Disusun Oleh : MUHAMMAD ULIN NUHA 15/17508/THP-STIB
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI BIOENERGI
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusutnya (losses) kualitas dan kuantitas produk hasil pertanian terjadi sejak pemanenan hingga dikonsumsi. Untuk mengurangi penyusutan yang terjadi setelah pemanenan, pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara memanipulasi faktor biologis atau faktor lingkungan dimana produk pertanian tersebut disimpan. (Munzir,2009). Secara umum, faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kedua komoditi pertanian adalah sama yaitu suhu, kelembaban udara, komposisi udara (CO, CO2, O2), polutan dan cahaya. Faktor-faktor biologis terpenting yang dapat dihambat pada bahan nabati seperti buah-buahan dan sayuran aantara lain respirasi, produksi etilen, transpirasi, dan faktor morfologis atau anatomis. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya metabolisme. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek. Hal itu juga merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya sebagai bahan makanan. Sampai sekarang pendinginan merupakan satu-satunya cara ekonomis untuk penyimpanan jangka panjang bagi buah dan sayuran segar. Asas dasar penyimpanan dingin adalah penghambatan respirasi oleh suhu tersebut (Pantastico, l997). Perubahan yang terjadi selama penyimpanan yaitu penurunan kesegaran dan kepadatan, warna oksidasi lemak dan melunaknya jaringan- jaringan serta rasa pada bahan pangan (Winarno, l982). Penyimpanan bahan makanan pada suhu rendah tidak hanya mengurangi laju respirasi, tapi juga menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme penyebab kebusukan. Pendinginan dan pembekuan tidak dapat menigkatkan kualitas bahkan dalam kondisi optimum perlakuan ini hanya dapat mempertahankan kualitas dalam batas waktu tertentu. Pendinginan dan pembekuan juga dapat menghambat proses metabolisme mikroorganisme dan reaksi-reaksi enzimmatis serta reaksi-reaksi kimia lainya pada bahan. Karena pendinginan dan pembekuan sifatnya hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut dimungkinkan dapat aktif kembali apabila bahan tersebut dikeluarkan dari tempat pendinginan.