lebar bagian pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata (Sularso
dan Suga, 2004).
Pabrik memperkirakan ketahanan sabuk V untuk industri, dapat dipakai untuk beberapa
tahun. Berbeda dengan sabuk V untuk pertanian, yang mungkin hanya dipakai beberapa
jam saja selama setahun, maka sabuk V pertanian harus lebih mampu menyalurkan data
yang lebih besar dibandingkan sabuk V untuk industri. Sebuah sistem untuk mendesain
sabuk V mesin-mesin pertanian berdasarkan tegangan puncak dan umur kelelahan
(Daywin, dkk, 2008).

Baut mur

Baut mur sebagai pengikat dan pemasang yang banyak digunakan adalah ulir segitiga
(dengan putaran pengencangan kekanan). Baut dan mur pemasang untuk bagian-bagian
yang berputar dengan arah jarum jam, dibuat berulir kekiri sehingga dijamin tidak akan
terlepas waktu berputar. Baut dan mur dibuat dari bermacam-macam bahan seperti baja,
kuningan, tembaga zinc, alumunium, dan berbagai macam-macam diameter dan panjang
(Putra, dkk, 2008).

Bantalan
\
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan awet. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menurun atau tidak dapat seperti semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Sularso dan Suga, 2004).
Rotor dan stator

Mesin pengupas kulit buah kopi basah (pulper) digunakan untuk memisahkan atau
melepaskan komponen kulit buah dari bagian kopi berkulit cangkang. Unit pengupas
merupakan komponen terpenting dari mesin pengupas kulit buah kopi yang terdiri dari
selinder berputar (rotor) yang memiliki permukaan bertonjolan dan permukaan plat atau
pisau yang diam (stator). Silinder berputar (rotor) dan permukaan plat atau pisau yang diam
terbuat dari bahan logam lunak jenis tembaga (Widyotomo, 2010).

Pengupasan kulit buah berlangsung di dalam celah antara permukaan silinder yang berputar
(rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Silinder mempunyai profil permukaan
yang bertonjolan atau sering disebut buble platedan terbuat dari bahan logam lunak jenis
tembaga.

Silinder digerakkan oleh sebuah motor bakar atau motor diesel. Mesin pengupas tipe kecil
dengan kapasitas 200-300 kg buah kopi per jam digerakkan dengan motor bakar bensin 5
PK. Alat ini juga bisa dioperasikan secara manual (tanpa bantuan mesin), namun
kapasitasnya turun menjadi 80-100 kg buah kopi per jam (Budiman, 2012).

Gaya tekan antara biji kopi dengan casing plat dan poros spine semakin berkurang dengan
bertambahnya jarak celah. Berkurangnya gaya tekan akan berakibat semakin sedikit biji
kopi yang dapat terkelupas karena proses pengupasan gaya tekan yang diberikan harus
lebih besar dari kekuatan biji kulit kopi. Selain itu dengan semakin lebarnya jarak celah,
maka gesekan antar biji kopi akan semakin berkurang (Amelia, dkk, 2008).
Mekanisme Pembuatan Alat

Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung
terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Dalam
pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak
mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bila mana hal ini
dapat dilakukan maka dapat mengurangi biaya pembuatan mesin dalam jumlah yang besar.
Mesin akan semakin ringan, tetapi kekuatan dan keawetannya dipertahankan dan bahkan
sering dapat ditingkatkan. Keberhasilan atau kegagalan suatu alat sering sekali tergantung
pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes,
1990).

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan


alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha, Kg, Lt)
per satuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan
menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan
daya penggerak motor. Jadi, satuan kapasitas kerja menjadi: Ha/kW. Jam,
Kg/kW. Jam atau Lt/kW. Jam (Daywin, dkk, 2008).

Anda mungkin juga menyukai