BY Teguh Yuono
Tanaman kakao mulai memproduksi buah pada berumur 2,5 – 3 tahun setelah tanam.
Produksi buah kakao di tahun pertama cenderung sedikit dan akan terus meningkat seiring
pertambahan umur.
Produktivitas optimal dicapai pada pada umur 7-11 tahun, sekitar 1,8 ton biji kakao kering
per hektar per tahun. Produktivitas tersebut akan terus menurun hingga tanaman tua dan mati.
Buah kakao dihasilkan dari proses penyerbukan bunga jantan dan bunga betina yang tumbuh
menempel pada semua bagian batang tanaman. Bunga-bunga yang tumbuh pada batang
pokok umumnya akan menghasilkan buah yang besar dan berkualitas baik.
Kulit buah sudah berubah warna secara sempurna, dari yang ketika mentah berwarna
hijau menjadi kuning saat masak, atau dari yang ketika mentah berwarna merah
menjadi jingga tua.
Tangkai buah mulai mengering.
Buah kakao mengeluarkan bunyi jika digoncangkan atau dikocok.
Teknik pemanenan
Buah kakao yang telah memenuhi kriteria siap panen harus segera dipetik agar mutu bijinya
tidak turun. Jika panen ditunda, biji bisa berkecambah saat masih di dalam buah dan hal ini
akan membuat kadar lemak biji turun secara drastis. Biji-biji yang demikian umumnya
memiliki harga jual yang sangat rendah.
Teknik pemanenan buah yang benar merujuk pada beberapa hal yaitu rotasi panen, teknik
pemetikan, pengupasan buah, serta persiapan olah pasca panen.
Rotasi panen
Panen buah kakao sebaiknya dilakukan sesering mungkin, minimal 7 – 10 hari sekali. Panen
yang sering bermanfaat untuk memutus siklus hidup hama penggerek buah kakao dan
mencegah penularan penyakit busuk buah kakao.
Teknik pemetikan
Pemetikan buah kakao adalah hal yang sangat perlu diperhatikan dalam kegiatan panen. Cara
pemetikan yang salah dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman kakao pada
bulan-bulan berikutnya.
Pemetikan buah dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan bantuan alat berupa
gunting pangkas, golok, atau sabit. Pemotongan tangkai dilakukan sedekat mungkin dengan
buahnya yaitu menyisakan tangkai dengan panjang sekitar 1-1,5 cm. Tangkai buah ini adalah
investasi karena bunga-bunga kakao baru nantinya akan tumbuh di bekas tangkai buah ini.
Pemanenan dengan cara memelintir buah, menendang, atau menarik buah sangat tidak
dianjurkan karena dapat merusak tangkai dan melukai tanaman. Tangkai buah yang rusak
tidak lagi dapat ditumbuhi bunga kakao sehingga buah tidak mungkin tumbuh lagi disana,
sedangkan kulit tanaman yang terlukai akan mudah terinveksi jamur-jamur patogen.
Untuk buah yang terletak pada bagian yang sulit dijangkau, pemetikan buah dilakukan
dengan bantuan gunting pangkas bergalah. Pemanenan menggunakan galah saja beresiko
merusak tangkai buah dan kulit tanaman.
Buah-buah yang sudah dipetik kemudian dibawa dan dikumpulkan ke tempat penampungan
hasil untuk dipecah dan diambil bijinya.
Pengupasan buah dilakukan dengan memecah kulit buah menggunakan bantuan benda
tumpul seperti tongkat kayu atau bambu. Pengupasan menggunakan bantuan benda tajam
seperti golok atau sabit sebaiknya dihindari karena dapat melukai biji yang ada di dalam
buah. Biji-biji yang terluka dan pecah umumnya dibeli dengan harga rendah.
Biji kakao yang terdapat dalam buah yang sudah pecah kemudian diambil dan ditampung
dalam wadah ember plastik atau tempat penampungan yang bersih untuk kemudian diolah
menjadi biji kakao kering siap jual.
Pengeringan
Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur, memakai mesin pengering atau
kombinasi keduanya. Pada proses pengeringan terjadi sedikit fermentasi lanjutan dan
kandungan air menurun dari 55- 60 % menjadi 6-7 %, selain itu terjadi pula perubahan-
perubahan kimia untuk menyempurnakan pembentukan aroma dan warna yang baik.
Suhu pengeringan sebaiknya antara 55-66 ºc dan waktu yang dibutuhkan bila memakai mesin
pengering antara 20-25 jam, sedang bila dijemur waktu yang dibutuhkan ± 7 hari apabila
cuaca baik,tetapi apabila banyak hujan penjemuran ± 4 minggu. Bila biji kurang kering pada
kandungan air diatas 8% biji mudah ditumbuhi jamur.
Sortasi Biji
Sortasi Biji Kakao Kering dimaksudkan untuk memisahkan antara biji baik dan cacat berupa
biji pecah, kotoran atau benda asing lainya seperti batu, kulit dan daun-daunan. Sortasi
dilakukan setelah 1-2 hari dikeringkan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu
rapuh dan tidak mudah rusak, sortasi dilakukan dengan menggunakan ayakan yang dapat
memisahkan biji kakao dengan kotoran-kotoran.
Pengemasan dan Penyimpanan Biji
Biji kakao dikemas dengan baik didalam wadah bersih dan kuat, biasanya menggunakan
karung goni dan tidak dianjurkan menggunakan karung plastik.
• Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya yang berbau
keras, karena biji kakao dapat menyerap bau-bauan tersebut.
• Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur karena dapat mengakibatkan biji kakao
berbau asap.
• Biji kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban tidak melebihi 75 % ventilasi
cukup dan bersih.
• Antara lantai dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 Cm dan jarak dari dinding ± 60 Cm, biji
kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
Setelah buah kakao dipanen,hasil buah kakao akan diolah dengan melalui tahapan-
tahapan sortasi buah, pemeraman. pemecahan buah, fermentasi biji, pencucian ,
pengeringan dan sortasi serta pengemasan dan penyimpanan biji kakao.
Sortasi buah,
Sortasi yaitu memisahkan buah yang baik dengan dengan buah yang rusak atau terserang
hama/ penyakit. Buah yang terserang hama/ penyakit langsung dibuang dengan cara
membenamkannya ke dalam tanah. Selanjutnya buah yang baik diolah lebih lanjut dengan
pemeraman atau penyimpanan buah kemudian dipecahkan .
Pemeraman atau penyimpanan buah,
Pemeraman bertujuan untuk memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. Caranya buah
dimasukkan dalam keranjang atau karung goni dan disimpan ditempat yang bersih dengan
dialasi daun-daunan ,kemudian tumpukan buah ditutup dengan daun-daunan . Waktu
pemeraman berkisar 5 - 12 hari tergantung kondisi setempat dan tingkat kemasakan buah.
Pemecahan buah Kakao, dimaksudkan untuk mengeluarkan dan memisahkan biji kakao dari
kulit buah dan placentanya. Buah dipecah kulitnya dengan dipukul kearah punggung buah
arah miring menggunakan pemukul kayu yang bulat atau dengan memukulkan sesama buah
kakao. Dilakukan secara berhati-hati agar tidak melukai atau merusak biji kakao. Bila kulit
telah terbagi dua, diambil bijinya dan disimpan dalam plastik atau dalam keranjang yang
diberi alas. Setelah pemecahan buah selesai, kulit buah dibenamkan pada tanah areal
pertanaman yang dapat sebagai penambah hara bagi tanaman sedalam 0,5 m. Selanjutnya
pisahkan biji yang cacat dengan biji yang baik. Fermentasikan biji yang baik, sedangkan biji
yang cacat langsung dikeringkan.
Pengeringan,
Setelah biji dicuci, ditiriskan dan dikeringkan. Pengeringan dapat dilaksanakan dengan
penjemuran atau pengering buatan atau kombinasi keduanya. Tujuan pengeringan untuk
menurunkan kadar air dari 60 % menjadi 6 - 7 %. dan menyempurnakan pembentukan aroma
dan warna. Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur biji kakao dengan menggunakan
balai bambu setinggi 1 m dari tanah atau diatas terpal/ lantai jemur. Tinggi tumpukan tidak
lebih dari 3 lapis biji (tebal 3- 5 cm). Lama penjemuran 6 hari sampai biji benar-benar kering.
Dibalik 1- 2 jam sekali, tergantung cuaca.Dengan pengeringan buatan pada temperatur 55 -
60 derajat celcius selama 30 jam dengan pembalikan biji setiap 3 jam. Kriteria biji kering :
rapuh/ mudah patah.
Sortasi biji kering, merupakan tahap terakhir dari pengolahan untuk menentukan mutu biji
kakao. Tujuannya untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang terikut, biji yang pecah,
rusak atau benda asing lainnya. Selain itu memisahkan biji berdasar kenampakan fisik dan
ukuran/ berat biji. Sortasi dilakukan secara visual dengan membuang biji-biji yang jelek dan
mutu rendah. Penetapan kualitas biji didasarkan dari kulit ari, kadar lemak dan kadar air.
Pengemasan dan Penyimpanan,
Biji yang telah disortasi dikemas dalam karung goni yang berukuran minimum 60 kg
disimpan dalam gudang yang bersih dan memiliki ventilasi udara yang baik. Sebaiknya
berlantai beton dan beralaskan balok-balok kayu sehinggga tumpukan goni tidak langsung
menyentuh lantai. Penyimpanan dianjurkan tidak melebihi 3 bulan. Penyimpanan selama 3
bulan masih dapat mempertahankan mutu biji. Lebih dari 3 bulan telah ditumbuhi jamur dan
asam lemak bebas akan meningkat.
Penulis : Fathan, Universitas Bengkulu, Teknologi Industri Pertanian
Sumber :
1. Pedoman Teknis pembangunan kebun kakao. Ditjen Perkebunan 2007.
2. Standar Prosedur Operasional Penanganan Pasca Panen Kakao. Ditjen pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian 2006.
3. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Tumpal H.S.Siregar, Slamet Riyadi, Laeli
Nuraeni .2002.
4. Petunjuk Teknis Budidaya Kakao Rakyat. Ditjen Perkebunan 1995
PENGOLAHAN KAKAO
Proses pengolahan buah kakao menentukan produk akhir kakao, karena dalam proses ini
terjadi pembentukan calon cita rasa khas kakao dan pengurangan cita rasa yang telah
dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat. Mengingat pentingnya arti pengolahan terhadap
mutu biji kakao kering, maka para produsen hendaknya mengusahakan agar biji kakaonya
dilolah dengan baik untuk memperoleh harga yang lebih tinggi dan memperkuat daya
saingnya dipasaran.
Proses pengolahan biji kakao terdiri dari dua macam perlakuan, yaitu pengolahan dengan
metode konvensional dan metode sime cabdury. Pada prinsipnya kedua metode tersebut tidak
terlalu berbeda, tetapi khusus pada kakao tindakan dengan metode konvensional dihasilkan
biji kakao yang mempunyai tingkat keasaman lebih tinggi sedangkan citarasa khas kakao
relatif rendah. Untuk mengatasinya disarankan mengolah biji kakao dengan metode Sime
Cabdury dan ini dapat dilaksanaakan pada perusahaan besar (PTP dan PBS).
a. Pemeraman
Pemeramana buah bertujuan, untuk memperoleh keseragaman kematangan buah dan
memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. Caranya buah dimasukan kedalam keranjang
rotan atau sejenisnya dengan alas daun-daun dan permukaan tumpukan ditutup dengan daun.
Pemeraman dilakukan ditempat yang teduh lamanya maksimum satu minggu.
b. Pemecahan Buah
Pemecahan atau pembelahan buah kakao harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai
melukai atau merusak biji kakao. Caranya sebagai berikut :
– Buah dipecah dengan menggunakan parang pemukul kayu atau memukulkan buah satu
dengan lainnya.
– Biji kakao dikeluarkan, sedangkan empelur yang melekat pada biji dibuang.
– Biji kakao yang sudah dikeluarkan dimasukan kedalam ember plastik atau tempat lain yang
bersih
– Harus dihindarkan kontak biji kakao dengan benda-benda logam, karena dapat
menyebabkan warna kakao menjadi kelabu.
c. Fermentasi
Fermentasi merupakan tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan untuk mempermudah
menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan
aroma dan cita rasa yang enak. Adapun wadah yang digunakan dalam fermentasi adalah
kotak pemeraman yang berlubang atau keranjang bambu, daun pisang, dan karung goni.
Caranya :
• Fermentasi dengan kotak/peti fermentasi
Biji kakao dimasukan kedalam kotak fermentasi berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm dan
tinggi 40 cm (kotak menampung 100 kg biji kakao basah) dan ditutup dengan karung
goni/daun pisang. Pada hari ke-3 (setelah 48 jam) diadakan pembalikan agar fermentasi
merata. Pada hari ke-6 biji-biji kakao dikeluarkan dari kotak fermantasi dan siap untuk
dijemur.
• Fermentasi dengan keranjang
Sebelum biji kakao dimasukkan dalam keranjang, terlebih dahulu keranjang dibersihkan dan
dialasi dengan daun pisang (keranjang menampung 50 kg kakao basah). Setelah biji kakao
dimasukkan dalam keranjang dan ditutup dengan daun pisang. Pada hari ke-3 diadakana
pembalikan biji dan pada hari ke-6 biji-biji dikeluarkan dan siap untuk dijemur.
• Fermentasi dengan mempergunakakan alas daun pisang
Daun pisang diletakkan diatas ranting-ranting kayu. Kemudian biji kakao ditumpuk sekitar 40
cm dan ditutup lagi oleh daun. Pada hari ke-3 (setelah 48 jam) biji-biji kakao dipindahkan
pada alas daun pisang segar di tempat yang baru. Tumpukkan difermantasi selama 5 hari.
d. Perendaman dan pencucian
Proses ini tidak mutlak dilakukan tergantung kebiasaan dan permintaan konsumen. Tujuan
perendaman dan pencucuian adalah menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki
kenampakkan biji. Biji yang tidak dicuci memberikan kenampakkan yang kurang menarik,
sedang pencucian bersih meningkatkan jumlah biji pecah dan mengurangi rendaman. Dalam
hal ini disarankan agar melakukkan pencucian setengah bersih, cara ini dapat memperbaiki
kenampakkan fisik, mempercepat pengeringan tanpa terlalu banyak menurunkan rendaman.
Sebelum pencucian dilakkukan perendaman 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat
dengan kenampakkan menarik dan warna coklat cerah. Pencucian dapat dilakukkan secara
manual (dengan tangan) atau dapat menggunakan mesin cuci.