Anda di halaman 1dari 12

ANALISA LIKUIDITAS

Pengertian Likuiditas
adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau
perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus
dibayar dengan harta lancarnya .
Pengukuran Likuiditas
Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban
lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak
memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang
lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan
dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar).Contoh: Membayar
listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb.
Rasio likuiditas antara lain terdiri dari:
Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan
kewajiban lancar (current assets/current liabilities"). Current
Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus
operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current Liabilities merupakan
kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus operasi yang normal
dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut
berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar. (aktiva lancar dibagi
hutang lancar dikali 100%)
Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat
kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan
persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya
yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari
1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.(aktiva lancar
dikurangi persediaan dibagi hutang lancar)
Pengertian Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan
seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali
perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan
dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh
bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas.
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang di
sebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Modal bank
CAR= x 100%
Aktiva tertimbang menurut risiko
Contohnya :
Bila anda mendapat Rp.1000/bulan dari orang tua, anda dapat menentukan
sendiri berapa yang harus tetap menjadi uang setelah uang tersebut anda
belanjakan (untuk ongkos, membeli buku, pulsa, rokok, dll). sisa uang yang
tetap menjadi uang tersebut dapat dianalogikan sebagai CAR di perbankan
tersebut, setelah semua uang yang masuk dipotong untuk pemberian kredit,
kpr, dll. dan CAR tersebut besarnya ditentukan oleh BI. dan bila suatu bank itu
CARnya 0% apalagi sudah minus, berarti bank tersebut sudah tidak
mempunyai modal/uang/capital lagi.
Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang
terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor
untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas
yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi
angka DER maka diasumsika perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi
terhadap likuiditas perusahaannya.

Formula DER = Total Hutang


Total Ekuitas
Note :
Total Hutang = Hutang lancar + Hutang jangka
Panjang
Dari tabel diatas dapat kita ketahui :
- Total Liabilities tahun 2011 (total hutang ) : 2.658.734
- Total Eukitas tahun 2011 : 6.189.470

Maka DER tahun 2011 = 2.658.734 / 6.189.470 = 0.4295

DER dengan angka dibawah 1.00, mengindakasikan bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih
kecil dari ekuitas yang dimilikinya. Tetapi sebagai investor kita juga harus jeli dalam melihat DER ini,
sebab jika total hutangnya lebih besar dari pada ekuitas, maka kita harus lihat lebih lanjut apakah
hutang lancar atau hutang jangka panjang yang lebih besar :
Jika jumlah hutang lancar lebih besar dari pada hutang jangka panjang, hal ini masih bisa kita terima,
karena besarnya hutang lancar sering disebabkan oleh hutang operasi yang bersifat jangka pendek.
Jika hutang jangka panjang yang lebih besar, maka dikuatirkan perusahaan akan mengalami
gangguan likuiditas dimasa yang akan datang. Selain itu laba perusahaan juga semakin tertekan
akibat harus membiayai bunga pinjaman tersebut.
Beberapa perusahaan yang memiliki DER lebih dari satu, hal ini sangat menganggu pertumbuhan
kinerja perusahaanya juga menganggu pertumbuhan harga sahamnya. Karena itu sebagian besar
para investor menghindari perusahaan yang memiliki angka DER lebih dari 2.
Catatan Tambahan :
Perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan seperti Bank, Asuransi,
Perusahaan investasi cenderung memiliki DER yang tinggi. Karena sebagian
besar dana yang dikelolanya adalah dana pihak ketiga. Dalam hal ini dana
pihak ketiga secara akutansi dianggap sebagai LIABILITIES (HUTANG).
Sebagaimana yang kita ketahui untuk jenis perusahaan seperti ini, semakin
besar modal pihak ketiga yang mereka kelola, maka kemungkinan untuk
mendapat laba usaha juga semakin tinggi. Tidak mengehrankan jika
perusahaan Bank dan Asurannsi memiliki DER yang lebih dari 5.Untuk itu
rasio DER kurang cocok digunakan pada perusaahan seperti ini.
Daftar Situs
Wikipedia: Likuiditas

Anda mungkin juga menyukai