NPM : 21013010220
Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia. Biasanya, biaya tenaga kerja adalah salah satu biaya konversi di samping
biaya overhead pabrik yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku
menjadi produk jadi. Oleh karena itu, Biaya tenaga kerja adalah salah satu komponen
biaya terbesar dalam operasional perusahaan.
Bagian pembuatan daftar gaji dan upah kemudian membuat daftar gaji
dan upah karyawan.
Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi gaji dan
upah untuk mengelompokkan gaji dan upah tersebut menjadi beberapa
bagian, antara lain: (1) Bagian Produksi atau pabrik, (2) Administrasi dan
umum, (3) Pemasaran (marketing).
Gaji dan upah karyawan pabrik dirinci lagi ke dalam upah karyawan
langsung dan karyawan tak langsung dalam hubungannya dengan
produk.
Tahap #2:
Atas dasar daftar gaji dan upah tersebut Bagian Keuangan membuat bukti
kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dan bank.
Tahap #3:
Setelah cek diuangkan di bank, uang gaji dan upah kemudian dimasukkan
ke dalam amplop gaji dan upah tiap karyawan (pada umumnya dan
prosedur perusahaan, jika tidak seperti itu pun tak ada ketentuannya)
Upah gaji dan upah karyawan kemudian dibayarkan oleh juru bayar
kepada tiap karyawan yang berhak.
Tiap karyawan menandatangani daftar gaji dan upah sebagai bukti telah
diterimanya gaji dan upah mereka.
Setelah tiap karyawan mengambil gaji dan upahnya, atas dasar gaji dan
upah yang telah ditandatangani karyawan, bagian akuntansi membuat
jurnal sebagai berikut:
Tahap #4:
Contoh:
Menurut kartu hadir, Budi bekerja selama satu minggu sebanyak 40 jam,
dengan upah per Rp 1.000 per jam. Sedangkan Andi selama periode yang
sama bekerja 40 jam dengan tarif upah Rp 750 per jam.
Keterangan:
Akuntansi biaya gaji dan upah atas dasar data tersebut di atas dilakukan
sebagai berikut:
Tahap #1:
Berdasarkan atas rekapitulasi gaji dan upah, Bagian Akuntansi kemudian
membuat jurnal distribusi gaji dan upah sebagai berikut:
Tahap #2:
Atas dasar bukti kas keluar. Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai
berikut:
Tahap #3:
Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan
(sebagai bukti tidak dibayarkan upah karyawan), Bagian Akuntansi
membuat jurnal sebagai berikut:
Tahap #4:
➔ Insentif
Cara pemberian insentif ini adalah karyawan dibayar atas dasar tarif per
jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar.
Tarif upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar per
jam dengan satuan keluaran stansar per jam.
Contoh:
Jika upah pokok sebesar Rp 600 per jam, maka tarif upah per satuan
adalah:
= Rp 600 : 12 = Rp 50
Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam, tetap
dijamin mendapatkan upah Rp 600 per jam.
2: Insentif:
= 2 x ( Rp 600 : 12) = Rp 100
3: Upah yang diterima pekerja per jam adalah sebesar:
= Rp 600 + Rp 100 = Rp 700
Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang
menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan
tarif potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.
Karyawan dapat menerima upah Rp 4.200 per hari (untuk 7 jam kerja).
Contoh:
Dalam Taylor plan ini, misalnya ditetapkan tarif upah Rp 45 per satuan
untuk karyawan yang menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan
Rp 65 per satuan untuk karyawan 16 satuan per jam.
= Rp 65 x 16
= Rp 1.040 per jam.
= Rp 45 x 12
= Rp 540.
Contoh:
➔ Set-up Time
Contoh: