Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI

oleh Jeremy Immanuel (15), Kevin William (20), Lawrence Spencer (21)
_______________________________________________________________________________________

KAPITALISME

Ideologi kapitalisme berpendapat bahwa untuk meningkatkan pendapatan perlu ditunjang dengan
jumlah modal atau kapital yang banyak, penguasaan sektor produksi, sumber bahan baku dan
ditribusi. Ditandai munculnya kelas baru di dalam masyarakat yaitu para pemilik modal yang
disebut kapitalis. Melalui kekuatan modal yang dimilikinya, kaum kapitalis memiliki pusat industri di
Inggris. Adanya kaum kapitalis juga ditunjang oleh penghapusan system ekonomi merkantilisme
dan pemerintah melakukan system liberal dimana hanya orang yang memiliki kekuatan modal yang
bisa berhasil.

PENGAMBILALIHAN TANAH

Membutuhkan lokasi pabrik. Disebabkan kalangan kapitalis yang memiliki modal memberikan
peluang untuk membuka usaha baru. Hal ini membawa pengaruh luar biasa bagi masyarakat.
Seperti;
1. Beralihnya profesi petani menjadi buruh pabrik, dikarenakan;
 Kurangnya lahan membuat petani kehilangan pekerjaan
 Upah kerja cenderung minim
2. Munculnya kota industry, dikarenakan;
 Para buruh pabrik bertempat tinggal di sekitar pabrik dan membuat kota industry
sendiri
3. Munculnya serikat buruh, yaitu;
 Memunculkan kelas baru dalam masyarakat yaitu kaum buruh. Namun mendapat
perlakuan yang tadak adil dari kaum kapitalis.

IMPERIALISME MODERN

Imperialism modern bertujuan memperoleh bahan baku untuk industry. Meskipun Revolusi Industri
tidak terjadi di Belanda, namun sebagai negara yang memiliki kesamaan karakter, Belanda menjadi
pengikut revolusi juga. Imbas terhadap Indonesia sebagai negara jajahan Belanda adalah lahirnya
imperialisme modern di Indonesia yang diusung oleh Belanda. Selain itu, Inggris sebagai lokomotif
imperialisme modern memiliki kepentingan tersendiri dengan wilayah Indonesia yang benar-benar
kaya sumber daya alam. Adapun beberapa contoh negara imperialism modern; Romawi, Turki
Ottoman, Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda.

DALAM BIDANG SOSIAL


1. Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang
baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka
banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan
terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
2. Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin
melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan
demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga
kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita
dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
3. Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok
pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat
timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan
dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
4. Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat
golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara
pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti
dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian
terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
5. Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan
didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh.
Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh
dan orang miskin.

Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang untuk
memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan gerakan sosialis yang
menjadi lawan dari Kapitalis. Adanya perbedaan pendapatan ekonomi cenderung membuat
manusia mengukur segala sesuatu dengan mahal-murahnya harga sesuatu. Dengan perbedaan
tersebut, muncullah diskriminasi sosial yang tidak manusiawi.
Dahulu, dalam bidang sosial terjadi perbedaan yang mencolok antara golongan Barat atau Belanda
dengan golongan pribumi. Dalam bidang pemerintahan juga terjadi diskriminasi, pembagian kerja
dan pembagian kekuasaan didasarkan pada warna kulit. Orang pribumi yang mendapatkan jabatan
pastilah jabatan rendah dan dibatasi kekuasaannya. Diskriminasi juga terjadi di kalangan militer.
Untuk pangkat yang sama, gaji orang Indonesia yang berdinas dalam militer Belanda lebih rendah
daripada gaji anggota militer Belanda.

Bahkan diadakan pula perbedaan gaji antara serdadu Ambon dan serdadu Jawa. Diskriminasi
berlaku juga di tempat hiburan. Ada tempat-tempat yang tidak boleh dimasuki oleh orang
Indonesia, seperti tempat pemandian, restoran bahkan pada angkutan umum, seperti kereta api
lintas-kota atau trem (kereta api dalam kota).

DALAM BIDANG EKONOMI

1. Barang melimpah dan harga murah


Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran
melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang
yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang
banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
2. Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-
barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung
tikar karena tidak mampu bersaing.
3. Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi
internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.
4. Transportasi semakin lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar.
Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
Di bidang ekonomi, perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi
perdagangan regional dan internasional. Indonesia atau pada saat itu bernama Hindia Belanda memiliki
sumber daya alam yang hasilnya sangat laku di pasaran dunia. Penemuan-penemuan teknologi baru
telah mengantarkan wilayah Hindia Belanda menjadi incaran negara-negara maju dalam teknologi
tersebut. Akhirnya perekonomian rakyat diperas, tetapi pemerintahan tidak pernah mampu
memberikan kesejahteraan tersendiri untuk Indonesia.

Pada era ini rakyat diharuskan melakukan kegiatan ekonomi berupa pengolahan perkebunan yang
cenderung hanya memperhatikan pada kebutuhan orang-orang Eropa saja, sedangkan kebutuhan
rakyat pribumi, seperti pertanian, menjadi terabaikan. Pada masa pemerintahan Raffles, dengan politik
sewa tanahnya yang diilhami dari pengaruh paham liberal, rakyat Indonesia belum paham sepenuhya
dengan sistem ekonomi uang. Sehingga sistem land rente dianggap mengalami kegagalan, karena
rakyat masih terbiasa dengan sistem ekonomi tertutup, dimana pembayaran pajak belum sepenuhnya
dengan uang tetapi in natura. Faktor utama lainnya yang dianggap sebagai biang kegagalan liberalisasi
ekonomi Indonesia adalah masih kuatnya praktik budaya feodalisme.

Setelah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, di bawah pengawasan Gubernur Jenderal van Den
Bosch yang beraliran konservatif, diterapkan sistem tanam paksa yang bertentangan dengan sistem
sewa tanah sebelumnya. Hal ini, menurut van Den Bosch, dikarenakan kondisi realitas Indonesia yang
bersifat agraris, seperti halnya keadaan negara induk (Belanda) yang juga masih bersifat agraris.
Walaupun keadaan di Eropa, rentang waktu 1800–1830, sedang muncul pertentangan pemikiran,
antara liberalis dan konservatis telah mengakibatkan kegamangan dalam pelaksanaan pemerintahan di
negara jajahan.

Tetapi satu hal yang perlu dipahami, baik konservatif yang akan meneruskan sistem politik VOC atau
liberalis yang ingin meningkatkan taraf hidup rakyat, dalam tujuannya sama-sama menginginkan
daerah jajahan perlu memberi keuntungan bagi negeri induk. Keadaan ekonomi rakyat Indonesia
semakin parah, seiring dengan diberlakukannya kebijakan Politik Pintu Terbuka. Hal ini menjadikan
jiwa-jiwa wirausaha semakin menghilang, karena para petani, pedagang yang kehilangan lapangan
sumber mata pencahariannya beralih menjadi buruh di perusahaan-perusahaan swasta asing.

Kondisi ekonomi bangsa Indonesia saat itu sangat menyedihkan. Hal itu dapat dilihat pada awal abad
ke-20, diketahui bahwa penghasilan rata-rata sebuah keluarga di Pulau Jawa hanya 64 gulden setahun.
Dengan penghasilan yang sangat sedikit itu, mereka harus melakukan berbagai kewajiban, antara lain
untuk urusan desa. Hal itu menggambarkan betapa miskinnya rakyat Indonesia, padahal Indonesia
memilki kekayaan alam yang melimpah.

Selama masa tanam paksa, pemerintah Belanda memperoleh keuntungan ratusan juta gulden.
Keuntungan yang diperoleh itu semuanya digunakan untuk membangun negeri Belanda. Tidak ada
pemikiran untuk menggunakan sebagian keuntungan itu bagi kepentingan Indonesia. Kemiskinan yang
diderita rata-rata rakyat Indonesia adalah akibat politik drainage (politik pengerukan kekayaan) yang
dilakukan pemerintah Belanda untuk kepentingan negeri Belanda.

Politik dranaige itu mencapai puncaknya pada masa tanam paksa (cultuur stelsel) dan kemudian
dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal pun tidak meningkatkan taraf
kehidupan rakyat. pada masa itu berkembang kapitalisme modern yang berlomba-lomba menanamkan
modalnya di Indonesia, antara lain perkebunan raksasa. Pemerintah mengizinkan para pemilik modal
menyewa tanah, termasuk tanah rakyat. Akibatnya, lahan untuk pertanian rakyat berkurang. Sebagian
besar petani terpaksa menjadi buruh di pabrik atau perkebunan dengan upah yang rendah. Pada sisi
lain, perusahaan-perusahan pribumi mengalami kemunduran atau sama sekali gulung tikar sebab tidak
mampu bersaing dengan modal raksasa. Pengusaha tekstil tradisional pun terpukul akibat
membanjirnya tekstil yang diimpor dari Belanda. Para pengusaha pribumi juga dirugikan sebab
pemerintah Belanda lebih banyak memberikan kemudahan kepada pedagang Cina.

DALAM BIDANG IPTEK DAN BUDAYA

Revolusi Industri lahir dengan latar belakang ilmu pengetahuan yang pekat. Ketika Indonesia dijajah
oleh Inggris, maka hal itu pun sangat berpengaruh. Raffless yang dalam kesempatan tersebut
menjadi gubernur jendral yang sangat perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan alam, maka salah
satu bunga bangkai yang ditemukan di Bengkulu dinamai dengan bunga Raflesia Arnoldi.

Bahkan, Kebun Raya Bogor juga merupakan itikad dari istri Raffles. Dalam hal ilmu perbintangan, di
Bandung didirikan pula tempat obsevasi yang didirikan Van den Bosch. Seiring dengan munculnya
hubungan Hindia Belanda dengan Inggris, maka sedikit demi sedikit masyarakat Indonesia
dikenalkan juga dengan kemajuan teknologi tersebut. Penjajahan Indonesia yang sempat kembali
ke tangan Belanda menghentikan kemajuan tersebut, namun dalam perkembangan kontemporer,
pengaruh Revolusi Industri sangat terlihat dan terasa.

DALAM BIDANG INFRASTRUKTUR

Revolusi Industri secara tidak langsung berdampak pula dalam hal transportasi di Indonesia,
terutama darat. Untuk mempermudah mobilitas penduduk dan perdagangan, pemerintah Hindia
Belanda membangun jalur kereta api di Pulau Jawa. Hal ini dilakukan guna mempercepat hubungan
komunikasi dan dagang.

Untuk daerah pegunungan yang banyak terdapat perkebunan (misalnya di Jawa Barat), dibangun
khusus jalur kereta api untuk mengangkut hasil bumi ke kawasan pabrik guna diolah menjadi bahan
setengah jadi atau jadi. Sesungguhnya jalur darat telah dibuka sejak masa Daendels memerintah
Jawa, yaitu dengan dibukanya rute baru: Anyer- Panarukan yang membelah Pulau Jawa pada awal
abad ke-19.

Dengan tujuan semula untuk mempercepat proses informasikomunikasi antarkantor pos, maka
Jalan Raya Pos (The Grote Postweg) ini pada masa selanjutnya berguna pula untuk jalur mobilitas
penduduk yang ingin ke luar kota atau pulau.

MOBILITAS PENDUDUK DAN MASALAH DEMOGRAFI

Industrialisasi mengakibatkan perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar. Berdirinya


pabrik-pabrik telah mendorong kehidupan baru dalam masyarakat Indonesai yang sebelumnya
masyarakat agraris dan maritim. Terbentuklah komunitas pekerja kasar dan buruh yang bekerja di
pabrik-pabrik partikelir (swasta).

Kota-kota besar, terutama Jakarta dan Surabaya, merupakan tempat tujuan orang-orang untuk
mengadu nasib. Untuk mendapatkan pegawai-pegawai semacam juru ketik atau tulis yang murah
maka pemerintah kolonial membangun sekolah-sekolah kejuruan guna menghasilkan tenaga-
tenaga ahli dari pribumi yang tentunya jauh lebih murah honornya bila dibandingkan tenaga ahli
dari Eropa.

Tenaga tulis/ketik tersebut selain dipekerjakan di instansi pemerintahan, juga dipekerjakan pegawai
rendah di perkebunan pemerintah. Pada masa pelaksanaan ekonomi liberal sekolah didirikan untuk
tujuan yang sama. Pada 1851, didirikan sekolah dokter pertama di Jawa yang sebenarnya
merupakan sekolah untuk mendidik mantri cacar atau kolera. Maklum kala itu kedua penyakit
tersebut sering menjadi wabah di beberapa daerah. Sekolah “mantri” tersebut kemudian
berkembang menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor Inlandse Artsen) atau sekolah dokter
pribumi.

Munculnya sekolah-sekolah ala Eropa di Jawa, khususnya Batavia dan Bandung, menggiring orang-
orang dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan tempat-tempat lainnya berdatangan ke
Jawa. Orang-orang di Jawa pun, terutama anakanak priyayi dan bangsawan atau pedagang kaya
yang memiliki biaya lebih, berbondong-bondong datang ke Jakarta dan Bandung yang saat itu
memiliki sekolah setingkat perguruan tinggi (THS dan STOVIA). Perpindahan atau mobilitas kaum
terpelajar tersebut tentunya sangat memengaruhi populasi kota. Perubahan demografis cukup
mecengangkan.

Anda mungkin juga menyukai