Dosen Pengampu :
Dr. Sumardi, M.Hum
Jefri Rieski Triyanto, M.Pd.
Faktor Internal:
1. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
2. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilikmodal
3. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
4. Inggris, memiliki jajahan yang luas
5. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
6. Munculnya paham ekonomi liberal
7. Munculnya revolusi agraria yaitu perubahan sangat cepat dalam penataan tanah dengan
berlakunya metode baru dalam pertanian yaitu dengan:
1.pemagaran dan pengelolaan yang terus- menerus
2.pemupukan
3.irigasi
8. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan. Di Inggris banyak berdiri
kongsi dagang seperti : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.
Dengan demikian hukuman pidana bukan merupakan suatu hal yang mengadakan norma
hukum sendiri, namun sudah terletak pda norma lain serta sanksi pidana. Diadakan untuk
menguatkan ditaatinya sebuah norma-norma lainya itu. Sebagai contoh norma agama dan
kesusilaan.
Wujud Revolusi Industri
Pabrik pemintalan kapas
Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu yang
dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama “Jenny” yang diciptakan James Hargreaves,
pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di
temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian. Pada tahun 1779, Samuel Croupton
menggabungkan alat pemintal “Jenny”
Dengan karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama “Mule”. Salanjutnya, ditemukan juga
mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian.
Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal
benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin-mesin besar dan berat yang tidak bisa
dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya, disini perlu dana dan lahan yang
besar. Untuk itulah, maka pada pertama kalinya, tahun 1771, Ricard A, penemu mesin kerangka air,
mendirikan sebuah pabrik.
Pada perkembangan selanjutnya, dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai
penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesin-
mesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-
industri besar berikutnya.
Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin “sederhana”
sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api, kendaraan bermesin (otomobil),
navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat pertanian. Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan
industri baru untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut.
Penemuan –penemuan lainya :
1. John Kay menemukan kumparan terbang.
2. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
3. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
4. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya “Rocket” pada tahun 1829.
Pembuatan barang-barang dimulai dari tingkat kerajinan yang secara bertahap berkembang sebagai berikut:
Domestic System (kerajinan rumah tangga), ciri – cirinya adalah:
1. pengrajin membuat barang-barang di rumah masing-masing dan dikerjakan secara manual.
2. menggunakan alat produksi yang masih trasidional milik sendiri.
3. hasil produksi dijual kepada pengusaha
Industri Manufaktur
1. pekerja bekerja di rumah majikan dengan alat produksi yang masih digerakkan dengan tenaga
manusia
2. Jumlah pekerja sekitar 10 orang
3. rumah majikan berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat bekerja sekaligus tempat berjualan.
Factory System
1. memproduksi barang-barang secara masal
2. menggunakan mesin
3. tempat berproduksi di kawasan industri terpisah dengan tempat tinggal dan tempat penjualan
barang
Dampak Revolusi Industri
Dampak revolusi industri bagi umat manusia terasa dalam berbagai bidang, yaitu :
1. Munculnya industri secara besar-besaran.
2. Peningkatan mutu hidup, hidup menjadi lebih dinamis, manusia bisa menciptakan berbagai
produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Harga barang menjadi murah. Mengapa bisa murah? Coba bayangkan berapa ongkos produksi
sehelai baju yang diproduksi dengan mesin dibandingkan produksi dengan alat-alat tradisional!
4. Meningkatnya urbanisasi ke kota-kota industri.
5. Berkembangnya kapitalisme modern.
6. Golongan kapitalis mendesak pemerintah untuk menjalankan imperialisme modern.
Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan
timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan.
Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran sosialisme dan
revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini:
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan katolik
untuk menjadi pegawai negeri dan anggota parlemen . Sebelumnya berlaku Test Act sejak tahun
1673 yang melarang umat katolik menjadi pegawai negeri dan anggota Parlemen, sehingga mereka
banyak yang pindah terutama ke Amerika.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan:
a. Anak-anak yang berusia 9 tahun tidak boleh dipekerjakan sebagai buruh perusahaan dan
tambang.
b. Anak -anak di atas usia 9 tahun boleh bekerja 9 jam sehari dengan 2 jam mendapat pendidikan
dari majikan.
4. Pada tahun 1842 muncul undang-undang yang melarang kaum wanita dan anak-anak untuk bekerja
di perusahaan tambang. Mengapa demikian? karena keadaan yang menyedihkan seperti pada
gambar 1.6, mereka bekerja di lorong-lorong pertambangan yang gelap di bawah tanah dengan
badan dirantai. Bekerja lebih dari 10 jam per hari dengan gaji rendah.
5. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis dan penganggur agar tidak
berkeliaran. Bantuan bagi yang berusia lanjut serta perawatan bagi penganggur dan pengemis yang
cacat atau sakit.
Tujuan Revolusi Industri
1. Mencari Pemasaran
Industri secara besar-besaran menghasilkan barang sebagai produksi yang cukup banyak. Produksi yang
melimpah, perlu diusahakan pemasarannya. Pada mulanya pemasaran dilakukan dalam negeri, kemudian
dilakukan antarnegara industri. Ketika industri semakin berkembang pesat dan barang-barang produksi terus
bertambah, maka perlu dicari tempat pemasaran lain, yaitu di daerah jajahan. Dengan demikian daerah-
daerah jajahan dijadikan sebagai tempat pemasaran.
R. Palmer , Joel Colton. (1969). A History of The Modern World. New Yor: Alfared. A. Knopf. Third
Edition.
Sameko. (1982). Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. Jakarta : P.T Sastra Hudaya.
Nugroho Susanto. (2013). Sejarah Revolusi Industri di Dunia & Dunia Internasional. Yogyakarta, Penerbit
Widyaswara.
Redianto, A.H.,& Rafflesia Arnoldi, (2011) Sejarah Revolusi Inggris dan Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhinya. Journal Pendidikan dan Kebudayaan. php/. Sejarah / article / View / 445.