Anda di halaman 1dari 15

PEMIKIRAN DAN PERISTIWA PENTING DI EROPA

Nama Anggota Kelompok 7 : -Putu Gede Darma Putra (31)


-Riswan Ariyanto Umbu D. (32)
-Vieka Maharani Firdaus (33)
-I Gusti Ngurah Agung W. (34)
Kelas : XI IPS U1

SMA DWIJENDRA
2018/2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi atas pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Jika ada kesalahan kata, kami memohon maaf. Mohon kritikannya
agar kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan kami. Sekian dan terima kasih atas
pengertiannya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal
yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume
perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat
digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas
maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar
jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor
sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme
mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan
melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor
(dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan
tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah
yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.
Konsep di atas merupakn konsep yang sangat baik untuk sebuah negara. Tapi
konsep tersebut harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang kompeten
untuk itu. Negara agak sulit untuk melakukan proteksi terhadap apa yang dia miliki
ketika negara tersebut tidak memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini
bisa kita lihat pada beberapa tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Tambang-
tambang tersebut secara jelas dikuasai oleh asing dan tentunya peran negara
sangat kecil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dan ciri-ciri dari Merkantilisme?
2. Bagaimana proses kemunculan Merkantilisme di Eropa?
3. Jelaskan Merkantilisme di Prancis, Inggris, Jerman, dan Belanda!
4. Bagaimana pengaruh Merkantilisme bagi masyarakat dunia?
5. Jelaskan pemikiran tokoh-tokoh Merkantilisme!
BAB II

PEMBAHASAN

“MERKANTILISME”

2.1 Tujuan dan Ciri-ciri dari Merkantilisme

Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan


dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara. Ciri-ciri
Merkantilisme adalah :

1. Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi


2. Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan utama.
3. Meningkatkan perdagangan luar negeri
4. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
5. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
6. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara mengekspor lebih
dari negara lain.
7. Hanya bahan mentah / baku yang diimpor dari negara-negara yang dijajah
8. Mencari negara-negara jajahan untuk mencari kekayaan.

2.2 Proses Kemunculan Merkantilisme di Eropa

Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan


berkembang dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat.
Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap
sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal.
Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti, Marquis de
Mirabeau pada tahun 1763, dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776
dalam bukunya The Wealth of Nations.
Pada abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti
Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk
mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan
rakyatnya.
Pada perkembangan selanjutnya, nilai uang disamakan dengan emas, masing-
masing negara berusaha untuk mendapatkan emas. Oleh karena itu, paham
Merkantilisme tidak hanya menjadikan logam sebagai sumber kemakmuran, tetapi lebih
dari itu memandang pula pentingnya usaha untuk menukarkan barang-barang lainnya
dengan emas batangan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya arus masuk emas
ke pasaran Eropa. Selain itu, ditandai pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat
untuk melakukan penjelajahan atau perdagangan dengan Dunia Timur yang kaya akan
sumber daya alam bagi pemenuhan pasar Eropa.
Sejak saat itu, tidak sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa
yang dibiayai oleh raja atau negara. Setiap negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda,
dan Spanyol saling bersaing untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Negara-
negara tersebut melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap setiap daerah yang
ditemuinya. Banyak daerah yang menjadi sasaran bangsa-bangsa Barat itu, seperti
daerah yang ada di benua Amerika yang di dalamnya terdapat Kerajaan Inca, Maya,
dan Aztec. Di daerah-daerah itu, bangsa Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol
melakukan eksploitasi untuk mendapatkan emas sebanyak-banyaknya dalam rangka
mencapai tujuan gerakan Merkantilisme.

2.3 Merkantilisme di Prancis, Inggris, Jerman, dan Belanda


a. Merkantilisme di Prancis
Merkantilisme di Prancis dimulai pada masa pemerintahan Raja Louis XI. Oleh
karena itu Prancis pada abad ke 17-18 berkembang menjadi negara yang besar
dan menggantikan kedudukan Spanyol yang mulai surut.

Puncak kejayaan merkantilisme di Prancis dimpimpin oleh menteri keuangan


Jean Colbert. Oleh karena itu, Merkantilisme Prancis dikenal dengna sebutan
Colbertisme (diambil dari nama belakang Jean Colbert). Ia berhasil menjadikan
Prancis menjadi negara yang kuat pada masa pemerintahan Louis XIV (1661-
1715). Langkah-langkah yang dilakukan Jean Colbert dalam membangun
Merkantilisme di Prancis antara lain sebagai berikut :
a. Melindungi produksi dalam negeri dengan melarang impor barang yang dapat
dihasilkan atau mengenakan pajak impor yang tinggi bagi barang-barang
tersebut.
b. Upah buruh diupayakan serendah mungkin sehingga harga barang-barang
produksi menjadi murah.
c. Menghapuskan daerah-daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran
barang lebih lancar dan harganya lebih murah.
d. Memperbanyak industri sehingga dapat mencukupi keperluan dalam negeri
dan dapat mengekspor.
Namun, para kaum fisiokrat menentang merkantilisme karena cara-cara diatas
dianggap tidak alamiah, menimbulkan kesengsaraan rakyat kecil dan hanya
menguntungkan pengusaha kaya. Mereka berpendapat bahwa cara-cara
alamiah dalam upaya meningkatkan kemakmuran adalah harus
dikembangkannya dan diusahakan secara bebas. Seperti semboyan mereka :
Laissez faire, laissez passer.
b. Merkantilisme di Inggris
Merkantilisme di Inggris dimulai pada masa pemerintahan Henry VII (1485-
1509), yaitu dengan cara meningkatkan industri nasional dan menaikkan pajak
untuk memajukan pelayan. Untuk melindungi pelayaran dan perdagangan,
pemerintah mengeluarkan peraturan yang memaksa anggota Hanza dari Jerman
meninggalkan Inggris. Lalu, pemerintah membentuk Merchants
Adventures sebagai wadah pemersatu para pedagang Inggris yang berdagang
dengan Eropa Daratan, khususnya dengan Belanda dan Jerman. Dalam bidang
perdagangan, pemerintah Inggris memberikan hak-hak istimewa kepada
perusahaan dagang berupa hak monopoli perdagangan di suatu daerah.
Misalnya untuk daerah Russia diberikan kepada Moscovy Company pada tahun
1554. Untuk daerah Kanada diberikan kepada Hudson Bay dan di Asia
diberikan kepada East India Company pada tahun 1600.
c. Merkantilisme di Jerman
Merkantilisme di Jerman dilaksanakan pada masa pemerintahan Frederick
Wilhem I (1713-1740) dan pada masa pemerintahan Frederick Agung dari
Prusia yang memerintah pada tahun 1740-1786. Merkantilisme di Jerman
disebut Kameralisme. Dalam bahasa Jerman Camera artinya tempat
menyimpan uang atau peti uang raja. Dengan Kameralisme, dilakukan
pemungutan pajak untuk mengembangkan perekonomian. Juga dibentuk
perusahaan dagang untuk wilayah Guinea (Afrika), tetapi tidak banyak
memberikan hasil. Di negara Brandenburg-Prusia, merkantilisme berhasil
dengan baik. Akan tetapi, hasil itu banyak dipergunakan raja untuk
mengembangkan kekuatan militernya. Hal ini dimaksudkan agar "Perang 30
tahun" yang sangat merugikan Jerman tidak akan terulang lagi.
d. Merkantilisme di Belanda
Merkantilisme di negeri Belanda dilaksanakan dengan memberikan hak monopoli
perdagangan di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan kepada Verenidge
Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602. Sedangkan untuk wilayah
sebelah barat Tanjung Harapan, hak monopoli diberikan kepada West Indische
Compagnie (WIC) yang baru didirikan pada tahun 1621. Kegiatan perdagangan
WIC mencakup wilayah pantai barat Afrika sampai pantai timur Amerika.
Perdagangan budak belian dari Afrika ke Amerika banyak memberikan
keuntungan kepada WIC.

Daerah jajahan WIC di Amerika terdiri atas Nieuw Amsterdam (sekarang New
York), Bonaire, Curacao, Brazilia, dan Aruba. Akan tetapi, Brazilia jatuh ke
tangan Portugal pada tahun 1661. Kemudian Nieuw Amsterdam jatuh ke tangan
Inggris dengan Suriname sebagai gantinya (1667). Sedangkan di Afrika, Belanda
mendirikan koloni di Tanjung Harapan. Namun, daerah tersebut jatuh ke tangan
Inggris pada tahun 1814.

Akibat banyak menderita kerugian, pada tahun 1674 WIC dibubarkan. Kemudian
dibentuk WIC baru yang juga tidak selancar kegiatan VOC di Indonesia. Pada
tahun 1791, pemerintah Belanda membubarkan WIC yang baru dan
menanggung semua hutangnya. Sebagai gantinya, daerah jajahan yang dimiliki
WIC baru pun diambil alih oleh pemerintah Belanda.

2.4 Pengaruh Merkantilisme bagi Masyarakat Dunia


Pengaruh Merkantilisme bagi masyarakat dunia adalah sebagai berikut :
a. Merkantilisme mendorong tumbuhnya Kapitalisme.
b. Diciptakanlah uang sebagai alat tukar.
c. Muncul pula perdagangan surat berharga, lahir bursa efek/pasar modal.
d. Berdirinya bank-bank di kota-kota besar.
e. Lahir pula perusahaan asuransi untuk menjamin keamanan harta.

2.5 Pemikiran Tokoh-tokoh Merkantilisme

Tokoh-tokoh merkantilisme dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni


golongan tua dan muda. Tokoh-tokoh yang termasuk pada kaum ini adalah,
Frenchman J. Bodin, John Hales, Milles, Gerard de Malynes, dan Misselden. Kaum
ini mendukung adanya pernyataan bahwa negara dikatakan berhasil jika negara dapat
memasukkan emas sebanyak-banyaknya kedalam negeri, sehingga negara akan
menjadi makmur dan kaya. Kemakmuran negara dalam pemikiran kaum ini menitik
beratkan kepada kepemilikan emas. Karena pada kaum ini beranggapan bahwa emas
memiliki kekuatan untuk menentukan kekayaan suatu negara. Kaum Merkantilis tua
juga disebut sebagai kaum Bullion.

Golongan muda yang juga disebut sebagai kaum merkantilisme muda


merupakan kaum yang berada di luar tokoh merkantilisme tua. Golongan ini di
prakarsai oleh beberapa tokoh-tokoh penting seperti Thomas Mun, Sir William Petty,
Sir Dudley North, Richard Contillon, David Hume, dan John Locke.

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme yang berasal
dari golongan tua maupun golongan muda :
a. Jean Bodin (1530-1596)
Jean bodin merupakan seorang ilmuwan Prancis yang menjadi orang
pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit
(1568), dikemukakan oleh Bodin naiknya harga barang secara umum
disebabkan oleh 5 faktor, yaitu sebagai berikut :
 Praktik monopoli yang dilakukan oleh pengusaha swasta maupun
pemerintah.
 Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja
 Nilai mata uang logam mudah dipermainkan karena isi karat yang
terkandung
 Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
 Jumlah barang dalam negeri menjadi langka karena banyak sekali
hasil produksi yang diekspor.

Lalu mengenai perilaku bermewah-mewahan yang dilakukan oleh para


bangsawan, Jean Bodin menyarankan agar jumlah cadangan yang
berupa persediaan emas lebih baik disimpan. Pengeluaran pun dilakukan
secara hemat dan berhati-hati sehingga berujung pada terkendalinya
inflasi. Teori Jean Bodin ini mengenai nilai uang dinilai sangat maju,
sekitar setengah abad kemudian, Irving Fisher menggunakannya sebagai
dasar teorinya tentang kuantitas uang.

b. Thomas Mun (1571 - 1641)


Thomas Mun merupakan seorang saudagar kaya dari Inggris. Ia menulis
buku yang terkenal berjudul "England Treasure by Foreign Trade".
Dalam buku itu Thomas Mun menulis tentang manfaat perdagangan luar
negeri.

Menurut Thomas, cara untuk meningkatkan kekayaan negara adalah


dengan meningkatkan perdagangan. Thomas menjelaskan bahwa
perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika menghasilkan
surplus dalam bentuk emas dan perak. Untuk itu nilai ekspor harus lebih
besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu.
c. Jean Babtis Colbert (1619 - 1683)
Jean Babtis Colbert adalah menteri utama di bidang ekonomi dan
keuangan Prancis pada masa pemerintahan Raja Louis XVI. Pada masa
ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran. Sehingga
kedudukan kaum saudagar semakin penting. Maka terjadilah aliansi
antara saudagar dan penguasa. Kaum saudagar mendukung kedudukan
penguasa. Sebaliknya penguasa pun memberi bantuan dan perlindungan
berupa proteksi, monopoli, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya.
Babtis menjamin hak monopoli kepada perusahaan-perusahaan untuk
mendorong munculnya perusahaan baru khususnya yang bergerak dalam
bidang perdagangan antar negara.

Babtis juga memberikan dukungan terhadap penemuan-penemuan baru


dan pembangunan industri-industri percontohan. Ia juga mendorong
pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-akademi,
perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sektor ekonomi.
d. Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William
banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga
dikenal sebagai inonator, ahli bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil
direktur di suatu akademi.

Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions


(1662), yang berisi tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah
jumlah hari kerja yang menentukan nilai suati barang, melainkan biaya
yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.

Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya


ini, ia menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya
buku ini maka studi statsitika semakin berkembang di Inggris. Dialah yang
mengemukakan pertama kali tentang nilai tenaga kerja yang kurang
dimengerti oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang
bernama David Ricardo.

Ide-idenya yang masih digunakan sampai sekarang meliputi pembagian


divisi kerja, teori fiskal, perhitungan pendapatan nasional, teori moneter,
dan statistik ekonomi. Pada tahun 1858, Henry Petty-Fitzmaurice, 3rd
Marquess of Lansdowne, salah satu keturunannya mendirikan
monumen peringatan bagi Sir William Petty di Romsey Abbey.
e. Sir Dudley North (1641-1691)
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan
bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah
melalui perundang-undangan dan segala peraturannya. Ia juga
menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas
keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan
perdagangan.

Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara


adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk
symbol kekayaan Negara. Negara akan jatuh miskin apabila uangnya
digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk Negara
lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong
perdagangan dan kemudian akan memperkaya Negara.
f. David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, Hume sangat memperhatikan faktor keadilan, dan
beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu Negara.
Setiap warga Negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan
kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka
kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi
kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang
diinginkan oleh Hume tersebut.

Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :

“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably


complete description of the interrelationship between a country’s balance
of trade, the quantity of money, and the general level of prices. In
international trade theory this has becaome known as the price specie-
flow mechanism.

Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca


perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang
umum pada suatu Negara (Teguh Sihono, 2008).

Hume merupakan filsuf besar pertama dari era modern yang membuat
filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas
prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari
kesadaran suci.

Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George


Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre
Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris
seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson Adam Smith
dan Joseph Butler.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, dapat kita simpulkan bahwa ekonomi
Merkantilisme muncul seiring dengan berkembangnya kegiatan ekspor impor yang di
lakukan oleh negara-negara Eropa. Aliran merkantilisme ini menganggap logam mulia
sebagai wujud konkrit dari kekayaan Negara.
Pada masa merkantilisme, golongan pedagang menjadi prioritas utama dibandingkan
dengan golongan petani. Hal inilah yang di anggap sebagai kelemahan dari aliran
merkantilisme karena menganak-tirikan golongan petani, sehigga muncul para kaum
yang disebut dengan fisiokrat yang memperjuangkan nasib golongan petani.
Tokoh-tokoh merkantilisme dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni golongan tua
dan muda. Kaum Merkantilis tua juga disebut sebagai kaum Bullion. Tokoh-tokoh
Merkantilisme yang telah mengemukakan teorinya adalah Jean Bodin, Thomas Mun,
Jean Babtis Colbert, Sir William Petty, Sir Dudley North, dan David Hume.

3.2 Saran
Pengetahuan mengenai Merkantilisme ini merupakan hal yang berharga bagi diri kita.
Bangsa kita harus menjadi bangsa yang cerdas agar tidak dapat dipengaruhi oleh
bangsa lain, baik secara adu domba maupun dengan siasat-siasat lainnya. Oleh karena
itu, pendidikan menjadi sangat penting dalam usaha pembangunan peradaban bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
http://janatullatifah.blogspot.com/2015/01/sejarah-kelas-xi-bab-merkantilisme.html
http://www.ilmudaninfo.com/2017/09/merkantilisme-di-jerman-dan-prancis.html
http://www.ilmudaninfo.com/2017/09/merkantilisme-di-jerman-dan-prancis.html
http://www.ilmudaninfo.com/2017/09/merkantilisme-di-belanda.html
http://www.ilmudaninfo.com/2017/09/tokoh-tokoh-merkantilisme.html
http://divarahma.blogspot.com/2013/01/merkantilisme-imperialisme-kolonialisme.html
Buku :
--
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN “MERKANTILISME”
 Tujuan dan Ciri-ciri dari Merkantilisme
 Proses Kemunculan Merkantilisme di Eropa
 Merkantilisme di Prancis, Inggris, Jerman, dan Belanda
 Pengaruh Merkantilisme bagi Masyarakat Dunia
 Pemikiran Tokoh-tokoh Merkantilisme
BAB III PENUTUP
 Kesimpulan
 Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai