transisi terhadap proses industri baru di Eropa dan AS pada abad 18 dan 19 Revolusi
Industri terjadi pada periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan
secara besarbesaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya di dunia. ini menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang
Revolusi terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Singkatnya, revolusi industry
adalah masa dimana pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh
mesin.
Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh
Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. Revolusi
Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hamper setiap
aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal
peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan
belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat.
Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas,
bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami
pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah
terjadi sebelumnya".
Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1. Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan
Skotlandia,
2. Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia,
3. Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
4. sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham
gabungan perusahaan (korporasi), dan
5. adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan
manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis
menufaktur.
Awal mula Revolusi Industri masih diperdebatkan. T.S. Ashton menulisnya kira-kira
1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun
1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan
perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut
perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga
listrik.
Disamping itu, disertai adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian
lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England,
dan The French Academy of Science.
Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan
kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-
Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti
John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan
social yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.
Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah
Revolusi Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.
Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan
pertumbuhan ekonomi kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling
penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan
tumbuhan pada masa Neolitikum.
Etimologi Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat
oleh seorang utusan dari Paris bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli
1799, yang mana di saat itu dia menuliskan bahwa Prancis telah memasuki era
industrialise.
Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul: Keywords: A Vocabulary of Culture
and Society, Raymond Williams menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk
istilah "industri". Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan juga
radikal yang memengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah
revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau system
pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan
dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga
manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikian, barang-
barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Latar belakang Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkannya adalah sebagai berikut: Situasi politik yang
stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia
kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik
pajak berdasarkan atas persetujuan parlemen. Inggris kaya bahan tambang, seperti
batu bara, biji besi, timah, dan kaolin.
Di samping itu, wol juga sangat menunjang industri tekstil. Adanya penemuan baru di
bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil
produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
Sistem Domestik
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja
bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan,
kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan
kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara
kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas
dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
Manufaktur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja
agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya.
Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya
berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal
dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan
pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya
masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan
pesanan.
Sistem pabrik
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya
di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat
tersebut untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga
toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya
kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya
dibuat untuk dipasarkan. Berbagai jenis penemuan Adanya penemuan teknologi baru,
besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat
mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan
menghemat biaya. Penemuan-penemuan yang penting, antara lain sebagai berikut.
Penemuan bor benih oleh Jethro Tull pada tahun 1701 yang meningkatkan
produktivitas di sektor pertanian Eropa Barat.
Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733) yang mampu melakukan
proses pemintalan secara cepat. Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan
James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769), dipatenkan pada tahun 1770.
Dengan alat ini seseorang dapat memintal dengan delapan senar dalam satu kali
putaran sehingga memungkinkan produksi berlipat ganda.
Mesin tenun ciptaan Edmund Cartwight (1785). Temuan ini membuat kemacetan
dalam industri tekstil (lantaran jumlah pemintal dan penenun tidak seimbang) teratasi.
Cotton Gin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Eli Whitney (1793).
Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat
tercukupi.
Penemuan ini menjadi fasilitas pendukung pada pabrik kapas milik Samuel Slater di
Rhode Island yang menjadi era revolusi industry pertama bagi Amerika Serikat.
Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukis
pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan
tenaga manusia. Mesin uap, ciptaan James Watt (1769) dengan aplikasi pertamanya
pada alat untuk memompa air keluar dari sumber tambang batu bara lebih efisien.
Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan,
seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan
oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan
dengan mesin uap diciptakan oleh Robert Fulton (1814).
Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering
dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya,
semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II
dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya. Selain itu,
Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut:
Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan
besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
Tahun 1800 : Alessandro Volta penemu pertama baterai
Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.
Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan
baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama
Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini
berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya, Robert
Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah
digerakkan oleh mesin uap.
Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kereta uap
Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.
Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.
Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang
Dampak Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri
yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti,
Manchester, Liverpool, dan Birmingham yang menempati urutan
keempat, ketiga, dan kedua setelah London.
Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih
luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun
di negara-negara lain.
b
Garstecki 2014, hlm. 14.
23. ^ Kidner, Frank L.; Bucur, Maria;
Mathisen, Ralph; McKee, Sally;
Weeks, Theodore R. (2018-01-01).
The Global West: Connections &
Identities (dalam bahasa Inggris).
Cengage Learning. hlm. 515.
ISBN 978-1-337-67105-7.
24. ^ Hamen 2014, hlm. 20.
25. ^ "The Industrial Revolution
(article)" . Khan Academy (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal
2020-08-28.
2. ^ Hudson 1992, hlm. 151.
27. ^ Marcovitz 2013, hlm. 58-60.
2. ^ Humphries 2011, hlm. 34.
29. ^ Burnette 2008, hlm. 72.
30. ^ Zed, Mestika (31 Juli 2017).
"Warisan Penjajahan Belanda Di
Indonesia Pasca-Kolonial(Perspektif
Perubahan Dan Kesinambungan)" .
DIAKRONIKA. 17 (1): 93.
doi:10.24036/diakronika/vol17iss1/18
.
31. ^ Syafaah, Aah (Juni 2018). "Kelas
Sosial Dalam Sistem Landeliijk
Stelsel Masa Raffles (1811-1816)" .
TAMADDUN Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam. 6 (1): 138.
doi:10.24235/tamaddun.v6i1.3252.
g2056 .
32. ^ "17 AGUSTUS - Seri Sejarah
Nasional : Tanam Paksa" .
Tribunnewswiki.com. Diakses
tanggal 2020-08-31.
33. ^ Yuliati, Yuliati (Juli 2013). "Dampak
Kebijakan Kolonial Di Jawa" . Sejarah
dan Budaya. 7 (1): 97.
34. ^ "Tujuan Tanam Paksa, Pengertian
dan Sejarah Diberlakukannya" .
merdeka.com (dalam bahasa
Inggris). Diakses tanggal
2020-08-31.
35. ^ Sondarika, Wulan (2015). "Dampak
Culturstelsel (Tanam Paksa) Bagi
Masyarakat Indonesia dari Tahun
1830-1870" . Jurnal Artefak. 3 (1):
60. doi:10.25157/ja.v3i1.337 .
3. ^ Kurniawan, Hendra (September
2014). "Dampak Sistem Tanam
Paksa terhadap Dinamika
Perekonomian Petani Jawa 18301870"
(PDF). SOCIA Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial. 11 (2): 168.
doi:10.21831/socia.v11i2.5301 .
37. ^ "Indonesia Sejarah Masa
Penjajahan Belanda | Indonesia
Investments" . www.indonesiainvestments.com.
Diakses
tanggal
2020-08-28.
Daftar Pustaka
Garstecki, Julia (2014). Daily Life in US
History, Life During the Industrial Revolution.
Minnesota: Abdo Publishing.
ISBN 9781624036279.
Marcovitz, Hal (2013). Understanding World
History, The Industrial Revolution. San Diego,
California: Reference Point Press.
ISBN 9781601526014.
Hudson, Pat (1992). The Industrial
Revolution. USA: Bloomsbury Academic.
ISBN 9781474225489.
Allen, Robert C (2009). The British Industrial
Revolution in Global Perspective. New York:
Cambridge University Press.
ISBN 9780521868273.
Burnette, Joyce (2008). Gender, Work, And
Wages in Industrial Revolution British. New
York: Cambridge University Press.
ISBN 9780511393501.
Hamen, Susan (2014). America Enters The
Industrial Revolution. Minnesota: Rourke
Educational Media. ISBN 9781621699316.
Humphries, Jane (2011). Childhood And
Child Labour In The British Industrial
Revolution. New York: Cambridge University
Press. ISBN 9780521847568.
Luiten, Jan (2009). The Long Road To The
Industrial Revolution. The European
Economy In A Global Perspective. Leiden:
Brill. ISBN 9789004175174.
Mokyr, Joel (1999). The British Industrial
Revolution An Economic Perspective. United
Kingdom: Westview Press.
ISBN 081333389X.
Lihat pula
Sejarah ekonomi Britania
Industrialisasi
Revolusi
Kapitalisme pada abad ke-19
Globalisasi
Perdagangan Internasional
Revolusi besar lain dalam sejarah
Revolusi Industri Kedua
Revolusi Prancis
Revolusi Amerika
…
…
Revolusi Komunis Tiongkok
Revolusi Rusia
Revolusi Mesir
Revolusi Indonesia
Pranala luar
Internet Modern History Sourcebook:
Industrial Revolution
BBC History Home Page: Industrial
Revolution
National Museum of Science and Industry
website: machines and personalities
[1]
…
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Revolusi_Industri&oldid=17862068"
Terakhir disunt ing 30 hari yang lalu oleh Enjoyer of World
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.