2. Faktor Internal
a. Keamanan dan politik dalam negeri Inggris yang mantap
Keadaan Inggris pada bidang politik dan keamanan yang
cukup aman pada abad ke-18 menjamin seluruh segi
kehidupan masyarakat Inggris sehingga mendukung
terjadinya revolusi industri berakibat pada sikap
masyarakat tanpa rasa takut menjalankan proses revolusi
industri. Revolusi Agung pada tahun 1688 juga
berpengaruh karena kebijakan Raja James II terkait
dengan kebijakan toleransi beragama pada 1685 dimana
Raja Inggris James II digulingkan oleh William III (Belanda)
dan parlemen dari Inggris. 6 Pada Revolusi Agung,
mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Rights
sehingga raja tunduk kepada undang-undang.
b. Mulai berkembangnya kegiatan wiraswasta dari
masyarakat kaya dan pemilik modal
Masyarakat wiraswasta dan pemilik modal yang
mendominasi kegiatan perekonomian Inggris ketika
revolusi industri memberikan suntikan semangat kegiatan
perekonomian di Inggris. Sehingga, dengan banyaknya
wiraswasta dan pemilik modal mendirikan perusahaan,
dapat mendukung terlaksananya revolusi industri.
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
4
Masyarakat Inggris sebelum adanya revolusi industri
masih menggunakan tenaga manusia dengan sistem
perdagangan menggunakan barter dan uang. kegiatan-
kegiatan produksi dilakukan di rumah-rumah atau
kerajinan rumah (home industry). Semakin lama, home
industri menarik minat masyarakat. Dengan begitu
kemampuan untuk memproduksi barang semakin tinggi.
Dari minat yang semakin tinggi inilah para pekerja
ditempatkan pada tempat khusus untuk memproduksi
barang.
d. Inggris memiliki jajahan yang luas
2. Bidang Sosial
a. Berkembangnya urbanisasi
Maraknya pabrik-pabrik di kota, menimbulakan terciptanya
lapangan pekerjaan baru, walaupun dengan gaji yang tidak
seberapa. Paling tidak dapat menambah penghasilan. Hal
tersebut yang mengakibatkan masyarakat Inggris untuk
berpindah dari desa ke kota karena dapat menjanjikan untuk
biaya hidup.
b. Upah buruh rendah
Semakin banyaknya arus urbanisasi ke kota, dan tenaga buruh
melimpah, maka pabrik-pabrik hanya mampu menggaji buruh
dengan gaji yang rendah. Jaminan sosial dari pihak pabrik pun
rendah, yang berakibat pada kehidupan buruh menjadi susah.
13
c. Muncul golongan pengusaha dan golongan buruh
Dalam dunia pabrik di Eropa, dikenal dengan istilah buruh dan
majikan, dengan kata lain terjadi golongan baru, yaitu buruh,
dimana sebelum adanya revolusi industri tidak dikenal istilah
buruh. Hal ini berdampak pada kesenjangan antara buruh dan
majikan.
d. Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru-hara di kota yang ditimbulkan
oleh penduduk kota miskin dan kaum buruh yang menuntut
perbaikan nasib rakyat dan buruh. Sehingga, pemerintah
mengeluarkan undang-undang diantaranya :
8832 Reform Bill of Rights (Undang- Kaum buruh
Undang Pembaharuan Pemilihan) mendapatkan hak-hak
perwakilan dalam
parlemen
8833 Factory Act (Undang-Undang Pabrik) Kaum buruh
mendapatkan jaminan
sosial, larangan
penggunaaan tenaga
kerja kanak-kanak dan
wanita di daerah
tambang bawah tanah
8834 Poor Law Act (Undang-Undang Fakir Didirikan pusat-pusat
Miskin) penampungan dan
perawatan para fakir
miskin sehingga tidak
berkeliaran.
14
3. Bidang Politik
a. Munculnya gerakan sosialis
Gerakan sosialis dibentuk oleh kaum buruh yang ingin merubah
nasib karena adanya perlakuan tidak adil oleh majikan. Gerakan
sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas More sang penulis
buku Utopia dan Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
b. Munculnya partai politik
Dibentuknya Labour Party (Partai Buruh) guna
mewadahinaspirasi kaum buruh. Hal ini semakin diperkuat
kedudukan kaum buruh di parlemen. Dengan para pengusaha
mendirikan Partai Liberal.
c. Munculnya imperialisme modern
Imperialisme modern yang muncul pertama kali di Inggris
sebagai pelopor mulai ikut campur dalam hal pemerintahan,
demi kelangsungan kepentingan industri/usahanya. Dengan
demikian, muncul imperialism modern yaitu perluasan daerah-
daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri
15
DAFTAR PUSTAKA