Anda di halaman 1dari 12

KOTA INDUSTRI / KOTA KAPITALIS

KELOMPOK
JUWITA KAMAGI 17021102001
MARCELINO SOMPOTAN 17021102033
OGYA INKIRIWANG 17021102064
LATAR
BELAKANG
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun
1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta
memiliki dampak yang mendalam terhadap
kondisi social,ekonomi, dan budaya di dunia. 2 faktor yang melatar belakangi terjadinya revolusi
industri, yaitu :
Faktor Ekstern

•Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan abad 16


dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis
Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus,
Isaac Newton dan lain-lain.
•Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu:
•The Royal Society for Improving Natural
Knowledge
•The Royal Society of England (1662)
Faktor Intern:
•Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
•Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilikmodal
•Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
•Inggris, memiliki jajahan yang luas
•Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
•Munculnya paham ekonomi liberal
•Munculnya revolusi agraria yaitu perubahan sangat cepat dalam penataan tanah
dengan berlakunya metode baru dalam pertanian yaitu dengan:
1.pemagaran dan pengelolaan yang terus- menerus
2.pemupukan
3.irigasi
•Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan. Di Inggris banyak
berdiri kongsi dagang seperti : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.
Dengan demikian hukuman pidana bukan merupakan suatu hal yang mengadakan
norma hukum sendiri, namun sudah terletak pda norma lain serta sanksi pidana.
Diadakan untuk menguatkan ditaatinya sebuah norma-norma lainya itu. Sebagai contoh
norma agama dan kesusilaan.
Revolusi Industri dimulai dari Britania raya dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan
menyebar ke seluruh dunia.

Istilah "Revolusi Industri"


diperkenalkan oleh Friedrich
Engels dan Louis-Auguste
Blanqui.
DAMPAK REVOLUSI
INDUSTRI
Terjadinya perubahan terhadap industri dengan penggunaan
secara luas tenaga mesin yang menggantikan tenaga manusia.
Perubahan ini juga berdampak pada bidang seni, desain dan
arsitektur. Di mana terjadi pergeseran-pergeseran nilai dan
budaya serta munculnya kelas pekerja dalam masyarakat
sehingga menumbuhkan konsumerisme terhadap aneka barang
hasil industri.

Banyak pabrik” bermunculan serta dengan ditemukannya


mesin uap, pabrik tidak lagi dibangun di sepanjang sisi sungai
yang mengalir deras. Pengusaha sekarang cenderung
membangun pabrik di mana ada pasokan tenaga kerja yang
baik. Dan lokasi yang tepat untuk membangun pabrik adalah di
kota.
Revolusi Industri berpengaruh terhadap perluasan ukuran kota-
kota di Inggris. Pada 1695, populasi Inggris diperkirakan 5,5
juta. Pada 1801, tahun sensus pertama, jumlahnya 9,3 juta dan
pada 1841, 15,9 juta. Ini mewakili tingkat pertumbuhan 60%
hanya dalam 40 tahun.

Pada saat itu orang-orang pindah ke kota untuk mendapatkan akomodasi dan
pekerjaan. Kota-kota ini tidak siap untuk menampung masuknya ribuan orang
ke kota dalam waktu singkat misalnya kota-kota seperti Birmingham, Liverpool,
Manchester, dll.
Kota-kota ini membutuhkan rumah murah ketika Revolusi
Industri terus tumbuh. Ada beberapa peraturan bangunan saat
itu yang memang sering diabaikan. Pembangun memiliki
tangan bebas untuk membangun seperti yang mereka
inginkan. Laba menjadi motivator utama bagi
pembangun. Mereka tahu bahwa mereka yang datang ke kota
membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal. Karena itu,
sebuah rumah dibangun dengan cepat dan murah dan
sebanyak mungkin dibangun sebanyak mungkin.

Salah satu aturan yang ditetapkan pada masa itu adalah 3


dinding rumah harus dibagi dengan rumah di sampingnya guna
menghemat bahan material. Jenis rumah ini dinamakan back-
to-back house .
DEFINISI & TAHAPAN
PERKEMBANGAN KAPITALISME

Kapitalisme adalah hubungan produksi yang menggantikan


hubungan produksi berbasis kekerabatan dan perupetian

TAHAPAN:

1. Akumulasi - Proses penciptaan dan penumpukan nilai


lebih.
2. Konsentrasi - Proses memperluas skala usaha dengan
menginvestasikan kembali laba untuk mengejar profit
yang lebih besar.
3. Sentralisasi - Proses memperkuat fondasi dan
spektrum usaha. Berbeda dengan konsentrasi,
sentralisasi melewati proses yang lebih pendek, bahkan
seketika. Cara ini lazim dikenal dengan merger dan
akuisisi.
PUNCAK KELAHIRAN
KAPITALISME
Perkembangan ekonomi dan teknologi kemudian
melahirkan kesadaran baru dan keharusan perubahan.
Golongan yang berkepentingan akan perubahan (borjuis
dan petani tak bertanah) kemudian melakukan perjuangan
kelas melawan kelas lama yang dominan (bangsawan dan
rohaniawan gereja).

Di awali dari gerakan Waldenses, Martin Luther, Jean


Calvin hingga dipenggalnya kepala Louis XVI oleh gerakan
rakyat adalah titik balik dari peradaban dunia, yakni
Kapitalisme sebagai sebuah corak produksi, disusul dengan
munculnya Demokrasi sebagai sistem politik dan lahirnya
konsep Nation-State (Negara-bangsa).
Marx menyatakan bahwa “krisis” adalah penyakit bawaan dari
Kapitalisme. Karena kapitalisme memiliki kontradiksi-inheren
dimana pengejaran kapital, perluasan pasar, meningkatnya
komoditas namun menyisakan eksploitasi dan pemiskinan, yang
menyebabkan rendahnya daya beli (tingkat konsumsi) di sisi yang
lain.
Selama hampir 200 tahun kapitalisme telah bergerak melalui
sebuah siklus periodik kemakmuran dan kemerosotan (boom and
bust). 

Namun menurut Trotky, situasi tersebut adalah sebuah


transisi antara seluruh periode-periode perkembangan
kapitalis.
Tidak ada yang namanya “krisis akhir” kapitalisme. Siklus
boom-dan-bust selalu menjadi fitur konstan dari
kapitalisme. Kapitalisme akan selalu keluar bahkan dari
krisis ekonomi yang terdalam sekalipun.
Corak produksi Kapitalisme berwatak expanded reproduction. Dalam setiap tahapan
kapitalisme, perluasan skala geografis dari kegiatan produksi merupakan keharusan.
Secara dialektis, menurut Marx, tendensi (krisis) baik over accumulation atau over production
selalu diikuti kontratendensi (jalan keluar) supaya nafas sistem ini terus panjang.
Dan salah satu kontratendensi adalah ekspor kapital ke wilayah-wilayah baru, di mana
akumulasi menjadi mungkin, karena tersedia tenaga kerja murah, kemudahan memperoleh
bahan mentah, dan tidak ada atau lemahnya kompetitor. Marx menyebut ekspor kapital,
meliputi kapital industri, kapital keuangan (money-dealing capital), dan kapital komoditi
(commercial capital). 
Sehingga Imperialisme adalah bentuk jalan keluar kapitalisme untuk terhindar dari krisis.
Krisis kapitalisme merupakan landasan dari praktek Imperialisme
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai