Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM DUNIA TEKNOLOGI DI INDONESIA

Dosen : Nanang Bagus, S.Sos,M.A.P

Nama : Yulpina

NIM : 2018210198

MAKUL : Sistem Dasar Manajemen

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUANA.

A. Latar belakang

Studi menyebutkan istilah revolusi industri 4.0 pertama kali muncul pada 2012, ketika
pemerintah Jerman memperkenalkan strategi pemanfaatan teknologi yang disebut
dengan Industrie 4.0. Industrie 4.0 sendiri merupakan salah satu pelaksanaan proyek
Strategi Teknologi Modern Jerman 2020 (Germany’s High-Tech Strategy 2020).
Strategi tersebut diimplementasikan melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur,
penciptaan kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan prioritas
tertentu dalam menghadapi kompetisi global (www.hannovermesse.de, dikutip pada
Selasa 08 Mei 2018). Dari hal tersebut, kemudian muncul istilah industrial revolution
4.0. Kata ‘revolusi’ digunakan untuk menunjukkan perubahan yang sangat cepat dan
fundamental, serta bersifat disruptive (merusak tatatan lama yang sudah ada selama
bertahuntahun). Sementara gelombang ke-4 menandakan urutan kejadian revolusi
industri yang pernah ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana Refolusi Industri 4.0?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Refolusi Industri 4.0?
C. Tujuan
1. Untuk Mengatahui Refolusi Industri 4.0.
2. Untuk Mengatahui Ruang Lingkup Refolusi Industri 4.0
BAB 11

PEMBAHASAN

Revolusi Industri

1. Pengertian Revolusi

adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan
menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi,
perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan
dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan Sedangkan Revolusi Industri
yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke
ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi
bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan
tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan
olehFriedrich Engels dan LouisAuguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

2. Sejarah Revolusi Industri

a. Peristiwa-peristiwa Penting di Eropa dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan


Masyarakat Indonesia Kolonialisme dan imperisalisme merupakan dua istilah yang
sangat erat hubungannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Kedua istilah ini
mengandung pengertian yang sama yaitu penjajahan suatu bangsa/negara terhadap
bangsa/negara lain. Adapun berbedaannya adalah dalam hal cara dan tujuannya.
Kolonialisme bertujuan memperluas wilayah dengan cara memindahkan penduduk.
Sedangkan imperialisme bertujuan menanamkan pengaruh ekonomi, politik dan
ideologi suatu negara dengan cara agresi militer, monopoli perdagangan dan kampanye
ideologi. Peristiwaperistiwa penting terjadi di Eropa yang berakibat tumbuh dan
berkembangnya kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Eropa (Barat) menjelma
menjadi pelaku dan bangsa yang berada disebelah Timur menjadi objek sasarannya.
Adapun peristiwaperistiwa penting tersebut adalah : Reformasi Gereja, Merkantilisme
Revolusi Perancis dan Revolusi Industri.

3. Reformasi Gereja.

Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare
(membentuk) yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang pola kehidupan
masyarakat. Secara khusus, reformasi merupakan sejarah bangsa Barat untuk
melakukan pembaharuan dan semangat baru dalam kehidupan keimanan umat katolik.
Gerakan reformasi gereja muncul setelah para pemimpin gereja melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil. Salah seorang tokoh yang mengancam
kebijakan gereja adalah seorang pastor yang merangkap guru besar di Universitas
Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin Luther pada abad ke 16. Didukung
oleh John Calvin, Veter Valdes dari Perancis, Jan Huss dari Bomemia dan John
Wycliffe dari Inggris. Akibat reformasi gereja dalam agama Nasrani muncul kelompok
aliran baru yang disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra reformasi yang
kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara penganut protestan dan
katolik.

4. Merkantilisme.

Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara imperialis


yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia sebanyak-banyaknya
sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan kekuasaan. Berawal dari penjelajahan
samudra, hubungan luar negeri antara negara Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris,
Perancis dan Belanda) menjadi luas melalui jalur perdagangan di Samudra Atlantik.
Keuntungan diperoleh negara-negara tersebut. Dalam perdagangan mereka sudah
menggunakan uang. Pada saat berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 – 18 uang
sama nilainya dengan emas. Gerakan merkantilisme mendorong lahirnya imperialisme
kuno, yaitu ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan menguasai perdagangan
secara monopoli. Dalam perkembangan selanjutnya banyak negara Eropa membentuk
persekutuan dagang, contohnya VOC oleh Belanda, EIC oleh Inggris dan Kompeni
Dagang Hindia Barat oleh Perancis.

5. .Revolusi Perancis.

Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam sistem kekuasaan
pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari sistem pemerintahan yang bersifat
monarkhi absolut menjadi sistem demokrasi.

 Penyebab Timbulnya Revolusi Industri Proses perubahan cara pembuatan barang


yang semula dikerjakan oleh tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Pertama
kali terjadi di Inggris pada abad ke 18.

a) Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara, bijih besi, timah,
kaolin, garam dapur, wol.

b) Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya teknologi yang


membantu mempercepat proses produksi.
c) Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris terjadi karena
keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan domba dibandingkan dari lahan
pertanian.

d) Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural Knowledge yang


memberi kewenangan untuk memberi hak paten bagi setiap penemuan baru.

e) Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai sumber bahan mentah
dan pasar bagi industry

f) Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang perekonomian yang diajarkan


oleh Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yaitu kesejahteraan umum akan
tercapai apabila setiap orang diberi kebebasan berusaha tanpa turut campur dari pihak
pemerintah.

4. Hubungan Revolusi Industri dengan Sejarah Indonesia

Revolusi industri yang terjadi di Eropa berhasil mendorong terjadinya perubahan dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut tidak hanya mempengaruhi
kehidupan masyarakat Eropa, akan tetapi juga masyarakat di belahan dunia lainnya,
termasuk Indonesia. Apalagi dengan perubahan paradigma filsafat yang diterapkan oleh
imperialisme Barat pada saat itu. Daerah jajahan tidak hanya merupakan daerah
taklukan saja tetapi fungsinya lebih diberdayakan dari sekedar daerah penghasil bahan
baku dan pemasaran hasil industri, tetapi juga secara aktif dijadikan sebagai tempat
penanaman modal (investasi).

Selain karena desakan kebutuhan aman yang menuntut diikutinya arus revolusi industri,
muncul pula kritikan dari kaum humanis dan demokrat di negeri Belanda tentang
pemberlakuan sistem tanam paksa di Indonesia. Desakandesakan tersebut pada akhirnya
mendorong untuk dihapuskannya sistem tanam paksa pada tahun 1870. Sebagai
penggantinya, diterapkanlah sistem ekonomi terbuka di Hindia Belanda

Sistem ekonomi terbuka memungkinkankan siapa saja dapat menanamkan modalnya di


Indonesia, tidak hanya orang-orang Belanda saja. Tentu saja penanaman modal tersebut
dilandasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesarbesarnya. Kondisi ini
pada akhirnya menciptakan cara baru dalam hal penindasan dan pengisapan bangsa
Indonesia. Kalau dulu yang melakukan penindasan adalah orang-orang Belanda maka
pada masa ini Indonesia dieksploitasi oleh kaum swasta dan para kapitalis asing lainnya.
Penanaman modal di Indonesia, sebagian besar diarahkan untuk pembangunan
perkebunanperkebunan yang dapat menghasilkan komoditi yang diperlukan bagi bahan
dasar industri. Lalu dibangunlah perkebunanperkebunan yang sebagian besar dibangun
di daerah Jawa dan Sumatera. Pembangunan perkebunan ini membutuhkan tenaga kerja
yang akan digunakan untuk mengurus perkebunan. Dengan demikian, banyak penduduk
yang diangkat menjadi tenaga kerja perkebunan, bahkan untuk perkebunan di Sumatera
diangkat tenaga kerja yang berasal dari Jawa.

Terjadilan arus transmigrasi dari pulau Jawa ke Sumatera yang dilakukan secara paksa.
Bahkan ada di antara orang-orang Jawa ini yang dikirim ke daerah Madagaskar dan
Suriname.

Eksploitasi yang dilakukan oleh para kapitalis terhadap penduduk Indonesia


dilakukan dengan gaya baru. Para pekerja dipaksa untuk bekerja di
perkebunanperkebunan dengan upah yang sangat minim dengan beban kerja yang
sangat tinggi. Mereka tidak bisa menghindar dari ketentuan tersebut karena mereka
terikat kontrak kerja. Pada tahun 1881, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan
undang-undang Koelie Ordonantie yang mengatur para pekerja. Berdasarkan undang-
undang tersebut, para kuli bekerja sesuai dengan kontrak.

Untuk mendukung program perkebunan tersebut, pemerintah kolonial Hindia


Belanda membangun berbagai prasarana, seperti irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta
api, serta pelabuhan-pelabuhan. Pembangunan sarana-sarana tersebut seringkali
memakan korban jiwa yang sangat banyak dari penduduk Indonesia karena mereka
dipekerjakan secara paksa. Akan tetapi dengan pembangunan prasarana tersebut,
terutama pembangunan jaringan jalan raya telah menimbulkan pengaruh bagi
tumbuhnya mobilitas penduduk. Pembangunan jalan raya dan kereta api memungkinkan
pertumbuhan dan hubungan antarkota secara cepat.

Sementara itu, gerakan-gerakan humanis yang berkembang di negeri Belanda


mendorong diberlakukannya politik balas budi terhadap bangsa Indonesia. Salah satu
politik balas budi tersebut adalah program yang dikemukakan oleh Mr. C. Th. Van
Deventer. Gagasannya yang diterbitkan oleh majalah de Gids pada tahun 1899
memaparkan perlunya bangsa Belanda melakukan balas budi terhadap Indonesia. Balas
budi dilakukan dengan jalan membantu bangsa Indonesia untuk mencerdaskan dan
memakmurkan rakyatnya.

Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, yaitu:

1. memajukan pengajaran (edukasi)

2. memperbaiki pengairan (irigasi)


3. melakukan perpindahan penduduk (transmigrasi)

Ide yang dikemukakan oleh van Deventer ini kemudian lebih dikenal dengan politik
etis.

Program pendidikan tidak ditujukan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, tetapi


dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga administrasi rendahan yang akan
ditempatkan di industri-industri perkebunan. Program irigasi tidak diarahkan untuk
peningkatan pertanian penduduk Indonesia, tetapi diarahkan untuk menunjang
perkebunanperkebunan milik para kapitalis. Sementara itu, program transmigrasi bukan
diarahkan untuk pemerataan penduduk dan peningkatan kualitas hidup penduduk
Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan-
perkebunan milik Belanda. Lambat laun program politik etis ini memberikan manfaat
yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, terutama dalam hal program pendidikan
(edukasi). Program pendidikan yang awalnya ditujukan untuk menghasilkan tenaga
administratif rendahan, pada akhirnya

semakin berkembang. Tidak hanya jenjang pendidikan semakin tinggi, tetapi juga
menjangkau spesialisasi bidang pendidikan lainnya seperti kedokteran, keguruan,
teknik, pertanian, dan sebagainya. Pendidikan Barat yang diberikan oleh Belanda pada
umumnya hanya diperoleh masyarakat Indonesia yang berasal dari kelas bangsawan
atau priyayi. Secara umum yang mempergunakan kesempatan ini ialah mereka yang
berasal dari golongan priyayi kelas rendahan. Muncullah golongan baru dalam
masyarakat Indonesia yang oleh seorang sejarawan, Sartono Kartodirdjo, disebut
sebagai homines novi. Kelompok masyarakat ini adalah kelompok masyarakat baru
yang lahir karena pendidikan Barat yang mereka terima. Lambat laun, golongan ini
telah menggeser kedudukan kelaskelas priyayi atas lainnya yang tidak berpendidikan
Barat. Apalagi setelah Belanda memberlakukan peraturan bahwa pejabat-pejabat yang
akan memegang jabatan pemerintahan harus memiliki ijazah pendidikan Barat, sehingga
tertutuplah jalan kelas priyayi tersebut dari jabatan-jabatan yang sebelumnya mereka
peroleh dengan cara turun-temurun. Hal ini pada akhirnya menghapuskan sistem
feodalisme yang selama ini sangat kental berlaku dalam pola hubungan antara priyayi
dan rakyat jelata.

5. Dampak Revolusi Industri


Revolusi Industri sebagai salah satu revolusi penting dunia juga memiliki pengaruh
yang sangat kuat terhadap Indonesia. Secara garis besar Revolusi Industri memiliki
pengaruh yang positif dan negatif. Antara

keduanya saling berhubungan satu sama lainnya. Berikut ini adalah dampak Revolusi
Industri terhadap perkembangan sejarah Indonesia.

 Dampak adanya Revolusi Industri di Inggris

• Inggris menjadi negara industry

• Terjadi urbanisasi

• Munculnya lapisan sosial baru: golongan buruh dan borjuis

• Munculnya kerusuhan sosial

• Timbulnya kapitalisme modern, yaitu susunan ekonomi yang berpusat pada


keberuntungan perseorangan dimana uang memegang peranan penting.

 Bidang Ekonomi

• Barang melimpah dan harga murah

• Perusahaan Kecil Gulung Tikar

• Perdagangan makin berkembang

• Transportasi makin lancar

 Bidang Sosial

• Berkembangnya Urbanisasi

• Upah buruh rendah

• Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh

• Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh

• Munculnya Revolusi Sosial: Reform Bill (1832)= Buruh mendapatkan hak perwalian
dalam parlemen Factory Act (1833)= Buruh mendapat jaminan sosial serta pelarangan
tenaga kerja anak di area tambang Poor Law Act (1834)= Pusat penampungan
rakyatmiskin
 Bidang Politik

• Munculnya Gerakan Sosialis

• Munculnya Partai Politik

• Munculnya Imperialisme Modern

6. Pengaruh bagi sejarah Indonesia Masa Daendels

• Pemerintahan kolonial di pusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.

• Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefectur. Hal ini untuk mempermudah
administrasi pemerintahan.

• Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda

• Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan


(contingenten) dan kerja paksa.

• Kasultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut
pemerintah gubernemen.

• Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.

 Masa Raffles (1811 – 1816)

• Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa


pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala Barat. Untuk memudahkan sistem
administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.

• Para bupati dijadikan pegawai pemerintah

• Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi.

• Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang
ada di daerah tanah jajahan.

 Sistem Tanam Paksa

a) Bagi Indonesia
• Sawah ladang terbengkalai.

• Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panen, membayar pajak, kerja rodi.

• Munculnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit, misalnya di Cirebon (1843),


Demak (1849), Grobogan (1850). b) Bagi Belanda

• Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda

• Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi

• Kas Negara Belanda dapat terpenuhi

• Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia

• Perdagangan berkembang pesat

7. Perkembangan Revolusi Indust ri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) dan Tantangan ke


Depan

Secara singkat periodisasi revolusi industri bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Revolusi Industri Gelombang ke-1 (Industrial Revolution 1.0). Terjadi pertama kali
di Inggris, kemudian menyebar ke daratan Eropa dan Amerika pada pertengahan abad
ke-17. Uraian lengkap mengenai revolusi indutri gelombang ke1 bisa dibaca di artikel
Melihat Sejarah Lahirnya Revolusi Industri (Industrial Revolution) di Eropa.

2. Revolusi Industri Gelombang ke-2 (Industrial Revolution 2.0).Merupakan lanjutan


revolusi sebelumnya, yang terjadi pada pertengahan abad ke-18 di Eropa. Revolusi ini
ditandai dengan pemanfaatan tenaga listrik (electricity) untuk mempermudah serta
mempercepat proses produksi, distribusi, dan perdagangan.

3. Revolusi Industri Gelombang ke-3 (Industrial Revolution 3.0).Berkembang pada era


1970’an, terutama di Amerika Serikat, dengan diperkenalkannya sistem teknologi
informasi (IT) dan komputerisasi untuk menunjang otomatisasi produksi (production
automation). Tidak seperti dua revolusi industri sebelumnya yang memerlukan beberapa
dekade untuk menyebar, revolusi gelombang ke-3 ini menyebar begitu cepat ke negara-
negara lain, dari daratan Eropa hingga Asia.

4. Revolusi Industri Gelombang ke-4 (Industrial Revolution 4.0). Era 2000’an hingga
saat ini merupakan era penerapan teknologi modern, antara lain teknologi fiber (fiber
technology) dan sistem jaringan terintegrasi (integrated network), yang bekerja di setiap
aktivitas ekonomi, dari produksi hingga konsumsi.

Dalam salah satu studinya, the World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa
revolusi industri 4.0 ditandai oleh pembauran (fusion) teknologi yang mampu
menghapus batas-batas penggerak aktivitas ekonomi, baik dari perspektif fisik, digital,
maupun biologi. Dengan bahasa yang lebih sederhana bisa dikatakan bahwa pembauran
teknologi mampu mengintegrasikan faktor sumberdaya manusia, instrumen produksi,
serta metode operasional, dalam mencapai tujuan.

Karakteristik revolusi industri 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan (applied
technology), seperti advanced robotics, artificial intelligence, internet of things, virtual
and augmented reality, additive manufacturing, serta distributed manufacturing yang
secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan model bisnis di berbagai sektor
industri.

Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebut adalah:

Advanced Robotics. Instrumen ini merupakan peralatan yang digunakan secara mandiri,
yang mampu berinteraksi secara

langsung dengan manusia, serta menyesuaikan perilaku berdasarkan sensor data yang
diberikan. Fungsi utamanya adalah untuk memperpendek waktu tunggu dan waktu
layanan, sehingga menghasilkan efisiensi.

b. Artificial Intelligence (AI). AI adalah sistem mesin berteknologi komputer yang


mampu mengadopsi kemampuan manusia. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas, sekaligus meminimalisir risiko kesalahan yang bisa dilakukan
oleh tenaga kerja manusia.

c. Internet of Things (IoT). IoT merupakan teknologi yang memungkinan setiap


instrumen terkoneksi satu sama lain secara virtual, sehingga mampu mendukung kinerja
operasioanal usaha, pengawasan terhadap perfoma manajemen, serta peningkatan nilai
guna output.

d. Virtual and Augmented Reality. Virtual Reality merupakan simulasi yang dilakukan
oleh komputer dalam membentuk sebuah realitas rekaan. Teknologi ini mampu
memanipulasi penglihatan manusia sehingga seolah-olah berada di tempat atau
lingkungan yang berbeda dari kenyataan sesungguhnya. Sementara Augmented Reality
adalah teknologi yang mampu menghasilkan informasi dari kondisi lingkungan
sebenarnya, lalu
diproses secara digital dan digunakan untuk tujuan tertentu.

e. Additive Manufacturing. Teknologi ini merupakan otomatisasi proses produksi


melalui teknologi 3D (three dimensional). Hal ini memberi pengaruh positif pada
kecepatan pengolahan dan transportasi produk.

f. Distributed Manufacturing. Merupakan konsep penempatan lokasi produksi dan


pengintegrasian proses produksi, sehingga bisa berada sedekat mungkin dengan
konsumen untuk menjawab kebutuhan riil mereka. Tujuannya adalah untuk mencapai
economies of scale, sekaligus mengurangi beban biaya (cost efficiency).

Melalui penerapan teknologi modern, sektor industri tidak lagi semata-mata berfokus
pada pengembangan usaha dan peningkatan laba, melainkan juga pada pendayagunaan
dan optimalisasi setiap aktivitas, mulai dari pengadaan modal, proses produksi, hingga
layanan kepada konsumen (World economic Forum. Impact of the Fourth Industrial
Revolution on Supply Chains, October, 2017). Selain membawa dampak positif,
revolusi industri 4.0 juga memunculkan berbagai tantangan yang mesti dijawab. The
United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menekankan agar
kehadiran industri 4.0 bisa meningkatkan perekonomian negara-negara miskin dan

berkembang, sekaligus mendorong terwujudnya agenda-agenda pembangunan seperti


yang tertuang dalam the Sustainable Development Goals (SDGs).

Namun demikian UNIDO juga mengkhawatirkan terjadinya gap yang semakin besar
diantara negara-negara maju yang mampu mengaplikasikan teknologi modern, dengan
negaranegara miskin dan berkembang yang tertinggal dalam pengembangan teknologi.

Masalah yang tidak kalah penting adalah dampak penerapan teknologi terhadap peran
tenaga kerja serta pemeratan kesejahteraan. UNIDO menegaskan beberapa poin penting
terkait perkembangan industri 4.0, yakni:

a. industri 4.0 diharapkan memberi manfaat untuk kepentingan manusia, lingkungan,


dan kesejahteraan bersama.

b. industri 4.0 diharapkan mampu mendorong pengembangan kapasitas manusia ,


sehingga menjadi semakin terdidik dan terampil.

c. akses terhadap teknologi diharapkan terjangkau dengan mudah, sehingga bisa


diterapkan di semua negara.

d. kemajuan teknologi diharapkan mampu menghasilkan keterbukaan informasi.


e. kemajuan teknologi diharapkan bisa menggeser paradigma lama, dari persaingan
(competition) menjadi koneksi (connection) dan kerjasama (collaboration).

f. penerapan teknologi diharapkan mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan


upaya pelestarian lingkungan.

(UNIDO. Industry 4.0: Opportunities and Challenges of the New Industrial Revolution
for Developing Countries and Economies in Transition, Panel Discussion). Sementara
upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan di era revolusi industri
4.0, antara lain:

1. mengidentifikasi area strategis dalam rangka meningkatkan kecepatan, fleksibilitas,


produktivitas, dan kualitas output.

2. menganalisa dampak pemanfaatan teknologi dalam jangka panjang, terutama


terhadap serapan tenaga kerja dan lingkugan hidup.

3. mempersiapkan infrastruktur, serta program pendidikan dan keterampilan, sehingga


mampu meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam penguasaan teknologi.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa perubahan yang sangat penting terjadi dalam struktur
masyarakat Indonesia adalah dengan munculnya gerakan-gerakan emansipasi wanita.
Pengenalan masyarakat Indonesia dengan pendidikan Barat semakin membuka
cakrawala mereka tentang nasib bangsanya. Kemampuan mereka untuk membaca hasil-
hasil pemikiran yang berkembang di Barat secara langsung menumbuhkan kesadaran
tentang nasib bangsanya yang sedang mengalami penjajahan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] O. M. Febriani and A. S. Putra, “Sistem Informasi Monitoring Inventori Barang
Pada Balai Riset Standardisasi Industri Bandar Lampung,” J. Inform., vol. 13, no. 1, pp.
90–98, 2014.

[2] A. S. Putra, “Paperplain: Execution Fundamental Create Application With Borland


Delphi 7.0 University Of Mitra Indonesia,” 2018.

[3] A. S. Putra, “2018 Artikel Struktur Data, Audit Dan Jaringan Komputer,” 2018.

[4] A. S. Putra, “ALIAS MANAGER USED IN DATABASE DESKTOP STUDI


CASE DB DEMOS.”

[5] A. S. Putra, “COMPREHENSIVE SET OF PROFESSIONAL FOR

DISTRIBUTE COMPUTING.”

[6] A. S. Putra, “DATA ORIENTED RECOGNITION IN BORLAND DELPHI 7.0.”

[7] A. S. Putra, “EMBARCADERO DELPHI XE 2 IN GPUPOWERED


FIREMONKEY APPLICATION.”

[8] A. S. Putra, “HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM DUNIA


TEKNOLOGY BERBASIS REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”

[9] A. S. Putra, “IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANGAN UU. NO 31


TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI BERBASIS INFORMATION
TECHNOLOGY.”

[10] A. S. Putra, “IMPLEMENTATION OF PARADOX DBASE.”

[11] A. S. Putra, “IMPLEMENTATION OF TRADE SECRET CASE STUDY


SAMSUNG MOBILE PHONE.”

[12] A. S. Putra, “IMPLEMENTATION PATENT FOR APPLICATION WEB


BASED CASE STUDI WWW. PUBLIKLAMPUNG. COM.”

[13] A. S. Putra, “IMPLEMENTATION SYSTEM FIRST TO INVENT IN


DIGITALLY INDUSTRY.”

[14] A. S. Putra, “MANUAL REPORT & INTEGRATED DEVELOPMENT


ENVIRONMENT BORLAND DELPHI 7.0.”

[15] A. S. Putra, “PATENT AS RELEVAN SUPPORT RESEARCH.”


[16] A. S. Putra, “PATENT FOR RESEARCH STUDY CASE OF APPLE. Inc.”

[17] A. S. Putra, “PATENT PROTECTION FOR APPLICATION INVENT.”

[18] A. S. Putra, “QUICK REPORT IN PROPERTY PROGRAMMING.”

[19] A. S. Putra, “REVIEW CIRCUIT LAYOUT COMPONENT REQUIREMENT


ON ASUS NOTEBOOK.”

[20] A. S. Putra, “REVIEW TRADEMARK PATENT FOR INDUSTRIAL


TECHNOLOGY BASED 4.0.”

[21] A. S. Putra, “TOOLBAR COMPONENT PALLETTE IN OBJECT ORIENTED


PROGRAMMING.”

[22] A. S. Putra, “WORKING DIRECTORY SET FOR PARADOX 7.”

[23] A. S. Putra, “ZQUERY CONNECTION IMPLEMENTED PROGRAMMING


STUDI CASE PT. BANK BCA Tbk.”

[24] A. S. Putra, D. R. Aryanti, and I. Hartati, “Metode SAW (Simple Additive


Weighting) sebagai Sistem Pendukung Keputusan Guru Berprestasi (Studi Kasus: SMK
Global Surya),” in Prosiding Seminar Nasional Darmajaya, 2018, vol. 1, no. 1, pp. 85–
97.

[25] A. S. Putra and O. M. Febriani, “Knowledge Management Online Application in


PDAM Lampung Province,” in Prosiding International conference on Information
Technology and Business (ICITB), 2018, pp. 181–187.

[26] A. S. Putra, O. M. Febriani, and B. Bachry, “Implementasi Genetic Fuzzy System


Untuk Mengidentifikasi Hasil Curian Kendaraan Bermotor Di Polda Lampung,”
SIMADA (Jurnal Sist. Inf. dan Manaj. Basis Data), vol. 1, no. 1, pp. 21–30, 2018.

[27] A. S. Putra, H. Sukri, and K. Zuhri, “Sistem Monitoring Realtime Jaringan Irigasi
Desa (JIDES) Dengan Konsep Jaringan Sensor Nirkabel,” IJEIS (Indonesian J.
Electron. Instrum. Syst., vol. 8, no. 2, pp. 221–232.

[28] D. P. Sari, O. M. Febriani, and A. S. Putra, “Perancangan Sistem Informasi SDM


Berprestasi pada SD Global Surya,” in Prosiding Seminar Nasional Darmajaya, 2018,
vol. 1, no. 1, pp. 289–294.

Anda mungkin juga menyukai