Anda di halaman 1dari 72

LIMA MACAM IDEOLOGI

Pancasila

Di Susun Oleh:
Indira Maharani
2203110046

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA


UTARA 2022
MSejarah

A. Pengertian Ideologi Kapitalisme


Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal),
yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan
dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut
kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem
perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari
gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai
perwujudan liberalisme dalam ekonomi.
Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah “a social system based on the
recognition of individual rights, including property rights, in which all property is
privately owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-
hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat)
Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang
memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang
dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam
prosesproses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu
masyarakat. Istilah "formasi sosial" yang diperkenalkan oleh
Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988),
Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif,
tradisional, kapitalisme,post-kapitalisme).

Sejarah Perkembangan Kapitalisme


Robert E. Lerner dalam Western Civilization (1988) menyebutkan bahwa revolusi
komersial dan industri pada dunia modern awal dipengaruhi oleh asumsi-asumsi
kapitalisme dan merkantilisme. Direduksi kepada pengertian yang sederhana,
kapitalisme adalah sebuah sistem produksi, distribusi, dan pertukaran di mana
kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan kembali oleh pemilik pribadi untuk
memperoleh keuntungan. Kapitalisme adalah sebuah sistem yang didisain untuk
mendorong ekspansi komersial melewati batas-batas lokal menuju skala nasional
dan internasional. Pengusaha kapitalis mempelajari pola-pola perdagangan
internasional, di mana pasar berada dan bagamana memanipulasi pasar untuk
keuntungan mereka.

Penjelasan Robert Learner ini paralel dengan tudingan Karl Marx bahwa imperialisme
adalah kepanjangan tangan dari kapitalisme. Sistem kapitalisme, menurut Ebenstein
(1990), mulai berkembang di Inggris pada abad 18 M dan kemudian menyebar luas
ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara. Risalah terkenal Adam Smith, yaitu
The Wealth of Nations (1776), diakui sebagai tonggak utama kapitalisme klasik yang
mengekspresikan gagasan “laissez faire” dalam ekonomi. Bertentangan sekali
dengan merkantilisme yaitu adanya intervensi pemerintah dalam urusan negara.
Smith berpendapat bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran
adalah dengan membiarkan individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka
sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara (Robert Lerner, 1988).
Awal abad 20 kapitalisme harus menghadapi berbagai tekanan dan ketegangan yang
tidak diperkirakan sebelumnya. Munculnya kerajaan-kerajaan industri yang
cenderung menjadi birokratis uniform dan terjadinya konsentrasinya pemilikan
saham oleh segelintir individu kapitalis memaksa pemerintah (Barat) mengintervensi
mekanisme pasar melalui kebijakan-kebijakan seperti undang-undang anti-monopoli,
sistem perpajakan, dan jaminan kesejahteraan. Fenomena intervensi negara
terhadap sistem pasar dan meningkatnya tanggungjawab pemerintah dalam
masalah kesejahteraan sosial dan ekonomi merupakan indikasi terjadinya
transformasi kapitalisme. Transformasi ini, menurut Ebenstein, dilakukan agar
kapitalisme dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan ekonomi dan
sosial. Lahirlah konsep negara kemakmuran (welfare state) yang oleh Ebenstein
disebut sebagai "perekonomian campuran" (mixed economy) yang
mengkombinasikan inisiatif dan milik swasta dengan tanggungjawab negara untuk
kemakmuran sosial.
Habermas memandang transformasi itu sebagai peralihan dari kapitalisme liberal
kepada kapitalisme lanjut (late capitalism. organized capitalism, advanced
capitalism). Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebutkan bahwa state
regulated capitalism (nama lain kapitalisme lanjut) mengacu kepada dua fenomena:
terjadinya proses konsentrasi ekonomi seperti korporasi-korporasi nasional dan
internasional yang menciptakan struktur pasar oligopolistik, dan intervensi negara
dalam pasar. Untuk melegitimasi intervensi negara yang secara esensial kontradiktif
dengan kapitalisme liberal, maka menurut Habermas, dilakukan repolitisasi massa,
sebagai kebalikan dari depolitisasi massa dalam masyarakat kapitalis liberal. Upaya
ini terwujud dalam sistem demokrasi formal.

Sistem Perekonomian/ Tata Ekonomi Kapitalisme


Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran
dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap
warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua
orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.
Semua orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara.Akar Kapitalisme
Sistem perekonomian kapitalisme muncul dan semakindominan sejak peralihan
zaman feodal ke zaman modern. Kapitalisme seperti temuan Karl Marx menjadi
sistem yang dipraktekkan di dunia bermula di penghujung abad XIV dan awal abad
XV. Kapitalisme sebagai sistem perekonomian dunia terkait erat dengan
kolonialisme. Pada zaman kolonialisme ini akumulasi modal yang terkonsentrasi di
Eropa (Inggris) didistribusikan kepenjuru dunia, yang menghadirkan segenap
kemiskinan di wilayah jajahannya.
Kelahiran kapitalisme ini dibidani oleh tiga tokoh besar,yaitu Martin Luther yang
memberi dasar-dasar teosofik, Benjamin Franklin yang memberi dasar-dasar filosofik
dan Adam Smith yang memberikan dasar-dasar ekonominya. Martin Luther yang
memberidasar-dasar teosofik adalah seorang Jerman yang melakukan gerakan
monumentalnya, 31 Oktober 1571 dengan menempelkan tulisan protesnya di
seluruh penjuru Roma. Ia tidak menerima kenyataan praktik pengampunan dosa
yang diberlakukan gereja Roma. Kemudian ia meletakkan ajaran dasarnya, yaitu:
“Manusia menurut kodratnya menjadi suram karena dosa-dosanya dan semata-mata
lewat perbuatan dan karya yang lebih baik saja mereka dapat menyelamatkan
dirinya dari kutukan abadi”. Sedangkan bagi Benjamin Franklin yang memberi dasar-
dasar filosofik, mengajak orang untuk bekerja keras mengakumulasi modal atas
usahanya sendiri. Kemudian Franklin mengamanatkan: “Waktu adalah Uang”. Bagi
Adam Smith yang memberikan dasar-dasar ekonominya dan tarcantum dalam buku
An Inquiry into The Nature and Causes of The Wealth Nations, Adam Smith lebih
mengkongkretkan spirit kapitalismenya dalam sebuah konsep sebagai mekanisme
pasar. Basis folologisnya adalah laissez-faire, laissez-passer. Ia mengatakan bahwa
barang langka akan menyebabkan harga barang tersebut menjadi mahal sehingga
menjadi sulit didapatkan terutama oleh mereka yang berpenghasilan rendah. Tetapi
menurut Smith bahwa yang harus dilihat adalah perilaku produsen. Ketika harga
barang mahal, maka keuntungan akan meningkat. Ketika keuntungan yang
dijanjikan atas barang tersebut tinggi, maka banyak produsen yang
memproduksinya. Sehingga dengan demikian kelangkaan barang tersebut akan
terpenuhi dan menjadi murah dan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Sehingga
masalah yang terjadi di masyarakat akan diselesaikan oleh the invisible hands.
Banyak pakar memberikan penjelasan bahwa kapitalisme sebagai sistem
perekonomian dunia baru dimulai sejak abad XVI. Menurut Dudley Dillard pada
zaman kuno sebenarnya sudah terdapat model-model ekonomi yang merupakan
cikal-bakal kapitalisme. Bagi Dillard, kapitalisme tidak saja dipahami sebagai sistem
ekonomi pasca abad XVI. Kantong-kantong kapitalisme sebagai cikal-bakal dan ruh
kapitalisme justru mulai berkembang diakhir abad pertengahan. Dillard membagi
urutan perkembangan.
Toko yg memunculkan Kapitalisme

1. Thomas Robert Malthus (1766-1834 M)


Thomas Robert Malthus merupakan generasi ekonom yang dikenal hampir
menyamai pengaruh Adam Smith setelah sepeninggal Adam Smith ini adalah figur
ekonom dan kapitalisme yang lahir pada 13 Februari 1766 di Surrey, Inggris.
Homas Robert Malthus di kenal dunia lewat karyanya yang berpengaruh di bidang
ekonomi yaitu, An Essay on The Principle of Population , terbitan tahun 1798.
Dimana didalamnya menjelaskan pemikirannya tentang kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah, padahal persediaan makanan tidak
dapat bertambah sesuai kecepatan pertambahan penduduk. Selebihnya jumlah
penduduk yang bertambah begitu pesat di khawatirkan akan berhadapan dengan
keadaan dimana sumber daya alam semakin mengurang dan langkah. Kemudian
dari asumsi dasar diataslah yang menginspirasi ekonom Homas Robert Malthus
menganjurkan untuk membatasi setiap keluarga agar tidak memiliki anak diluar
batas kemampuan ekonomi keluarga tersebut.

2. David Ricardo (1772-1823 M)


David Ricardo merupakan tokoh ekonomi yang lahir pada 18 April 1772 di London
Inggris. David Ricardo adalah tokoh yang dikenal sebagai pelopor konsep sewa
tanah dan bagi hasil yang sering dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia hingga
saat ini.
Tokoh yang juga dikenal dengan kecermatan berpikir, kemampuan berpikir abstrak
serta kerelaan melepaskan kepentingan atau pendapat sendiri, jika dirasa tidak
masuk akal baginya.
Dari bukunya yang berjudul The Principle of Political Economy and Taxation yang
diterbitkan tahun 1817. David Ricardo membahas tuntas tentang hukum pembagian
hasil perkapita dalam ekonomi kapitalisme, lewat teorinya yang dinamai dengan
'Hukum Pengurangan Penghasilan'. Dan dari teori-teori yang dituliskan dalam
bukunya di atas, belakangan diketahui salah satu teorinya cukup mempengaruhi Karl
Marx yaitu teori tentang nilai pekerja atau Labour Teory of Value yang menjelaskan
tentang nilai suatu barang produksi, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
diperlukan dalam memproduksi barang tersebut.

3. John Stuart Mill (1806-1873 M)


John Stuart Mill merupakan filsuf sekaligus figur liberal serta ekonom klasik yang
lahir di London Inggris, pada tahun 20 Mei 1806. John Stuart Mill juga dipandang
sebagai seorang tokoh penghubung aliran individualisme dan sosialisme.
Pemikirannya tentang distribusi kekayaan, tertuang dalam bukunya yang dituliskan
dengan judul. Priciple of Political Economy, diterbitkan pada tahun 1848. Dimana
menurutnya persoalan terkait distribusi kekayaan tidak ditentukan oleh hukum alam
yang tidak bisa diubah. Melainkan oleh kehendak dari kemahuan manusia itu sendiri.
Terlebih John Stuart Mill pernah berkata bahwa, Faktor produksi yang utama adalah
tenaga kerja dan sumberdaya alam. Pemikiran dan gagasan tentang hukum ekonomi
yang mengatur produksi dapat dikatakan dipengaruhi oleh bukunya Adam Smith,
Wealth of Nations. Namun wilayah teorinya sedikit diperluas oleh John Stuart Mill.

4. John Maynard Keynes (1883-1946 M)


Setelah Adam Smith, pemikiran ekonomi dari John Maynard Keynes lah yang
diterapkan di banyak negara kapitalis di dunia, terkhusus dibagian wilayah Eropa.
Ekonom yang lahir pada 5 Juni 1883 di Cambridge Inggris ini dikenal dengan
gagasan-gagasannya yang mengubah teori dan praktek ekonomi makro serta
kebijakan ekonomi dunia, dengan menjelaskan penyebab terjadinya siklus bisnis.
Pemikirannya kini terkenal sebagai salah satu mazhab ekonomi yang disebut
Keynesian. Salah satu pendapatnya yang membuatnya dijuluki sebagai penyelamat
sistem kapitalisme dunia adalah sebagai berikut. 'Pemerintah harus membelanjakan
uang yang tidak dimilikinya, mungkin akan berhasil mencegah runtuhnya
kapitalisme.

5. Adam Smith (1723-1790 M)


Tokoh ekonom satu ini, sudah dikenal hampir semua orang di berbagai belahan
dunia. Terlebih kepada pelajar ekonomi maupun pelajar sejarah. Adam Smith
merupakan tokoh ekonomi yang paling dikenal dan paling berpengaruh pada bidang
ekonomi setelah Jhon Locke dan Francois Quesnay. Ekonom yang lahir di Krikcaldy,
Skotlandia pada tahun 1723 ini, terkenal karena karya besarnya yaitu. The Wealth of
Nations, dimana dari karyanya ini kemudian mampu memberikan harapan baru pada
masa kegalapan ekonomi di Eropa saat itu. Dari bukunya diataslah yang membuat
dirinya dikukuhkan menjadi bagian dari tokoh-tokoh terpenting dalam sejarah
kapitalisme dunia.

Adam Smith memberikan pengaruh terhadap ilmu ekonomi modern dengan


meletakkan dasar-dasar awal teori ekonomi modern. Teorinya yang dikenal dengan
sebutan Invisible Hand atau tangan-tangan tak terlihat menjadi bagian yang tidak
terlepas dari dirinya. Sebagai pencetus kebebasan, Adam Smith juga terkenal juga
dengan keagunganya terhadap perdagangan bebas, kebebasan individu dalam
perusahaan, kebebasan berserikat dan kebebasan berpendapat. Adam Smith
menyebut semua itu dengan Kebebasan Alamiah. Kebebasan diataslah yang menjadi
cikal bakal sistem kapitalisme modern yang dianut sebagian besar negara di dunia
sampai sekarang.
6. Francois Quesnay
Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV. Tetapi ia
lbh mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun
1756 ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun
1758 ia menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di
dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran
darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga
penemuan besar yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.”
John Locke meramu teori naturalisme liberal. Tentang hak milik ia berkata
“Hak milik pribadi adalah salah satu hak alam dan instilah yg tumbuh bersama
pertumbuhan manusia. Karena itu tak ada seorangpun yg mengingkari instilah ini.

7. karl Marx
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat meliputi
perubahan struktur, sistem dan organisasi sosial sebagai akibat adanya modifikasi
pola-pola kehidupan manusia, yang dipengaruhi oleh adanya faktor kebutuhan intern
dan ekstern masyarakat itu sendiri. Masyarakat sebagai suatu sistem sudah tentu
dalam perwujudannya, senantiasa mengalami perubahan yang dapat berupa
kemajuan atau kemunduran, luas atau terbatas, cepat atau lambat (Afifuddin,
2015). Pembangunan ekonomi yang kapitalistik, menurut cara pandang Marxis
konvensional, bisa melalui dua jalan. Jalan pertama, yang dianggap ideal adalah
jalan dari bawah ditempuh melalui proses pembebasan para borjuasi dari
kungkungan. kelas-kelas sosial dominan di pedesaan maupun di perkotan.
Sedangkan jalan kedua, adalah model Prussia yang bersifat top down. Jalan ini
ditempuh ketika tidak terdapat kelas pemilik modal yang cukup kuat yang memaksa
negara mengambil alih peran utama dalam pembangunan dart industrialisasi
(Hiariej, 2006).
Pandangan sistem ekonomi kapitalis mengatakan bahwa menyamakan antara
kebutuhan dan keinginan adalah hal yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan fakta
(Sholahuddin, 2007). Karya-karya awal Marx berbicara mengenai hubungan antara
kerja dan hakikat manusia. Marx meyakini bahwa sistem produksi kapitalis membuat
kerja manusia menjadi tidak sesuai dengan hakikat kemanusiaannya.
Ketidaksesuaian antara hakikat kemanusiaan dan kerja tersbut disebut alienasi
(Hendrawan, 2014). Dalam hal ini, manusia yang terlibat dalam proses produksi
adalah sebagaimana struktur pengorganisasian sosial produksi yang terdiri atas
kaum pemilik modal dan kaum pekerja. Hubungan-hubungan produksi selalu
mengambil bentuk hubungan hak milik dalam masyarakat dan hubungan sosial
sesuai apa yang telah diatur masyarakat tentang kondisi dan kekuatan produksi
serta menyalurkan hasil produksi kepada anggota masyarakat.
Negara yg menggunakan ideologi kapitalisme

1. Perancis
Negara yang menganut ideologi komunisme yang terakhir kita bahas dalam
kesempatan ini ialah negara Prancis. Negara yang juga berada di belahan benua
Eropa barat ini memiliki sistem perpajakan yang hampir sama dengan negara Inggris
dan Jerman. Di sisi lain, negara Prancis cukup terkenal dengan industri mobilnya.
Beberapa merek mobil di Prancis terkenal sebagai Merck mobil mewah di dunia.
Negara Prancis juga menjalin hubungan bilateral dengan negara kita dan kerja sama
multilateral dengan beberapa negara lain. Ini merupakan salah satu contoh
hubungan bilateral dan multilateral.
Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap
mengenai materi negara yang menganut ideologi kapitalisme yang dapat penulis
sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga dengan
membaca artikel ini pembaca dapat memahami secara lebih baik apa itu ideologi
kapitalisme dan negara mana saja yang menganut ideologi tersebut. Perlu kita
pahami bersama bahwa setiap ideologi yang ada di dunia ini tidak akan pernah lepas
dari lika liku kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. sampai jumpa pada
kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah
pembaca dalam menjalani hidup.

2. Inggris
Inggris adalah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis yang lainnya setelah
Amerika Serikat adan Jerman. Bahkan, perekonomian Inggris termasuk
perekonomian terbesar yang ada di dunia. Salah satu hal yang dilakukan oleh
Inggris hingga mendapatkan predikat seperti itu adalah menerapkan sistem ekonomi
campuran. Sistem ini adalah salah satu sistem yang menggunakan sebagian besar
prinsip yang digunakan pasar bebas untuk menghindari berbagai macam faktor
penyebab ekonomi lesu. Namun, walaupun seperti itu, Inggris tetap
mempertahankan infrastruktur kesejahteraan sosial yang dimiliki olehnya. Dengan
sistem ini Inggris termasuk negara yang memiliki kondisi pajak yang kompetitif jika
dibandingkan negara eropa yang lainnya.
Perekonomian Inggris merupakan salah satu perekonomian terbesar di dunia,
dengan PDB per kapita rata-rata £ 22.907. Inggris menerapkan sistem ekonomi
pasar campuran; yang mengadopsi sebagian besar prinsip-prinsip pasar bebas,
namun tetap mempertahankan infrastruktur kesejahteraan soaial. Perpajakan di
Inggris cukup kompetitif bila dibandingkan dengan kebanyakan negara Eropa
lainnya.
Ekonomi Inggris menyumbangkan bagian terbesar bagi ekonomi Britania Raya,
dimana PDB per kapitanya merupakan tertinggi ke-18 dunia. Inggris merupakan
pemimpin dalam industri kimia dan farmasi, juga dalam industri-industri penting
seperti kedirgantaraan, industri senjata, dan industri perangkat lunak. Bursa efek
London, yang berlokasi di London, merupakan bursa saham terbesar di Eropa.
London juga merupakan pusat keuangan di Britania Raya, 100 dari 500 perusahaan
terbesar di Eropa bermarkas di London. Di samping itu, London merupakan pusat
keuangan terbesar di Eropa, dan pada tahun 2009 juga dinobatkan sebagai salah
satu pusat bisnis dan keuangan terbesar di dunia.

3. Jerman
Ciri-ciri yang dimiliki oleh sistem ekonomi kapitalis termasuk kelebihan dan
kekurangan yang terdapat dalam pasar persaingan tidak sempurna, yaitu jumlah
penjual dan pembeli berbeda cukup jauh atau pasar monopoli. Namun, walaupun
banyak kekurangan yang dimiliki oleh sistem ekonomi kapitalis, Jerman
membuktikan diri sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan terkuat di eropa.
Ada beberapa hal yang dimiliki oleh Jerman sehingga mendapat predikat sebagai
negara dengan ekonomi terbesar di eropa. Beberapa faktor tersebut adalah:
 Tingkat korupsi yang kecil
 Kapitalisasi pasar besar
 Memiliki tingkat inovasi yang tinggi
 Memiliki tenaga kerja dengan kemampuan yang tinggi.
Jerman mempunyai ekonomi pasar sosial dengan tenaga kerja berkemampuan
tinggi, kapitalisasi pasar besar, tingkat korupsi yang rendah, serta tingkat inovasi
tinggi. Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar dan terkuat di Eropa,
PDB terbesar keempat dunia, pendapatan nasional bruto terbesar kelima dunia,
dan kontributor terbesar ke Uni Eropa tahun 2011. Sektor jasa berkontribusi
terhadap 71% total PDB, industri 28%, dan pertanian 1%.

4. Amerika Serikat
Amerika Serikat termasuk salah satu negara yang menggunakan sistem ekonomi
kapitalis campuran yang ciri-cirinya tidak jauh brbeda dari ciri-ciri sistem ekonomi
konvensional. Dengan sistem ekonomi seperti ini, Amerika Serikat (AS) termasuk
negara importir terbesar dan eksportir nomer dua terbesar yang ada didunia dimana
sektor manufakturnya di dominasi oleh produk-produk kimia.
Secara umum, ada beberapa faktor yang menjadikan AS menerapkan sistem
ekonomi kapitalis. Seperti misalnya memiliki sumber daya alam yang melimpah,
pengembangan infrastruktur yang dilakukan dengan sangat baik, serta memiliki
produktifitas yang tinggi.
Contoh tindakan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh AS
adalah memproduksi energi nuklir dan listrik. Tidak hanya itu, AS juga dikenal
sebagai salah satu produsen terbesar gas alam liquid, dan fosfat di dunia.

Amerika Serikat (AS) menerapkan sistem ekonomi kapitalis campuran yang didukung
oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang
dikembangkan dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Menurut International
Monetary Fund (IMF), PDB AS mencapai sekitar $15,1 triliun atau sekitar 22% dari
produk dunia bruto, dan dengan nilai pertukaran pasar hampir 19% dari total produk
dunia bruto menurut keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB).
AS adalah importir barang terbesar pertama dan eksportir terbesar kedua di dunia,
meskipun ekspor per kapitanya masih agak rendah. Sektor manufaktur didominasi
oleh produk-produk kimia. AS merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia,
dan juga importir minyak terbesar. Negara ini juga menjadi produsen terbesar energi
nuklir dan listrik, begitu juga dengan gas alam likuid, sulfur, fosfat, dan garam.

5. Belanda
Negara yang menganut ideologi kapitalisme yang kita bahas selanjutnya adalah
Belanda. Belanda merupakan salah satu negara yang menggunakan ideologi
kapitalisme. Belanda merupakan negara yang terkenal di sektor industrinya. Salah
satunya diketahui sebagai salah satu penghasil gas dan energi hijau terbesar di
wilayah Eropa.
Di lain sisi, Belanda juga memiliki industri informasi dan teknologi yang cukup maju.
Termasuk juga dalam pengembangan sektor pertaniannya sehingga menjadi salah
satu sektor dengan komoditas ekspor yang tinggi.
bukota Belanda diuntungkan bukan hanya dari eksploitasi koloni-koloni budak yang
dikontrol oleh perusahaan-perusahaan kolonial Belanda dan negara. Dari masa
Revolusi Belanda di abad ke-16 dan setelahnya, Amsterdam telah berfungsi sebagai
penghubung krusial perdagangan dan keuangan yang lebih luas di Eropa. Pada abad
ke-17, peran distribusi ini telah melibatkan perdagangan barang-barang kolonial,
tetapi secara absolut perdagangan-perdagangan Eropa mendominasi sirkuit investasi
kapital. Hal ini secara bertahap berubah di abad ke-18, ketika Belanda kalah
bersaing di area-area lain, tetapi sanggup mengompensasikannya dengan
menambah bobot perdagangan barang-barang kolonial baik dari wilayah Samudra
Atlantik maupun Samudra Hindia. Pada paruh kedua abad ke-18, Belanda bukan
hanya mengimpor kopi dan gula dari Suriname, tetapi juga memegang jutaan pon
kopi dan gula yang diproduksi di perkebunan utama koloni Prancis St. Domingue.
Hubungan antara ekonomi Belanda dan St. Domingue ini bertahan, hingga revolusi
budak pada 1791 membawa emansipasi dan pembentukan Haiti merdeka.
Sementara itu, jaringan ketat para bankir, pedagang, pemberi hutang dan pemilik
uang mengikat pasar finansial Amsterdam pada pemilik-pemilik kebun di koloni-
koloni Spanyol, koloni-koloni Karibia milik Denmark, dan Amerika Serikat bagian
Selatan.
Argumen-argumen tentang ekonomi Atlantik Belanda ini menunjukkan bahwa
pertanyaan tentang hubungan antara kapitalisme dan perbudakan yang diajukan
oleh Eric Williams harus didekati dengan kerangka yang lebih luas daripada sekadar
hubungan antara Revolusi Industri Inggris dan kompleks gula Inggris di Hindia
Belanda. Ia juga menantang ide beberapa sejarawan Belanda bahwa perbudakan
Atlantik hanya punya peran yang marjinal dalam ekonomi Belanda. Tetapi ada yang
bisa dikerjakan lebih daripada itu, jika sejarah perbudakan betul-betul didekati
dengan skala global. Ini tidak harus berarti hanya mengopi metode-metode yang
digunakan untuk menghitung signifikansi ekonomi perbudakan Atlantik dan
menerapkannya pada kerajaan VOC.
Sementara di dunia Atlantik, perkebunan budak menjadi titik yang kepadanya
seluruh aktivitas komersil bertumpu, di Asia kerajaan-kerajaan kolonial kebanyakan
mengombinasi banyak bentuk kerja paksa pada saat yang sama, sehingga menjadi
sulit untuk memperkirakan apa yang mengonstitusikan keuntungan dari perbudakan
saja. Juga bahwa perkebunan-perkebunan di wilayah Atlantik dimiliki secara
langsung oleh orang-orang Eropa, sementara di Asia VOC sering bergantung pada
perantara-perantara seperti raja-raja, bangsawan-bangsawan pemilik tanah, atau
pedagang Cina dan petani-petani penyewa. Mungkin yang lebih penting pada
tahapan ini, daripada mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut untuk membuat
perhitungan yang persis dan sebanding, adalah menghadapi tantangan untuk
membawa sejarah-sejarah perbudakan kolonial menuju kerangka bersama.
Hubungan-hubungan antara perbudakan di Samudra Atlantik dan Samudra Hindia
tidak berakhir dengan pengalaman Belanda dengan perkebunan budak di Pulau
Banda, yang dilaksanakan oleh personil VOC dan WIC lintas samudra hingga wilayah
Atlantik. Mereka berlanjut hingga era penghapusan perbudakan secara formal,
ketika Johannes van den Bosch mengawasi ‘modernisasi’ perkebunan budak di
Suriname sebelum ia mengorganisir sistem penanaman di Jawa, dan ketika pekerja-
pekerja lepas dari India dan Indonesia dipindahkan ke Suriname untuk membangun
kekuatan kerja paksa yang baru setelah dekrit emansipasi tahun 1863.

6. Indonesia
Sistem kapitalisme di Indonesia dilatarbelakangi oleh perseteruan politik antara
negara-negara barat yang dikenal dengan sebutan blok barat dan negara-negara
timur atau yang dikenal sebutan blok timur. Blok barat dalam mengembangkan
perekonomian menggunakan konsep sistem ekonomi kapitalis sedangkan blok timur
mengembangkan sistem ekonomi sosialis. Namun, dengan berbagai kekuatan
propaganda yang dimiliki oleh negara-negara barat tentang penerapan sistem
ekonomi kapitalis maka pandangan masyarakat dunia jauh lebih baik jika
dibandingkan dengan sistem ekonomi sosialis. Walaupun Indonesia sebagai anggota
negara Non Blok (tidak memihak salah satu) Blok,namun pemerintah kita dalam
menerapkan sistem ekonomi masih menggunakan sistem ekonomi kapitalis. Hal ini
dapat dilihat beberapa indikator yang tetap digunakan pemerintah, yaitu:
pertama,dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah secara bertahap. Berarti,
harga dari barang-barang strategis yang selama ini penentuannya ditetapkan oleh
pemerintah, selanjutnya secara berangsur diserahkan sepenuhnya pada mekanisme
pasar. kedua,nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate). Sesuai
dengan kesepakatan dalam LoI dengan pihak IMF, penentuan nilai kurs rupiah tidak
boleh dipatok dengan kurs tetap (fix rate). Dengan kata lain, besarnya nilai kurs
rupiah harus dikembalikan pada mekanisme pasar. ketiga, privatisasi BUMN. Salah
satu ciri ekonomi yang liberal adalah semakin kecilnya peran pemerintah dalam
bidang ekonomi, termasuk didalamnya adalah kepemilikan asset-asset produksi.
Dengan dijualnya BUMN kepada pihak swasta, baik swasta nasional maupun asing,
berarti perekonomian Indonesia semakin liberal. keempat, peran serta pemerintah
Indonesia dalam kancah WTO dan perjanjian GATT. Dengan masuknya Indonesia
dalam tata perdagangan dunia tersebut, semakin memperjelas komitmen Indonesia
untuk masuk kubangan libelarisasi ekonomi dunia atau kapitalisme global.
7. China
Meskipun memiliki ideologi komunisme, namun China menganut sistem ekonomi
pasar kapitalis. Terbukti, sebagian besar perusahaan yang ada di China adalah milik
swasta. Secara sederhana, Bloomberg menyebut, dari 100 perusahaan teratas di
China, 49 di antaranya adalah perusahaan swasta yang sangat berkembang.
Sementara itu, sektor swasta menyumbang 54% dari total nilai 100 perusahaan
besar di China. Jumlah ini naik 10% bila dibandingkan dengan tahun 2010. Beberapa
perusahaan swasta besar yang berasal dari China serta mampu merajai pasar dunia
adalah Alibaba, Huawei, dan Tencent.

8. Brasil
Semua prestasi moncer ini dirintis oleh Luiz Inácio Lula da Silva, seorang pemimpin
serikat buruh dari partai kiri, Partai Buruh, naik ke puncak kekuasaan Brasil. Sebagai
perwakilan partai kiri, Lula harusnya tidak bersahabat dengan kapitalisme. Namun,
karena Brasil sudah telanjur mewarisi penerapan sistem pasar bebas, termasuk saat
sosiolog dan teoretikus teori keterbelakangan Cardoso menjadi presiden, Lula
dengan bijak mengumumkan sejak dari hari pelantikannya bahwa ia tidak akan
menggalangi reformasi pasar bebas yang sudah dijalankan. Ironisnya, sekaligus
untungnya, kebijakan inilah yang kemudian membuka jalan bagi rencana-rencana
yang selalu Lula cita-citakan, yaitu menggunakan tangan negara secara langsung
untuk membantu kaum yang paling membutuhkan.
Logikanya sebagai berikut, dengan menjaga inflasi rendah dan melakukan belanja
pemerintah ala Keynes, suku bunga pun turun sehingga bank terdorong untuk
memberikan kredit kepada nasabah berpenghasilan rendah. Peran pemerintah juga
kian besar dengan plebisit-plebisit seperti pemberian bantuan tunai (semacam BLT
di Indonesia) bagi kaum miskin dan tunjangan memadai bagi pekerja berupah
minimum dan kaum pensiunan.
Sebagai tambahan, Lula meluncurkan suatu program bernama Bolsa Familia.
Berdasarkan program ini, negara memberikan semacam tunjangan atau uang saku
Bagaimana ideologi saat ini
Dalam ideologi kapitalisme, aset modal—seperti pabrik, tambang, dan jalur
distribusi, dapat dimiliki dan dikendalikan secara pribadi, tenaga kerja dibeli dengan
upah uang, keuntungan modal diperoleh pemilik swasta, dan harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran.
Kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara
luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai
berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan
bahan baku dan mesin terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan sebagai
operator mesin guna mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah.
Kekejaman sistem tanam paksa oleh Belanda ini jadi bentuk nyata dari kapitalisme,
yakni Belanda memeras kekayaan pribumi demi memenuhi kepentingan
pemerintahannya sendiri.
Setelah sistem tanam paksa ini hilang dan Indonesia merdeka, kapitalisme di
Indonesia berkembang dengan bentuk imperialisme baru. Pada masa Orba, modal-
modal asing mulai masuk ke Indonesia dan gap antar masyarakat yang punya modal
dan tidak punya modal pun makin terlihat.
Sayangnya, sampai saat ini sistem kapitalisme masih berkembang di Indonesia. Bisa
kita lihat di mana kekayaan sumber daya Indonesia masih dieksploitasi oleh negara-
negara lain. Meski begitu, kita pun bisa melihat upaya Pemerintah Indonesia untuk
mencegah hal tersebut terus terjadi, bisa dilihat dari kasus Freeport di Papua yang
akhirnya 51% saham bisa dikuasai oleh Indonesia.
Sistem ekonomi kapitalis di Indonesia dilatarbelakangi oleh perseteruan politik
antara negara-negara barat yang dikenal dengan sebutan blok barat dan negara-
negara timur atau yang dikenal sebutan blok timur. Blok barat dalam
mengembangkan perekonomian menggunakan konsep sistem ekonomi kapitalis
sedangkan blok timur mengembangkan sistem ekonomi sosialis. Namun, dengan
berbagai kekuatan propaganda yang dimiliki oleh negara-negara barat tentang
penerapan sistem ekonomi kapitalis maka pandangan masyarakat dunia jauh lebih
baik jika dibandingkan dengan sistem ekonomi sosialis. Walaupun Indonesia sebagai
anggota negara Non Blok (tidak memihak salah satu) Blok,namun pemerintah kita
dalam menerapkan sistem ekonomi masih menggunakan sistem ekonomi kapitalis.
Hal ini dapat dilihat beberapa indikator yang tetap digunakan pemerintah, yaitu:
pertama,dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah secara bertahap. Berarti,
harga dari barang-barang strategis yang selama ini penentuannya ditetapkan oleh
pemerintah, selanjutnya secara berangsur diserahkan sepenuhnya pada mekanisme
pasar. kedua,nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate). Sesuai
dengan kesepakatan dalam LoI dengan pihak IMF, penentuan nilai kurs rupiah tidak
boleh dipatok dengan kurs tetap (fix rate). Dengan kata lain, besarnya nilai kurs
rupiah harus dikembalikan pada mekanisme pasar. ketiga, privatisasi BUMN. Salah
satu ciri ekonomi yang liberal adalah semakin kecilnya peran pemerintah dalam
bidang ekonomi, termasuk didalamnya adalah kepemilikan asset-asset produksi.
Dengan dijualnya BUMN kepada pihak swasta, baik swasta nasional maupun asing,
berarti perekonomian Indonesia semakin liberal. keempat, peran serta pemerintah
Indonesia dalam kancah WTO dan perjanjian GATT. Dengan masuknya Indonesia
dalam tata perdagangan dunia tersebut, semakin memperjelas komitmen Indonesia
untuk masuk kubangan libelarisasi ekonomi dunia atau kapitalisme global.
Meski banyak ditentang oleh beberapa ekonom, nyatanya kapitalisme masih tetap
berlangsung. Salah satu contoh penerapannya adalah di Amerika, terutama selama
masa kepemimpinan Donald Trump. Para kapitalis atau pemilik modal bisa
melakukan banyak cara untuk mendapatkan keuntungan besar, termasuk menekan
harga buruh ke level terendah. Sementara itu, mereka yang tidak memiliki akses ke
modal, justru makin terpuruk.
Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden baru tentu memberi angin segar bagi
perbaikan ekonomi di Amerika. Biden berencana menaikkan pajak perorangan
berdasarkan besar penghasilan yang diterimanya. Tentunya pemasukan dari pajak
tersebut bisa turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka yang
tertinggal.
Contoh lain yang bisa dilihat langsung adalah kehadiran pasar modern seperti mal
dan supermarket. Secara tidak disadari, pasar modern ini perlahan-lahan mulai
menggusur keberadaan pasar tradisional. Kemudahan serta kenyamanan berbelanja
membuat konsumen lebih tertarik menghabiskan uang mereka di pasar modern,
mulai dari berbelanja pakaian hingga isi dapur.
Seperti sistem keuangan lainnya, kapitalisme pun memiliki keuntungan serta
kekurangan. Keuntungan pertama adalah pemanfaatan sumber daya yang lebih
efisien serta efektif. Hal ini terjadi karena pemilik modal telah memasang target
untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, pola pikir masyarakat
lebih kreatif karena dihadapkan dengan persaingan tinggi. Terlebih lagi, produk-
produk yang unik memiliki kecenderungan lebih diminati oleh konsumen.
Meski demikian, penerapan sistem ini juga memiliki kerugian. Karena akses terhadap
modal hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu, persaingan tak sempurna dalam
pasar bebas tidak bisa dihindari. Inilah yang menjadi akar terjadinya monopoli pasar.
Selanjutnya, sistem kapitalis ini mengakibatkan pengusaha hanya berorientasi pada
uang semata sehingga masalah-masalah lain seperti kesejahteraan pekerja pun
terabaikan.
Dampak buruk selanjutnya yang dihadapi adalah terancamnya kelestarian sumber
daya alam. Karena pemilik modal memasang target keuntungan besar, eksploitasi
sumber daya alam.
Kapitalisme dapat dilihat dari lembaga dan mekanismenya, yaitu ekonomi pasar,
adanya hak pemilikan, adanya usaha swasta, persaingan bebas, dan adanya
kebebasan.
Contoh kapitalisme adalah industri di Amerika Serikat, di mana banyak bisnis atau
industri di sana dikuasai oleh pengusaha swasta dan campur tangan pemerintah
sangat minim. Pemerintah di sini hanya berperan sebagai pengawas.
Negara dengan ideologi kapitalisme sangat menjunjung tinggi kebebasan pasar.
Contohnya di industri penerbangan Amerika Serikat, di mana pelaku usahanya
seluruhnya dimiliki swasta.
Banyak orang yang berpandangan kalau tidak ada satupun negara di dunia ini yang
benar-benar menganut prinsip kapitalis murni ataupun sosialis murni. Melainkan
yang dilihat dari sistem ekonomi negara-negara di dunia adalah seberapa kapitalis
atau seberapa sosialis negara tersebut. Analoginya juga bisa apakah negara A lebih
sosialis atau lebih kapitalis dari negara B.
Sehingga berdasarkan keterlibatan pemerintah Indonesia secara kuantitatif dalam
perekonomian negara, Indonesia bisa dikatakan tergolong sebagai negara
“kapitalis”. Karena aktivitas ekonomi sebagian besar memang berjalan sendiri, tanpa
campur tangan pemerintah. Namun, Pemerintah tetap memegang peran sebagai
pengawas jalannya perekonomian negara.
Bidang Ekonomi Ideologi Pancasila: Ekonomi dalam ideologi pancasila sangat
menghindari adanya monopoli. Negara berperan sebagai pencegah terjadinya
monopoli yang akan merugikan masyarakat. Ideologi Kapitalisme: Perekonomian
berdasarkan mekanisme pasar untuk menentukan harga keseimbangan antara
penawaran dan permintaan barang atau jasa. Jika terjadi kemerosotan harga,
negara tidak boleh melakukan intervensi karena mekanisme pasar dengan sendirinya
akan menentukan keseimbangan harga yang baru. Sehingga peran negara sangat
minim dalam perekonomian. Bidang Agama Ideologi Pancasila: Masyarakat bebas
memeluk salah satu agama yang diakui oleh negara. Paham atheis atau paham yang
tidak mempercayai adanya Tuhan tidak diterima dalam ideologi pancasila. Agama
harus menjiwai seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
Ideologi Kapitalisme: Tegaknya ideologi kapitalisme berdasarkan atas pemisahan
agama dengan kehidupan atau sering disebut sekularisme. Berdasarkan hal ini,
kapitalisme meyakini bahwa manusia sendirilah yang berhak membuat peraturan
atas hidupnya. Ideologi kapitalisme hanya memercayai Tuhan sebagai sang
pencipta.
para kapitalis memang harus mengeluarkan dana besar ketika hendak membangun.
Namun, timbal balik keuntungannya berlipat ganda. Sementara itu, pedagang yang
Demikian penjelasan mengenai apa itu kapitalisme dan contohnya. Memang salah
satu keuntungan dari sistem ini adalah bisa meraih untung sebesar-besarnya, tetapi
hanya berlaku bagi yang bermodal. Ketimpangan kesejahteraan pun terjadi karena
tidak semua individu bisa mengakses modal dan memulai usaha.
Sejarah

B. Komunisme
Komunisme memandang bahwa tidak adanya hak individu membuat demokrasi
individualis itu tidak ada, yang ada hanya hak komunal.Etika dalam ideologi
komunisme mendasarkan pada kebaikan hanya demi keuntungan kelas masyarakat
secara totalitas. Demi kepentingan kelasnya, maka segala hal dapat dihalalkan dan
dilakukan.
Komunisme adalah ideologi dan gerakan filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang
tujuannya adalah pembentukan masyarakat komunis, yaitu tatanan sosial ekonomi
yang terstruktur di atas gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi dan
tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Komunisme adalah bentuk sosialisme
yang spesifik, namun berbeda.
Ideologi komunis modern mulai berkembang selama Revolusi Prancis. “Manifesto
Komunis” karya Karl Marx dan Friedrich Engels, diterbitkan pada tahun 1848.
Pamflet itu menolak prinsip Kristen dari filosofi komunis sebelumnya. Manifesto
Komunis menyajikan Revolusi Perancis sebagai titik balik sejarah utama ketika
orang-orang borjuis menjungkirbalikkan struktur kekuasaan feodal dan
mengantarkan era kapitalis modern. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata
sama rasa dlam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama
digantikan dengan ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut
ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai,
negara dan bangsa (kolektivisme).
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti kapitalisme
menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai. Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara
merata. Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh
karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian
pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu”
yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran
ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (ke
Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum
kapitalis serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal
(faktor produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan
menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk
menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas
yakni dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang
menyebabkan antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka
lembaran sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan
Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan
yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.
Komunisme pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dengan
mengeluarkan sebuah karya berjudul Manifesto Politik yang diterbitkan pada 21
Februari 1848. Ide atau gagasan komunisme merupakan reaksi terhadap maraknya
praktik kapitalisme pada abad ke-19 Masehi. Saat itu, kapitalisme yang berorientasi
terhadap modal dan kepemilikan individu sangat antipati terhadap para buruh. Hal
tersebut menyebabkan terciptanya kelas ekonomi atas yang dikuasai pemilik modal
dan kelas ekonomi bawah yang dihuni para buruh. Tahun 1867, Marx bersama
Engels menghasilkan sebuah karya fenomenal, yaitu Das Kapital. Dijelaskan
mengenai kesenjangan ekonomi yang terjadi di berbagai negara Eropa pada segi
industri yang selanjutnya menjadi alasan dari munculnya ideologi komunis.
Pandangan-pandangan Karl Marx yang menjadi dasar teori komunsime modern
kemudian disebut sebagai Marxisme yang umumnya digunakan oleh partai komunis
di seluruh dunia. Paham komunisme berusaha untuk membentuk masyarakat atau
orang-orang yang lebih adil, dan tidak memandang kelas, strata, dan golongan.
Kemudian, perkembangan dan kemajuan ekonomi perlahan-lahan mempengaruhi
tradisi, adat, perpolitikan, sosial, moral, dan agama. Komunisme sebagai ideologi
mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November
1917. Sejak saat itu, komunisme menjadi ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Tokoh utama dari penerapan ideologi komunisme di Rusia ialah Vladimir Lenin yang
merupakan pimpinan Partai Bolshevik. Di tangan Lenin, gagasan komunisme Marx
dan Engels menjadi pedoman resmi praktik-praktik bernegara.
Komunisme pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dengan
mengeluarkan sebuah karya berjudul Manifesto Politik yang diterbitkan pada 21
Februari 1848. Ide atau gagasan komunisme merupakan reaksi terhadap maraknya
praktik kapitalisme pada abad ke-19 Masehi. Saat itu, kapitalisme yang berorientasi
terhadap modal dan kepemilikan individu sangat antipati terhadap para buruh. Hal
tersebut menyebabkan terciptanya kelas ekonomi atas yang dikuasai pemilik modal
dan kelas ekonomi bawah yang dihuni para buruh. Tahun 1867, Marx bersama
Engels menghasilkan sebuah karya fenomenal, yaitu Das Kapital. Dijelaskan
mengenai kesenjangan ekonomi yang terjadi di berbagai negara Eropa pada segi
industri yang selanjutnya menjadi alasan dari munculnya ideologi komunis.
Pandangan-pandangan Karl Marx yang menjadi dasar teori komunsime modern
kemudian disebut sebagai Marxisme yang umumnya digunakan oleh partai komunis
di seluruh dunia. Paham komunisme berusaha untuk membentuk masyarakat atau
orang-orang yang lebih adil, dan tidak memandang kelas, strata, dan golongan.
Kemudian, perkembangan dan kemajuan ekonomi perlahan-lahan mempengaruhi
tradisi, adat, perpolitikan, sosial, moral, dan agama. Komunisme sebagai ideologi
mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November
1917. Sejak saat itu, komunisme menjadi ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Tokoh utama dari penerapan ideologi komunisme di Rusia ialah Vladimir Lenin yang
merupakan pimpinan Partai Bolshevik. Di tangan Lenin, gagasan komunisme Marx
dan Engels menjadi pedoman resmi praktik-praktik bernegara.
Dalam buku Sejarah Komunisme dan Marxisme-Leninisme: Dari Awal ke Penurunan
terbitan Cambridge Stanford Books Pada tahun 1985, hampir sepertiga populasi
dunia hidup dalam sistem Marxis-Leninis.
Meski begitu, banyak yang memperdebatkannya karena para ideologi komunis
menganggap tidak sebagian besar negara menganut marxis karena paham tersebut
terus berubah dan direvisi.
Oleh karena itu, komunisme tidak bisa dipisahkan jauh dari marxisme. Hampir
sebagian besar bentuk baru dari paham komunisme berkaitan secara nominal
dengan marxisme, sebuah paham yang dicetuskan oleh Karl Marx.
Di era marxis memperoleh banyak pengikut, partai-partai komunis yang menolak
revolusi senjata ikut memeluk cita-cita marxis mengenai kepemilikan kolektif dan
masyarakat tanpa kelas.
Paham komunisme berhasil di negara terbelakang dengan kemiskinan endemik
seperti pada Kekaisaran Rusia dan Republik Cina.
Penyebaran paham komunisme tidak bisa dipisahkan dari revolusi Rusia yang
menciptakan negara Uni Soviet yang mendeklarasikan sendiri di dunia sebagai
negara sosialis pertama.
Sejak revolusi tersebut, paham komunisme mulai memiliki dampak fenomenal.
Meskipun Uni Soviet bubar di tahun 1991, namun beberapa negara bagian Marxis-
Leninis masih mempertahankan komitmen nominal pada komunisme.
Negara-negara tersebut antara lain adalah Kuba, Vietnam, Laos, dan Tiongkok.
Komunisme merupakan salah satu ideologi besar yang ada di dunia kendati pada
masa-masa ini sudah tidak popular lagi. Lantas, apa pengertian komunisme, siapa
tokoh pencetus idealisme ini, serta contoh negara mana saja penganutnya? Istilah
"ideologi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea yang berarti "ide" atau "gagasan"
dan logos yang berarti "ilmu" atau "pengetahuan". Sedangkan kata isme dalam
"idealisme" berasal dari kata ismos yang berarti "paham", "ajaran", atau
"kepercayaan". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi memiliki 3
makna, yaitu "Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian)
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; "Cara berpikir
seseorang atau suatu golongan"; dan "Paham, teori, dan tujuan yang merupakan
satu program sosial politik." Adapun pengertian dari idealisme menurut KBBI adalah
"Aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal
yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; dan "Aliran yang mementingkan
khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun
tidak sesuai dengan kenyataan". Secara istilah, ideologi merupakan ilmu tentang ide
atau gagasan. Ada beberapa ideologi besar yang berkembang di dunia dan dianut
oleh negara-negara tertentu, seperti liberalisme, komunisme, nasionalisme, pan-
islamisme dan lainnya.
Nur Sayyid Santoso Kristeva dalam Sejarah Ideologi Dunia: Sosialisme, Kapitalisme,
Komunisme, Fasisme, Anarkisme, dan Marxisme, Konsevarvatisme (2010:40)
menyebutkan bahwa istilah komunis mengandung dua pengertian. Pertama, istilah
komunis berhubungan dengan komune (commune) suatu satuan dasar bagi wilayah
negara yang berpemerintahan sendiri dengan negara itu sendiri sebagai federasi
komune itu. Sedangkan yang kedua berkaitan dengan menunjukkan milik atau
kepunyaan bersama. Secara umum, komunisme adalah salah satu ideologi
(pemahaman) politik yang dianut oleh suatu negara. Selain itu, komunisme diartikan
sebagai suatu ideologi (pemahaman) politik yang berorientasi kepada masyarakat
tanpa kelas. Makna masyarakat tanpa kelas menunjukkan bahwa komunisme
menginginkan terciptanya masyarakat yang taat terhadap aturan ekonomi.
Tokoh-Tokoh Ideologi Komunisme
 Friedrich Engels
Friedrich Engels merupakan seorang pegawai pabrik di kota Manchester, Inggris. Ia
berada di Inggris dari tahun 1842 hingga 1844. Selama tinggal di sana, ia melihat
bagaimana terjadi ketimpangan di Kota Manchester. Di Manchester, Engels melihat
banyaknya permukiman kumuh di pinggiran kota. Sementara itu, di pusat Kota
Manchester, penuh dengan kemewahan. Pada 1844, ia meninggalkan Inggris setelah
mengumpulkan bahan untuk artikelnya tentang masalah kelas pekerja di Inggris.
Engels kembali ke Jerman, tetapi sebelumnya, ia mengunjungi Paris. Selama berada
di Paris, Engels bertemu dengan Karl Marx. Marx menyukai tulisan Engels tentang
Manchester dan tertarik dengan gagasannya bahwa kelas pekerja akan memimpin
sebuah revolusi untuk menggulingkan kapitalisme. Bersama dengan Karl Marx,
Engels menjadi tokoh yang mengenalkan ide sosialisme komunisme.

 Lenin Vladimir
Ilyich Ulyaniv atau dikenal dengan Vladimir Lenin merupakan seorang politisi,
teoritikus, dan revolusioner asal Rusia. Ia dikenal dunia setelah mendirikan Partai
Komunis Rusia. Lenin juga menjadi arsitek sekaligus penggerak Revolusi Bolshevik
pada 1917. Lenin menjabat sebagai Kepala Negara Soviet Rusia sebelum berubah
menjadi Uni Soviet pada November 1917 hingga ia meninggal dunia pada 21 Januari
1924.

 Mao Zedong
Mao Zedong merupakan tokoh penggerak revolusi komunis yang menjadi bapak
pendiri Republik Rakyat China. Saat berumur 18 tahun, Mao bergabung dengan
Pasukan Revolusi dan Kuomintang (Partai Nasional). Berada di bawah pimpinan Sun
Yat-sen, Kuomintang menggulingkan monarki pada 1912 dan mendirikan Republik
China. Mao mulai masuk ke dalam komunisme pada 1921 setelah Cheng Duxiu dan
Li Dazhao mendirikan Partai Komunis China di Shanghai. Saat itu, Mao bergabung
melalui cabang Changsha. Mao menjadi pemimpin komunisme China yang sejati
setelah ia berhasil mendirikan Republik Rakyat China (RRC) pada 1 Oktober 1949. Ia
mendirikan RRC setelah perang saudara melawan pasukan Kuomintang yang
menjadi RRC setelah perang saudara melawan pasukan Kuomintang yang mendapat
bantuan dari Amerika Serikat.

 Josip Broz Tito


Josip Broz Tito merupakan pemimpin negara Yugoslavia dari tahun 1953 hingga
1980. Selain sebagai pemimpin negara, Tito juga menjabat sebagai Sekretaris
Jenderal Liga Komunis Yugoslavia pada 1939-1980. Sebelum terjun ke dunia politik,
Tito bekerja sebagai tukang kunci dan pekerja logam keliling. Tito bergabung
dengan partai politik pada 1910 bersama Partai Sosial Demokrat Kroasia-Slavonia di
Zagreb.
Selain itu, Tito juga sempat malang melintang di Partai Bolshevik dan Tentara Merah
setelah revolusi Rusia 1917. Pada 1920, Tito bergabung dengan Partai Komunis
Yugoslavia (CPY). Namun, partai tersebut dilarang oleh Kerajaan Yugoslavia. Pada
1945, Republik Rakyat Federal (FPR) Yugoslavia berdiri. Tito juga dikenal sebagai
seorang pemimpin komunis yang berani menentang hegemoni Uni Soviet atas
negara-negara komunis. Ia merasa perjuangan mendirikan Yugoslavia akan sia-sia
jika hanya menjadi negara sateltik Uni Soviet. Tito pada akhirnya menjadi pemimpin
komunis yang memilih tidak berpihak pada Blok Barat ataupun Blok Timur.bantuan
dari Amerika Serikat.

 Joseph Stalin
joseph Stalin merupakan pemimpin diktator Uni Soviet yang memimpin dari tahun
1929 hingga 1953. Sejak kecil, Stalin telah menaruh minatnya pada catatan-catatan
Karl Marx dan bergabung dengan kelompok sosialis di tempat tinggalnya. etika
menginjak dewasa, Stalin bertugas di Komite Sentral dari Partai Bolshevik pada
1912. Karier Stalin di politik begitu lancar seiring dengan Partai Bolshevik yang
merebut kekuasaan di Rusia. Kemudian, pada 1922, Uni Soviet didirikan, Stalin
menjadi pemimpin Uni Soviet yang pertama. Bahkan, kekuasaan Stalin semakin kuat
ketika ia menjadi Sekjen Komite Sentral Partai Komunis. Peran tersebut
memungkinkan Stalin untuk menunjuk sekutunya dalam pemerintahan dan
menumbuhkan basis dukungan politik.

 Fidel Castro
Fidel Castro merupakan Presiden Kuba yang memerintah selama 32 tahun, mulai
1976 hingga 2008. Ia dikenal memiliki haluan kiri atau komunis sejak kuliah di
Jurusan Hukum Universitas Havana. Fidel Castro turut andil dalam perang melawan
pemerintahan Kolombia dan Republik Dominika. Ia bahkan menetapkan program
Marxis-Leninis di Kuba sejak 2 Desember 1961. Partai Komunis Kuba merupakan
partai yang didirikan oleh Fidel Castro. Di akhir tahun 1961, Castro dengan lantang
menyatakan bahwa dirinya adalah seorang komunis sejati.

 Karl Marx
Karl Marx merupakan seorang yang mencetuskan ideologi komunis sosialis. Ide
tersebut didapatkan oleh Marx ketika berada di Brussles. Ia mengenal sosialisme
setelah bertemu dengan Moses Hes. Sebelumnya, Marx merupakan seorang yang
menganut aliran Hegelian. Setelah berkenalan dengan ide sosialisme, Marx
kemudian menulis The German Ideology dan Theses on Feuerbach. Lalu, pada
1846, Marx mendirikan Komiter Koresponden Komunis sebagai upaya
menghubungkan kaum sosialis di seluruh Eropa. Setahun kemudian, di Inggris
terbentuk Liga Komunis dan mengundang Marx untuk menulis manifesto Partai
Komuni
Negara yg menggunakan ideologi komunisme

1. Tiongkok
Bukan menjadi rahasia lagi bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara yang
menganut ideologi komunisme. Sejak Mao Zedong mengambil alih tahta
kepemimpinan negara tersebut pada tahun 1949, dia langsung mengatakan bahwa
Tiongkok merupakan negara komunis. Tiongkok sendiri juga memiliki partai komunis
terbesar di dunia, yaitu Communist Party of China (CPC) atau Partai Komunis
Tiongkok.
Meski masih menganut komunisme, pemerintahTiongkok merupakan salah satu
negara yang gencar membuka keran investasi bagi pemodal asing. Memang, dalam
hal perekonomian, Tiongkok sendiri saat ini sangat terbuka dengan berbagai negara,
termasuk Indonesia. Beberapa negara di Asia dan Afrika saat ini merupakan kolega
dekat Tiongkok dalam hal perekonomian. Sampai saat ini Republik Rakyat Tiongkok
masih menerapkan sistem satu partai. Artinya, prinsip demokrasi di negara tersebut
tidak ada sehingga siapapun yang dicalonkan oleh partai komunis Tiongkok, maka ia
akan menjadi presiden. Hal tersebut bisa terlihat saat Xi Jinping yang merupakan
presiden Tiongkok telah berkuasa lebih dari dua periode. Menurut ajaran
komunisme, setiap manusia memiliki derajat yang sama. Tidak ada kaum borjuis dan
tidak ada kaum proletar. Ajaran tersebut membuat banyak rakyat kecil bersemangat
untuk mengikuti komunisme karena dianggap akan mensejahterakan mereka.
Walaupun begitu, pada praktiknya komunisme justru dapat membuat individu
menjadi tidak berkembang.

2. Korea Utara
Korea Utara merupakan salah satu negara paling tertutup di dunia. Hal tersebut tak
lepas dari ideologi yang negara tersebut anut, yaitu komunisme. Dalam sejarahnya,
setelah diduduki oleh Jepang pada Perang Dunia II, Korea didominasi oleh 2
pengaruh, yaitu Rusia di bagian utara dan Amerika Serikat di bagian selatan.
Wilayah yang dipengaruhi kedua negara tersebut merupakan cikal bakal adanya dua
negara di kawasan Korea, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Meskipun begitu,
Korea Utara sendiri sebenarnya tidak mengakui bahwa negara mereka menganut
ideologi komunisme, melainkan juche. Ideologi juche merupakan ideologi yang
dikembangkan oleh Kim Il-Sung yang mengedepankan kemandirian ekonomi dan
independensi dalam berpolitik dan militer.

Di Korea Utara, segala kegiatan perekonomian dikuasai oleh pemerintah. Dalam


pelaksanaannya, rakyat biasa hanya boleh memiliki kegiatan ekonomi dalam skala
kecil sedangkan industri besar dikuasai oleh pemerintah. Selain itu, semua sumber
daya dan alat-alat produksi juga di bawah kekuasaan pemerintah. Sehingga di
negara Komunis tidak ada kegiatan ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh pihak swasta.
Banyak yang menganggap bahwa komunisme adalah paham yang tidak mengakui
adanya Tuhan (Ateisme). Sebenarnya anggapan tersebut keliru karena pada
dasarnya keduanya berbeda, Komunisme adalah ideologi politik sedangkan Ateisme
adalah ideologi kepercayaan. Akan tetapi, paham komunisme menganggap bahwa
penganut agama cenderung lebih mengandalkan doa ketimbang melakukan usaha
atau tindakan untuk mencapai sesuatu. Hal tersebutlah yang membuat penganut
agama menyamakan komunisme dengan ateisme.

3. KUBA
Kuba memiliki kekuatan utama negara yaitu Partai Komunis Kuba. Partai ini
menganut ketat tradisi Marxisme-Leminisme dibandingkan dengan partai lainnya.
Pada tahun 1965, Kuba menjadi negara komunis dan menjalin hubungan dengan Uni
Soviet. Oleh karena itu, pada tahun yang sama Amerika Serikat memutuskan
hubungan perdagangan dengan Kuba. Saat Uni Soviet runtuh tahun 1991, Kuba
mencari hubungan perdagangan lain dengan China, Bolivia, dan Venezuela.
Kemudian, pada masa pemerintah Presiden Amerika Serikat Barack Obama,
hubungan antara kedua negara ini mulai membaik dan pembatasan hubungan
dagang dilonggarkan. Namun pada masa Donald Trump, hubungan tersebut kembali
seperti sebelumnya, yakni adanya pembatasan hubungan dagang AS dengan
Kuba.Kuba merupakan satu-satunya negara komunis barat. Sejak 1959 silam, Kuba
telah berada di bawah kekuasaan komunis
Kala itu, Fidel Castro merebut kekuasaan dari diktator militer Fulgencia Batista.
Casto kemudian memimpin Kuba hingga pensiun pada 2008.
Setelah komunisme mengambil alih kekuasaan, Kuba mengalami sejumlah
perbaikan, mulai dari memperbaiki infrastruktur negara dan menyediakan perawatan
kesehatan serta pendidikan gratis untuk semua masyarakat. Semua bisnis swasta
juga dinasionalisasi.
Namun, seperti negara komunis lainnya, perbedaan pendapat tak dapat ditoleransi
di Kuba.Kuba juga telah memperkenalkan reformasi pasar bebas untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca-kejatuhan Uni Soviet.
Pemerintah Kuba telah melegalkan kepemilikan pribadi atas ponsel dan komputer.
Kuba juga menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Eropa. Pada 2014, Amerika
Serikat juga telah memulihkan ketegangannya bersama Kuba.

Kuba merupakan satu-satunya negara komunis yang ada di Amerika Latin saat ini.
Revolusi yang dipimpin oleh Fedel Castro pada tahun 1953 membuat negara
tersebut sangat akrab dengan Uni Soviet yang berideologi komunisme. Hal tersebut
pastinya membuat Kuba harus menerima sanksi dari Amerika Serikat berupa
pelarangan komoditas perdagangan ke negara itu.
Hubungan negara Kuba dengan Amerika Serikat sempat membaik di masa
kepemimpinan Barack Obama dengan dibukanya peluang kerja sama perdangangan
internasional antar kedua negara. Sayangnya, di masa pemerintahan Donald Trump,
kerja sama perdagangan antara kedua negara tersebut semakin menurun.

4. Vietnam
Selain Laos, negara Asia Tenggara lainnya yang menganut ideologi komunisme ialah
Vietnam. Akibat Perang Vietnam yang dimulai pada tahun 1954, Vietnam sendiri
juga dipengaruhi oleh 2 kekuatan asing yang dominan, yaitu Uni Soviet dan Amerika
Serikat. Vietnam Utara dipengaruhi oleh Uni Soviet dengan ideologi komunisme dan
Vietnam Selatan dipengaruhi oleh Amerika Serkat yang berideologi liberal.
Setelah 2 dekade terpisah, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan memutuskan untuk
bersatu pada tahun 1976 dengan mengedepankan ideologi komunisme. Meskipun
begitu, dalam hal perekonomian, Vietnam merupakan salah satu negara yang
terbuka di Asia Tenggara.
Konstitusi Vietnam yang kini berlaku sudah merupakan reformasi pasca keruntuhan
komunisme di Eropa Timur, bahkan terakhir mengalami perubahan lagi pada 2001,
tetapi corak sosialis-komunis tetap dipertahankan. Jika dilihat, secara keseluruhan
ketentuan-ketentuan konstitusional Vietnam mirip dengan Konstitusi Uni Soviet.
Selain memuat ketentuan mengenai kebijakan perekonomian, Konstitusi Vietnam
juga memuat ketentuan-ketentuan mengenai kebijakan politik, kebudayaan,
pendidikan, ilmu dan teknologi, pertahanan tanah air sosialis, hak dan kewajiban
dasar warga negara, majelis nasional, dewan negara, dewan menteri (kabinet),
dewan rakyat dan komite rakyat, peradilan dan komisi pengawas keuangan, bendera
nasional, lambang negara, lagu nasional, ibukota negara, kekuatan berlakunya serta
prosedur perubahan konstitusi. Reformasi ekonomi Ideologi komunis serta ajaran Ho
Chi Minh bertujuan menjadikan Vietnam sebagai negara sosialis yang kuat,
rakyatnya makmur, masyarakatnya adil beradab serta demokratis. Akan tetapi,
tekanan ekonomi pasar atau kapitalisme membuat Vietnam tidak memiliki pilihan
kecuali dengan memberikan keleluasaan membuka ekonomi pasarnya terhadap
sistem kapitalisme. Dengan kata lain, secara ekonomi Vietnam menerapkan cara
kapitalisme, tetapi secara politik masih tetap memertahankan komunis dengan
ideologi sosialisnya.

5. Laos
Laos bukan satu-satunya negara komunis terakhir di dunia. Bersama dengan
Republic Rakyat Cina (RRC), Vietnam, Kuba, dan Korea Utara adalah lima negara
komunis yang masih bertahan di dunia. Laos mulai menerapkan komunisme di tahun
1975 usai revolusi yang didukung Vietnam dan Uni Soviet.
Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Laos merupakan salah satu negara yang
masih menganut ideologi komunisme hingga sekarang. Satu-satunya partai resmi
yang berdiri di negara ini adalah Partai Revolusioner Rakyat Laos. Pemimpin negara
ini adalah Presiden Bounnhang Vorachith yang juga merupakan Sekretaris Jenderal
Partai Revolusioner Rakyat Laos. Sementara itu, Thougloun Sisoulith yang
merupakan perdana Menteri Laos juga anggota dari Politbiro Partai Revolusioner
Rakyat Laos.
Kemiskinan yang tinggi membuat negara ini mendorong liberalisasi ekonomi dengan
mengizinkan hak kepemilikan pribadi di sejumlah sektor pada 1986. Hingga kini,
sekitar 77% populasi Laos masih hidup di bawah garis kemiskinan. Laos merupakan
salah satu negara yang sangat rentan dalam hal ekonomi. Dalam sejarahnya, Laos
sendiri menjadi negara komunis pada tahun 1975 sekaligus mengakhiri rezim
monarki di sana. Revolusi di Laos pada waktu itu diyakini melibatkan Uni Soviet dan
Vietnam sehingga ideologi di sana juga sama dengan kedua negara tersebut.
Meskipun begitu, pada tahun 1988, Laos sendiri sudah mulai terbuka dalam hal
perekonomian. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai diperbolehkannya masyarakat
untuk memiliki beberapa sumber daya yang ada. Meskipun begitu, hingga saat ini
Laos masih kesusahan untuk keluar dari jurang kemiskinan yang angkanya dapat
dikatakan tinggi. istem pemerintahan Laos adalah Kabinet Parlementer dengan
Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih
oleh National Assembly (NA) untuk masa bakti 5 tahun. Sementara Perdana Menteri
dan anggota Kabinet ditunjuk oleh Presiden atas persetujuan NA yang merupakan
Majelis tipe Unikameral yang anggotanya dipilih oleh rakyat Laos. Pemilihan umum
tanggal 20 Maret 2016 telah memilih 149 anggota NA periode 2016 – 2020
Pemerintahan sekarang ini dipimpin oleh Y.M. Bounnhang VORACHITH sebagai
Presiden/Kepala Negara dan Y.M. Thongloun SISOULITH sebagai Perdana
Menteri/Kepala Pemerintahan yang disahkan pada sidang ke-8 National Assembly
dan telah mulai melaksanakan tugasnya pada Januari 2016.

6. Jerman Timur
Jerman Timur, atau yang juga dikenal sebagai Republik Demokratik Jerman, pernah
menjadi bagian komunis dari negara Jerman yang terpecah. Pada tahun 1949,
Jerman yang kalah perang, terpaksa menerima sanksi apapun yang diberikan oleh
pemenang dari perang, yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Pada waktu itu,
hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat sedang memanas, sehingga kedua
negara ini memutuskan untuk memecah Jerman menjadi dua bagian untuk
memasukkan ideologinya masing-masing. Amerika Serikat, yang mendapatkan
Jerman Barat, memasukkan ideologi ekonomi kapitalis, sementara Uni Soviet
memasukkan ideologi komunisme di Jerman Timur. Dengan masuknya ideologi
komunisme dari Uni Soviet, Jerman Timur pun menjadi negara satelit dari Uni Soviet
dan berdiri sejak tahun 1949 hingga 1990.
Ideologi komunisme saat ini
Ternyata masih meski perang dingin telah lama usai dan Uni soviet runtuh
berkeping. Komunis masih eksis bahkan masih eksis dengan gerakan bersenjatanya.
Dan mereka pun masih diperangi atau terlibat perseteruan dengan pihak berkuasa.
Lalu apa buktinya? Jawabnya gerakan bersenjata komunis masih eksis itu terjadi di
negara Phillipina pada saat ini. Salah satu buktinya adalah sebuah berita yang
dilansir kantor berita Reuters pada 16 Agustus 2021. Tulisannya mengulas
perkembangan yang ada di kawasan Asia Pasifik. Judul tulisan berita itu: 'Philippines
military says 16 communist rebels killed in raid." (Militer Filipina mengatakan 16
pemberontak komunis tewas dalam serangan). entara Filipina membunuh 16
pemberontak komunis dalam serangan terhadap tempat persembunyian gerilyawan
yang dicurigai di Filipina tengah di mana puluhan senjata api berkekuatan tinggi juga
ditemukan, kata militer.
"Pasukan pemerintah menerima informasi dari masyarakat tentang keberadaan
"teroris di tempat persembunyian pembuat bom mereka" di daerah itu, kata Mayor
Reynaldo Aragones, juru bicara militer di Filipina tengah.
"Baku tembak sangat intens, itulah sebabnya kami memberikan dukungan tembakan
(artileri) tidak langsung dan dukungan aset udara," kata Aragones lagi. Pemerintah
Presiden Rodrigo Duterte telah meningkatkan upaya untuk menghancurkan
pemberontakan yang dipimpin Maois, salah satu pemberontakan terlama di dunia.
Pemberontakan ini telah menewaskan lebih dari 40.000 orang. Upaya perdamaian
Duterte dengan pemberontak komunis ini telah berulang kali digagalkan. Bahkan
dia sudah setiap kali berjanji untuk menghancurkan gerakan tersebut. Pada bulan
Maret lalu misalnya, ia memerintahkan polisi dan militer Philipina untuk "membunuh"
pemberontak komunis, Duterte dalam sial ini dituduh "mengabaikan hak asasi
manusia" yang akibatnya menarik kecaman dari para aktivis. Selama ini aktivis
kelompok hak asasi manusia dan para oenentang Duterte mengatakan
pemerintahannya dan militer telah melangkah lebih jauh dengan membudayakan
praktik "penandaan merah". Selain itu Duterte menuduh saingan politik atau kritikus
kepada dirinya mendukung atau bergabung dengan pemberontak, sebagai dalih
untuk membungkam, menangkap, atau bahkan membunuh mereka. Pemerintah
Filipina pun menyangkal hal itu. "Pada masa puncak kejayaanya, Tentara Rakyat
Baru, sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, memiliki 25.000 pejuang bersenjata.
Tetapi sekarang memiliki sekitar 3.000, kata pihak di militer Filipina .Untuk
mengatasi pemberontakan komunis bersenjata itu, Panglima militer Filipina yang
baru diangkat, Letnan Jenderal Jose Faustino, telah mengarahkan unit-unit militer
untuk menangani pemberontakan komunis sebelum akhir tahun.
Partai-partai komunis dan Marxis-Leninis lainnya juga mendapat kursi dalam
parlemen di berbagai negara, walaupun tidak memimpin pemerintahan. Di antaranya
Partai Komunis Jepang, Federasi Rusia, Venezuela, dan Israel.
Apakah komunis masih ada atau eksis? Apakah pemberontakan etika komunis masih
nyata, khususnya di Asia Tenggara?
Jawabnya, ternyata masih meski perang dingin telah lama usai dan Uni etika runtuh
berkeping. Komunis masih eksis bahkan masih eksis dengan etika bersenjatanya.
Dan mereka pun masih diperangi atau terlibat perseteruan dengan pihak berkuasa.
Lalu apa buktinya? Jawabnya etika bersenjata komunis masih eksis itu terjadi di
negara Phillipina pada saat ini. Salah satu buktinya adalah sebuah berita yang
dilansir kantor berita Reuters pada 16 Agustus 2021. Tulisannya mengulas
perkembangan yang ada di etika Asia Pasifik. Judul tulisan berita itu: ‘Philippines
military says 16 communist rebels killed in raid.” (Militer Filipina mengatakan 16
pemberontak komunis tewas dalam serangan).
MANILA, 16 Agustus (Reuters) —Tentara Filipina membunuh 16 pemberontak
komunis dalam serangan terhadap tempat persembunyian gerilyawan yang dicurigai
di Filipina tengah di mana puluhan senjata api berkekuatan tinggi juga ditemukan,
kata militer, Senin (16/8).
“Pasukan pemerintah menerima informasi dari masyarakat tentang keberadaan
“teroris di tempat persembunyian pembuat bom mereka” di daerah itu, kata Mayor
Reynaldo Aragones, juru bicara militer di Filipina tengah.
“Baku tembak sangat intens, itulah sebabnya kami memberikan dukungan tembakan
(artileri) tidak langsung dan dukungan etik udara,” kata Aragones lagi.
Pemerintah Presiden Rodrigo Duterte telah meningkatkan upaya untuk
menghancurkan pemberontakan yang dipimpin Maois, salah satu pemberontakan
terlama di dunia. Pemberontakan ini telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.
Upaya perdamaian Duterte dengan pemberontak komunis ini telah berulang kali
digagalkan. Bahkan dia sudah setiap kali berjanji untuk menghancurkan etika
tersebut.
Pada bulan Maret lalu misalnya, ia memerintahkan polisi dan militer Philipina untuk
“membunuh” pemberontak komunis, Duterte dalam sial ini dituduh “mengabaikan
hak asasi manusia” yang akibatnya menarik kecaman dari para aktivis.
Selama ini aktivis kelompok hak asasi manusia dan para oenentang Duterte
mengatakan pemerintahannya dan militer telah melangkah lebih jauh dengan
membudayakan praktik “penandaan merah”. Selain itu Duterte menuduh saingan
politik atau kritikus kepada dirinya mendukung atau bergabung dengan
pemberontak, sebagai dalih untuk membungkam, menangkap, atau bahkan
membunuh mereka. Pemerintah Filipina pun menyangkal hal itu.
“Pada masa puncak kejayaanya, Tentara Rakyat Baru, sayap bersenjata Partai
Komunis Filipina, memiliki 25.000 pejuang bersenjata. Tetapi sekarang memiliki
sekitar 3.000, kata pihak di militer Filipina.
Untuk mengatasi pemberontakan komunis bersenjata itu, Panglima militer Filipina
yang baru diangkat, Letnan Jenderal Jose Faustino, telah mengarahkan unit-unit
militer untuk menangani pemberontakan komunis sebelum akhir tahun.
Melihat fakta di berita Reuters itu, masihkah ada yang berani bilang komunis tidak
ada atau ideologi komunis dan gerakannya telah mati? Sebab, faktanya baik di Rusia
dan RRC partai komunis masih eksis hingga saat ini bukan?
Bahkan bapak bangsa yang juga merupakan tokoh etika sosialis Indonesia yang
berseberangan dengan PKI, Tan Malaka, mempunyai jejak jasa pada etika komunis
di berbagai negara di etika Asia, seperti Filipina, Vietnam, bahkan China. Di China
misalnya Tan Malaka sempat menjadi guru di Shanghai dan berperang etika Tentara
Merah etika negara itu di jajah Jepang. Tan Malaka kerap disebut sebagai ‘Che
Geuvara Asia’.
Banyak orang yang mengira komunisme “mati” setelah Revolusi 1989 yang berakhir
pada bubarnya Uni Soviet dua tahun kemudian, yang diawali dengan keputusan
Presiden Mikhail Gorbachev. Namun demikian, setelah runtuhnya Uni Soviet dan
pecahnya Yugoslavia, terdapat beberapa negara yang masih dipimpin oleh
pemerintahan Marxis–Leninis dengan partai tunggal. Di antaranya adalah Kuba,
Laos, Vietnam, dan Tiongkok. Korea Utara menyebut ideologinya sebagai Juche,
yang mereka anggap sebagai perkembangan dari Marxisme–Leninisme. Meskipun
demikian, Tiongkok, Laos,Vietnam,dan Kuba telah mengubah ekonominya menjadi
lebih terbuka. Di India, komunis memimpin pemerintahan di tiga bagian negara.
Sementara di Nepal, partai komunis menjadi mayoritas di parlemen.
Cuma di Rusia saja yang ada sedikit bedanya, di sana pengikutnya sudah tak
berkuasa dan mengecil jumlah anggotanya. Anak muda di Rusia saat ini tak tertarik
lagi. Mereka tak mau balik ke masa lalu. Dan di China partai komunis malah eksis
dan etika meski etika ada sedikit perubahan tampilan dan gaya. Mereka mengadopsi
etika kapitalisme yang dahulu menjadi musuh bebuyutan ideologi ini.
Jadi dengan memplesetkan ujaran Mao Tse Tung etika bersoal tentang dirinya tak
peduli ‘kucing hitam atau putih’ asal bila menangkap tikus, maka faktanya komunis
tetap ada. Cuma mereka bersembunyi ‘di lumbung’ yang mana?
Dan ingat ideologi sebenarnya —sama dengan agama—tak akan pernah bisa mati.
Dia tetap eksis dalam pikiran dan benak manusia. Sia-sia saja bila mencoba
membunuhnya. Bahkan, dahulu di era 1990-an ada buku yang terkenal yang
mengatakan ‘Ideologi Telah Mati’. Nyatanya, klaim itu tak terbukti. Tak hanya itu
malah kemudian ada yang mengatakakan bahwa ideologi sebenarnya tak beda
dengan agama.
Sejarah
C. IDEOLOGI LIBERALISME
Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaissance yang
memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama. Saat itu,
kekuasaan raja, bangsawan, dan gereja mendominasi seluruh kehidupan
masyarakat. Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat dan bertindak.
Keadaan tertekan ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang menginginkan
kebebasan di semua bidang kehidupan.
Dalam bidang moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan
menentang otoriterisme. Dalam bidang agama, kaum liberal menginginkan
kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinannya, bebas beribadah menurut
agamanya, dan juga bebas untuk tidak menganut agama apapun. Yang mana,
urusan agama tidak boleh dicampur dengan urusan pemerintahan. Dwi Siswanto
dalam penelitiannya berjudul Konvergensi antara Liberalisme dan Kolektivisme
sebagai Dasar Etika Politik di Indonesia dalam Jurnal Filsafat (Vol. 38, 2004: 270),
menyebutkan bahwa ada empat unsur yang mendorong lahirnya liberalisme, yaitu
perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan alat-alat teknologi, perubahan
sosial, dan timbulnya kesadaran memperbaharui cara hidup. Beberapa tokoh yang
mengusung terjadinya liberalisme dalam kehidupan saat itu, antara lain Voltaire,
Montesquieu, dan Rousseau. Salah satu peristiwa yang menjadi tanda lahirnya
liberalisme di Eropa ialah Revolusi Industri di Inggris (1760-1840) dan Revolusi
Perancis (1789-1815).
ideologi liberalisme disebabkan oleh peristiwa penindasan yang dilakukan oleh kaum
bangsawan dan agamawan pada masa feodalisme. Paham liberalisme mulai
berkembang di Perancis dan Inggris pada abad ke-18 dan ke-19. Paham ini kali
pertama disebarkan oleh kaum borjuis di Perancis. Pada masa itu, telah terjadi
ketimpangan dan kesenjangan yang berlangsung cukup lama di Perancis. Sejak abad
ke-17, pemerintah Perancis sudah banyak ikut campur masalah kebebasan ekonomi
dan mengekang adanya ekonomi perdagangan.
Akibatnya, terjadi perbedaan golongan atau kelas antara warga Perancis, di mana
Golongan I dan Golondan II terdiri atas kaum bangsawan dan alim ulama,
sedangkan Golongan III terdiri dari kaum borjuis kaya raya dan rakyat biasa.

Karena merasa kebijakan itu tidak adil, kaum borjuis mengajak rakyat biasa
menentang kekuasaan tak terbatas para raja dan kaum bangsawan yang dianggap
bersikap semena-mena. Awalnya, kaum borjuis menuntut kebebasan ekonomi. Akan
tetapi, lambat laun tuntutan mereka semakin meluas yang tidak hanya di bidang
ekonomi, melainkan juga politik dan agama. Puncak protes terjadi pada 1789, ketika
Revolusi Perancis sedang berlangsung yang menjadi cikal bakal lahirnya golongan
liberal. Sejak saat itu, pengaruh liberalisme terus meluas hingga ke negara lain di
Eropa dan ternyata banyak mendapat dukungan.
Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat dan bertindak. Keadaan
tertekan ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang menginginkan
kebebasan di semua bidang kehidupan. Mengutip modul Sejarah Kelas XI (2020),
konsep kebebasan dalam bidang politik melahirkan pemikiran tentang negara yang
demokrasi. Konsep bebas dalam bidang ekonomi membuat masyarakat menentang
monopoli dan campur tangan pemerintah, rakyat menginginkan ekonomi bebas.
Dalam bidang moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan
menentang otoriterisme. Dalam bidang agama, kaum liberal menginginkan
kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinannya, bebas beribadah menurut
agamanya, dan juga bebas untuk tidak menganut agama apapun. Yang mana,
urusan agama tidak boleh dicampur dengan urusan pemerintahan. Dwi Siswanto
dalam penelitiannya berjudul Konvergensi antara Liberalisme dan Kolektivisme
sebagai Dasar Etika Politik di Indonesia dalam Jurnal Filsafat (Vol. 38, 2004: 270),
menyebutkan bahwa ada empat unsur yang mendorong lahirnya liberalisme, yaitu
perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan alat-alat teknologi, perubahan
sosial, dan timbulnya kesadaran memperbaharui cara hidup. Beberapa tokoh yang
mengusung terjadinya liberalisme dalam kehidupan saat itu, antara lain Voltaire,
Montesquieu, dan Rousseau. Salah satu peristiwa yang menjadi tanda lahirnya
liberalisme di Eropa ialah Revolusi Industri di Inggris (1760-1840) dan Revolusi
Perancis (1789-1815). Dalam kesempatan ini, penulis akan mengajak pembaca
untuk berfokus membahas salah satu ideologi yang banyak digunakan oleh negara-
negara di dunia ini. Apa ideologi yang dimaksud? Ideologi tersebut ialah ideologi
liberalisme. Liberalisme berasal dari bahasa Latin yaitu liber yang artinya ‘merdeka’
atau ‘bebas’. Pada awalnya istilah ini merujuk pada manusia merdeka yang terbebas
dari perbudakan.

Selain Perancis, ideologi liberalisme juga mulai mengakar di Inggris pada abad ke-
19. Pada waktu itu, Raja Inggris, John, mengeluarkan Magna Charta yang berisi
tentang jaminan kebebasan hak individu. Magna Charta kemudian dianggap sebagai
pintu yang membatasi kekuasaan absolut Raja Inggris. Kesimpulannya, paham
liberalisme lahir karena kemarahan masyarakat terhadap kekuasaan yang absolut
serta kesewenang-wenangan para pemimpin negara terhadap rakyatnya.
Kaum liberalis menghendaki adanya kebebasan berindividu, kebebasan berekonomi,
kebebasan beragama, berpendidikan, bertempat tinggal, dan berbagai kebebasan
lainnya.
Selain di negara Eropa, liberalisme juga pernah diterapkan di Indonesia, tepatnya
pada era Orde Lama dan Orde Baru. Indonesia pernah memberlakukan demokrasi
liberal sejak 1949 hingga 1959. Sayangnya, penerapan demokrasi liberal pada era
Orde Lama tidak berjalan baik, ditandai dengan banyaknya partai politik yang
muncul. Akibatnya, kondisi politik menjadi tidak stabil. Kemudian, liberalisme juga
sempat kembali diberlakukan sejak 1965-1966. Pada 1965, kebijakan ekonomi
Indonesia menjadi sangat terbuka sehingga investasi dan modal asing dapat masuk
dengan mudah. Selain dalam kebijakan ekonomi, liberalisme juga ikut diterapkan
dalam politik dan budaya. Akan tetapi, ideologi liberalisme dianggap tidak cocok di
Indonesia, karena berlawanan dengan budaya yang ada di Tanah Air. Ciri-ciri
ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
 Pemerintahan berbentuk demokrasi.
 Masyarakat memiliki kebebasan yang penuh.
 Aturan pemerintah terbatas.
 Kekuasaan seseorang dipandang sebagai hal yang buruk.
 Kebahagiaan individu yang paling utama.

Dampak liberalisme bisa dikategorikan dalam dua hal, yaitu secara positif dan
negatif. Dampak liberalisme secara positif adalah: Hak pribadi sangat dilindungi.
Kebahagiaan individu menjadi fokus utama. Mendapat kebebasan untuk
berpendapat. Dihapusnya Politik Apartheid atau pembebasan hak asasi manusia.
Majunya industri dan sektor swasta yang bersifat demokratis. Dampak negatif
liberalisme adalah:
 Terjadi praktik monopoli yang individual.
 Terjadi pasar bebas.
 Terjadi kesenjangan sosial.
Tokoh-Tokoh yg Memunculkan Liberalisme

 Montesquieu
Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu adalah seorang
filsuf politik berkebangsaan Perancis yang lahir pada tanggal 18 Januari 1689 dan
meninggal dunia pada tanggal 10 Februari 1755.
Salah satu gagasannya yang terkenal dan sejalan dengan gagasan John Locke
adalah teori pembagian kekuasaan yang kini banyak dianut oleh banyak negara
dalam konstitusinya.
Beliau menyatakan bahwa di setiap pemerintahan, paling tidak ada tiga macam
kekuasaan yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan
yudikatif.Sebagaimana halnya Locke, tujuan pembagian kekuasaan menurut
Montesquieu adalah untuk menjamin pemerintahan tidak berjalan secara sewenang-
wenang.

 JJ Rousseau
Jean-Jacques Rousseau lahir di Genewa, Swiss pada tanggal 28 Juni 1712 dan
meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 1778. Beliau dikenal sebagai seorang filsuf,
penulis, dan komposer. Pemikirannya di bidang politik di era Pencerahan sangat
memengaruhi seluruh Eropa. Salah satu gagasannya di bidang politik yang sangat
terkenal adalah teori kontrak sosial yang menyatakan bahwa terbentuknya sebuah
negara merupakan hasil kesepakatan antara rakyat dan penguasa untuk membentuk
sebuah negara. Karena itulah, suatu negara harus didasarkan kedaulatan rakyat dan
pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Selain pemikiran di bidang politik, Rousseau juga memiliki
pemikiran di bidang hukum yakni terkait dengan hak asasi manusia. Menurutnya,
manusia pada dasarnya adalah sama dan merdeka sejak lahir.

 John Stuart Mill


John Stuart Mill lahir pada tanggal 20 Mei 1806 dan meninggal dunia pada tanggal 7
Mei 1873.Beliau adalah salah satu filsuf, ahli ekonomi politik, sekaligus seorang PNS.
Beliau juga dikenal sebagai salah satu pemikir yang sangat berpengaruh dalam
sejarah liberalisme klasik.
Salah satu hasil pemikirannya adalah theory of liberty tentang sifat dan batas
kekuasaan yang dapat dilakukan oleh masyarakat terhadap individu secara sah.
Adapun hasil pemikiran Mill lainnya yang menunjukkan dirinya sebagai seorang
liberal sejati antara lain kemerdekaan sosial dan tirani mayoritas, kebebasan
berbicara, kolonialisme, perbudakan dan kesetaraan rasial, dan hak-hak perempuan.
 Voltaire
Voltaire adalah nama pena untuk Francois-Marie Arouet, yang merupakan penulis
dan filsuf dari Perancis pada Era Pencerahan. Voltaire sangat dikenal karena tulisan
filsafatnya yang tajam. Beliau sangat mendukung hak-hak manusia dan kebebasan
sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak untuk mendapatkan pengadilan yang
patut. Voltaire juga merupakan pendukung yang sangat gencar terhadap reformasi
sosial, meskipun pada masa itu Perancis menerapkan aturan sensor ketat dan
ancaman hukuman berat bagi pelanggarnya. Beliau sering menggunakan karya yang
dibuatnya sebagai alat kritik terhadap dogma gereja dan institusi Perancis pada saat
itu.

 Adam Smith
Adam Smith adalah tokoh ekonomi liberal yang dinilai menjadi dasar dari munculnya
sistem ekonomi kapitalis dengan ciri-ciri ideologi kapitalisme. Menurut Sumitro
Djojohadikusumo, pandangan ekonomi klasik mendasari seluruh mazhab klasik
tentang permasalahan ekonomi dan politik yang bersumber pada pemikiran bahwa
tata susunan masyarakat yang baik didasarkan pada hukum alam yang secara wajar
berlaku dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran Adam Smith dalam hal ini sangatlah
luas, yang kemudian dirangkum oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi
tiga kelompok pemikiran.
Kelompok pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah
politik. Kedua, perhatian yang ditujukan kepada identifikasi terkait faktor-faktor apa
dan kekuatan mana yang menentukan nilai dan harga barang. Serta yang ketiga,
bahwa pola, sifat dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan
ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Secara singkat, bisa
disimpulkan bahwa menurut Adam Smith segala kekuatan ekonomi seharusnya ada
di tangan pasar, dimana manusia memiliki kedudukan sebagai individu yang
diutamakan.

 David Ricardo
Seperti yang dipaparkan oleh Adam Smith, ekonomi liberal didasarkan pada
pemikiran bahwa jika perekonomian dibiarkan ada di tangan pasar, maka pasar akan
bisa berjalan dengan sendirinya berdasarkan mekanisme atau hukumnya sendiri.
Mekanisme atau hukum ini dianggap melekat pada proses produksi ekonomi dan
perdagangan. Demikian halnya juga menurut David Ricardo. Beliau berpendapat
bahwa perdagangan bebas adalah aktivitas komersial yang dijalankan bebas dari
perbatasan nasional hingga bisa membawa keuntungan bagi para individu yang
berpartisipasi.
Hal ini dikarenakan perdagangan bebas akan memberi hasil spesialisasi yang bisa
meningkatkan efisiensi dan membuat produktivitas meningkat. Mengetahui tokoh-
tokoh yang dianggap berpengaruh dalam paham liberalisme di atas, maka kita telah
mengetahui bahwa pemikiran ini telah ada sejak lama. Tanpa kita sadari, contoh
liberalisme bisa kita dapati dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah
beberapa contoh liberalisme yang mungkin sering kita temui:

Kebebasan di masyarakat – telah disebutkan di awal bahwa liberalisme bercita-cita


menciptakan masyarakat yang bebas, yang ditunjukkan dengan adanya kebebasan
berpikir bagi para individu dan beragam bentuk-bentuk kebebasan mengemukakan
pendapat. Hal ini bisa kita lihat di masyarakat kita yang makin hari makin terlihat
bebas dalam menyampaikan pendapatnya, serta kebebasan untuk berkumpul dan
berpolitik.
Perekonomian yang mendukung usaha pribadi – liberalisme menginginkan adanya
ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi yang bebas. Dalam hal ini banyak
kita temukan di sekitar kita begitu bebasnya seseorang melakukan usaha
perekonomian tanpa terlalu dicampuri oleh pemerintah. Pemilikan individu pun
diakui oleh masyarakat kita dan tidak ada pembatasan terhadapnya. Oleh karena
itulah, ideologi liberalisme ini selanjutnya menjadi dasar dari perkembangan
kapitalisme.
Beragamnya suku, agama, ras, dan budaya – hal inilah yang paling terlihat di negara
kita. Kita bebas menganut agama yang kita yakini, menjalankan tradisi yang kita
warisi dan lain sebagainya, merupakan contoh liberalisme. Bahkan, dengan
keberagaman ini kita benar-benar belajar mengenai perbedaan dan menjadi contoh
sikap toleransi antar umat beragama dan antar suku bangsa.
Keberadaan Pemilu – adanya pemilihan pemilu juga merupakan contoh liberalisme.
Menentukan pemimpin oleh rakyat menunjukkan salah satu ciri-ciri ideologi
liberalisme. Pemilihan ini harus dilakukan sesuai dengan asas pemilu yang berlaku.
Perlindungan hak asasi manusia – saat ini di Indonesia telah terdapat hukum yang
mengatur hubungan antar umat beragama, suku, dan ras. Bagi siapapun yang
melakukan pembedaan perlakuan atas dasar SARA tersebut, maka akan dikenai
hukuman tindak pidana atas dasar pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini
merupakan salah satu contoh pemberlakuan nilai-nilai liberalisme, yaitu persamaan
hak bagi seluruh warga negara.
Dari contoh-contoh liberalisme di atas, kita bisa mengetahui bahwa kebebasan di
Indonesia telah cukup dijamin oleh pemerintah. Meski begitu, di Indonesia tetap
terdapat batasan-batasan yang harus ditaati oleh warga negaranya. Artinya,
kebebasan yang berlaku di Indonesia bukanlah kebebasan yang bersifat mutlak
seperti di negara-negara barat yang termasuk negara yang menganut ideologi
liberalisme.
Sebagai contohnya, paham liberalisme menolak adanya pembatasan, terutama dari
pemerintah dan agama. Di Indonesia sendiri, pemerintah masih memiliki peran
untuk mengatur dan ikut campur dalam permasalahan-permasalahan rakyat, baik
dalam aspek ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Demikian pula
agama, di Indonesia memiliki peran tersendiri dalam mengatur kehidupan
masyarakat. Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia ada yang menggunakan
agama sebagai dasar hukum dan peraturan daerahnya.
Tidak hanya itu, terdapat contoh lain yang menunjukkan bahwa Indonesia tidak
menerapkan kebebasan tanpa batas. Misalnya, di negara-negara liberal yang
menjunjung tinggi kebebasan dalam berkreasi, membuat video atau film porno serta
menyebarkannya bukanlah hal yang dilarang. Hal ini terutama jika semua pihak
yang terlibat di dalamnya memang melakukannya secara sukarela dan tanpa
paksaan. Berbeda dengan di negara tersebut, di Indonesia tindakan seperti itu
termasuk dalam tindakan pornografi yang melanggar hukum.
Dia juga salah seorang pemikir ekonomi klasik yang juga paling berpengaruh, yakni
bersama dengan Adam Smith, Thomas Malthus, serta juga John Stuart.
Seperti telah dipaparkan oleh Adam Smith, ekonomi liberal tersebut didasarkan pada
pemikiran kalo perekonomian dibiarkan berada di tangan pasar, maka pasar tersebut
akan dapat berjalan dengan sendirinya dengan berdasarkan mekanisme atau
hukumnya sendiri.Mekanisme atau juga hukum ini dianggap melekat pada proses
produksi ekonomi serta perdagangan.
Menurut David Ricardo, kalo perdagangan bebas yakni aktivitas atau kegiatan
komersial yang dijalankan bebas dari perbatasan nasional sampai dapat atau bisa
membawa keuntungan buat para individu yang berpartisipasi.
Negara yg Menganut Liberalisme di dunia

1. Amerika Serikat
jika kita bicara mengenai liberalisme, pasti negara pertama yang akan terpikirkan
oleh kita adalah negara Amerika Serikat. Negara ini memang terkenal degan
kebebasannya yang luar biasa dijunjung tinggi. dengan adanya kebebasan ini,
negara Amerika Serikat memang terlihat maju dan dikenal sebagai salah satu negara
adidaya atau superpower.Pemberlakuan liberalisme di negeri ini dapat dikatakan
sebagai pemberlakuan liberalisme yang paling murni. Artian dari paling murni sendiri
yaitu kebebasan individu benar-benar terjamin.
eralisme di Amerika Serikat (AS) disebut modern liberalism atau liberalisme modern.
Sekarang, politisi di AS tahu bahwa liberalisme lama adalah tentang kebebasan
pribadi. Tetapi mereka menolak ekonomi laissez faire atau liberalisme tradisional
yang mengarah pada intervensi pemerintah dengan cara menggabungkan
kesetaraan dan kontrol ekonomi. Secara umum, diterima pada tahun-tahun awal
abad ke-20 bahwa tujuannya adalah untuk mencapai status tinggi politisi negara.
Saat itu perjanjian bebas menghadapi kematian atau runtuhnya pemerintahan
Sistem Bretton Woods akibat kemenangan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden
tahun 1980, yang membuat kebebasan semakin kuat dalam politik AS tahun itu.

Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai alternatif dari politik
nyata yang merupakan internasionalisme pada saat itu. Presen Franklin Roosevelt,
yang mengatakan bahwa pada waktu itu, memberi dunia cara baru pembangunan
dengan membangun koperasi yang mendukung Amerika sendiri dan berjanji dia
akan membawa Amerika keluar dari krisis besar ini. Melihat berakhirnya Perang
Dunia II, Roosevelt mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
instrumen dengan harapan kerjasama daripada intimidasi dan penggunaan kekuatan
militer untuk memecahkan masalah politik dunia. Roosevelt juga menggunakan
organisasi (PBB) ini untuk merekrut orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika
untuk bergabung dengan militer AS dan membentuk badan untuk mendukung hak
dan kebenaran perempuan, seperti dengan penekanan pada kebebasan manusia
yang diikuti oleh Presen John F Kennedy dalam pembangunannya. . Patung. Liberty
(1964) adalah simbol kebebasan manusia untuk hidup.

Padahal, kebebasan yang dianut oleh AS, seperti yang dianjurkan oleh Wilson dan
Roosevelt, adalah untuk mempromosikan persatuan dan harmoni dengan upaya
masing-masing individu, bukan dengan membuat ancaman dan upaya untuk
memecahkan masalah politik di dalam dan luar negeri. KITA. Segera. kali ini George
W Bush. Pandangan tradisional di AS adalah bahwa institusi dan proses politik
mempromosikan kebebasan ekonomi, perlindungan yang lemah dari serangan oleh
yang kuat, dan kebebasan dari adat istiadat. Sejak Perang Dunia II, kebebasan di AS
telah diasosiasikan dengan kebebasan modern, yang menggantikan kebebasan
lama.
Sebagai karya dan cara untuk melawan komunisme, Eropa memahami bahasa politik
(termasuk “sosialisme” dan “demokrasi sosial”). Namun, mereka tidak dapat memilih
AS dengan pengetahuan ini, karena pada saat itu Eropa tidak sepenuhnya
memahami kebebasan yang diizinkan AS. Namun baru beberapa tahun kemudian
Eropa menyadari bahwa kemerdekaan telah diberikan oleh AS. Dia mendesak Eropa
untuk menyerahkan kebebasan pribadi yang meningkatkan status ekonomi mereka.
Liberalisme memiliki tradisi yang kuat di Eropa. Di negara-negara Eropa, kaum
liberal sering menyebut diri mereka sebagai libertarian, atau sebagai sentris
demokrasi radikal.

2. Australia
Salah satu negara yang berada di bagian selatan bumi ini merupakan negara yang
menganut ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini
hampir sama dengan di negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan ideologi politik
ini merupakan warisan dari para pendatang asal benua Eropa. Adanya liberalisme
dapat terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduk negara ini. Mereka
merupakan masyarakat yang bebas namun tetap berada dalam lingkup peraturan
perundang-undangan. Di sisi lain, pemerintahan di negara ini juga menerapkan
aspek kebebasan yang baik.

3. Jerman
Negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang selanjutnya yaitu negara
Jerman. Keberadaan dari ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan
adanya Partai Demokrat Liberal yang banyak mendominasi kursi parlemen Jerman.
Penggunaan liberalisme sebagai ideologi di negara Jerman mulai terjadi setelah
runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989.
Adapun sistem pemerintahan parlementer yang merupakan tonggak dalam
perkembangan ideologi liberalisme mulai resmi digunakan pada tahun 1990. Negara
Jerman terdiri dari 16 negara bagian yang setiap negara bagian tersebut memiliki
parlemen, konstitusi, dan pemerintah sendiri. Di sisi lain, kekuasaan negara yang
tertinggi ada pada federasi. Di samping Bundestag (parlemen), anggota majelis
federal diutus oleh negara bagian untuk ikut serta dalam pembuatan peraturan
perundang-undangan yang ada di tingkat federal. Prinsip ini agak mirip dengan
fungsi DPRD.
4. Inggris
Negara yang saat ini sedang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah
satu negara yang menganut paham liberalisme dalam pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan bernegaranya. Pada awalnya, negara ini menggunakan sistem
monarki absolut, dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan Raja yang menjabat dan
tidak terdapat adanya batasan terhadap kekuasaan raja tersebut.
Penggunaan sistem tersebut tentu menyebabkan rakyat hidup menderita (terutama
jika raja bersikap tirani). Maka dari itu, pada tahun 1215, muncullah Magna Charta
yang menandai pelaksanaan demokrasi dalam negara tersebut. setelah itu,
terbentuk suatu parlemen (badan pembuat hukum) yang memiliki tugas untuk
membatasi kekuasaan raja dengan menyatakan bahwa konstitusi memiliki
kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan raja.
Liberalisme yang diselenggarakan oleh negara ini juga memiliki beberapa ciri khusus
seperti digunakannya konstitusi tidak tertulis, menggunakan sistem negara
kesatuan, parlemennya terdiri dari dua kamar (bicameral), tidak memiliki lembaga
yudikatif yang sejajar, dan lain sebagainya.

5. Perancis
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang selanjutnya yaitu negara Perancis.
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, pahami ini lahir bersamaan dengan
lahirnya revolusi Perancis. Dalam magna charta revolusi tersebut, terdapat sebuah
istilah liberte atau kebebasan. Munculnya paham ini tidak terlepas dari peran
masyarakat yang sangat merasakan kepincangan dalam penyelenggaraan
negara.Kepincangan yang dimaksud ialah terpisahnya masyarakat menjadi tiga
golongan. Golongan pertama dan kedua (yaitu bangsawan dan orang kaya) memiliki
banyak hak namun hanya memiliki sedikit kewajiban. Sebaliknya, golongan ketiga
(rakyat biasa) memiliki begitu banyak kewajiban dengan hanya sedikit hak. Bisa
ditebak bahwa Oleh sebab inilah, terjadi pemberontakan oleh rakyat yang
dicetuskan oleh Montesquieu, JJ. Rousseau, dan Voltaire.
Di bawah pimpinan dari Napoleon Bonaparte, ideologi liberalisme mulai tersebar di
seluruh penjuru benua Eropa dan hingga kini eksistensinya senantiasa terjaga.

6. Jepang
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang terakhir kita bahas dalam
kesempatan ini ialah negara Jepang. Hampir sama dengan praktek liberalisme di
dunia barat, pelaksanaan liberalisme di Jepang juga terlihat dari digunakannya
sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer yang digunakan pun meniru
apa yang digunakannya oleh negara Inggris, yaitu sistem dua kamar. Perwujudan
dari liberalisme di Jepang pun semakin diperkuat dengan adanya partai demokrasi
liberal yang telah menguasai parlemen di Jepang sejak tahun 1955 hingga saat ini.
Jika di Jerman nama parlemen disebut dengan Bunderstag, maka di Jepang
parlemen dikenal dengan sebutan kokkai. Kokkai terbagi menjadi dua, yaitu majelis
tinggi dan majelis rendah.
Kedua majelis tersebut dipilih secara langsung dalam pemilu dengan sistem paralel.
Berdasarkan konstitusi Jepang. Kokkai merupakan lembaga kekuasaan tertinggi dan
satu-satunya yang berkuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan.
Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap
mengenai materi negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang dapat
penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga
dengan membaca artikel ini pembaca dapat memahami secara lebih baik apa itu
ideologi liberalisme dan negara yang mana saja yang menganut ideologi tersebut.
Perlu kita pahami bersama bahwa setiap ideologi yang ada di dunia ini tidak akan
pernah lepas dari lika liku kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. sampai
jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi
langkah pembaca dalam menjalani hidup.

7. Mexico
Liberalisme Mexico mempertahankan teori transformasi negara, kebebasan individu
dan sekularisasi negara (memisahkan Gereja dari Negeri). Untuk aliran ideologi
liberal Mexico juga penting bahawa kebebasan individu ditunjukkan dalam semua
bidang: pemikiran, akhbar, persatuan, ekonomi, antara lain; dan mengenai
kesamaan warganegara sebelum Negeri.
Selepas pembuangan itu pada tahun 1855 daripada Antonio Lopez de Santa Anna
daripada jawatan presiden republik itu, terdapat 48 perubahan kerajaan di Mexico,
dua setiap tahun secara purata lebih hampir setengah abad. Ia sebuah negara yang
kejang-kejang dan hancur, institusi negeri dan tanpa demokrasi sebenar, diperintah
oleh panglima perang serantau. Ia adalah semasa kerajaan Benito Juárez dan
Porfirio Díaz menyatakan negara moden moden mula menggabungkan.
Pihak berkuasa awam mula beroperasi dan negara mencapai kestabilan politik
tertentu, serta menjadi negara. Walau bagaimanapun, ia juga bukanlah satu kuasa
demokratik, kerana ia mempunyai ciri-ciri autokratik yang lebih banyak berbanding
dengan institusi. Tempoh ini membawa kepada Revolusi Mexico, yang bermula pada
November 20, 1910 dengan pemberontakan bersenjata dibintangi Francisco Madero
terhadap Porfirio Diaz Presiden, selepas 30 tahun berkuasa. Dalam Revolusi Mexico,
ideologi sosialis, liberal, anarkis, populis dan agraris berkumpul. Ia bermula sebagai
perjuangan bersenjata terhadap perintah yang telah ditetapkan, tetapi kemudiannya
menjadi perang saudara.
Bagaimana Ideologi Liberalisme
Demokrasi Liberal Sebelumnya, Indonesia pernah menerapkan demokrasi liberal
atau demokrasi parlementer pada tahun 1949 - 1959. Periode ini tidak berjalan
mulus karena benturan antarparlemen sendiri. Demokrasi kala ini ditandai dengan
banyaknya partai politik. Pada Pemilu 1955, ada 172 partai politik yang bertanding.
Kondisi ini menyebabkan partai-partai dengan ideologi yang berbeda saling bersaing
untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan programnnya. Sehingga
menyebabkan banyaknya pemberontakan daerah dan kondisi politik yang tidak
stabil.
Liberalisme pada masa Orde Baru Sampai saat ini, isu-isu liberalisme masih terus
bergulir. Kontroversi pemberantasan simpatisan Partai Komunis Indonesia atau PKI
pada tahun 1965 - 1966 dianggap menjadi titik balik kembalinya liberalisme di
Indonesia. Akhir masa kepemimpinan Soekarno dinilai berjalan tidak efektif karena
pengaruh paham liberalisme. Perdebatan masih bergulir hingga orde baru di bawah
pimpinan Soeharto. Kebijakan ekonomi Indonesia pasca 1965 sangat terbuka bagi
masuknya investasi dan modal asing, semakin berjalannya waktu, paham pasar
bebas semakin diterima di Indonesia. Pasar bebas atau free market tentu identik
dengan liberalisme. Di luar lingkup pemerintahan, peristiwa 1965 juga membuka
jalan bagi perkembangan islam liberal di Indonesia. Paham islam liberal tumbuh dan
berkembang di atas reruntuhan pemikiran komunisme di dalam negeri. Wacana
islam liberal pertama kali dimunculkan di Indonesia oleh Nurcholis Madjid.
Di Indonesia, penolakan dan penyingkiran Islam politik berasal tidak hanya dari
penguasa nasionalis (Orde Lama) dan militeristis (Orde Baru) saja, tetapi juga dari
kalangan internal Muslim sendiri. Beberapa pemikir Islam baik dari kalangan
modernis maupun tradisionalis mengampanyekan gagasan bahwa Islam adalah
agama yang pada dasarnya tidak pernah memberi rumusan pasti mengenai bentuk
politik kenegaraan. Mereke menekankan karakter lokal yang membedakan ‘Islam
Indonesia’ dan Islam di tempat lain, khususnya Islam di Arab sebagai tanah
kelahirannya. Meski demikian, hingga akhir 1950-an, gagasan Islam politik masih
mempunyai ruang gerak, yaitu di arena Konstituante yang oleh Pemilu 1955
ditugaskan merumuskan dasar negara. Namun Dekrit Presiden Sukarno pada 1959
pada satu sisi dan operasi penumpasan DI/TII serta PRII pada sisi yang lain
mengakhiri ruang gerak tersebut. Sejak itu Islam politik menjadi gagasan yang
dihindari dalam diskursus publik di Indonesia.
Di antara pemikir yang paling awal memunculkan wacana ‘Islam liberal’ di Indonesia
adalah Nurcholish Madjid. Lahir dari keluarga dengan latar belakang pesantren
tradisional di Jombang, Jawa Timur, Madjid dibesarkan dalam iklim pesantren
modern di Gontor, Ponorogo. Sembari melanjutkan pendidikan di IAIN Ciputat,
Madjid aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga mencapai
jabatan ketua umum tingkat nasional. Pada awal tahun 1970-an, Madjid telah tampil
sebagai sosok intelektual muda Islam paling menjanjikan, sehingga sempat disebut
sebagai Natsir muda. Perlu diketahui M. Natsir adalah pemimpin Masyumi terhormat,
yang kemudian mendirikan Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), yang dikenal
sangat kritis terhadap Barat dan pemerintahan yang berhaluan nasionalis sekuler.
Akan tetapi, harapan terhadap Madjid sebagai Natsir Muda dalam perkembangannya
sirna. Pada tahun 1971, di hadapan para aktivis muda Islam, Madjid berpidato
tentang Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat.
Dalam pidato inilah muncul sebuah jargon yang kemudian menjadi sangat populer,
yaitu ‘Islam yes, partai Islam no!.’ Secara umum pidato ini merupakan kritik atas
gagasan negara dan partai Islam. Menurut Madjid, Islam lebih daripada sekadar
negara dan apalagi partai politik. Lebih tepatnya, Islam sebagaimana dipahami oleh
Madjid melalui pembacaannya atas teks-teks keagamaan tidak pernah secara tegas
menentukan bentuk negara apa, sebab hal seperti itu adalah urusan duniawi belaka.
Dengan ini Madjid mengajak umat Islam Indonesia menempuh jalan liberal, yang
terdiri dari sekularisasi, kebebasan berpikir, dan sikap terbuka, agar maju dan
menjadi bagian dari peradaban modern.
Nostalgia atau orientasi dan kerinduan masa lampau yang berlebihan harus
digantikan dengan pandangan ke masa depan. Untuk itu diperlukan suatu proses
yang untuk mudahnya kita namakan proses liberalisasi. Proses ini dikenakan
terhadap ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan Islam yang ada sekarang ini.
Proses ini menyangkut proses-proses lainnya.
1. Bidang Ekonomi Perkembangan liberalisme masuk ke dalam bidang ekonomi Asia-
Afrika. Pengaruh liberalisme dalam bidang ekonomi contohnya: Liberalisasi
perdagangan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Afrika.
Perdagangan bebas membuat masyarakat Asia Afrika bebas melakukan
perdagangan luar negeri secara sekuler. Negara-negara Asia Afrika mulai
mengembangkan produk industri masing-masing. Taraf kehidupan masyarakat Asia
Afrika meningkat.
2. Bidang Politik Selain ekonomi, liberalisme juga memengaruhi politik negara-
negara Asia Afrika sebagai berikut: Masyarakat Asia-Afrika dapat memilih pemimpin
mereka sendiri. Negara-negara Asia Afrika bebas menentukan sistem politik dan
sistem pemerintahan. Masyarakat memiliki hak untuk menyuarakan pendapat.
Munculnya kebebasan dan kemerdekaan pers
3. Bidang Sosial dan Kebudayaan Pengaruh liberalisme dalam bidang sosial dan
kebudayaan di Asia-Afrika antara lain sebagai berikut: Hadirnya sistem pendidikan
egaliter di negara-negara Asia Afrika. Berkembangnya budaya populer di negara-
negara Asia Afrika. Keikutsertaan negara-negara Asia Afrika dalam kancah fashion,
olahraga, dan kesenian internasional (misal: Piala Dunia, Miss Universe, dll).
Beragamnya sekolah dan perguruan tinggi yang bebas dipilih oleh masyarakat Asia
Afrika.
Selain Perancis, ideologi liberalisme juga mulai mengakar di Inggris pada abad ke-
19.Pada waktu itu, Raja Inggris, John, mengeluarkan Magna Charta yang berisi
tentang jaminan kebebasan hak individu.
Magna Charta kemudian dianggap sebagai pintu yang membatasi kekuasaan absolut
Raja Inggris. Kesimpulannya, paham liberalisme lahir karena kemarahan masyarakat
terhadap kekuasaan yang absolut serta kesewenang-wenangan para pemimpin
negara terhadap rakyatnya.
Kaum liberalis menghendaki adanya kebebasan berindividu, kebebasan berekonomi,
kebebasan beragama, berpendidikan, bertempat tinggal, dan berbagai kebebasan
lainnya.
Selain di negara Eropa, liberalisme juga pernah diterapkan di Indonesia, tepatnya
pada era Orde Lama dan Orde Baru. Indonesia pernah memberlakukan demokrasi
liberal sejak 1949 hingga 1959.
Sayangnya, penerapan demokrasi liberal pada era Orde Lama tidak berjalan baik,
ditandai dengan banyaknya partai politik yang muncul.Akibatnya, kondisi politik
menjadi tidak stabil. Kemudian, liberalisme juga sempat kembali diberlakukan sejak
1965-1966. Pada 1965, kebijakan ekonomi Indonesia menjadi sangat terbuka
sehingga investasi dan modal asing dapat masuk dengan mudah. Selain dalam
kebijakan ekonomi, liberalisme juga ikut diterapkan dalam politik dan budaya.
Akan tetapi, ideologi liberalisme dianggap tidak cocok di Indonesia, karena
berlawanan dengan budaya yang ada di Tanah Air. Dampak liberalisme bisa
dikategorikan dalam dua hal, yaitu secara positif dan negatif.
Dampak liberalisme secara positif adalah:
Hak pribadi sangat dilindungi.Kebahagiaan individu menjadi fokus utama.Mendapat
kebebasan untuk berpendapat.Dihapusnya Politik Apartheid atau pembebasan hak
asasi manusia.Majunya industri dan sektor swasta yang bersifat demokratis.
Dampak negatif liberalisme adalah:
Terjadi praktik monopoli yang individual.Terjadi pasar bebas.Terjadi kesenjangan
sosial. engan kata lain, liberalisme merupakan doktrin politik yang bertujuan untuk
melindungi dan meningkatkan kebebasan individu sebagai inti masalah dalam politik.
Kaum liberal mendukung adanya beragam jenis pandangan yang terkait.
Sejarah
D. IDEOLOOGI MARXISME
Macam ideologi berikutnya adalah ideologi marxisme. Ideologi ini merupakan salah
satu bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan sistem ideologi
kapitalisme. Ideologi marxisme lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme yang
dianggap sebagai kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik
modal dengan mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan.
Pada sistem kapitalisme, buruh dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang
minim. Hal itu karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak banyaknya dan modal
seminimal mungkin.
Marxisme adalah teori dan metode pembebasan diri kelas pekerja. Sebagai sebuah
teori, teori tersebut didasarkan pada metode analisis sosial ekonomi yang mengkaji
hubungan kelas dan konflik sosial dengan menggunakan interpretasi materialis
tentang perkembangan sejarah dan pandangan dialektis tentang perubahan sosial.
Itu berasal dari tulisan-tulisan filsuf Jerman abad ke-19 Karl Marx dan Friedrich
Engels.
Marxisme menggunakan metodologi yang sekarang dikenal sebagai materialisme
historis untuk menganalisis dan mengkritik masyarakat kelas, khususnya
perkembangan kapitalisme, dan peran perjuangan kelas dalam perubahan ekonomi,
sosial, dan politik yang sistemik.
Marxisme adalah sistem ekonomi dan sosial yang didasarkan pada teori politik dan
ekonomi Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme adalah antitesis kapitalisme, yang
didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas
alat-alat produksi dan distribusi barang dan dicirikan oleh persaingan dan motivasi
pasar bebas laba
Marxisme berfokus pada penelitian efek kapitalisme pada tenaga kerja,
produktivitas, dan pembangunan ekonomi dan berpendapat untuk revolusi pekerja
untuk menjungkirbalikkan kapitalisme demi komunisme.
Masyarakat kapitalis terdiri dari dua kelas: borjuis, atau pemilik bisnis, yang
mengontrol alat-alat produksi, dan proletariat, atau pekerja, yang tenaga kerjanya
mengubah komoditas mentah menjadi barang-barang ekonomi yang berharga.
Marxisme berpendapat bahwa perjuangan antara kelas-kelas sosial-khususnya
antara borjuasi, atau kapitalis, dan proletariat, atau pekerja-mendefinisikan
hubungan ekonomi dalam ekonomi kapitalis dan pasti akan mengarah pada
komunisme revolusioner.
Marxisme juga telah dipahami dan dipraktikkan oleh berbagai gerakan sosialis,
terutama sebelum tahun 1914. Kemudian ada Marxisme Soviet yang digagas oleh
Vladimir Ilich Lenin dan dimodifikasi oleh Joseph Stalin, yang dengan nama
Marxisme-Leninisme.
Marxisme-Leninisme menjadi doktrin partai komunis yang dibentuk setelah Revolusi
Rusia (1917).
Cabang dari ini termasuk dalam Marxisme sebagaimana ditafsirkan oleh Leon
Trotsky yang anti-Stalinis dan para pengikutnya, varian Marxisme-Leninisme Cina
dari Mao Zedong, dan berbagai Marxisme di negara berkembang.
Ada juga Marxisme non-dogmatis pasca-Perang Dunia II yang telah memodifikasi
pemikiran Marx dengan meminjam dari filosofi modern, terutama dari Edmund
Husserl, Martin Heidegger, Sigmund Freud dan lain-lain.Hal ini menciptakan
ketidakseimbangan yang tidak adil antara pemilik dan buruh, yang pekerjaannya
dieksploitasi oleh pemilik untuk keuntungan mereka sendiri.
Karena pekerja memiliki sedikit kepentingan pribadi dalam proses produksi, Marx
percaya bahwa mereka akan menjadi terasing darinya, serta dari kemanusiaan
mereka sendiri, dan menjadi benci terhadap pemilik bisnis.
Borjuasi juga menggunakan lembaga-lembaga sosial, termasuk pemerintah, media,
akademisi, agama terorganisir, dan sistem perbankan dan keuangan, sebagai alat
dan senjata melawan proletariat dengan tujuan mempertahankan posisi kekuasaan
dan hak istimewa mereka.
Pada akhirnya, ketidaksetaraan yang melekat dan hubungan ekonomi eksploitatif
antara kedua kelas ini akan mengarah pada sebuah revolusi di mana kelas pekerja
memberontak melawan borjuasi, mengambil kendali atas alat-alat produksi, dan
menghapuskan kapitalisme. Oleh sebab itu, Marx berpikir bahwa sistem kapitalis
secara inheren mengandung benih-benih kehancurannya sendiri.
Awalnya Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi,
sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme
mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada
kehidupan sosial. Marxisme merupakan dasar teori komunismemodern.Teori ini
tertuang dalam buku Manifesto Komunis yang ditulis oleh Marx dan Friedrich
Engels.Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme.Ia
menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan
kaum proletar.Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
dinikmati oleh kaum kapitalis.Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah
pinggiran dan kumuh.
Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi"
dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang kaya.Untuk menyejahterakan
kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme perlu diganti dengan
paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar
akan memberontak dan menuntut keadilan.Inilah dasar dari marxisme.
Marxisme merupakan sistem pemikiran memadukan tiga tradisi intelektual yang masi
telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafatJerman, teori politik Prancis, dan ilmu
ekonomiInggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat"
seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang
utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak
pemikiran filsafat setelahnya.Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak
mungkin mengabaikannya.
Tradisi Hegel
Dalam mengemukakan teori ini, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel.Bahkan sampai
saat ini pun kalangan Marxis masih menggunakan terminologi Hegel.Ada baiknya
jika di sini disebutkan satu persatu ide Hegelianisme yang juga menjadi isi penting
dari Marxisme:
realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah yang
terus berlangsung.
karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci
untuk memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.
perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang
dapat ditemukan.
hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang terus
berulang antara tesis, antitesis, dan sintesis.
yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin bahwa
urutan keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat
kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya.
proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum
internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.
diri itu bukanlah masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri
sendiri seperti dibayangkan oleh orang liberal. Akan tetapi, merupakan sebuah
masyarakat organik, di mana individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang
lebih besar, sehingga lebih mungkin memberi pemenuhan daripada kehidupan
mereka yang terpisah-pisah.
Ilmu ekonomi sebagai dasar
Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat
terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup. Apapun yang
bisa menghasilkan pangan, sandang, dan papan bagi mereka, serta untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Tidak ada yang bisa menghindar dari tugas
memproduksi hal-hal itu. Namun, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap
primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi
karena pemikiran mereka akan lebih makmur dengan cara itu.
Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain. Produksi sarana hidup kini
menjadi aktivitas sosial, bukan lagi aktivitas individu.
Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan
hubungannya dengan sarana produksi."Apa yang kulakukan seorang diri untuk
penghidupanku menentukan sebagian besar hal pokok dalam cara hidupku, dan
sekaligus merupakan kontribusiku terhadap masyarakat secara keseluruhan."
Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan sama denganku
dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang bertentangan dengan
kepentinganku.
Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelas-kelas sosial ekonomi, yang juga
mengakibatkan timbulnya konflik di antara kelas-kelas itu.
Ideologi Marxis (Karl Marx) dimulai pada abad ke-19 ketika kondisi kerja di Eropa
Barat buruk dan berkembang begitu pesat di sektor industri sehingga menciptakan
kondisi sosial yang sangat berbahaya bagi pekerja. Ide ini tidak hanya menjadi
inspirasi dasar “Marxisme” sebagai ideologi perjuangan buruh, tetapi juga
merupakan komponen dasar ideologi ya komunis (Magnis dan Suseno, 2003: 3).
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Karl Marx menyusun teori masyarakat
yang diyakininya berdasarkan hukum-hukum ilmiah karena harus dilaksanakan.
Dengan Karl Max di bangku cadangan, bidang politik yang ditekuninya dianggap
radikal. Dalam menyusun teori perkembangan sosial, ia sangat tertarik dengan
pemikiran dialektika filsuf Jerman Georg Hegel (1170-1831). Karl Marx
menggunakan filosofi Hegel untuk mengubah masyarakat secara mendasar.

Marxisme merupakan bentuk perlawanan Marx terhadap paham kapitalisme. Karl


Marx percaya bahwa seorang kapitalis mengumpulkan uang dengan mengorbankan
kaum proletar. Karena kaum proletar dipaksa untuk bekerja berjam-jam dengan
upah minimum, keadaan kaum proletar sangat menyedihkan, sementara kaum
kapitalis menikmati hasil dari keringat mereka.
Proletariat harus tinggal di pinggiran kota dan daerah kumuh. Menurut Marx,
masalahnya berasal dari “kepemilikan pribadi” dan kontrol kekayaan oleh orang
kaya. Agar proletariat berkembang, Marx menganjurkan agar konsep kapitalisme
diganti dengan konsep komunisme. Menurut Marx, jika kondisi terus ditoleransi,
proletariat akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari Marxisme
(Supardan, 2008: 334).

Ideologi Marxisme lahir sebagai kekuatan motif bagi kaum buruh. Karl Marx
mengharapkan sains menjadi netral di antara kelas sosial yang lebih rendah
(pekerja). Perkembangan dialektika terjadi dalam struktur masyarakat yang lebih
rendah, sedangkan strukturnya bergerak ke atas (menurut Marx). Menurut Marx,
perjuangan antara kaum kapitalis dan proletariat adalah konflik kelas terakhir dan
akhir dari gerakan dialektis.
Tokoh-Tokoh yg memunculkan Marxisme

 Trotskisme
Trotskyism adalah ideologi politik dan cabang dari Marxisme yang dikembangkan
oleh seorang revolusioner Rusia Leon Trotsky, dan oleh beberapa anggota lain dari
Oposisi Kiri dan IV Internasional. Trotsky mengidentifikasi dirinya sebagai Marxis
ortodoks, Marxis revolusioner, dan Bolshevik–Leninis, pengikut Marx, Engels, dan 3L:
Lenin, Karl Liebknecht, Rosa Luxemburg. Dia mendukung pendirian partai pelopor
dari proletariat, internasionalisme proletar, dan kediktatoran proletariat berdasarkan
emansipasi diri kelas pekerja dan demokrasi massa. Trotsky mengkritisi Stalinisme
karena mereka menentang teori Joseph Stalin tentang sosialisme di satu negara
dalam mendukung teori Trotsky tentang revolusi permanen. Trotsky juga mengkritik
birokrasi yang berkembang di Uni Soviet di bawah pemerintahan Stalin.
Trotsky dan Vladimir Lenin dan Trotsky, meskipun secara ideologi saling berselisih,
namun mereka dekat secara pribadi, baik sebelum kongres sosial demokrat London
pada tahun 1903 dan selama terjadinya Perang Dunia Pertama. Nadezhda
Krupskaya, istri dari Lenin, adalah seorang Trotskyis setelah kematian suaminya
Lenin. Lenin dan Trotsky dekat baik secara ideologis maupun pribadi selama
Revolusi Rusia dan setelahnya, dan kaum Trotskyis dan beberapa lainnya memanggil
Trotsky sebagai "pemimpin bersama".
Trotsky adalah pemimpin tertinggi Tentara Merah setelah periode Revolusi. Pada
awalnya, Trotsky menentang beberapa aspek Leninisme,[2][3] dan akhirnya
menyimpulkan bahwa tidak mungkin ada persatuan antara Menshevik dan Bolshevik,
sehingga memilih bergabung dengan Bolshevik. Trotsky dan Lenin memainkan peran
penting dalam Revolusi Oktober. Lenin menilai Trotsky dengan menulis: "Trotsky
dulu mengatakan bahwa penyatuan itu tidak mungkin. Trotsky memahami ini dan
sejak saat itu tidak ada Bolshevik yang lebih baik.

 Lenin
Lenin merupakan orang yang berjasa dan dapat dipandang sebagai peletak dasar
bagi kritik sastra Marxis. Ia menulis lebih banyak daripada Marx tentang masalah-
masalah teoritis yang berkaitan dengan sastra dan mengembangkan suatu visi yang
jelas tentang sastra. Ini terutama disebabkan karena ia berpendapat bahwa sastra
merupakan suatu sarana penting dalam perjuangan proletariat melawan
kapitalisme. Adapun pandangan Lenin terhadap sastrra meliputi: a. sastra terikat
akan kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat, b. sastra mencerminkan kenyataan
sebagai ungkapan pertentangan kelas, c. sastra harus dapat membangun
masyarakat, d. tiga syarat ikatan partai, dan e. adanya suatu dialektika antara sastra
dan kenyataaan.
Pertama, sastra terikat akan kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat. Dari Marx,
Lenin meminjam pandangan, bahwa sastra terikat akan kelas-kelas yang ada di
dalam masyarakat.
Kedua, sastra mencerminkan kenyataan sebagai ungkapan pertentangan kelas.
Bocaccio melawan kaum rohaniwan feodal dalam kumpulan ceritanya Decomerone
yang menelanjangi kebwejatan para rahib. Pada zamannya Anna Karerina akibat
tragis pernikahan yang tidak bahagia.
Ketiga, sastra harus membangun masyarakat. Tetapi sastra hanya mencerminkan
kenyataan, sastra dapat dan harus turut membangun masyarakat. Hal ini telah
diuraikan secara jelas oleh kritisi sastra Rusia pada abad ke-19.
Lenin terutama dipengaruhi oleh Tsjernysjevski (1828-1889) yang menempatkan
sastra di bawah perubahan-perubahan yang harus terjadi di dalam masyarakat.
Sastra harus berperan sebagai guru, dan harus menjalannkan fungsi didaktik. Sastra
hendaknya tidak hanya membuka mata orang bagi kekurangan-kekurangan di dalam
tata masyarakat, tetapi juga menunjukkan jalan keluar.
Tsjernysjevski memaparkan ide-idenya dalam sebuah novel yang cukup skematik
dan moralistik . Apa yang Harus Diperbuat? adalah salah satu karya terpenting Lenin
pada abad ke-19.
 Bertolt Brecht
Polemik yang paling menarik ialah terjadi antara Lukacs dan pengarang drama
Jerman, Bertolt Brecht. Seperti Lukacs, maka Brecht pun berpendapat bahwa
seorang pengarang tidak dapat bersikap netral, ia harus memperjuangkan
kepentingan kaum buruh.Tetapi menurut Brecht, pada abad 20 ini tidak dapat
diperjuangkan dengan berkiblat pada realisme abad ke-19. Keadaan masyarakat
telah berubah secara mendalam dan menuntut bentuk-bentuk kesenian lain yang
serasi dengan perkembangan masyarakat. Selaku seorang seniman yang aktif
Brecht tidak begitu dogmatik seperti Lukacs yang berteori saja.
Brecht bahkan mempertanyakan pendapat Lucaks bahwa seni harus mencerminkan
kenyataan. Menurut Brecht seni harus bertujuan mengubah masyarakat. Dalam
karya-karya pentasnya Brecht melawan teater tradisional yang hanya menyajikan
sebuah ilusi yang melapisi kenyataan dengan gula manis. Karya Brecth bercirikan
“efek pengasingan”, memperlihatkan pertentangan-pertentangan yang menyangkut
masalah-masalah pokok. Tamatnya sering terbuka, artinya penonton sendiri
dipersilahkan memilih pemecahan. Para pelaku sengaja memperlihatkan, bahwa
mereka hanya main sandiwara saja, sehingga identifikasi dipersukar, baik penonton
maupun pelaku tidak demikian saja mempersatukan perilaku dengan perannya. Teks
pentas diselingi film dengan nyanyian, sehingga para penonton dirangsang untuk
merenungkan secara aktif dan kritis situasi masyarakat.
Selain Brecht ada kritisi neomarxis lainnya yang mempunyai keberatan terhadap
pendapat Lukacs yang ortodok itu. Tetapi mereka tetap setia pada titik pangkal kritik
sastra marxis, yakni satra mencerminkan kenyataan di dalam masyarakat dan
merupakan sarana untuk memahaminya.
Di Jerman Walter Benjamin dan Theodor Ardono menekankan bahwa setiap zaman
mempunyai teknik sastra sendiri yang selalu berubah. Di Perancis, Lucien Gold-man
berusaha untuk mengaitkan sastra pada pada suatu kurun waktu tertentu dengan
sistem ideologis yang sedang berkuasa. Dalam telaahnya Le Dien Cache (Tuhan
yang tersembunyi) ia meneliti titik-titik pertemuan antara sastra Perancis abad ke-17
(Racine, Pascal) dengan aliran Jansenisme di bidang gereja dan negara.

 Zima
Zima merupakan tokoh berikutnya yang berkecimpung di bidang sastra. Menurut
peneliti sastra Zima yang berasal dari Ceko tetapi tinggal di negeri Belanda, dalam
sosiologi sastra para ahli terlalu cepat mengandaikan adanya suatu analogi atau
kemiripan atara teks fiksi dan kenyataan. Ia bersedia menerima adanya suatu
hubungan, jika teks maupun konteks sosial dilukiskan sebagai struktur-struktur.
Kritik sastra marxis menafsirkan sastra sebagai suatu gambar mengenai kenyataan
sosial atau sebagai suatu yang menjadikan pembaca sadar mengenai kenyataan
masya-rakat atau kekurangannya. Sejauh sastra berhasil mencapai sasaran tersebut
ditentukan pula penilaian positif mengenai sastra.
Pandangan umum yang berlaku mengenai hubungan antara sastra dan marxisme
adalah bahwa di beberapa negara komunis seperti Rusia dan Cina, pemerintah
mengharuskan pengarangnya untuk menuruti garis pantai sehingga negara-negara
tersebut tidak pernah lahir karya besar. Sastra yang melenceng dari garis pantai
yang dianggap tidak sesuai untuk masyarakat. Sastra dan pengarang memegang
peranan sangat penting dalam strategi komunis. Begitu penting peran sastra dalam
masyarakat, sehinggga ia harus selalu diawasi. Komunisme dimanapun memberikan
dorongan bagi perkembangannya sastra, hanya saja sastra tidak diperkenankan
berkembang. Sastra sangat erat hubungannya dengan kehidupan spiritual manusia,
dan komunisme memang mengagungkan manusia. Namun pengagungan itu
sedemikian “tingginya” sehingga manusia tidak boleh berbuat keliru secara pribadi,
tidak boleh memiliki ambisi, dan tidak boleh memiliki kebebasan pribadi
Negara yg Menggunakan Ideologi Marxisme

1. LAOS
Laos bukan satu-satunya negara yang mengaku menempuh kombinasi ideologi
komunisme dengan sistem pasar terbuka. Kebijakan ekonomi yang ditempuh
Cina dan belakangan disusul oleh Vietnam juga menyebar ke Laos.
Sama seperti kedua negara pendahulunya, Laos masih tetap dikuasai oleh partai
tunggal, yang dianggap James Luhulima -wartawan Kompas yang pernah
bertugas Bangkok dan berulangkali meliput ke Laos- bukan sebagai hambatan
bagi kemajuan Laos.
"Memang ada keterbatasan ya. Artinya satu partai dan mayoritas, namun saya
tidak melihat itu sebagai suatu persoalan," tuturnya.
Bahkan kekuasaan satu partai, tambah James, memberi kemudahan untuk
melakukan hal-hal yang ingin ditempuh.
"Jadi kalau ada program, bisa dilaksanakan dalam waktu dan tempo yang
diinginkan, untuk menjaga reformasi ekonomi jangan terlalu cepat. Karena kalau
terlau cepat dan tidak terkendali kan bisa menjadi persoalan."
Sampai sekarang, satu-satunya partai politik di Laos adalah Partai Revolusioner
Rakyat Laos, yang praktis menentukan semua kebijakan di negara itu.
Dan Somsanouk Mixay menegaskan tidak ada masalah dengan kekuasaan partai
tunggal itu.
"Kami mempunyai satu partai politik yang diterima oleh masyarakat Laos dan
ideologi partai kami adalah melayani rakyat dan negara."
"Saya pikir ini lebih baik bagi negara ini daripada banyak partai tapi bertikai satu
sama lain untuk kepentingannya sendiri," tambah Somsanouk Mixay.

2. VIETNAM
Meski Konstitusi Vietnam yang kini berlaku sudah merupakan reformasi pasca
keruntuhan komunisme di Eropa Timur, bahkan terakhir mengalami perubahan
lagi pada 2001, tetapi corak sosialis-komunis tetap dipertahankan. Jika dilihat,
secara keseluruhan ketentuan-ketentuan konstitusional Vietnam mirip dengan
Konstitusi Uni Soviet. Selain memuat ketentuan mengenai kebijakan
perekonomian, Konstitusi Vietnam juga memuat ketentuan-ketentuan mengenai
kebijakan politik, kebudayaan, pendidikan, ilmu dan teknologi, pertahanan tanah
air sosialis, hak dan kewajiban dasar warga negara, majelis nasional, dewan
negara, dewan menteri (kabinet), dewan rakyat dan komite rakyat, peradilan dan
komisi pengawas keuangan, bendera nasional, lambang negara, lagu nasional,
ibukota negara, kekuatan berlakunya serta prosedur perubahan
3. CHINA
Teori Karl Marx soal penghapusan sistem kelas dalam masyarakat sosial dan
pengaturan kepemilikan pribadi oleh pemerintah menjadi prinsip dasar di negara
China. Beberapa karyanya yang terkenal dijadikan acuan sebagai pembuka pintu
revolusi China menuju negara sosialis komunis. Namun dalam perkembangannya,
globalisasi mulai menggerus ideologi yang dipuja-puja oleh Ketua Mao Zedong,
pemimpin abadi Partai Komunis China. Hal ini juga diakui oleh Luan Jianzhang,
Wakil Direktur Biro Riset Internasional Partai Komunis China saat ditemui
VIVAnews di Beijing pekan ini. Luan mengatakan, walaupun sistem kapital
Marxisme masih menjadi acuan dasar, namun China mulai memasukkan sistem
ekonomi pasar yang dinilai lebih sesuai dengan kondisi global saat ini. Kolaborasi
dua sistem inilah, ujar Luan, yang menguntungkan China di sisi perencanaan dan
kultur mikro. Kendati demikian, pengaruh Marxisme sangat kental di China. Marx
dan tokoh-tokoh komunis lainnya seperti Fiederich Engels dan Vladimir Lenin
masih diagungkan di negara ini. Untuk melestarikan dan menjayakan terus
gaung Marxisme, China terus menerbitkan buku-buku terkenal karangan Karl
Marx dan mendirikan museum atas namanya. Terletak di jalan Xixiejie, Beijing,
Museum Marxisme China menampilkan masa-masa bersejarah bagi
perkembangan komunisme di negara tersebut. Berdasarkan pemantauan
VIVAnews yang berkunjung ke museum tersebut pada Kamis, 28 Juni 2012,
koleksi mereka patut diacungi jempol. Bahkan, China berani sesumbar bahwa
koleksi mereka di museum ini adalah yang terbanyak di Asia, atau bahkan di
seluruh dunia.

4. Tiongkok
Membahas Komunisme Tiongkok tidak bisa lepas dari sosok Mao Father Zedong,
pendiri Partai Komunis Tiongkok yang juga merupakan Founding Republik Rakyat
Tiongkok. Pada dasarnya, Komunisme atau Marxisme-Leninisme digunakan oleh
Mao Zedong sebagai landasan perjuangan pembebasan dari segala ketertindasan
yang disebabkan oleh Imperialisme dan Kapitalisme. Pandangan Marxisme-
Leninisme yang penuh dengan narasi tentang harapan yang akan membebaskan
manusia dari segala keterasingan telah menarik perhatian Mao. Terlebih lagi,
Marxisme-Leninisme pada saat itu telah menunjukkan keampuhannya di Uni
Soviet melalui Revolusi Bolshevik.
Hal ini yang membuat Mao yakin bahwa Marxisme-Leninisme merupakan ideologi
yang tepat untuk diadopsi oleh Tiongkok sebagai jalan menuju pembebasan.
Namun, Mao berbeda dari Lenin yang menganggap Marxisme-Leninisme
merupakan ideologi yang sudah final dan tidak dapat disanggah (difalsifikasi),
dikritik, atau disesuaikan dengan kondisi masyarakat tertentu.
Mao tidak menelan mentah-mentah Marxisme-Leninisme. Mao menyesuaikan
ideologi tersebut dengan kondisi politik dan historis Tiongkok.
Sekurang-kurangnya, menurut Arif Dirlik (1996, 124), terdapat dua ciri khas
Marxisme-Leninisme ala Tiongkok. Pertama, Marxisme-Leninisme disesuaikan
oleh Mao berdasarkan tiga tuntutan situasi historis yang dihadapinya di Tiongkok.

5. KUBA
Pada tahun 1948 Castro menikahi Mirta Diaz-Balart, putri seorang politikus Kuba
yang kaya. Alih-alih terdorong untuk bergabung elit negara itu, ia justru semakin
berpaling pada Marxisme.
Dia percaya masalah ekonomi Kuba diakibatkan oleh kapitalisme yang tak
terkendali yang hanya bisa diselesaikan dengan revolusi rakyat.
Setelah lulus, Castro membuka praktek hukum tapi tak berkembang, dan ia dililit
utang. Betapa pun ia tetap aktif sebagai seorang pegiat politik, ambil bagian
dalam serangkaian demonstrasi yang diwarnai kekerasan.
Pada tahun 1952, Jenderal Fulgencio Batista melancarkan kudeta militer yang
menggulingkan pemerintahan presiden Kuba, Carlos Prio.
Ideologi Marxisme Saat Ini

Marxisme adalah sebuah bentuk pemikiran Karl Marx yang juga diracik oleh
Frederick Engels dalam suatu filsafat materialism. Pemikiran Marxisme ini
nantinya akan digerakkan ke arah politik revolusioner. Marxisme dipersepsikan
pengikutnya sebagai ajaran resmi partai komunis. Bahkan pada masa lenin
seluruh hubungan antar negara dan pengikutnya bertitik tolak pada Marxisme-
Leninisme. Semenjak saat itu Marxisme-Leninisme menjadi sebuah ideology
untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas (Kusumandaru, 2004 : 88).
Namun sebenarnya Marxisme sejak kematian Marx telah mengalami perpecahan.
Perpecahan itu ditunjukkan oleh kubu Kautsky yang disebut ortodoks dan Eduard
Bernstein yang dikenal revionisme. Perpecahan inilah yang dikaitkan dengan cikal
bakal kehancuran Uni Sovyet dimasa yang akan datang. Bernstein beranggapan
bahwa untuk mencapai jalan revolusioner perjuangan kelas merupakan suatu
keniscayaan. Baginya perkembangan masyarakat memerlukan politik reformistik
dengan melihat kondisi objektif masyarakat. Melalui jalan demikian, tindakan
revoluioner dan radikal melalui kekerasan fisik dapat dihindarkan.

Pada dasarnya Marx sendiri tidak pernah menginginkan suatu haluan tunggal
yang harus diikuti oleh pergerakan sosialis. Bahkan Marx beranggapan sosialis
dapat dicapai dengan cara-cara damai dan menolak kemungkin terjadinya
kekerasan. Pertimbangan ini muncul sebab solidaritas kaum buruh yang
tergabung dalam Internasionale II semakin rapuh dan cenderung berorientasi
pada perpecahan fisik.
Namun disisi lain, Karl Kautsky beranggapan bahwa Bernstein telah menghianati
perjuangan dan menyimpang dari Marxisme. Baginya salah satu cara mencapai
sosialisme adalah melalui jalan revolusi. Nampaknya pemikiran Karl Kautsky ini
merupakan sebuah dilemma politis yang dihadapinya sebagai seorang aktivis dan
tokoh politik. Dalam artian bahwa konsep Marxisme yang siap pakai merupakan
artikulasi individu ddalam melaksanakan misi dan program politiknya.
Kritik terhadap lenin juga diluncurkan oleh tokoh pemikir lain yakni Rosa
Luxemburg. Ia adalah salah satu tokoh pendiri dictator proletariat yang akan
menjadi cikal bakal partai komunis. Luxemburg menyatakan bahwa revolusi
terjadi karena spontanitas massa. Luxemburg menyangka bahwa Lenin telah
merusiakan pemikiran Marx dan Engels sehingga berorientasi pada kondisi
objektif Rusia. Marxisme-Leninisme itulah yang kelak kita kenal sebagai
komunisme. Atau dengan kata lain Marxisme telah diadaptasikan dengan kondisi
Rusia menjadi ideology komunis.
Peletakan Marxisme-Leninisme sebagai ideology dogmatic bertentangan dengan
Marxisme yang anti terhadap segala bentuk ideology. Kaum komunis tidak
pernah berhentik dalam melakukan maneuver politik dan aktivitas revolusioner.
Keberhasilan dan kegagalan dianggap sebagai pengembangan komunisme
selanjutnya. Walaupun gerakan Marxisme ini pada akhirnya akan
menjungkirbalikkan pada ajaran Marxisme secara murni. Seperti yang dialkukan
Stalin dalam mencapai ambisi politik dan ideologis dianggap sebagai lembar
hitam Marxisme dan menodai perjuangan revolusioner Marxisme. Sebagai bentuk
krtitik dan meluruskan Marxisme, para pengikutnya menggali kembali perjuangan
emansipatoris, kritisme, dan humanism yang tertuang dalam tulisan Marx muda.
Sejak saat itulah lahir gerakan Neo-Marxisme yang dipelopori oleh filsuf dari
Madzhab Frankfrut. Kelompok ini menamakan teori dan analisa perkembangan
masyarakat yang mereka geluti sebagai metode kritis (Nazsis, 2014 : 247).

Metode Kritis yang saat ini berkembang di seluruh dunia saat ini menarik para
pemikir dan ilmuan terutama dari kalangan akademisi. Mereka ingin membangun
kembali Marxisme, walaupun dalam kenyataan tulisan dan pemikirannya semakin
jauh dari Marxisme bahkan seringkali bertolak belakang dengan Marxisme itu
sendiri. Tulisan Marx diinterupsi secara baru dan bebas. Karya Marx ditafsirkan
lebih lanjut oleh pengikutnya dan lahirlah kontroversi berlanjut dan abadi baik
dalam Marxisme maupun Komunisme.orang-orang kritis atau Neo-Marxis terus
berupaya memperkaya Marxisme dengan perangkat disiplin ilmu lain (Nazsis,
2014 : 248).

Neo Marxis memasukkan cabang ilmu bantu seperti psikologi, etika,


eksistensialisme dan sebagainya yang bertolak belakang dengan pemikiran Marx.
Melaui gerakan ini, ide dan gagasan Marx dibongkar dan diberi interpretasi baru.
Tradisi Madzhab Frankfrut ini terus berkembang. Basis kekuatannya berada pada
pemikiran Radikal Marx yang dianggap mampu memperbaiki tatanan kehidupan
manusia modern dewasa ini.

Marxisme dalam dirinya bersifat multidimensi yang berkaitan antar unit


pendukungnya dan unit lain. Artinya, kehancuran sistem politik, ideology, dan
sistem pemerintahan bukan berarti suatu keniscayaan kehancuran Marxisme.
Orientasi Marxisme dalam gerakan politik dan pemikiran ideologis akan selau siap
bertransformasikan diri.
Leon Trotsky menegaskan bahwa masalah keterbelakangan Rusia di bidang
Industry justru merupakan keuntungan revolusi bukan sebuah kekurangan.
Kelemahan kaum borjuais di rusia, maka kaum proletar yang diarahkan untuk
mempelopori revolusi borjouis di dunia barat. Lenin berhasil mengkawinkan
demokrasi borjoius dan social proletariat. Kominform sebagai alat politik luar
negeri Uni Sovyet, dijadikan wadah perjuangan revoluioner untuk mengacaukan
Eropa Barat. Langkah ini membuat Uni Sovyet leluasa bergerak kearah timur.
Untuk mencapai tujuannya itu, Stalin menggunakan partai komunis Italia dan
Prancis.
Bakan pertentangan Stalin dan Tito (presiden Yugoslavia) telah menimbulakn
kecurigaan terhadap maksud Tito menciptakan kekuatan di Eropa Tenggara. Melalui
Komintern, Yugoslavia harus dihancurkan. Namun tampaknyaTito tidak gentar
menghadapi Stalin (Nazsis, 2014 : 249).
Marxisme dalam gerak politik diartikan kaku, tertutup, bahkan cenderung doktriner.
Akibatnya Marxisme menjadi momok yang menaktutkan bagi sosialis maupun
komunis itu sendiri. Stalin nampaknya lebih bergerak menjadi suatu yang bersifat
totaliter. Selain dengan Yugoslavia, Stalin pernah bersitegang dengan RRC sehingga
mengambil keputusan untuk mencari jalan sendiri. Inilah penanda kehancuran
komunisme secara sistemik dalam gerak politik.
Komintern dan Kominform adalah alat untuk mengendalikan kekuasaan politik di
tengah partai komunis. Yugoslavia menolak untuk dikuasai dan memilih jalan sendiri.
ALbani bergerak kearah RRC, Rumania lebih memilih netral, bahkan negara-negara
di eropa timur seperti polandia, hongaria, jerman timur dan cekoslavakia lebih
memilih liberalism dan politik otonomi. Keluarnya (diusir)Yugoslavia dari komintern
telah emmbuka jalan baru sosialime sendiri yang dikenal dengan Titoisme. RRC
bereaksi lebih keras dengan menuduh Uni Sovyet sebagai negara hegemonis dan
ekspansionis. RRC bahkan mengklaim dirinya sebagai pewaris Marxisme-Leninisme
yang murni. Ide Komunis Nasional, Sosialisme dengan wajah manusiawi menjadi
opsi partai sosialis dan komunis Eropa Barat dan otonomi terbatas bagi sosialisme
nasional, sejak saat itu menjadi suatu keniscayaan. Muncul ungkapan ‘banyak jalan
menuju sosialime’ merupakan pergeseran konsepsi politik ideologis yang tidak dapat
dipungkiri. RRC bergerak sendiri kea rah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. RRC
menempuh jalan sosialisme ala cina (Nazsis, 2014 : 249).
Berdasarkan pemahaman yang menyeluruh baik pemikiran dan gerakan politik,
fenomena di penghujung abad 21 dapat dikatakan sebagai sebuah konsepsi yang
sudah sejak lama dikandung dalam Marxisme itu sendiri. Kehancuran sistemis
negara komunis bukan berarti penggambaran kehancuran bangunan menyeluruh
dari Marxisme. Sejarah telah membuktikan bahwa suatu filsafat terus mengadakan
terobosan-terobosan baru. Mendobrak jalan buntu sambil tetap mempertahankan
watak revoluioner menuju transformasi dialektika, logika dan ilmiah.
Berdasar fakta sejarah yang diungkapkan, Marxisme bereksistensi proses aktualisasi
diri, tampak bahwa Marxisme tidak mengenal kata menyerah apalagi mati.
Berdasarkan rekaman sejarah, Marxisme dijabarkan dalam bentuk partai dan
pemerintahan yang komunis serta mampu mengadakan penyesuaian dalam bentuk
multimuka Marxisme (Nazsis, 2014 : 252). Multimuka merujuk pada semacam
monster menurut mitologi yunani yang jika ditebas akan senantiasa tumbuh kembali.

Multimuka mengambil bentuk upaya aktualisasi Marxisme dengan mempertahankan


analisis Marx dan engels. Multimuka Marxisme mengambil wujud sintesa perjalanan
sejarah manusia yang berpatokan pada premis, doktrin dan prinsip marxisme,
pengalaman, kegagahan dan pemikiran yang idologis. Gerakan pemikiran dan politis
idologis sebagai suatu alternative merupakan dampak yang tak terelakkan dari
industrialisasi merupakan stimulant dan factor perumusan kemasan Marxisme baru.
Perumusan itu menjadi sumber inspirasi gerakan politik dan perjuangan ideology
radikal dan revolusioner. Nampaknya permasalahan yang muncul adalah bagaimana
mendeskripsikan wujud dari multimuka Marxisme. Tulisan ini tidak berupaya
memberikan wujud nyata Marxisme yang menampilkan multimuka Marxisme. Namun
lebih kepada penjabaran sejarah berdasarkan potensi nyata dari gerakan politik yang
pernah ada bahwa perjuangan revolusioner masa lampau bukan tidak mungkin akan
menginspirasi pengikutnya menjadi suatu bentuk sosok multimuka-Marxis.
Peluncuran multimuka-Marxis yang paling canggih saat ini adalah pembentukan
sudut pandang dikalangan intelektual dan masyarakat. Dikalangan intelektual
alienasi yang melanda masyarakat industry dan kondisi mayarakat yang ditandai
kemajuan teknologi akibat modernisasi bukan mustahil kaum Marxis akan
membentuk suatu perjuangan komunis gaya baru (Nazsis, 2014 : 253).
Sasaran sudut pandang komunis gaya baru dapat berupa rekayasa pemikiran.
Gerakan komunis baru tidak lagi dogmatis dan doktriner. Bisa saja gerakan ini
mengambil gaya fabianisme yang menyusupkan ide-ide melalui tokoh-tokoh
masyarakat, organisasi, birokrasi tanpa bermaksud mengadakan perubahan
revolusioner terhadap sistem dan tatanan masyarakat yang ada. Potensi komunis
untuk bangkit kembali dalam muka baru terletak pada watak revolusionernya. Watak
ini dengan mudah mempengaruhi generasi muda terutama kaum intelektual. Kiranya
hal ini dapat dijadikan sebagai praanggapan bagi lahirnya format baru Marxisme.
Sebab wacana yang paling mungkin untuk menghapus masyarakat tanpa kelas di
era globalisasi saat ini menekankan pada kesadaran manusia sebagai syarat utama.

Kesadaran manusia menciptakan dunia realitas. Secara ideologis, Marxisme-


Leninisme tetap merupakan potensi untuk mengadakan lompatan dialektis menuju
upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam bentuk multimuka Marxis.
Marxisme tidak akan pernah mati, akan tetapi senantiasa memiliki potensi untuk
diaktualisasi. Dengan kata lain, kematian komunisme justru merupakan masa subur
bagi penetasan kembali telur multimuka Marxisme. Perlu diingat bahwa watak dan
warisan Marxisme adalah gerakan politik revolusioner yang tidak pernah mengenal
kata berhenti atau menyerah (Nazsis, 2014 : 254).
Jikalau komunisme dikatakan mati, maka dewasa ini merupakan masa inkubasi
dalam penciptaan benih baru Multimuka Marxisme. Antisipasi lahirnya multimuka
Marxisme dapat dipelajari melalui watak dasar Marxisme. Marx dan engel menyebut
sosialisme mereka sebagai ilmiah yang membedakan dengan pakar sosialis utopis.
Tradisi ilmu, pemikiran rasional yang merupakan cirri dunia perguruan tinggi
merupakan lahan potensi reorientasi dan reformulasi kaum komunis dan
simpatisannya.
Pandangan masayarakat dunia mengenai hancurnya komunisme yang ditandai
dengan bubarnya uni soviet membuka peluang atau kondisi yang memungkinkan
bagi pemikir Marxis. Sebab kaum Marxis memiliki tenggang waktu, masa inkubasi
untuk merenung ulang premis Marx tentang masyarakat tanpa kelas.
Prinsip Marx ini merupakan rujukan bagi kemungkinan interpretasi baru dalam
memahami masyarakat industry di abad 21. Kehancuran Uni Sovyet memacu kaum
Marxis untuk memberikan suatu interpretasi baru bagi Marxisme. Interpretasi
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh pijakan bagi kemungkinan penciptaan
suatu teori Marxis yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi masyarakat globalisasi
dewasa ini. Sebab Marxisme menempel pada isu actual dan berbagai kecenderungan
dunia serta arus pemikiran yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk religiusitas.
Hancurnya tembok berlin yang menandai akhir dari perang dingin melahirkan
tragedy kemanusiaan yang mengenaskan. Dunia dilanda pertentangan etnisitas yang
melanda negara-negara komunis. Kondisi ini menantang bagi para Marxis untuk
merenungkan ulang visi Marxisme. Kondisi yang menyatakan bahwa komunisme
tidak relevan lagi untuk dibicarakan dan komunisme sudah mati perlu untuk dikaji
ulang karena marxisme dipandu dalam mekanisme pertahanan diri yang tidak akan
pernah mati dalam wujud Multimuka Marxisme. Multimuka Marxisme dapat lebih
leluasa dalam kondisi dan perkembangan dunia dewasa ini dengan permasalahan
kemanusiaan, alienasi, ketimpangan, ketidak adilan dan berbagai bentuk masalah
pada masyarakat moden yang kesemuanya merupakan lahan subur Multimuka
Marxisme.
Sejarah

E. Ideologi Sosialisme
pengertian dari sosialisme adalah ajaran ataupun paham kenegaraan serta paham
ekonomi yang mengupayakan agar harta benda, industri, serta perusahaan menjadi
milik negara. Sosialisme sendiri lahir di awal abad ke-18.
Pada masa ini, terjadi banyak pemberontakan dari kaum buruh industri serta para
buruh tani. Pemberontakan ini sendiri bertujuan untuk memperjuangkan masyarakat
yang egaliter ataupun setara antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu,
pemberontakan ini juga bertujuan untuk mengubah sistem ekonomi agar dapat lebih
menguntungkan masyarakat banyak jika dibandingkan dengan hanya
menguntungkan suatu golongan tertentu saja.
Singkatnya, ideologi sosialisme sendiri bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
dengan hak milik bersama pada setiap faktor produksi agar produksi tidak lagi
dikuasai oleh orang-orang atau suatu lembaga swasta tertentu.
Kepemilikan bersama ini juga dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat secara
keseluruhan. Tujuan sosialisme bagi suatu negara sendiri memanglah untuk
kemakmuran negara. Tidak hanya itu, ideologi sosialisme juga merupakan induk
bagi banyak ideologi lainnya, seperti diantaranya Anarkisme atau ajaran maupun
paham yang menentang bahwa kekuatan negara atau teori politik yang tidak
menyukai pemerintahan serta undang-undang Komunisme.
sosialisme adalah ideologi yang berasal dari reaksi terhadap Revolusi Industri pada
abad ke-18. Di masa tersebut, paham liberalisme amat kental dan kondisi di sektor
industrialisasi menghadirkan praktik kapitalisme di tangan individu sebagai pemilik
modal dan menyampingkan keberadaan buruh.
Ideologi ini lahir dan berkembang pada akhir abad ke-18 di Eropa sebagai kritik atas
kapitalisme. Para pendukung paham sosialisme menilai sistem ekonomi ini hanya
menguntungkan kaum borjuis yang mengeksploitasi kaum proletar.
Agar lebih paham secara menyeluruh, simak pembahasan latar belakang
kemunculan paham sosialisme serta tokoh dan ciri-cirinya berikut ini, dikutip dari
buku Sejarah Hubungan Perkembangan Paham-Paham Besar, yang disusun oleh
Yuliani (2020).
Latar Belakang Kemunculan
Istilah sosialisme digunakan pertama kali oleh Alexander Vinet, seorang teolog
Protestan asal Perancis. Dalam artikelnya yang dimuat di surat kabar Le Semeur
(Penabur) di tahun 1831, paham sosialisme adalah paham yang bertujuan untuk
membentuk negara yang memberlakukan usaha kolektif dan membatasi kepemilikan
secara perorangan.
Perkembangan industrialisasi di Eropa mendorong kemunculan paham sosialisme.
Sebagian besar lembaga usaha atau perusahaan merupakan milik swasta atau
perorangan. Untuk menjalankan usaha dan pabriknya itu, setiap pemilik usaha
(kapitalis) membutuhkan orang sebagai pekerja (buruh).Para pekerja ini dieksploitasi
besar-besaran dengan upah yang rendah. Mereka bahkan tidak mendapat jaminan
dan perlindungan kesejahteraan. Kondisi tersebut memicu meningkatnya kemiskinan
dan kriminalitas. Di sisi lain, kaum kapitalis semakin kaya raya dan menguasai
perekonomian.Kondisi di atas membuat kaum kapitalis dan kaum buruh (proletar)
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Untuk itu, mereka yang menentang
sistem ekonomi seperti ini, khususnya kaum buruh melakukan perlawanan.
Mereka juga melayangkan sejumlah tuntutan berupa hak-hak, jaminan, dan
perlindungan kesejahteraan dari kaum kapitalis. Mereka bersatu dan membentuk
kelompok dengan kepentingan untuk memperjelas status dan kedudukan mereka.
Kelompok ini yang kemudian disebut sebagai golongan sosialisasi.
Paham sosialisme adalah ideologi yang berasal dari reaksi terhadap Revolusi Industri
pada abad ke-18. Di masa tersebut, paham liberalisme amat kental dan kondisi di
sektor industrialisasi menghadirkan praktik kapitalisme di tangan individu sebagai
pemilik modal dan menyampingkan keberadaan buruh.
Ideologi ini lahir dan berkembang pada akhir abad ke-18 di Eropa sebagai kritik atas
kapitalisme. Para pendukung paham sosialisme menilai sistem ekonomi ini hanya
menguntungkan kaum borjuis yang mengeksploitasi kaum proletar.

Agar lebih paham secara menyeluruh, simak pembahasan latar belakang


kemunculan paham sosialisme serta tokoh dan ciri-cirinya berikut ini, dikutip dari
buku Sejarah Hubungan Perkembangan Paham-Paham Besar, yang disusun oleh
Yuliani (2020).

Latar Belakang Kemunculan


Istilah sosialisme digunakan pertama kali oleh Alexander Vinet, seorang teolog
Protestan asal Perancis. Dalam artikelnya yang dimuat di surat kabar Le Semeur
(Penabur) di tahun 1831, paham sosialisme adalah paham yang bertujuan untuk
membentuk negara yang memberlakukan usaha kolektif dan membatasi kepemilikan
secara perorangan.
Perkembangan industrialisasi di Eropa mendorong kemunculan paham sosialisme.
Sebagian besar lembaga usaha atau perusahaan merupakan milik swasta atau
perorangan. Untuk menjalankan usaha dan pabriknya itu, setiap pemilik usaha
(kapitalis) membutuhkan orang sebagai pekerja (buruh).
Para pekerja ini dieksploitasi besar-besaran dengan upah yang rendah. Mereka
bahkan tidak mendapat jaminan dan perlindungan kesejahteraan. Kondisi tersebut
memicu meningkatnya kemiskinan dan kriminalitas. Di sisi lain, kaum kapitalis
semakin kaya raya dan menguasai perekonomian.

Kondisi di atas membuat kaum kapitalis dan kaum buruh (proletar) memiliki
perbedaan yang sangat mencolok. Untuk itu, mereka yang menentang sistem
ekonomi seperti ini, khususnya kaum buruh melakukan perlawanan.
Mereka juga melayangkan sejumlah tuntutan berupa hak-hak, jaminan, dan
perlindungan kesejahteraan dari kaum kapitalis. Mereka bersatu dan membentuk
kelompok dengan kepentingan untuk memperjelas status dan kedudukan mereka.
Kelompok ini yang kemudian disebut sebagai golongan sosialis.
Masuknya sosialisme ke Indonesia
Indonesia menjadi negara yang pernah terpengaruh paham sosialisme. Paham
tersebut masuk pada 1912 melalui Henk Sneevliet, tokoh komunis asal Belanda.
Pada 1914, Sneevliet mendirikan Indische Social-Democratische Vereeniging (ISDV).
ISDV ini dibentuk atas dasar kegelisahan terkait kondisi sosial politik di Indonesia
saat itu. Cita-cita kebebasan dan kemandirian yang dibawa Sneevliet melalui ISDV
kemudian mendorong beberapa tokoh Indonesia bergabung. Hingga awal
kemerdekaan Indonesia, paham kiri ini telah memunculnya beberapa partai, seperti
Partai Sosialis Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Murba, dan lain
sebagainya. Referensi: Magnis-Suseno, Franz. (2005). Karl Marx: Dari Sosialisme
Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Sosialisme adalah sebuah ideologi, dan
kepemilikan kolektif adalah cara hidup terbaik. Sosialisme tidak menyetujui
kepemilikan pribadi karena membuat orang menjadi egois dan merusak harmoni
alam masyarakat. Sosialisme berharap untuk menghilangkan kemiskinan dan
mengeksploitasi rakyat kecil melalui produksi yang mengatur negara. Sosialisme
menuntut semua lapisan masyarakat, semua lapisan dan lapisan untuk menikmati
hak yang sama untuk menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran.
Sosialisme harus mewujudkan keadilan umum dalam ekonomi. Tugas negara adalah
memastikan bahwa kesejahteraan semua orang menerima sebanyak mungkin faktor
produksi, bukan berfokus pada kesejahteraan pribadi. Sosialisme percaya bahwa
negara adalah sistem di atas masyarakat, dan ia mengatur masyarakat tanpa syarat.
Nilai utama sosialisme adalah kesetaraan, kerja sama, dan kasih sayang. Produksi
dilakukan atas dasar penggunaan, bukan hanya untuk keuntungan. Persaingan
digantikan oleh rencana. Setiap orang bekerja untuk komunitas, berkontribusi pada
kebaikan bersama, dan karena itu mempertimbangkan orang lain. Kedua, basis
ontologis sebagai basis sosialisme terkait dengan fitrah moral umat manusia. Sifat
manusia; harmoni dengan tatanan sosial. Sosialisme percaya bahwa sifat moral
manusia itu baik. Sifatnya adalah sosial; ia mengasumsikan harmoni atau harmoni
dalam tatanan sosial.
PERKEMBANGAN IDEOLOGI SOSIALISME
Sebagaimana kapitalisme yang berkembang dari waktu ke waktu, sosialisme pun
demikian. Dalam periode abad 18 hingga 19, muncul beragam varian pemikiran
sosialisme, seperti sosialis demokrat, komunisme, anarkisme, sosialisme utopis,
marxisme, sindikalisme dan sosialisme ilmiah. Ubaid Al Faruq dan Edy Mulyanto
dalam Sejarah Teori-teori Ekonomi (2017) membagi perkembangan sosialisme
menjadi dua kutub, yakni sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah, untuk
mempermudah memahami perkembangan sosialisme. Pertama, sosialisme utopis
dijelaskan sebagai istilah untuk menyebut perkembangan sosialisme modern. Istilah
sosialis utopis ini mulanya merupakan sebutan Karl Marx untuk pemikir sosialisme
yang hanya memikirkan cita-cita sosialisme tanpa memikirkan cara menuju cita-cita
tersebut. Pemikiran dan argumentasi para sosialis utopis ini berkutat pada kritik atas
kapitalisme, bahwa kepemilikan pribadi atas alat produksi merupakan sumber utama
penindasan kelas pekerja. Tokoh-tokoh terkenal sosialis utopis ini antara lain, Comte
Henri de Saint Simon, Charles Fourier, Robert Owen, dan Louis Blanc. Kedua,
sosialisme ilmiah merupakan istilah untuk menyebut pemikiran sosialisme dengan
pendekatan ilmiah. Sosialisme ilmiah ini dipelopori oleh pemikir sosialisme paling
terkenal, Karl Marx. Mulanya, sosialisme ilmiah merupakan istilah Friedrich Engels
untuk merujuk teori sosial-politik-ekonomi yang dipelopori oleh Karl Marx. Jika
sosialisme utopis berhenti pada ranah filosofis sosialisme, Marx menentangnya
dengan membuat konsepsi cara mencapai sosialisme. Dalam membuat konsepsi
mencapai sosialisme, Marx menggunakan pendekatan sains, seperti misalnya, ilmu
politik, filsafat, sosiologi, dan ekonomi. Konsepsi Marx tentang sosialisme ini
merupakan sumbangsih besar dalam sains, seperti konsep materialisme dialektika
historis dalam ilmu filsafat serta teori nilai kerja dan teori nilai surplus dalam ilmu
ekonomi. Puncak pemikiran Marx tentang sosialisme ilmiah ini adalah buku Das
Capital yang ia terbitkan pada 1867. Melalui buku tersebut, Marx menjelaskan secara
ilmiah di mana persisnya letak kecacatan sistem ekonomi kapitalis. Karl Marx dan
Friedrich Engels merupakan dua tokoh pemikir sosialisme ilmiah yang populer.
Kepopuleran dua tokoh tersebut terutama terjadi setelah menerbitkan Das Manifest
der Kommunistischen Partei atau Manifesto Partai Komunis pada 1948. Buku
tersebut berisikan refleksi tentang kesulitan-kesulitan yang dialami kelas pekerja
serta seruan untuk terus bersatu dan berjuang. Baca juga: Apa Saja Tahapan Konflik
Sosial dan Penyebabnya? Mengenal Apa Saja Dampak Negatif Konflik Sosial dalam
Masyarakat Tokoh-Tokoh Sosialisme Paham Sosialisme dipelopori oleh beberapa
tokoh besar yang berpengaruh pada pemikiran masyarakat pada saat itu. Berikut
merupakan tokoh-tokoh pendukung sosialisme: 1. Robert Owen Robert Owen
merupakan tokoh sosialisme berkebangsaan Inggris. Kontribusinya pada dunia
sosialisme berupa pandangan bahwa perilaku manusia tidak abadi atau dapat
berubah-ubah dan mereka memiliki keinginan bebas untuk mengorganisir apapun
yang mereka inginkan. 2. Saint Simon dan Charles Fourier Negara Prancis juga
memiliki tokoh pendukung sosialisme yaitu Saint Simon dan Charles Fourier. Charles
terkenal dengan asosiasmenya yaitu sosialis utopis yang berpengaruh pada
pandangan masyarakat pada saat itu. 3. Karl Marx dan Friedrich Engels Kedua tokoh
tersebut merupakan tokoh yang sangat terkenal karena perjuangan mereka
melawan kapitalis melalui tulisan pad buku dengan judul das Capital. Karl Marx
menyatakan bahwa sejarah pada masyarakat berupa perjuangan terhadap kelas
antarmanusia, sehingga Ia menginginkan kehidupan tanpa adanya kelas.
Menurutnya dengan adanya sosialisme dapat menjadi langkah penentu menuju
masyarakat sosialis yang sempurna dengan mencapai pengembangan diri. Baca
juga: Penyebab Konflik dan Teori Konflik Menurut Karl Marx Sejarah Keluarga Karl
Marx: Radikal sampai Anak-Istri Friedrich Engels, Ia yang Nama dan Karyanya
Bersamaan dengan munculnya sosialisme pada abad ke-18 hingga ke-19, paham
tersebut kemudian berkembang menjadi berbagai aliran. Sosialisme berkembang
menjadi berbagai aliran pemikiran, seperti sosialis demokrat, komunisme, marxis,
dan lain sebagainya. Menurut ahli, perkembangan sosialisme dibagi menjadi dua
kutub, yakni sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah. Sosialisme utopis ini dijelaskan
untuk menyebut perkembangan sosialisme modern. Istilah utopis bermula dari Karl
Marx yang hanya memikirkan cita-cita sosialisme tanpa memikirkan prosesnya.
Sosialis utopis ini hanya berkutat pada kapitalisme, bahwa kepemilikan pribadi atas
alat produksi merupakan sumber utama penindasan kelas pekerja. Sementara itu,
sosialisme ilmiah merupakan istilah untuk menyebut pemikiran sosialisme dengan
pendekatan ilmiah. Sosialisme ilmiah ini menggunakan pendekatan sains, ilmu
politik, filsafat, sosiologi, dan ekonomi dalam mencapai cita-cita. Puncak dari
perkembangan sosialisme ilmiah adalah terbitnya buku Das Kapital pada 1867. Jadi,
pada dasarnya, Marx memiliki sikap yang sedikit radikal dalam pemikiran sosialisme.
Akan tetapi, pemikiran tersebut berubah ketika Marx mulai menulis artikel yang
kemudian dianggap sebagai bentuk sosialisme ilmiah. Sementara itu, komunisme
berkembang ketika Marx berada di Paris bersama Engels. Mereka mendirikan jurnal
surat kabar yang radikal bernama Vorwarts. Melalui surat kabar tersebut, kaum kiri
di Inggris mendapat inspirasi hingga akhirnya berdiri Liga Komunis. Pada 1867, Liga
Komunis Inggris mengundang Marx dan Engels untuk menghadiri konferensi
Komunis. Di sana, Marx dan Engels diminta untuk menuliskan sebuah manifesto
komunis yang kemudian dikenal dengan Manifesto Partai Komunis atau Manifest der
Kommunistischen Partei. Manifesto tersebut diterbitkan pada 1868 dan menjadi
bacaan wajib bagi kaum komunis.
TOKOH TOKOH IDEOLOGI SOSIALISME

 Robert Owen
Robert Owen merupakan tokoh sosialisme berkebangsaan Inggris. Kontribusinya
pada dunia sosialisme berupa pandangan bahwa perilaku manusia tidak abadi atau
dapat berubah-ubah dan mereka memiliki keinginan bebas untuk mengorganisir
apapun yang mereka inginkan.
Robert Owen (14 Mei 1771 – 17 November 1858) adalah pemikir utama sosialisme
utopis, dia adalah seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba
dari bisnisnya demi peningkatan hidup karyawannya. Dia dianggap sebagai "Bapak"
gerakan koperasi. Dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan
memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk anak-anak
dan merenovasi rumah-rumah tempat tinggal pegawainya. Dia juga menyediakan
suatu komunitas Owenite yg disebut New Harmony (Keselarasan Baru) di Indiana,
AS.Kontribusi utama Owen ke pikiran kaum sosialis adalah pandangan yang dimana
perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia itu mempunyai
kemauan bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk
masyarakat yg mereka inginkan.

 Charles Fourier
Francois Marie Charles Fourier adalah seorang sosialis dan filsuf utopis Prancis yang
menganjurkan rekonstruksi masyarakat berdasarkan gagasan bahwa hasrat alami
manusia akan, jika disalurkan dengan benar, menghasilkan harmoni sosial. Dia
percaya bahwa dia telah menemukan hukum interaksi sosial, sebanding dengan
hukum interaksi fisik Newton . Fourier mengidentifikasi dua belas nafsu dasar
manusia: lima indera ( sentuhan ,rasa, pendengaran , penglihatan dan penciuman );
empat jiwa (persahabatan, cinta , ambisi dan orang tua ); dan tiga yang dia sebut
"distributif," yang memastikan keseimbangan semua yang lain.
Fourier membayangkan sebuah masyarakat yang terorganisir dalam unit yang
disebut "phalanx" yang terdiri dari perwakilan pria dan wanita dari 810 tipe
kepribadian, di mana interaksi alami secara otomatis akan menghasilkan kedamaian
dan harmoni. Di komunitas-komunitas ini, status kerja manual akan ditingkatkan
dengan membuat pekerjaan menyenangkan dan memuaskan. Fourier juga
menganjurkan emansipasi wanita dan menciptakan kata feminisme pada tahun
1837.

 Karl Marx dan Friedrich Engels


Kedua tokoh tersebut merupakan tokoh yang sangat terkenal karena perjuangan
mereka melawan kapitalis melalui tulisan pad buku dengan judul das Capital. Karl
Marx menyatakan bahwa sejarah pada masyarakat berupa perjuangan terhadap
kelas antarmanusia, sehingga Ia menginginkan kehidupan tanpa adanya kelas.
Menurutnya dengan adanya sosialisme dapat menjadi langkah penentu menuju
masyarakat sosialis yang sempurna dengan mencapai pengembangan diri.
Karl Marx dan Friedrich Engels semakin populer setelah menulis buku berjudul das
Capital. Dalam buku tersebut, Karl Marx mengatakan bahwa sejarah masyarakat
dunia sama dengan sejarah perjuangan kelas. Oleh karenanya ia mendambakan
kehidupan masyarakat tanpa kelas.Ajaran Karl Marx dalam hal ini disebut sebagai
komunisme dan pengikutnya disebut komunis. Namun istilah komunisme bukanlah
ciptaannya, istilah tersebut merupakan ciptaan sosialis Prancis, Etienne Cabet (1788-
1856). Karl Marx merupakan pengembang ajaran sosialisme-komunisme yang
kemudian berkembang di Rusia dibawah pimpinan Lenin.Karl Heinrich Santury Marx
(bahasa Jerman: [maɐ̯ks]; 5 Mei 1818 – 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf,
ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiologi, jurnalis dan sosialis revolusioner
asal Jerman.Lahir di Trier dalam keluarga kelas menengah, Marx belajar hukum dan
filsafat Hegelian. Karena publikasi politiknya, Marx menjadi tak bernegara dan
tinggal dalam pengasingan di London, di mana ia tetap mengembangkan
pemikirannya dalam kolaborasi dengan pemikir Jerman Friedrich Engels dan
menerbitkan tulisan-tulisannya, melakukan riset di ruang baca British Museum.
Karya terkenalnya adalah pamflet tahun 1848, Manifesto Komunis, dan karya tiga
volume Das Kapital. Pemikiran politik dan filsafatnya memiliki pengaruh pada sejarah
intelektual, ekonomi dan politik pada masa berikutnya dan namanya dipakai sebagai
adjektif, pengucapan dan aliran teori sosial.
Teori-teori Marx tentang masyarakat, ekonomi dan politik—yang secara kolektif
dimengerti sebagai Marxisme—menyatakan bahwa umat manusia berkembang
melalui perjuangan kelas. Dalam kapitalisme, manifes itu sendiri berada dalam
konflik antara kelas pemerintahan (dikenal sebagai burjois) yang mengendalikan alat
produksi dan kelas buruh (dikenal sebagai proletariat) yang dapat diperalat dengan
menjual tenaga buruh mereka sebagai balasan untuk upah. Memajukan kesepakatan
kritikal yang dikenal sebagai materialisme sejarah, Marx memprediksi bahwa, seperti
sistem sosio-ekonomi sebelumnya, Negara yang Menganut Ideologi Liberalisme
kapitalisme memproduksi ketegangan internal yang akan berujung pada
penghancuran diri dan digantikan oleh sistem baru: sosialisme. Bagi Marx,
antagonisme kelas di bawah kapitalisme, yang merupakan bagian dari
ketidakstabilan dan alam kecenderungan krisis, kemudian akan membuat kelas
buruh mengembangkan masyarakat tanpa kelas, yang berujung pada penaklukan
mereka terhadap kekuasaan politik dan kemudian menghimpun ketiadaan kelas,
masyarakat komunis yang diatur oleh asosiasi produsen bebas. Marx aktif
mendorong penerapannya, berpendapat bahwa kelas tenaga kerja harus
mengadakan tindakan revolusioner untuk menggulingkan kapitalisme dan mengirim
emansipasi sosio-ekonomi.Marx dianggap sebagai salah satu tokoh paling
berpengaruh dalam sejarah manusia, dan karyanya dipuji sekaligus dikritik.
Karyanya dalam ekonomi menjadi dasar bagi sebagian besar pemahaman tenaga
kerja pada saat ini dan hubungannya dengan modal, dan kemudian pemikiran
ekonomi.
Negara yang Menganut Ideologi Sosialisme

1. .China
Meski beberapa kegiatan ekonomi mulai kehilangan kontrol pemerintah, saat ini
porsi perekonomian yang berada di bawah kendali pemerintah di China pun masih
signifikan.Pengeluaran untuk kesehatan misalnya, saat ini ditanggung oleh 95
persen populasi penduduk China lewat tiga program asuransi publik.Kebijakan luar
negeri China hingga saat ini masih pro sosialis, namun perekonomian negara
tersebut sebenarnya telah bergeser menjadi ekonomi pasar bebas.Artinya, ekonomi
China sebenarnya tak lagi menganut sistem ekonomi sosialis murni.
Kontribusi perusahaan swasta terhadap PDB di China pun mencapai 60 persen,
sementara perusahaan milik pemerintah hanya sebesar 40 persen. Saat ini, China
menempati posisi kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat. Saat ini, China telah mengalami trasisi dari ekonomi sosialis
menjadi pasar ekonomi sosialis. Rezim komunis di China memandang, China bakal
mengalami ketertinggalan dengan negara lain bila menutup perekonomian negara
itu dari dunia internasional. Sejak saat ini, pemerintah pun menerapkan
keseimbangan antara pendekatan kolektif dan kapitalis. Kebijakan China saat ini
mengizinkan investor dan pengusaha untuk mencetak laba namun dengan kontrol
negara. Pada tahun 2004, China menerapkan kebijakan yang mengizinkan
kepemilikan properti atas individu. Selama 60 tahun berkuasa sejak tahun 1949,
”dinasti” Partai Komunis China telah mengubah wajah negeri itu, antara lain pada
bidang ekonomi dengan ”sosialisme yang berkarakteristik China”. Sebuah perpaduan
yang kompleks antara kapitalisme yang kompetitif dan monopoli politik yang kental.
Dengan resep sosialisme mereka yang khas itu, China saat ini menjadi negara
dengan cadangan devisa luar biasa besar, pertumbuhan ekonomi dua digit, dan
eksportir kedua terbesar di dunia. Di sisi lain, reformasi dalam bidang politik tetap
terus berjalan. Desa Huaxi, di Provinsi Jiangsu, merupakan salah satu contoh
keberhasilan resep khusus sosialisme berkarakteristik China. Di desa itu, setiap
keluarga memiliki rumah dan setidaknya satu mobil, semuanya merupakan
pemberian dari komune. Huaxi merupakan desa terkaya di China. Keluarga di sana
rata-rata memiliki aset sebesar 150.000 dollar AS atau setara dengan Rp 1,5 miliar.
Sedangkan pendapatan per kapita mencapai 2.000 dollar AS atau Rp 20 juta.
Mereka mendapatkan kesejahteraan itu dari pabrik baja, besi, dan tekstil di desa.
Pabrik itu memiliki kinerja yang luar biasa bagus, penjualannya mencapai 7,3 miliar
dollar AS pada tahun 2008. Penduduk Huaxi dan pabrik mereka tergabung dalam
Grup Huaxi, koperasi komune pertama yang mencatatkan sahamnya di bursa
saham. Perusahaan yang mempekerjakan 30.000 orang itu merupakan sisa komune,
yaitu koperasi yang menggarap lahan dan membagikan keuntungannya sama rata
kepada warga. Khas sekali dalam negara-negara komunis yang menganut asas sama
rasa sama rata. Huaxi merupakan proyek percontohan Partai Komunis China (PKC)
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat yang petani dengan resep perpaduan
komunis dan kapitalis itu hanya dalam satu generasi. Bisa dikatakan, Huaxi
merupakan refleksi China pada abad ke-21.Ciri komunismeHuaxi merupakan contoh
ekstrem perjalanan PKC menerapkan sosialisme berkarakteristik China. Walaupun
sudah mengenal pasar bebas dan memasukinya, China masih saja memiliki ciri
komunisme yang erat melekat.”Apa sebenarnya sosialisme? Apa sebenarnya
kapitalisme? Kami hanya ingin yang baik bagi warga dan ingin bertambah
sejahtera,” ujar Wu Renbao (82) yang merupakan tetua di Huaxi dan Sekretaris PKC.
Pada tahun 1961, di Huaxi didirikan ”brigade kerja”. Rumah-rumah sangat reyot,
makan daging merupakan kemewahan, jalanan rusak. Hal itu terjadi ketika mereka
mengikuti diktum Ketua Mao.Wu yang sudah menjadi sekretaris partai sejak saat itu
menyadari penduduk tidak akan sejahtera dari pertanian. Lalu dia melawan arus,
melawan Ketua Mao dan menyuruh penduduk bertani sendiri-sendiri, bukan secara
kolektif.Jelas idenya ditentang penduduk sendiri. Wu lalu mendirikan pabrik
perlengkapan rumah tangga kecil pada tahun 1969. Pabrik itu disembunyikan dari
para pejabat partai yang datang berkunjung. Pada saat itu, tidak mungkin sektor
swasta memiliki modal dan memiliki aset, yang merupakan ide kapitalisme.
”Komunisme ada sisi positifnya, kapitalisme juga, sehingga sebenarnya kita dapat
belajar dari keduanya. Saya tidak takut kapitalisme, saya takut jika disuruh hanya
menggunakan satu cara saja,” kata Wu. Pada saat Pemerintah China mendorong
kepemilikan pribadi dan kewiraswastaan, awal tahun 1980-an, Huaxi berada di
tempat terdapan. Pendapatan pabrik digunakan sebagai modal mengembangkan
usaha dan mendirikan beberapa perusahaan lain, tentu saja tanpa ada serikat
pekerja. Para petani Huaxi telah mencapai mimpi mereka. Kemakmuran itu
membuat penduduk asli Huaxi yang berjumlah 400 keluarga kini menempati rumah
bergaya Eropa seluas 400-600 meter persegi. Lengkap dengan mobilnya. Penduduk
mendapat gaji pokok juga mendapat bonus tahunan yang 80 persen harus
diinvestasikan dalam saham perusahaan.
Seperti dahulu masa Mao, mereka juga mendapat jaminan kesehatan, pendidikan,
dan pensiun. Jaminan kesejahteraan seperti itu sudah tidak dinikmati lagi karena
perubahan China ke arah kapitalisme.Persoalan yang muncul adalah terdapat
perbedaan antara penduduk asli dan pekerja migran yang datang dari tempat lain.
Mereka tidak dapat memiliki tempat tinggal di situ, atau mendapatkan gaji dan
bonus seperti yang diterima penduduk Huaxi. Itu juga mencerminkan masalah yang
dihadapi China dengan pekerja migrannya. Huaxi seperti kota industri lain di China
menarik pekerja migran datang, tetapi mereka mendapat manfaat yang lebih sedikit
dibandingkan dengan penduduk setempat. Seperti setelah pembangunan Stadion
Olimpiade Beijing yang mewah, para pekerja migran tidak menjadi bagian dari pesta
tersebut, pulang setelah pembangunan selesai.Tampaknya resep campuran itu
memang sangat manjur dalam mendukung perekonomian China.

2. Korea Utara
Korea Utara, sebagai negara paling totaliter di dunia, bisa dikatakan merupakan
contoh dari penerapan sistem ekonomi sosialis yang paling menonjol. Seperti halnya
Kuba, hampir seluruh perekonomian di Korea Utara berada di bawah kendali
pemerintah dengan program yang juga serupa dengan Kuba. Korea Utara pun tak
memiliki bursa efek sebagai pasar modal. Saat ini, rekan perdagangan asing Korea
Utara hanyalah China dengan bisnis di negara tersebut sebagian besar didominasi
oleh penengah yang merupakan broker dari setiap kesepakatan antara perusahaan
China dan korea. Pada Mei 2019, PBB memperkirakan 10 juta orang di Korea Utara
mengalami keterbatasan bahan pangan dan sebanyak lebih dari 43 persen populasi
mengalami malnutrisi. Hingga saat ini, terbatasnya informasi mengenai sistem
ekonomi di Korea Utara membuat analisa mengenai perkembangan ekonomi di
negara tersebut juga sulit dilakukan.

3. Kuba
Penerapan sistem ekonomi sosialis di Kuba bisa terlihat dari perencanaan ekonomi
negaranya, di mana sebanyak 88 persen tenaga kerja bekerja di perusahaan milik
pemerintah.
Data tersebut merupakan data per Desember 2017. Sebagai negara yang
menerapkan sistem ekonomi sosialis, Kuba pun tidak memiliki bursa saham. Hal ini
merupakan indikator penting dari sebuah negara bebas modal.
Pada tahun 2010, Kuba di bawah kepemimpinan Presiden Raul Castro yang saat itu
berkuasa melakukan reformasi ekonomi yang bertujuan untuk menggeser sistem
ekonomi menjadi campuran.
Hal tersebut dilakukan dengan mengizinkan mekanisme pasar bebas, mengurangi
kontrol pemerintah terhadap usaha kecil, melakukan pemutusan hubungan kerja
terhadap beberapa pegawai pemerintahan yang tak esensial, dan membuka izin
usaha menjadi lebih mudah diakses.
Pergeseran sistem ekonomi sosialis murni menjadi campuran diperlukan lantaran
ekonomi Kuba kala itu mengalami kekacauan.
Perekonomian Kuba atau PDB negara itu hanya tumbuh 2,4 persen pertahun dan
mengalami stagnasi di 2 persen per tahun pada kepemimpinan Raul Castro
sepanjang tahuhn 2008 hingga 2018.
Reformasi di Kuba pun terus dilakukan hingga saat ini dengan menerbitkan undang-
undang yang mengizinkan lebih banyak investasi asing masuk ke negara tersebut.
Meski di sisi lain hingga saat ini Kuba masih merupakan negara dengan ekonomi
yang sebagian besar dikelola pemerintah mulai dari program layanan kesehatan,
pendidikan gratis oleh pemerintah untuk semua warga negara, rumah subsidi,
utilitas, hiburan, bahkan bahan pangan.
Program sosial ini bertujuan untuk mengompensasi upah pekerja Kuba yang
cnederung lebih rendah, dan membuat mereka lebih baik dibanding negara lain di
dunia.
Ideologi Sosialisme Saat Ini
Sosialisme adalah sebuah ideologi, dan kepemilikan kolektif adalah cara hidup
terbaik. Sosialisme tidak menyetujui kepemilikan pribadi karena membuat orang
menjadi egois dan merusak harmoni alam masyarakat. Sosialisme berharap untuk
menghilangkan kemiskinan dan mengeksploitasi rakyat kecil melalui produksi yang
mengatur negara. Sosialisme menuntut semua lapisan masyarakat, semua lapisan
dan lapisan untuk menikmati hak yang sama untuk menikmati kesejahteraan,
kekayaan dan kemakmuran. Sosialisme harus mewujudkan keadilan umum dalam
ekonomi. Tugas negara adalah memastikan bahwa kesejahteraan semua orang
menerima sebanyak mungkin faktor produksi, bukan berfokus pada kesejahteraan
pribadi. Sosialisme percaya bahwa negara adalah sistem di atas masyarakat, dan ia
mengatur masyarakat tanpa syarat. Nilai utama sosialisme adalah kesetaraan, kerja
sama, dan kasih sayang. Produksi dilakukan atas dasar penggunaan, bukan hanya
untuk keuntungan. Persaingan digantikan oleh rencana. Setiap orang bekerja untuk
komunitas, berkontribusi pada kebaikan bersama, dan karena itu
mempertimbangkan orang lain. Kedua, basis ontologis sebagai basis sosialisme
terkait dengan fitrah moral umat manusia. Sifat manusia; harmoni dengan tatanan
sosial. Sosialisme percaya bahwa sifat moral manusia itu baik. Sifatnya adalah sosial;
ia mengasumsikan harmoni atau harmoni dalam tatanan sosial.
Sosialisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tindakan politik di mana sistem
sosial dan ekonomi ditandai dengan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.
Sosialisme lahir sebagai respon atas berkembangnya kebebasan individu tanpa batas
atas nama liberalisme. Sosialisme memandang liberalisme lebih mementingkan
pemilik modal dan mengesampingkan kaum buruh.
Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui
usaha kolektif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah. Dalam sosialisme,
kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan
bersama.
Lahirnya Sosialisme di Indonesia
Sosialisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui organisasi Indische Social-
Democratische Vereeniging atau ISDV tahun 1914. ISDV merupakan persatuan
sosial demokrat Hindia Belanda.
ISDV dibentuk atas dasar kegelisahan seorang sosialis Belanda tentang kondisi sosial
politik Hindia Belanda kala itu. Sosialis tersebut bernama Josephus Franciscus Marie
Sneevliet.
Cita-cita tentang kebebasan dan kemandirian yang dibawa oleh Sneevlit mendorong
Sutan Sjahrir memilh sosialisme sebagai dasar atas partai politik yang kemudian
dibentuknya.
Partai politik tersebut adalah Partai Sosialis Indonesia atau PSI. Sjahrir mendirikan
PSI pada awal 1948.
Pemikiran Sosialisme di Indonesia
Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, sosialisme mempengaruhi pemikiran
ekonomi Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Mohammad Hatta.
Hatta merujuk pada prinsip kemanusiaan sebagai sumber pemikiran tentang
demokrasi ekonomi di Indonesia. Sutan Sjahrir ikut mendukung pemikiran ekonomi
sosialis ini melalui PSI. Ekonomi sosialis terbagi dalam tiga cabang yaitu produksi,
distribusi, dan konsumsi. Dalam sosialisme, terdapat pembagian fungsi pekerjaan.
Contohnya adalah profesi pengusaha tetap ada, tetapi pengusaha yang mencari
keuntungan untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi.
Dalam ranah politik, Pancasila yang diilhami oleh Soekarno sebagai dasar negara
tidak terbantahkan mendapat pengaruh dari pandangan-pandangan sosialis.
Soekarno dengan tegas membawa arah kemerdekaan Indonesia menuju sosialisme.
Sila kelima Pancasila mencerminkan persamaan kedudukan seluruh rakyat
Indonesia. Sila kedua juga memberi karakter bangsa Indonesia yang adil dan
beradab.
Sosialisme Indonesia hadir dalam upayanya menemukan jalan tengah antara
kapitalisme dan sosialisme murni yang diajarkan oleh Marx. Sosialisme Indonesia
menggabungkan tatanan berkeadilan dengan tatanan demokrasi dalam menjalankan
ekonomi pasar dalam lingkup ke-Indonesia-an.
Sosialisme Indonesia juga merupakan antitesis terhadap masyarakat yang
menciptakan kesenjangan sosial, kemiskinan, kobodohan, dan keterbelakangan.
Sosialisme dalam UUD 1945
Sosialisme Indonesia dihidupkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang
dalam pasal 27 ayat 2, pasal 33, dan pasal 34. Pasal tersebut mewujudkan negara
kesejahteraan yang berlandaskan kesetaraan.
Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan dalam akses dan peluang akan
sumber daya sosial, ekonomi, politik, dan budaya tanpa membedakan ras, golongan,
atau gender.
Salah satu wujud nyata yang terus langgeng hingga kini adalah hadirnya koperasi.
Koperasi dibangun atas asas kekeluargaan dan kerja sama kolektif. Semangat
kolektivisme koperasi bergerak atas dasar kemakmuran rakyat yang bebas dari
paksaan dan penindasan.
Sosialisme memang diterapkan dalam beberapa aspek kehidupan bernegara. Akan
tetapi, dalam prakteknya Indonesia tidak dapat dikatakan penganut sosialisme
seutuhnya atau sosialisme murni.
Dalam kajian sosialisme, modal menjadi alasan utama mengapa penindasan
terhadap kaum proletar terjadi. Modal yang dimiliki secara pribadi cenderung
menghasilkan pemerasan atas kelas pekerja atau buruh. Modal dalam kajian
sosialisme dipahami sebagai segala sumber daya yang dapat menghasilkan
komoditas, menghasilkan barang atau jasa yang diperjual-belikan.
Dengan begitu, modal tidak hanya dipahami sebagai uang, tetapi juga alat, mesin,
dan fasiDalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara
“komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih
terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari
Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai
masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara
sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”.
Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh
partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan
partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam
Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai
idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer
dan tanpa kekerasan.
Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan
sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi tidak
mungkin ada perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang
terjadi ialah revolusi oleh kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi
dalam perang dunia I memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai
sosialis di seluruh dunia.
Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan
keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya.
Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang
ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan
kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan
serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya :
ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan
umum, menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis
dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis
yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki
kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya
aktivitas sosialis. Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul
dari Partai Buruh mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu
proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya
memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen.
Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas
anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama
dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi
keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1)
pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan
(Anthony Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis,
Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut
berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme
demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter
atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di atas.
Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai yang terkuat.
Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum komunis lebih banyak bergerak di
bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di luar hukum sebagaimana sifatnya
dalam keadaan normal pun juga demikian, memperoleh pengikut yang lebih banyak,
sehingga menjadi partai yang terkuat di.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada
permulaan tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang
melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka mengubah
sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka yang semula tentang hak milik
kolektif secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “ menyempurnakan
ramuan”pada perekonomian yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya
disfungsi antara sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare
state) kini dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat gradual.
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan
juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang kekuasaan
pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara
sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi
liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti
yang terlihat di Soviet dan RRC.
Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum tahun
1951, memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila
dibandingkan dengan suara yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya
diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga oleh Negara-negara demokratis lainnya yang
mempunyai gerakan–gerakan sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
kemerdekaan sipil yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme.
Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa
ini, terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark,
Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di Puncak
daftar. Di Negara itu dalam masa terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis
atau kabinet-kabinet koalisi yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan
yang kuat (William Ebenstein,1994: 215).
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan
yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1)
memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan
pemilikan oleh negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan demi
kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian
pasar dan membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan
ekonomis yang diinginkan ( Winardi, 1986: 204).
Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Dari segi kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan
satu-satunya cara untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat:
Pertama cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas
merupakan alat utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua
komunisme, dalam metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan
tujuan yang menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang pada
umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur
pembangunan komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai
dengan kondisi masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme.
Dalam konteks negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti
pertama di dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita
keadilan sosial . Kedua istilah sosialisme di negara-negara berkembang sering berarti
persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan hukum. Arti
Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah komitmen pada perancangan ( Willan
Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan negara
yang lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme
tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi
cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata.
Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu
perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan
masa rakyat, maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan
sangat baik dalam kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan
Skandinavia), sedangkan di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan
beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh
penguasa setempat.
Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan toleransi
yang lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi
sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal dalam usahanya
mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka
mereka menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi
memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan
pemilikan industri oleh negara.
DAFTAR PUSTAKA

30/10-2022 https://haloedukasi.com/ideologi-kapitalisme
30/10-2022 Pengertian, Tokoh kapitalisme, Ciri-ciri beserta Contohnya- Quipper Blog
www.quipper.com
30/10-2022 https://republika.co.id/berita/r084c4385/benarkah-saat-ini-ideologi-
komunis-telah-mati
30/10-2022 https://guruppkn.com/negara-yang-menganut-ideologi-komunisme
30/10-2022 https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/18/180000679/tujuh-
tokoh-komunisme-dunia?page=1
30/10-2022 ttps://katadata.co.id/intan/berita/61f1766093100/kapitalisme-adalah-
sistem-ekonomi-bebas-pahami-sejarahnya
30-10-2022 https://ajaib.co.id/pengertian-negara-kapitalis-dan-contoh-negara-
kapitalis/
30/10-2022 https://guruppkn.com/negara-yang-menganut-ideologi-komunisme
30/10-2022 https://seputarilmu.com/2020/09/komunisme.html
31/10-2022 https://www.sekolahan.co.id/komunisme/
31/10-2022 https://guruppkn.com/tokoh-liberalisme
31/10-2022 https://nasional.kompas.com/read/2022/03/05/01150051/liberalisme-di-
indonesia
31/10-2022 ttps://www.balaibahasajateng.web.id/materi-sekolah/548/ideologi-
liberalisme
1/11-2022 https://haloedukasi.com/ideologi-marxisme
1/11-2022 https://guruppkn.com/ciri-ciri-ideologi-marxisme
1/11-2022 ttps://www.artikelkami.com/2020/04/tokoh-sastra-marxisme.html
1/11-2022 https://www.kaskus.co.id/thread/59e97fe498e31bea788b456d/10-
negara-paling-sosialis-di-dunia/
1/11-2022
https://www.kompasiana.com/fashanrumi3140/5b1e18c0cf01b4030d589a12/negara-
negara-yang-menerapkan-sistem-ekonomi-sosialis?page=all
1/11-2022 https://ww. gramedia.com Pengertian, latar belakang dan ciri-cirinya
sosialisme

Anda mungkin juga menyukai