Anda di halaman 1dari 24

MAZHAB – MAZHAB EKONOMI

Mazhab ekonomi yaitu suatu ajaran, teori, atau pola pemikiran yang dianut oleh
sekelompok ahli ekonomi dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi yang ada di
masyarakat. Dalam perkembangan sejarah muncul berbagai mazhab diantaranya sebagai
berikut:
Mazhab Merkantilisme
Mazhab ini lahir sekitar abad XVII ketika raja-raja Eropa merasa cemas
karena menghadapi peperangan dan pengangguran. Selain itu, teknologi
pertanian telah berubah begitu besarnya sehingga menimbulkan hancurnya
hubungan lama antara tuan tanah dengan para petani penggarap tanah. Kota-kota
dibanjiri para pengemis dan gelandangan.
Para penasihat yang diangkat atau yang bukan diangkat pemerintah
membuat doktrin yang sekarang dikenal dengan sebutan Merkantilis. Seorang
Merkantilis yang bernama Andrew Yarranton mengajukan sasarannya dalam
bukunya yang berjudul : England Improvement by Sea and Land (1677)
(Perbaikan Inggris di Laut dan Darat; mengalahkan Belanda tanpa berperang,
membayar utang tanpa uang, mempekerjakan seluruh orang Inggris yang
miskin). Nama Merkanitilis berasal dari Merchant (saudagar / pedagang) karena
memang paham ini mengutamakan perdagangan, terutama perdagangan
internasional.
Merkantilisme bukan satu aliran pemikiran saja, melainkan merupakan
sekumpulan pandangan terdapat di Eropa dari abad XVI sampai pada abad
XVIII. Begitu banyaknya ekonomi yang penulis yang termasuk sebagai
Merkantilis, tetapi satu-satunya persamaannya yakni pandangan mengenai kaum
saudagar.
Muncul antara Abad Pertengahan dengan kejayaan Laissez-Faire (1500-
1800). Menurut Eatwell (1987: 445), merkantilisme merupakan babak panjang
pertalian sederhana dalam sejarah pemikiran ekonomi Eropa dan kebijaksanaan
ekonomi nasional, yang membentang sekitar tahun 1500 sampai tahun 1800.
Adanya ‘penemuan-penemuan’ daerah baru yang luas memiliki implikasi bahwa
institusi ‘gilda’ tidak memadai lagi, bahkan dianggap sebagai penghambat
berkembangnya perdagangan antar Negara waktu itu. Akibatnya, mereka
melakukan perdagangan dengan berbagai Negara hasil temuan mereka, dan
semua ini menimbulkan persaingan dagang yang makin menajam antar bangsa
penjelajah. Para ‘kapitalis pedagang’ (marchant capitalists) memegang peranan
penting dalam dunia bisnis. Emas, rempah-rempah, perak yang memberikan
kemudahan bagi pesatnya perdagangan dan mendorong tumbuhnya teori
menenai logam mulia (Sastradipoera, 2001: 14).
Merkantilisme menganggap bahwa kekuatan Negara diukur dari
besarnya emas, rempah-rempah, perak yang dimiliki Negara yang bersangkutan.
Oleh karena itu, merkantilisme menganjurkan ekspor sebesar-besarnya dan
impor sekecil-kecilnya, sehingga neraca perdagangan selalu mengalami surplus
atau jumlah yang melebihi hasil dari biasanya.
Surplus neraca perdagangan mengakibatkan masuknya emas, rempah-
rempah,perak tersebut masuk ke Negara yang bersangkutan. Pada dasarnya
merkantilisme muncul karena adanya nasionalisme ekonomi, yaitu semangat
untuk berdikari(berdiri di atas kaki sendiri) dalam ekonomi dan lepas dari
ketergantungan dengan luar negeri. Karena pemikirannya itulah merkantilisme
sangat proteksionistis.
Para penulis Merkantilis pada awalnya sering dinamakan bullionis yang
menganjurkan dilakukannya rintangan-rintangan terhadap ekspor bullion (emas
batangan, emas dijadikan mata uang) atau logam mulia lainnya dalam bentuk
apapun, sehingga kekayaan bangsa akan terpelihara. Cara ini tidak banyak
membantu menambah kekayaan bangsa karena bangsa Eropa banyak yang tidak
mempunyai tambang emas atau tambang logam mulia lainnya. Mereka juga
mengusahakan mengenai "Neraca Perdagangan" yang aktif, yakni surplus
ekspor atau impor. Menurut Merkantilis, impor harus dirintangi atau lebih baik
diawasi pemerintah melalui pembatasan kuantitatif.
Merkantilis juga menyatakan bahwa industri yang menghasilkan barang
pengganti impor hendaklah dirangsang, kalau perlu diberi subsidi. Ekspor juga
harus dirangsang, kalau perlu diberi subisidi. Rintangan-rintangan perdagangan
dilaksanakan di seluruh Eropa dalam abad XVII dan XVIII, dan Undang-
Undang Pelayanran Inggris (English Navigations Act). Merkantilis mendorong
industri dalam negeri, baik industri ekspor maupun industri barang pengganti
barang impor.
Selanjutnya, untuk memperluas pasaran luar negeri kaum Merkantilis
menambah atau memperluas daerah-daerah jajahannya
untuk melempar barang yang dihasilkannya dari dalam negerinya. Adapaun
tokoh Merkanitlis yang terkenal yaitu Andrew Yarranton.
Pada masa tersebut peran tokoh Thomas Mun (1571-1641) saudagar kaya
raya dari Inggris dan Jean Baptist Colbert (1619-1683) adalah seorang menteri
utama ekonomi dan keuangan dari Prancis pada zaman raja Louis XIV,
meupakan dua tokoh penting yang mewakili kaum ‘skolar’ dan saudagar pada
waktu itu, sehingga ekonomi merkalitisme ini sering disebut ‘Colbertisme’.
Inti ajaran/mazhab ini bahwa;
Pertama, emas dan perak khususnya merupakan bentuk kekayaan yang
paling banyak disukai, oleh karena itu merka melarang ekspor logam mulia.
Kedua, negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan
merugikan negara lainnya (tetangga).
Ketiga, dalam kebijaksanaan ekspor-impor, berkeyakinan bahwa
perkembangan harus dapat diraih dan dikelola dengan jalan meraih surplus
sebesar-besarnya dari penerimaan ekspor barang yang melebihi belanja untuk
impor barang.
Keempat, kolonisasi dan monopolisasi perdagangan harus benar-benar dapat
dilaksanakan secara ketat untuk memelihara keabadian kaum koloni tunduk dan
tergantung kepada Negara induk.
Kelima, penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap mobilitas
barang.
Keenam, harus dibangun pemerintah pusat yang kuat, guna menjamin
kebijaksanaan merkantilisme tersebut.
Ketujuh, pentingnya pertumbuhan penduduk yang tinggi namun disertai
dengan sumberdaya manusia yang tinggi pula untuk memenuhi kepentingan
pemasokan kepentingan militer serta pengelolaan merkentilisme yang kuat pula
(Sastradipoera, 2001: 12-18).
Mazhab Fisiokrat
Mazhab ini merupakan sekelompok ahli ekonomi dan filsafat Perancis
pada abad XVII. Muncul pertama kali di Prancis menjelang berakhirnya zaman
merkantilis yang diawali tahun 1756. Isitah ”fisiokrat” berasal dari bahasa
Yunani, dari kata ”physia” berarti alam, dan ”kratos” berarti kekuasaan. Secara
harfiah beararti ”supremasi alam”. Tokohnya adalah Frncois Quesnay (1654-
1774), seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi
Raja Louis XV, juga dokter kepercayaan selir raja, Madame de Pompadour. Di
samping profesinya sebagai dokter, ia seorang ahli ekonomi yang menulis
artikelnya ”ilmu ekonomi” dalam Grande Encyclopedie.
Menurut Quesnay, pada dasarnya hanya 3 (tiga) macam input, yakni
tanah, buruh dan modal. Buruh dan modal adalah input yang dapat dihasilkan
dan bukan akan menghasilkan lebih dari yang dibutuhkan untuk
memproduksinya. Tanah berbeda dengan buruh dan modal. Tanak tidak dapat
dihasilkan, tetapi lahan untuk selama-lamanya dan tidak dapat habis. Oleh
karena itu, Quesnay memisahkan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah.
Quesnay mengecam kebijaksanaan ekonomi Colbert, dengan
mengatakan bawa seorang menteri tidaklah pantas mengeluarkan kebijaksanaan
hanya didorong oleh kecemburuan terhadap keberhasilan perdagangan Belanda
dan keindahan industri barang-barang mewah. Hal ini hanya akan menjebloskan
negara Prancis dalam kebodohan yang amat dalam, di mana rakyat hanya bisa
bicara mengenai ”dagang” dan ”uang”. Semuanya ini tidak lain hanya karena
ulah Colbert yang telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi rakyat Prancis.
Inti ajaran fisiokrat ini pada hakikatnya berlandaskan hukum alam.
Sebagaimana Isaac Newton (1643-1727) yang telah menemukan hukum dunia
fisik, maka Quesnay percaya bahwa seluruh kegiatan manusia harus dibawa ke
ke dalam harmoni dengan hukum alam.
Tokoh utama ajaran ini adalah Francois Quesnay, dokter pribadi Raja
Louis XV dari Perancis yang menuangkan teorinya melalui karangannya yang
berjudul Tableau Economique (Tabel Ekonomi), merupakan bukunya yang
pertama kali mengemukakan mengenai "Model Ekonomi" yang cukup rinci.
Ajaran ini muncul sebagai perlawanan perlawanan terhadap praktik-
praktik merkantilisme yang mengakibatkan terlalu jauhnya campur tangan
Negara dalam kegiatan ekonomi.
Menurut ajaran ini kehidupan ekonomi harus berkembang bebas, karena
semuanya akan diatur oleh alam, sebagaimana tubuh manusia yang serba teratur
dan seimbang karena alam. Negara sebaiknya hanya bertindak sebagai ‘polisi’
yang menyelenggarakan keamanan, ketertiban, dan melindungi rakyat terhadap
serangan-serangan dari luar.
Intinya ajaran/mazhab ini bahwa ;
Pertama, Semboyan laissez-faire, laissez-passer yang berasal dari
Vincent de Gournay (1712-1759) yang arti konotatifnya ”biarkan orang berbuat
seperti yang mereka sukai tanpa campurtangan pemerintah” mengisaratkan
betapa pemerintah harus membatasi diri dalam intervensinya dalam
perekonomian jelas bertentangan dengan kaum merkantilis, maupun feodalis.
Kedua, tekanan pada sektor pertanian yang produktif yang
memungkinkan terjadinya surplus atau produk neto di atas nilai sumber daya
yang digunakan.
Ketiga, pemilik tanah harus dibebani pajak yaitu dalam bentuk satu
macam pajak Sekalipun perekonomian Prancis tidak menjadi lebih baik, namun
fisiokrat telah memberikan sumbangan yang bermakna bagi perkembangan ilmu
ekonomi, terutama dalam semboyan laissez-faire, fisiokrat mengubah perhatian
para ekonom kepada masalah peranan pemerintah dalam perekonomian yang
didasarkan pada persaingan bebas dan kebebasan memilih serta membuat
keputusan (Sastradipoera, 2001: 21-27).
Mazhab Klasik
Peletak sendi pertama mazhab ini adalah Adam Smith (1723-1790),
seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris. Ia juga disebut “bapak ilmu
ekonomi” karena dialah yang pertama-tama menggabungkan semua pemikiran
ekonomi menjadi suatu ilmu yang bulat dan tersendiri, terpisah dari ilmu yang
lain.
Teorinya merupakan teori ekonomi mikro. Buah pikiran tersebut
dituangkannya dalam buku sangat terkenal yang terbit pada tahun 1776.
Teorinya sebagian besar diperoleh dari para ahli filsafat Inggris yang giat dalam
bidang ekonomi, serta pengaruh ajaran fisiokrasi yang dikenalnya ketika ia
berkunjung ke Perancis.
Mazhab klasik juga sering disebut mazhab liberal karena seperti halnya
ajaran fisiokrasi, menganjurkan adanya kebebasan dan tidak setuju dengan
semua campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi, karena kegiatan
ekonomi telah diatur oleh ‘tangan yang tak kelihatan’
Mazhab ini secara umum mengacu kepada sekumpulan gagasan ekonomi
yang bersumber dari formulasi David Hume, yang karya terpentingnya
diterbitkan pada tahun 1752 dan munculnya seorang ekonom besar yang pernah
menjadi Guru Besar Falsafah Moral di Universitas Glasgow, Adam Smith
dengan karyanya An Inquiry into the Nature and causes of the Wealth of Nations
tahun 1776 sampai Ricardo, McCulloch John.Stuart. Mill, dan Lord Overstone
(1837). Gagasan-gagasan kedua tokoh tersebut mendominasi ilmu ekonomi,
khususnya yang mekar di Inggris, selama seperempat terakhir abad 18 dan
tigaperempat pertama abad 19 (O’Brien, 2000: 120). Inti mazhab klasik tersebut
pada hakikatnya terletak pada gagasan bahwa pertumbuhan ekonomi
berlangsung melalui interaksi antara akumulasi modal dan pembagian kerja.
Akumulasi modal dapat dilakukan dengan menunda atau mengurangi
penjualan out-put dan hal ini baru akan bermanfaat jika dibarengi
pengembangan spesialisasi dan pembagian kerja. Pembagian kerja itu sendiri
nantinya akan dapat meningkatkan total out-put sehingga memudahkan
dilakukannya akumulasi modal lebih lanjut. Jadi jelaslah bahwa antara kedua hal
tersebut terdapat hubungan timbal-balik yang sangat penting. Pertumbuhan
ekonomi hanya dapat ditingkatkan jika modal bisa ditambah, dan atau jika
alokasi sumber daya (pembagian kerja) dapat disempurnakan. Namun
pembagian kerja itu sendiri dibatasi oleh ukuran atau skala pasar, yang pada
gilirannya ditentukan oleh jumlah penduduk dan pendapatan perkapita yang ada.
Tatkala modal terakumulasi, tenaga kerja akan kian dibutuhkan sehingga tingkat
upah-pun meningkat untuk memenuhi kebutuhan ”subsisten” baik secara
psikologis maupun fisiologis (O’Brien, 2000: 121). Ilmu ekonomi klasik
tersebut merupakan prestasi intelektual yang mengesankan. Landasan-landasan
teoretis yang dikembangkannya menjadi pijakan bagi teori-teori perdagangan
dan moneter sampai sekarang ini.
Mazhab ini lahir pada kuartal terakhir abad XVIII di Inggris dan
pertengahan abad XIX. Pandangan mazhab ini terutama berpengaruh di Eropa
dan Amerika Serikat hampir seabad lamanya, khususnya soal kebijakan
ekonomi. Mereka menunjang perdagangan bebas, seperti tokonya yang terkenal
yakni Adam Smith dengan bukunya Wealth of Nations.
Mazhab Klasik menganjurkan liberalisme dan kebebasan alamiah.
Sistem mereka didasarkan keseimbangan penawaran dan permintaan dan
menolak campur tangan pemerintah serta mendukung perdagangan bebas.
Lahirnya mazhab ini tampaknya dipengaruhi oleh "Revolusi Industri" di Inggris
yang menyebabkan tumbunya kota-kota dan pesatnya pertumbuhan penduduk
akibat urbanisasi.
Tokoh mazhab ini adalah Thomas R. Malthus, David Ricardo, John
Stuart Mill dan lainlain. Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations
memandang bahwa ekonomi sebagai sesuatu yang saling mempengaruhi antara
kepentingan individu yang berlawanan tetapi memberikan yang diinginkan. Jika
setiap orang bebas mengejar kepentingannya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah, maka orang-orang itu akan membelanjakan pendapatannya untuk
barang yang paling disukai. Oleh karena itu, barang itu memberikan laba yang
tinggi.
Tampaknya, paham klasik ini bisa dianggap sebagai dasar munculnya
ekonomi kapitalis, di mana campur tangan pemerintah hanya sebagian kecil
pada kepentingan negara / pemerintah.
Mazhab Sosialisme
Mazhab ini lahir dan berkembang sebagai reaksi terhadap akibat buruk
dari revlousi industri. Revolusi memang berakibat adanya kemajuan dan
kekayaan, tetapi sebagian besar rakyat terutama kaum buruh tetap miskin
dengan gaji yang sangat rendah.
Sosialisme modern lahir dalam pertengahan pertama abad XIX di
Perancis dan Inggris. Gerakan sosialis terbagi dua, yakni sosialisme yang
otoriter dan sangat tersentralisir seperti Soviet-Rusia serta sosialisme
parlementer dan demokrasi sosial seperti di banyak negara Eropa Barat. Faktor-
faktor pendorong lahirnya sosialisme yakni : Revolusi Industri, munculnya kelas
borjuis dan proletar, pandangan yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap
manusia dan masyarakat, serta tuntutan dari Revolusi Perancis.
Dalam mazhab sosialisme ini sistem pemilikan dan pelaksanaan kolektif
atas faktor-faktor produksi (khususnya barang-barang modal), biasanya oleh
pemerintah. Ide-ide sosialis dan gerakan politik mulai berkembang pada awal
abad ke-19 di Inggeris dan Prancis. Periode antara tahun 1820-an sampai 1850-
an ditandai dengan pletoria beragam sistem sosialis yang diusulkan oleh Saint-
Simon, Fourier, Owen, Blanc, Proudhon, Marx dan Engels, serta banyak lagi
pemikir sosialis lainnya. Kebanyakan sistem/mazhab ini bersifat utopia dan
sebagian besar pendukungnya adalah para ’filantropis’ (cinta kasih sesama umat
manusia) kelas menengah yang memiliki komitmen untuk memperbaiki
kehidupan para pekerja/burh serta kaum miskin lainnya. Selain itu kebanyakan
penganut sosialis mendambakan masyarakat yang lebih terorganisir yang akan
menggantikan anarki akibat dari pasar dan kemiskinan masal masyarakat
perkotaan (Hirst, 2000: 1012).
Inti ajaran mazhab sosialis sebenarnya sulit dijelaskan karena luasnya
cakupan sosialisme (sosialisme utopis, sosialisme ilmiah, sosialisme negara,
sosialisme anarkis, sosialisme revisionis, sosialisme serikat sekerja, dan
sebagainya). Mereka yang membela sosialisme acapkali berbeda mengenai jenis
sosialisme yang mereka cari. Hanya dalam beberapa hal mereka mempunyai
kesamaan, selebihnya berbeda bahkan bertentangan. Ada yang menghendaki
hapusnya pemerintah, sementara yang lainnya ingin mempertahankan agar dapat
melindungi kepentingan buruh; ada pula yang menganggap semua lambang
kapitalisme harus dilenyapkan, termasuk mekanisme pasar, harga, dan invisible
hand, sedangkan yang lainnya menganggap mekanisme pasar dan harga masih
diperlukan dalam saat-saat awal soialisme disebabkan sulitnya mengukur
efisiensi ketika dewan perencanaan pusat menyusun prioritas (Sastradipoera,
2001: 40).
Mazhab Historis/Sejarah
Lahir di Jerman tahun 1840-an melalui karya ilmiah yang ditulis oleh
Friederich List (1789-1846) dalam Nationales System der politischen
Oekonomie (1840), dan Wilhelm Roscher (1817-1894) dalam Grundriss zu
Vorlesungen ueber die Staatswissenchaft nach geschichtilicher Methode (1843),
menyerang mazhab klasik Inggeris. Mereka beranggapan bahwa konsep-konsep
ekonomi sesungguhnya merupakan produk perkembangan menurut sejarah
kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh di sautu negara. Oleh karena itu
hukum-hukum ekonomi tidaklah mutlak, tetapi bersifat relatif atau nisbi
berhubungan dengan perkembangan sosial menurut dimensi waktu dan tempat.
Mazhab sejarah dalam banyak hal bertentangan dengan mazhab klasik.
Ajarannya menyatakan bahwa;
(1) Manusia harus dianggap sebagai keseluruhan, tidak hanya
sebagai homo economicus; manusia mendasarkan
tindakannya tidak hanya atas dasar motif-motif ekonomi,
melainkan juga motif-motif susila dan keagamaan.
(2) Hukum ekonomi tidak berlaku sepanjang masa dan untuk
semua bangsa; hokum ekonomi tidak berlaku mutlak,
melainkan nisbi
Salah seorang pelopor penting dalam mazhab sejarah adalah Friedrich
List (1789-1846), ahli ekonomi bangsa Jerman, yang melalui bukunya
Das nationale System der politischen Oekonomie(1841) menyerang
materialisme dan individualisme mazhab klasik/liberal dan dengan tegas
mengemukakan kepentingan nasional.
Mazhab Marjinalis/Marginal
Mazhab ini pelopornya adalah Carl Menger (1840-1921) dari Jerman
dalam karyanaya Grundsaetze der Volkswirtschaftlehre (1871). Selanjutnya
seorang ekonom Inggeris William Staley Jevons (1835-1882) dalam karyanya
Theory of Political Economy (1871), dan seorang Prancis Leon Walras (1834-
1910) dalam karyanya Elements d’economie politique pure (1874). Mereka
memberikan analisis yang telak mengenai hubungan antara kebutuhan dan harga
dengan mengacu kepada konsep ”guna marjinal”. Mereka menegaskan bahwa
dalam hal seseorang individu, setiap tambahan suatu barang yang dilakukan
secara berturut-turut akan memperkecil nilai obyektif setiap tambahan yang
dimiliki oleh individu itu.
Oleh karena itu gagasan yang tidak sistematik mengenai nilai pakai dan
permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang (yang
dikembangkan bersamaan dan bertentangan dengan teori Klasik), menemukan
penanganansistematik pada awal tahun 1970-an oleh ketiga penulis di atas
(Sastradipoera, 2001: 62).
Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak
tanggapan dari para ekonom pada waktu itu, baik dari kaum sosialis sendiri
maupun dari kaum liberal-kapitalis. Pemikir-pemikir ekonomi dari kaum liberal
ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikir ekonomi tersendiri
yang disebut Mazhab Neo-Klasik.
Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal keruntuhan kaum
kapitalis bertitik tolak dari nilai kerja dan tingkat upah, maka para pakar neo-
klasik mempelajari kembali secara mendalam oleh W. Stanley Jevons, Leon
Walras, Karl Menger dan Alfred Marshall teori tersebut kembali dikaji.
Kemudian mereka mendapat kesimpulan yang sama, bahwa teori surplus value
Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas (modal).
Dari kesimpulan ini mereka telah menghancurkan seluruh bangunan teori
sosialis yang dikembangkan oleh Marx dan Engels, dan menyelamatkan sistem
kapitalis dari kemungkinan krisis.
Para pakar neo-klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan
konsep analisis marginal  (Marginal Analysis) atau Marginal Revolution. Pada
initinya, konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap
tingkah laku konsumen dan produsen, serta penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan dikembangkan Heindrich Gossen
(1810-1858) dalam menjelaskan kepuasaan (utility) dari pengkonsumsian sejenis
barang. Menurutnya, kepuasan marginal (Marginal Utility) dari pengkonsumsian
suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi
semakin banyak (Hukum Gossen I). Dalam Hukum Gossen II, menjelaskan
bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas, secara relatif, untuk
memenuhui berbagai kebutuhan yang relatif tidak terbatas.
Karena pada masanya teori ini tidak mendapat perhatian lebih dari para
ekonomnya, maka sekitar 40 tahun kemudian, Jevons, Menger, Bohm-Bawerk
dan von Wieser (yang tergabung dalam Mazhab Austria) memberi pengakuan
dan penghargaan atas karya Gossen tersebut. Sejak itulah konsep marginal ini
sering diakui sebagai kontribusi utama dari mazhab Austria.
(1) Mazhab Austria
Adalah kelompok pemikir ekonomi yang mendukung dan
memakai konsep marginal, dan berasal dari Universitas Wina
(Austria). Mereka mempunyai ciri pandang khusus, yaitu penerapan
kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka.
Tokoh utama Mazhab Austria adalah:
 Karl Menger (1840-1921)
Karya utamanya adalah Grusatze der Volks Wirtschaftslehre
(1817). Dalam bukunya ia mengembangkan teori utilitas marginal.
 Friedrich von Wieser (1851-1920)
Karya utamanya adalah Uber der Ursprung und die Hauptyesetze
des Wirtschaftlichen Wertes (1884), Der Naturliche Wert (1889) dan
Theory der Gesellschatlichen Wirtschaft (1914). Ia sangat berjasa
dalam mengembangkan teori utilitas Menger dengan menambahkan
formulasi biaya-biaya oportunitas (Opportunity Cost).
   Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)
Karyanya adalah Capital an Interest (1884) dan Positive Theory
of Capital (1889). Kontribusi utamanya adalah dalam pengembangan
teori tentang modal (theory of Capital) dan teori tentang tingkat suku
bunga.
Kemudian teori-teori mereka dikembangkan lebih lanjut oleh
tokoh-tokoh lain, seperti:
 Knut Wicksell (1851-1926)
Ia berjasa dalam mengasimilasikan analisis keseimbangan umum
Walras dengan teori kapital dan suku bunga Bohm-Bawerk menjadi
teori distribusi. Dan pengembangan teori moneter yang dihubungkan
langsung antara tingkat suku bunga dengan harga-harga. Karya
utamanya adalah Lectures on Political Economy (1901).
 Ludwig Edler von Mises (1881-1973)
Karya-karyanya antara lain The Theory of Money and Credit
(1912), Bureaucracy (1944) dan The Ultimate Foundation of
Economic Science (1962).
Menurutnya, sistem harga merupakan basis paling efisien dalam
mengalokasikan sumber day. Oleh karena itu, ia sering mengkritik
sistem ekonomi komando yang tidak mempunyai sistem harga, dan
sistem ekonomi komando tidak akan mendapat melembagakan sistem
harga tanpa terlebih dulu menghancurkan prinsip-prinsip poltik.
(2) Mazhab Lausanne
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik
adalah analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan
umum oleh Leon Walras. Dan Walras dianggap sebagai pelopor
mazhab Lausanne (Lausanne School of Economic). Karyanya,
Elements of Pure Economics (1878), dianggap sebagai suatu
mahakarya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya itu dia
menjelaskan teori keseimbangan umum dengan pendekatan
matematis.
Walaupun telah disinggung oleh para pendahulunya, hanya dialah
yang mampu memberikan kisi yang lebih jelas tentang
interdependensi bagian-bagian ekonomi ini dengan gamblang dengan
model keseimbangan umumya (general equilibrium model). Dan ia
menguraikan dengan jelas bahwa perubahan suatu faktor atau bagian
ekonomi akan membawa perubahan pada variabel-variabel lain
dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh.
Sayang, konsep dan model ini tidak diperhatikan oleh para
ekonom pada zamannya, sampai dengan Alfred Marshall
menyelamatkannya, sehingga konsep ini dihargai orang dengan
sepantasnya. Kemudian ia dianggap sebagai pendiri dan pengembang
ilmu ekonometrika.
Sejak Walras meninggal, ia digantikan oleh Vilfredo Pareto. Ia
meneruskan aliran matematika Walras dan banyak membantu dalam
menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar sumber-
sumber daya dapat dialokasikan sehingga memberikan hasil yang
optimum dalam suatu model keseimbangan umum.
Menurutnya, suatu pengalokasikan sumber-sumber disebut
efisien jika keadaan atau kondisi yang dicapai secara jelas dan tidak
bisa dibuat menjadi lebih baik lagi (Hukum Pareto/Pareto’s Law).
(3) Mazhab Cambridge
Tokoh paling utama mazhab ini adalah Alfred Marshall (1842-
1942), karena dia dianggap sebagai pelopor atau pendiri mazhab
Cambridge (Cambridge School of Economics) di Inggris.
Beberapa karya utamanya antara lain The Pure Theory of Foreign
Trade (1829), The Principles of Economy (1890), Industry and Trade
(1919) dan Money, Credit and Commerce (1923).
Dia dianggap berjasa dalam memperbarui asas dan postulat
pandangan-pandangan ekonomi pakar klasik dan neo-klasik
sebelumnya. Dimana kaum klasik berpendapat bahwa yang
menentukan harga adalah sisi penawaran; sedangkan neo-klasik
beranggapan bahwa yang menentukan harga adalah kondisi
permintaan.
Akan tetapi Marshal menggabungkan kedua konsep tersebut.
Sehingga ia menyimpulkan bahwa harga terbentuk sebagai integrasi
dua kekuatan di pasar: penawaran dari pihak produsen dan
permintaan dari pihak konsumen.
Perbedaan lain antara Marshall dan kaum klasik adalah dalam
metode penelitiannya. Jika kaum klasik lebih banyak menggunakan
metode induktif. Lain halnya dengan Marshall yang
mengombinasikan metode induktif dan deduktif (abstraksi digabung
dengan realisme yang didukung oleh data statistik) agar terhindar
dari kemiskinan dan kemelaratan itu.
Pada tahun 1908 kedudukan Marshall diganti oleh muridnya,
Arthur Cecil Pigou (1877-1959). Karya-karyanya antara lain
Principles and Methods of Industrial Peace (1905), Wealth and
Welfare (1912), The Theory of Unumployment (1933) dan
Employment and Equilibrium (1941).
Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan konsep real
balance effect (dampak pigou/Pigou’s Effect). Pigou’s Effect adalah
suatu stimulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh
meningkatnya nilai riil dari kekayaan likuid sebagai konsekuensi dan
turunnya harga-harga. Pandangan ini merupakan salah satu dasar
mengapa kaum klasik dan neo-klasik percaya bahwa keseimbangan
kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium) dapat dicapai
sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.

Mazhab Institusionalis
Datang dari Amerika Serikat tahun 1900-an yang pengaruhnya masih
kuat sampai sekarang ini, contohnya adanya undang-undang anti-trust yang
masih dipertahankan. Tokohnya adalah Thorstein Veblen (1857- 1929) dalam
karyanya The Theory of the Leisure Class pada tahun 1899. Veblen dikenal
sebagai seorang kritikus sosial yang bersemangat serta menyerang organisasi
masyarakat industri kontemporer yang dianggapnya boros, dan mengalahkan
sikap konsumtif yang menyolok mata. Selanjutnya ia mengamati sudut-sudut
yang merugikan yang berasal dari gejala yang dihadapinya; ”milik guntay”
(abstentee ownertship) yang merupakan ciri utama kapitalisme finansial. Berasal
dari ”milik guntay” maka muncullah suatu lapisan masyarakat yang dianggap
oleh Veblen sebagai ”kelas santai” (lesure class), adalah suatu kelas pada
masyarakat lapisan atas yang berasal dari dunia industri dan keuangan yang
perilkunya menampakkan fenomena kaum ”feodal tanggung” dengan
mempertontonkan pola konsumsi yang berlebihan serta mencolok mata
(Sastradipoera, 2001:72).
Aliran sejarah di kembangkan di daratan Amerika Serikat pada tahun 20-
an muncul aliran pemikiran ekonomi lain yang disebut aliran “institusional”.
Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah, sebab
keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan
kesimpulan kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran
institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran
sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-
masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.
Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap
keberadaan aliran institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-1929).
Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang digunakan kaum klasik dan neo-
klasik dan model model teoritisnya dan cenderung terlalu menyederhanakan
fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik dan neo-klasik juga
dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi seperti
kelembagaan dan lingkungan. Padahal pengaruh keadaan dan lingkungan sangat
besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.
Bagi Veblen masyarakat adalah suatu kompleksitas dimana tiap orang
hidup, dan tiap orang dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan serta
perilaku orang lain. Dari penelitian dan pengamatannya ia menyimpulkan bahwa
perilaku masyarakat berubah dari tahun ke tahun. Penelitian tentang perubahan
perilaku dilakukannya dengan pendekatan metode induksi. Bagi Veblen
masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, dimana segala sesuatunya terus
menerus mengalami perubahan.
Veblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak
pengikut. Di antaranya adalah;
a)     Wesley Clair Mitchel
Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen.
la berjasa dalam me-ngembangkan metode-metode kuantitatif dan
menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yang
sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and Their Causes.
Sesudah PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah badan penelitian
"National Bureau of Economic Research". Dari penelitian ini
memungkinkan lebih dikembangkannya penelitianpenelitian tentang
pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi atau Business cycles, perubahan
produktivitas, analisis harga.
b)         Gunnar Karl Myrdal
Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain:
American Dilema, Value in Social Theory, Challenge to
Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of Nations.
Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat
value judgement. Jika  itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu
ekonomi akan menjadi tidak realistis. Myrdal percaya bahwa pemikiran
Institusional sangat diperlukan dalam melaksanakan pembangunan di
Negara berkembang. Myrdal meraih nobel dibidang Ekonomi pada tahun
1974 bersama F.A Hayek atas jasa-jasanya dalam menyumbang
pemikiran ekonomi, terutama bagi pembangunan Negara berkembng.
c)         Joseph A. Schumpeter
    Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional
karena  ia mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan
terletak dalam ekonomi itu sendiri, melainkan berada di luarnya, yaitu
dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Sumber kemakmuran
terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang
mengarsiteki pembangunan.
d)         Douglas North
Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya
tahun 1993 pada waktu Douglas North menerima hadia nobel dalam
bidang ekonomi.
Selama ini kebanyakan pakar ekonomi menganggap hanya
mekanisme pasar sebagai satu-satunya penggerak roda ekonomi, dan
mengabaikan peran institusi. Hal ini dinilai North keliru, sebab peran
institusi tidak kalah penting dalam pembangunan ekonomi. la
menyimpulkan bahwa Negara komunis hancur karena tidak mempunyai
institusi yang mendukung mekanisme pasar. Terhadap perubahan yang
radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa
reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya
dengan memperbaiki kebijakan ekonomi macro saja tapi juga dibutuhkan
dukungan seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang
tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Contoh institusi yang mampu
memberikan insentif terse but adalah hukum paten dan hak cipta, hukum
kontrak dan pemilikan tanah.
Apa yang dimaksud North dengan institusi sedikit berbeda
dengan Veblen sebagai pendiri aliran institusional. Bagi Veblen institusi
djartikan sebagai norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya. Namun,
bagi North institusi adalah peraturan perundangundangan berikut bersifat
pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta normanorma perilaku
yang membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang. North
melihat institusi terutama pada konsekwensi institusi tersebut atas
pilihan-pilihan yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

Mazhab Neoklasik
Merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang dimunculkan pada
abad 19 terutama oleh Alfred Marshal dan Leon Walras. Versiversi yang
terkenal itu dikembangkan pada abad ke-20 oleh John Hicks dan Paul
samuelson. Lepas dari pengertian neo klasik umumnya, perbedaan ekonomi ne
klasik dan klasik hanya terletak pada penekanan dan pusat perhatiannya. Jika
ekonomi klasik menjelaskan segala kondisi ekonomi dalam kerangka kekuatan-
kekuatan misterius ”invisiblehand” (tangan-tangan tak terlihat), maka dalam
mazhab ekonomi neo klasik mencoba memberi penjelasan lengkap dengan
memfokuskan pada mekanisme-mekanisme aktual yang menyebabkan terjadinya
kondisi ekonomi tersebut (Boland, 2000: 700).
Prinsip baru mazhab ini sederhana yakni bahwa nilai suatu produk atas
jasa bukan sebesar nilai tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk itu, melainkan sebesar manfaat dari unit terakhir yang dibeli. Dasarnya
adalah marginal untility.

Mazhab Keynasian
Mazhab ini sesuai dengan namanya dipimpin oleh John Maynard
Keynes, yang merupakan ekonomi agregat (makro) yang dituangkan dalam
bukunya General Theory of Employment, Interest and Money (1936), dan dari
karya-karya pengikut Keyneu yang lebih kontemporer seperti Sir Roy Harrold,
Lord Kaldor, Lord Kahn, Joan Robinson dan Michael Kalecki, yang meluaskan
analisis Keynes terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan mengenai
distribusi fungsional pendapatan (functional distribution of income) antara upah
dan laba yang oleh Keynes sendiri diabaikan (Thirwall, 2000: 531).
Dua pilar utama dari teori employment klasik adalah bahwa tabungan
dan investasi menghasilkan ekuilibrium pada tingkat full employment melalui
tingkat suku bunga, dan bahwa penawaran serta permintaan tenaga kerja
menghasilkan ekuilibrium melalui berbagai variasi upah riil. General Theory
Keynes ditulis sebagai reaksi terhadap paham klasik tersebut. Perdebatan
mengenai masalah ini sampai sekarang masih berlangsung.
Mazhab ini lahir berkaitan dengan terbitnya buku yang ditulis oleh John
Maynard Keynes (ahli ekonomi dari Inggris) pada tahun 1936. Judul bukunya
adalah The General Theory of Employment, Interest and Money (Teori Umum
Lowongan Kerja, Bunga dan Utang). Terbitnya buku itu dikaitkan sebagai
revolusi ekonomi, bahkan disebut Revolusi Keynes.
Buku tersebut membahas mengenai sebab-sebab penggangguran. Banyak
istilah keluar dari Keynes seperti tendency to consumer (kecenderungan pada
konsumen), incentive to invest (insentif untuk penanaman modal) dan marginal
effectiveness of capital (efektivitas marginal dari modal).
Bersama-sama dengan money supply (jumlah uang beredar), berbagai
unsur ini menentukan besarnya output dan lowongan kerja serta besar
pengaruhnya pada tingkat harga. Ide dasar dari ajaran ekonomi Keynes
sebenarnya sederhana yakni permintaan dan penawaran yang diterapkan untuk
masyarakat luas. Oleh karena itu, ekonomi Keynes disebut juga makro-ekonomi.
Sebelum Keynes, ahli ekonomi menggunakan teori penawaran dan
permintaan untuk menjelaskan harga suatu komoditas. Keynes menggunakannya
untuk menjelaskan output nasional dan inflasi.
Juga dijelaskan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
output dan lowongan kerja melalui kebijakan moneter dan fiskal yang tepat.
Dengan adanya peran pemerintah berarti mazhab ini berkaitan pula dengan
sistem ekonomi.
Mazhab Keynes muncul setelah terjadinya depresi besar yang melanda
dunia pada tahun 1930. Kejadian ini dimulai dengan jatuhnya harga saham di
bursa saham New York, pada hari Jumat 29 Oktober 1929, dan tiba-tiba saja
banyak orang jatuh miskin dan pengangguran merajalela diseluruh dunia,
terutama di Amerika. Keadaan ini menjatuhkan pula kepercayaan orang kepada
para ahli ekonomi, khususnya liberalism mazhab klasik yang mengandalkan
‘tangan-tangan yang tidak kelihatan’. Pendapat para ahli ekonomi yang
menyatakan bahwa sesuai dengan teori dalam rangka panjang semuanya akan
menjadi baik dengan sendirinya sehingga tidak dipercaya lagi.
Dalam situasi demikian muncullah John Maynard Keynes, seorang ahli
ekonomi bangsa Inggris dengan bukunya yang terkenal dan terbit pada tahun
1936. Dengan bukunya itu, Keynes menentang teori-teori yang dikemukakan
oleh penganut mazhab klasik serta meletakkan dasar teori makro ekonomi, yang
menunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh
pengeluaran yang dilakukan masyarakat, yaitu rumah tangga konsumen,
pengusaha, pemerintah dan kegiatan ekspor. Pemerintah dapat dan harus
berusaha mempengaruhi kegiatan perekonomian, melalui kebijakan fiscal dan
moneter, yaitu kebijakan tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah, serta
kebijakan yang mengatur besarnya uang yang beredar dalam masyrakat, agar
dicapai keseimbangan yang menuju pertumbuhan.
Mazhab Chicago
Merupakan aliran kontrarevolusi neoklasik yang menentang
institusionalisme dalam metodologi ilmu ekonomi, makroekonomi ala Keyney
maupun terhadap liberalisme abad 20 yang menonjolkan intervensionisme dan
penonjolan kebijakan ekonomi oleh pemerintah (Bronfendbrenner, 2000: 103).
Sesuai dengan namanya, aliran ini berkembang di Universitas Chicago sejak
dekade 1930-an. Tokoh utamanya tahun 1950-an adalah Frank H. Knight untuk
soal teori dan metodologinya, serta Henry C.Simons dalam rumusan kebijakan
ekonomi.Kemudian pada generasi berikutnya tokoh yang menonjol adalah
Milton Friedman, George Stigler dan Gary Becker.
Jika dilihat dari sudut sejarahnya pemikiran ekonomi mazhab Chicago
ini sebenarnya adalah suatu varian Neoklasisme dan mengacu kepada
”Klasisisme Baru (New Classicism), di mana;
Pertama, pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam
menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik
intelektual; para ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai suatu
kondisi perlu, namun bukan kondisi cukup untuk menciptakan masyarakat
bebas;
Kedua; pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekonomi yang
bersifat ad hoc, hanya akan merusak situasi ekonomi; dalam soal kebijakan
moneter dan fiskal, aliran ini menekankan pentingnya kesinambungan.
Ketiga; monetarisme dianggap lebih baik ketimbang fiskalisme dalam
regulasi makroekonomi.
Keempat; kebijakan fiskal diyakini sebagai wahana yang tepat untuk
mengentaskan kemiskinan, namun redistribusi pendapatan bagi kalangan di atas
garis kemiskinan justru akan lebih banyak meninmbulkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

 http://ajunsapri.blogspot.co.id/2013/07/mazhab-mazhab-dalam-
ekonomi.html
 http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-mazhab-ekonomi/
 http://ariefsmartguy.blogspot.co.id/2011/01/jelaskan-mazhab-mazhab-
dalam-sistem.html
 http://speunand.blogspot.com/2011/01/mazhab-neo-klasik.html
 http://speunand.blogspot.com/2011/01/aliran-institusional.html
TUGAS EKONOMI MIKRO
MAZHAB – MAZHAB EKONOMI

Prof. DR. WILSON BANGUN, S.E., M.Si.

Nama : Varin Aulia Helmika


NRP : 1552328
Kelas : MG-C

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


Jl. Prof.Drg.Surya Sumantri MPH No. 65 Bandung

Anda mungkin juga menyukai