Anda di halaman 1dari 17

Kristologi

Pokok Dogma Kritologi dalam ilmu


teologi

Kristologi adalah cabang ilmu t eologi yang membicarakan t ent ang posisi Yesus Krist us di
dalam agama Krist en.[2] Makna kehadiran Krist us bagi orang Krist en diyakini sebagai pemelihara
dan penyelamat dunia t erkait dengan set iap persoalan hidup.[3] Tema-t ema sepert i feminisme,
Teologi pembebasan at au kemerdekaan adalah t ema-t ema yang saat ini sedang populer pada
zaman modern, di mana umat Krist en t erus merenungkan makna Krist us it u.[3] Tema-t ema it u
disebabkan adanya penindasan oleh perang, "eksklusivisme", kesenjangan sosial di masyarakat ,
dan sist em negara yang t erkadang t idak adil pada seluruh cipt aan, t ermasuk alam.[4][5]
Krist ologi yang dihayat i dalam kondisi alam yang rusak karena pemanasan global disebut
Krist ologi Ekologi.[6][7] Krist ologi yang berfokus pada seluruh cipt aan disebut Krist ologi
Kosmik.[7] Bahkan ada yang menguraikan delapan belas gambaran t erkait Yesus Krist us dengan
budaya adat -ist iadat yang t erus berubah.[5]
Stained glass window of Saint Peter proclaiming Jesus, in Luke 9:20: "But who do you say that I am?" Peter answered:
"The Christ of God".[1]

Kristologi dalam Ilmu Teologi

Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Krist ologi dimasukkan dalam rumpun Teologi
Sist emat ika-Dogmat ika.[2].[8][9] Krist ologi bagi umat Krist en merupakan penyat aaan (wahyu)
Allah kepada manusia melalui kedat angan Krist us.[4] Kat a 'Krist ologi' berasal dari bahasa Yunani,
Χριστός= krist os = Krist us dan λόγος =logos = logi = kat a-kat a = ilmu, singkat nya; Ilmu
t ent ang Krist us, pembicaraan t ent ang Krist us ini t erkait dengan umat Krist en memahaminya
dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan
it ulah maka t erus digelut i karena masih relevan dengan masalah-masalah di set iap zaman.[2]
Krist ologi dan ajaran Trinit as t idak dapat dipisahkan sat u t erhadap yang lainnya, baik dalam
sejarah, sist emat ika dan dogmat ika.[8][10] Selain it u, aspek pent ing lain yang menyert ai
pembicaraan ini adalah mengenai keselamat an at au sot eriologi.[2]
Pembicaraan t ent ang Krist us merupakan ajaran Krist en yang mempercayai Yesus Krist us
sebagai Tuhan.[11] Perdebat an t ent ang Ket uhanan Yesus masih berlangsung sampai saat ini
(set idaknya pada beberapa kalangan).[3][9] Adanya perdebat an seput ar paham Trinit as (Allah
Bapa, Put era dan Roh Kudus) yang berbeda-beda,[9] ut amanya t ampak dalam pemikiran Ireneus,
Tert ulianus dan Origenes pada masa lampau.[9][12] Sampai saat ini masih ada perdebat an
t ent ang keilahian mengenai kemanusiaan Krist us dan Keilahian Krist us t erus t erjadi.[13]
Set idaknya bisa diket ahui dari uraian seorang t okoh dalam Gereja Kat olik Roma, Karl Rahner
pada t ahun 1960an yang menegaskan kembali bahwa Yesus adalah serat us persen Allah dan
serat us persen manusia.[13] Di Indonesia, dapat dibandingkan pendapat dari dua orang t eolog,
Joas Adipraset ya dalam bukunya Berdamai dengan Salib yang menggugat Ionaes Rahmat
dalam buku Soteriologi Salib.

Kristus sebagai Mesias

Empat Penginil, oleh Pieter Soutman, Abad ke-17.

Melalui pendekat an biblis at au Hermeneut ika Alkit ab, dit emui sebut an bahwa Yesus adalah
Mesias.[3] Hal ini diperoleh dari Alkit ab, khususnya dalam Perjanjian Baru (Bahasa Yunani; Krist us)
yang pada Perjanjian Lama disebut Mesias (Bahasa Ibrani.[3]

Mesias dalam Perjanjian Lama

Mesias dalam Perjanjian Lama berart i keluarga Daud, raja yang selalu berjaya digant ikan Mesias
dalam Perjanjian Baru menjadi raja yang dibangkit kan dari kemat ian.[3] Raja kerajaan yang gilang
gemilang pada masa akhir dan menjadi pemimpin religius, bukan pemimpin polit ik.[14]

Kat a "Krist us" memiliki art i yang sama dengan Mesias yang art inya adalah "Yang Diurapi".[14] Di
dalam ajaran Krist en, kelahiran Yesus sudah dinubuat kan semenjak zaman nabi-nabi dalam
Alkit ab Perjanjian Lama: Nat an, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hagai dan Zakharia.[14] Mesias di
dalam Perjanjian Lama dinant i oleh orang Israel unt uk memulihkan bangsa Israel dari berbagai
masalah, t erut ama polit ik.[14] Jadi hadirnya Mesias adalah sebagai "solusi" dalam masa krisis;
Masa Israel dit awan oleh bangsa-bangsa lain.[14]

Mesias dalam Perjanjian Baru

Dari berbagai ist ilah t ent ang Krist us pada orang-orang pada masa Awal Masehi sudah
beragam.[3] Informasi lain, Yesus disebut sebagai Mesias dari Israel, Mesias adalah Krist us
disebut kan Paulus sebanyak 270 kali dan variasi nama Yesus Krist us at au Krist us Yesus
sebanyak 109 kali.[4] Nama it u menunjuk pada: Allah, Tuhan at au kat a gant i yang menjurus pada
Allah.[4]

“ Ia bert anya pada mereka, "Tet api apa kat amu, siapakah Aku ini?"

Pet rus menjawab, "Engkau adalah Mesias (bahasa Inggris: You are The Christ.)

— Markus 8:29 (http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&version=tb&book=Markus&chapter=8#2
9)

Demikian juga kat a Mart a dalam Injil Yohanes:

“ Engkau adalah Mesias, Anak Allah, Dia yang dat ang ke dalam dunia

— Yohanes 11:27 (http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&version=tb&book=Yohanes&chapter=11
#27)

Injil Yohanes dilihat sangat khusus dalam pandangan Krist ologi, bahwa Firman at au λόγος, Allah
sendiri menjadi manusia, dalam wujud Krist us.[11] Di sini dijelaskan bahwa Krist us yang adalah
Yesus it u adalah Allah sendiri, Ket uhanan Yesus merupakan pusat Teologi Perjanjian Baru,
menurut Miller, "Yesus adalah Allah".[11]

Kristologi dari Zaman ke Zaman

Abad Pertama Masehi (Kristologi menurut Perjanjian Baru)

Krist ologi yang dit emukan dari Injil berpusat pada sejarah kehidupan Yesus dalam t indakan-
t indakannya.[3][4] Hal t ersebut dapat dilihat melalui beberapa pernyat aan t okoh-t okoh di dalam
kit ab-kit ab Perjanjian Baru: .[3][4]
Jawaban-jawaban t ent ang siapa Yesus, adalah sebagai
berikut :[4]

Paulus: Yesus adalah Krist us yang disalibkan dan dibangkit kan.[4]

Markus: Yesus adalah Mesias.[4]


Mat ius: Yesus adalah Musa baru, pengajar hukum baru.[4]

Lukas: Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, adalah Juru Selamat semua orang.[4]

Yohanes - Yesus adalah Sabda Allah yang menjelma sebagai manusia.[4]

Yesus pada zaman-Nya dikenal sebagai orang Nazaret yang bert indak revolusioner, sebagai
orang Yahudi yang melampaui Hukum Taurat .[3] Dari ajaran-ajarannya it ulah, orang-orang
(Krist en) dari zaman Perjanjian Baru hingga saat ini mempercayai-Nya sebagai Tuhan.[3]

Kristologi Abad 2 - 11)

Pada abad kedua, Krist ologi belum t erlalu diperdebat kan, t et api sudah t erdapat pert anyaan-
pert anyaan ont ologis t ent ang Ket uhanan Yesus.[3] Masyarakat wakt u it u ingin sekali
menget ahui siapa Yesus sebenarnya, dalam kait annya dengan Allah.[3] Kemudian secara hakikat ,
t erdapat t okoh bernama Arius yang mengat akan bahwa Allah t et ap Allah, dan hanya ada sat u,
Allah t idak mungkin ada bersat u (sehakikat ) dengan sesuat u yang t erbat as. Menyebut Yesus
"Allah" sama art inya menghujat Allah karena yang ilahi dan t ak t erbat as disat ukan dengan yang
jasmani dan t erbat as.[3]

Kristologi-Logos

Kristologi-Logos ini t erdapat dalam Injil Yohanes 1:1-4 bahwa fungsi logos ada dua:
kosmomologis yait u sebagai pencipt aan dan revelat oris-sot eriologis yang art inya Penyelamat
melalui Pewahyuan.[8] Sant o Ignat ius dari Ant iokhia menyebut kan Yesus "Sang Logos" yang
mana Logos (sabda) it u t idak lagi berdiam diri, melainkan menyat akan diri unt uk
menyelamat kan.[8] Jadi bagi Ignat ius, Sabda adalah keseluruhan t ujuan komunikasi, revelat oris-
sot eriologis, bukan fungsi kosmologis.[8] Ajaran Krist ologis-Logos ini ada dua, yait u yang klasik
dan yang modern.[8]

Arianisme

Arianisme adalah ajaran yang dikeluarkan oleh Uskup Arius pada t ahun 300.[8] Dist er
menganggapnya sebagai kecenderungan manusia unt uk mempersempit mist eri Allah.[8] Arius
menganggap Yesus sebagai cipt aan saja, walaupun paling agung, hal ini dipengaruhi dengan
gambaran Allah pada dirinya, lalu dia menyimpulkan "Yesus bukan Allah".[8]

Nestorianisme

Nestorianisme adalah ajaran yang dikeluarkan oleh Uskup Nest orius pada t ahun 400.[8]
Menurut Nest orius, Put ra Allah di surga dan manusia Yesus di bumi bukanlah sat u pribadi yang
sama, melainkan dua pribadi.[8] Keduanya memang berkait an sat u sama lain, t et api t oh t inggal
t et ap dua.[8] Akal budi manusia ingin mempert ahankan gambaran Allah yang "murni", surgawi dan
rohani.[8] Maka Allah Put ra dipisahkan dari Yesus yang pernah berkeliling di dunia ini.[8]

Monofisitisme

Monofisitisme adalah ajaran yang meyakini bahwa Yesus hanya sat u kodrat , yait u ilahi.[8]
Monofisit berasal dari Bahasa Yunani, νόμος yait u sat u, dan φύσης berart i kodrat , jadi Krist us
hanya memiliki sat u kodrat , hal ini bert ent angan dengan Nest orianisme.[8] Yesus yang berjalan-
jalan di bumi sebenarnya adalah Allah, kemanusiaan Yesus dianggap hanya semu saja.[8]

Kristologi pada Abad 4 dan 5 Masehi di mana Konsili Nikaia (Nicea), Efesus dan Khalsedon
adalah dokt rin Krist us yand dirumuskan pada t iga konsili it u.[3] Konsili Nicea, Efesus dan
Khalsedon adalah upaya unt uk membela iman mereka dari berbagai pengajaran di at as.[8]

Konsili-Konsili

Konsili Pertama Nicea

Konsili Nicea (325)


Dalam Konsili Nicea, para uskup dari Gereja Timur memut uskan bahwa
sebut an Allah digunakan bukanlah unt uk kehormat an saja.[3] Dalam Syahadat Nicea yang masih
didaraskan dan dinyanyikan gereja dewasa ini, Yesus diakui sebagai "Allah dari Allah, Terang dari
Terang, Allah benar dari Allah benar; dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa." [3] "Jika
syahadat ini t idak benar, kit a t idak akan diselamat kan oleh Yesus," demikian kat a mereka.[3]
Konsili Nicea memelihara Gereja dari bidaah Arianisme.[8] Yesus dari Nazaret , Sang Krist us, Allah
bet ul-bet ul menyat akan diri di bumi ini.[8]Konsili Kontantinopel pada t ahun 381 juga berpikir
demikian, para uskup dari Timur berpikir bahwa umat Krist en diselamat kan oleh Allah yang
mengambil sepenuh-penuhnya apa yang menjadi sifat kodrat manusia.[3] Jika ada sesuat u yang
t idak diambil dalam penjelmaan, maka sesuat u it u t idak dit ebus.[3] Maka, Yesus benar-benar
seut uhnya manusia menjadi kebenaran yang menyelamat kan.[3] Maka Konsili ini meneguhkan
pandangannya dalam Syahadat Nicea Konst ant inopel

Namun di lain pihak ada beberapa pandangan yang dianggap menekankan keilahian Yesus dan
kurang menekankan bahwa Ia benar-benar manusia.[3]

“ Sebab Ia makan, bukan unt uk keperluan t ubuh, yang kesegaran dan keut uhannya
dijaga oleh suat u daya kekuat an suci, t et api unt uk keperluan agar mereka yang
ada bersama-Nya t idak mempunyai pikiran yang lain t ent ang diri-Nya ”
— Klemens dari Aleksandria

“ Tuhan kit a merasakan berat nya t ekanan penderit aan t et api t idak merasakan
sakit nya; paku-paku menembus daging-Nya sepert i suat u benda melewat i udara
t anpa rasa sakit ”
— Hilarius dari Poitiers

Konsili Efesus
Konsili Efesus t ahun 431 memelihara gereja dari bidaah Nest orianisme.[8] Konsili
Efesus mewart akan bahwa - bet apapun besarnya kodrat Ilahi dan kodrat insani - hanya ada
sat u pribadi saja dalam Yesus Krist us, di dalam manusia Yesus set iap orang menemukan Allah.[8]
Unt uk mengungkapkan mist eri Krist us ini dengan set egas-t egasnya, maka Konsili Efesus
memberikan gelar Theot okos kepada Maria, art inya "Bunda Allah".[8]

Konsili Khalsedon
Konsili Khalsedon t ahun 451 memelihara gereja dari bidaah monofisit isme.[8]
Jika Nest orianisme mengat akan sat u pribadi Yesus hanya Ilahi saja, maka Konsili Khalsedon
mengggarisbawahi kemanusiaan Yesus dengan menegaskan bahwa dalam diri Yesus yang sat u
dan t unggal it u hadirlah bukan saja kodrat ilahi, t et api juga kodrat insani seluruhnya (lihat :
Persat uan hipost asis).[8] Di dalam manusia yang sungguh-sungguh, t ampak pula Allah yang
sungguh-sungguh.[8] Sama luhurnya dengan Allah yang dekat , t ergerak oleh belas kasihan,
berjuang melawan kejahat an.[8] Di sini, keilahian dan kemanusiaan Yesus t idak t ercampur, t idak
t ergant ikan, t idak t erpisahkan, t idak t erbagi.[15] Jadi, Yesus adalah simbol Allah, kat a Roger
Haight .[15]

Dari ket iga pernyat aan Magist erium Gereja mengenai krist ologis, maka mist eri Allah menjadi
t erbuka, t idak dipersempit oleh akal budi, orang Krist en menemukan int i sari mist eri Allah yang
sebenarnya.[8] Hat i manusiawi Yesus it u hat i Allah.[8]

Abad Pertengahan

Selama Abad pert engahan hingga masa Reformasi Prot est an, ajaran t ent ang Krist us t idak
t erlalu banyak berkembang, dit andai dengan t afsir filsafat saja oleh orang-orang Yunani.[16]
Lut her dididik dalam t eologi Skolast ik, t et api karena pengaruh (yang menurut nya) dari Bapa
Gereja Agust inus, dia kemudian merencanakan sebuah perubahan besar.[16] Ia menolak
Skolast ik bukan karena met odenya, t et api karena isi ajarannya.[16] Dengan Roma 1:16-17 dia
menemukan "Keadilan Allah" (iustitia Dei)di mana menurut nya sudah t idak ada lagi pada Gereja
Roma.[16] Lut her mengklaim bahwa keadilan Allah adalah bahwa set iap manusia dihukum sesuai
dengan perbuat annya, t et api diselamat kan oleh kasih karunia Allah di dalam Krist us.[16]
Pengakuan t ert inggi bahwa Krist us yang benar it u mampu menyelamat kan manusia yang
berdosa sebagai ajaran yang t ert inggi.[16]

Modern

Teologi umumnya mengikut i perkembangan, t idak komprehensif namun frament aris,


kont ekst ual, mult ikult ural, dapat dit erima oleh budaya set empat .[17] Teologi Krist en yang
berpusat pada krist ologi juga demikian, perjumpaan dengan Krist us selalu dialami dalam
kont eks t ert ent u, mengindahkan kenyat aan hidup umat (Krist en) yang dilayani yang berada
dalam pluralisme kont eks.[17]

Krist ologi dalam perjumpaan dengan umat beragama lain dapat membant u umat Krist en
membaca Krist us dengan lebih luas, Krist us dalam Filipi 2:7-8 menyat akan Krist us sebagai
manusia, bahkan hamba.< [17] Ini koment ar dari umat Buddha di Srilanka.[17] Dari Umat Islam,
Yesus dianggap Nabi, mengikut i Yesus berart i mengikut i nabi dan hidup profet is, menjadi saksi
Allah dalam berbela rasa t erhadap penderit aan mansuia.[17] Krist us bukan milik ekslusif Gereja
lagi, t et api t erbuka bagi kehidupan universal.[17]

Isu-isu pada zaman modern yang seharusnya dapat dijawab oleh Krist ologi sangat beragam,
pluralisme, kemiskinan, perang, penderit aan, bencana alam dsb.[17][18] John Hick mengut ip
pandangan Knit t er t ent ang keunikan Yesus dalam lima hal; 1. Agama lain mungkin juga menjadi
bagian dari karya Allah yang ingin menyelamat kan manusia, t et api t idak senyat a-nyat a sepert i
Krist us, agama lain lebih pada kemungkinan-kemungkinan at au probabilitas.[18] 2. Dalam dialog
ant ar iman: Krist us sebagai wahyu sangat lah kuat , bahkan t erus membuka ruang unt uk
didiskusikan.[18] 3. Allah sungguh-sungguh berkarya dalam Krist us[18] 4. Krist us Memedulikan
keadilan sosial, dan di sini kasih Krist us dilihat secara hubungan mut ualis karena kasih-Nya
dibut uhkan dalam sit uasi ini, yait u sebagai pembebas.[18] Dalam pandangan Yesus sebagai Anak
Allah adalah Juruselamat secara universal.[18] 5. Tuhan sebagai muara akhir yang t ransenden
dan mist eri, hal ini melengkapi krit eria Tuhan yang t idak bisa dijangkau manusia.[18] Krist ologi
sangat bersifat soteriologis kontekstual yang membangun suat u komunit as manusiawi ant ar
iman.[17] Krist ologi juga dit emukan dalam Christo-Praxis dan Christo-doxi yang t erus menerus
dan kont ekst ual.[19] Di sini Krist ologi dihadapkan pada mamon yait u kekuat an mat erialisme
yang membawa kehidupan berpusat pada hart a benda.[19]
Kristologi Feminis

Kristologi Feminis adalah Krist ologi yang memakai pendekat an feminis, yakni dari kacamat a
ket idakadilan, penindasan dan penderit aan.[17] Krist ologi ini dibagi menjadi dua; di Barat disebut
Krist ologi ekofeminis dan di Timur disebut Krist ologi feminis Kosmis.[17] Allah umat Krist en
yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki karena dalam diri Yesus yang laki-laki kemudian
digeser menjadi Krist us yang menyimbulkan keduanya.[17] Kat a logos yang t adinya dalam Injil
Yohanes 4:1-42 adalah maskulin yang menjadikan kecenderungan pat riarkal, maka dipahami
sebagai sofia dalam perspekt if feminis.[17] Hal ini diperoleh dari kehidupan Yesus yang sangat
menghargai kaum perempuan, dalam karya-karyanya, bahkan ket ika Dia bangkit , perempuanlah
yang pert ama kali melihat kuburnya yang kosong.[17]
Simbol sofia digunakan oleh Paulus unt uk
menggambarkan Yesus sebagi hikmat Allah dalam I Korint us 1:24[17] Krist ologi feminis-kosmis
mengajak umat Krist en unt uk mendengarkan korban ket idakadilan dan mengint ernalisasikan
jerit an it u menuju praksis solidarit as.[17]

Dimensi Kristologi

Ketuhanan Yesus (Keilahian Krist us)


"Yesus adalah Tuhan", hal ini diyakini umat Krist en dan
Kat olik.[13] Ini problem t erbesar bagi orang Krist en ket ika diperhadapkan dengan orang-orang
beragama lain.[13] Inilah yang membedakan umat lain, sebab t idak sama dengan t okoh-t okoh
panut an agama lain sepert i Krisna, Muhammad, Sang Budha, Konfusius at au Lao Tse.[13] Namun
Yesus Krist us diyakini umat Krist en sebagai sat u-sat unya jalan keselamat an.[13]
Keilahian
Krist us adalah hakikat Krist us sebagai Tuhan. Sebut an "Tuhan Yesus" dimulai dari t eologi di
negara-negara Barat . "Lord Jesus" diart ikan Tuhan Yesus.

Kemanusiaan Yesus

Yesus manusia dari Buku Imanuel karya Tom Jacobs


Pada abad-abad pert ama dan kedua, para Bapa Gereja dianggap lebih memikirkan hakikat
keilahian Krist us, t idak t erlalu dijelaskan t ent ang kemanusiaan-Nya.[10] Sepert i yang diyakini
oleh At hanasius yang mengakui jiwa Krist us, t et api t idak menekankan kemanusiaan Krist us, dia
berpusat pada sot eriologi melalui logos it u.[20] Namun pembicaraan dalam masyarakat
sangat lah kuat akan hakikat , yait u "se-hakikat " (homo-usios), at au serupa hakekat nya (homoi
usios), at au serupa saja (homoios)[20] Pernyat aan pert ama oleh Konst ant inopel, dengan filsafat
Yunani, bahwa Krist us t idak akan bisa menyelamat kan manusia sebagai Allah, kalau dia t idak
juga menjadi manusia.[16] Hal ini bert olak dari Injil-Injil yang mencerit akan Yesus sebagai
manusia.[16] Jadi manusia sebenarnya dapat diilahikan melalui persat uan dengan Krist us melaui
Perjamuan Kudus.[16] Namun paham ini dit olak oleh seseorang bernama Apollinaris dari
Laodicea yang menyat akan bahwa dalam kemanusiaan Krist us Logos ilahi menggant ikan akal
budi manusiawi, dan mengurangi kemanusiaan dalam Krist us.[16] Ia segera menyadari bahaya
yang memporak-porandakan kesat uan keilahian dan kemanusiaan Krist us. Sebagai seorang
yang t eguh mempert ahankan konfesi Nicea dan t eman seperjuangannya At hanasius. Dia
menolak hakikat Krist us sebagai manusia.[10] Namun kayakinan ini nant i akan mengalami
penent angan oleh Konsili-konsili (Efesus dan Khalsedon)yang mengut uknya, sehingga
pengikut nya kembali ke gerja resmi dan sebagian mengikut i dalil monofisit isme.[10][21] Ajarannya
disebut oleh Gereja Roma dekat dengan doket isme.[21] Ajaran ini dikuat irkan oleh Konsili
Khalsedon dengan alasan jika Krist us t idak sepenuh-penuhnya manusia, maka must ahil manusia
dipersat ukan dengan Allah. Sejarah gereja Oleh [22]Nest orius dari Cyrillus juga t idak mengakui
hakikat kemanusiaan Krist us, apalagi ada sebut an Bunda Allah bagi Maria, hal ini t idak masuk
akal banginya.[22] Jika Yesus melakukan t indakan yang penuh kuasa (mujizat ) maka sebenarnya
yang bert indak adalah Allah, jika Yesus sengsara dan mengalami mat i, maka dia adalah
manusia.[22] Namun hal ini bukanlah merupakan keesaan, melainkan keduaan, sebab hakikat
mereka t idaklah sama.[22] Yang sama ant ar Yesus dan Allah adalah kehendaknya, sebab Merek
berkasih-kasihan, kat anya.[22]

Maka unt uk meredam semua perdebat an yang sudah sangat memuncak ini, diadakanlah Konsili
Khalsedon di seberang Konst ant inopel, dengan pernyat aan:[22]

“ Krist us bukan bert abiat sat u (Alexandria) namun juga bukan bert abiat dua
(Ant iokhia) melainkan, "Ia bert abiat dua dalam sat u oknum", kedua t abiat ini
"tidak bercampur dan tidak berubah" (melawan Eut yches) dan "tidak terbagi dan
tidak terpisah" (melawan Nest orius) Dengan demikian Gereja mengaku bahwa
sebenarnya keadaan Yesus Krist us it u t inggal sat u rahasia yang t idak dapat
dipahami oleh akal budi manusia ”
Pendamaian Kristus
Pendamaian Krist us berart i Krist us sebagai pendamai ant ara Allah dengan manusia.[23]
Pendamaian ini diperlukan karena hubungan manusia dan Allah sudah put us disebabkan dosa-
dosa manusia.[21] Ant ara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa t erdapat jarak yang
memisahkan.[21] Jadi Krist us diut us unt uk dat ang ke dunia, sehingga hubungan it u bisa
dipulihkan.[21] Makna Krist us sebagai Sang Pendamai dilalui dengan perist iwa penyalibannya di
bukit Golgot a.[21] Dari perist iwa inilah Krist ologi t erkait pendamaian yang dilakukan Krist us di
kayu salib dibicarakan.[21][23]

Kristus Sang Pembebas

Krist us Sang Pembebas adalah makna yang selalu hadir t erkait dengan penderit aan yang ingin
dient askan oleh Krist us.[24] Mulai dari ist ilah Mesias dalam Perjanjian Lama dan Krist us dalam
Perjanjian Baru, selalu dikait kan sebagai pembebas.[24] Kemat ian Krist us di kayu Salib adalah
wujud t indakan Allah unt uk menebus dosa manusia t erkait akibat dosa yait u maut .[24][25]

Tokoh-tokoh Kristologi

Para pemikir yang menghuni pada 'ruang' pemikiran Krist ologi ini sangat banyak, t erbent ang dari
Bapa-bapa Gereja abad kedua, Abad ke empat , reformasi bahkan hingga sekarang.

Anselmus dari Cantebury

Anselmus adalah t eolog dan filsuf yang hidup pada Abad Pert engahan.[21] Berasal dat i It alia,
t erkenal dengan pemikiran Skolast isismenya.[21] Karya yang paling t erkenal berjudul Cur Deus
Homo (Mengapa Allah menjadi Manusia).[21] Di dalam kont eks sosiologis feodalisme, Anselmus
menelaah mengapa Allah menjadi manusia dan harus mat i unt uk menyelamat kan manusia, dan
mempert anyakan apakah t idak ada cara lain unt uk meyelamat kan.[3][21] Menurut Anselmus,
Yesus Krist us wafat unt uk melakukan silih (gant i) at as dosa; t anpa penyilihan it u t at anan alam
semest a akan kacau balau unt uk selamanya.[3][21] Dengan jalan it u, baik keadilan, anugerah
maupun kasih Allah dipenuhi dan disempurnakan.[21] Anselmus memulai t eologinya dari
keyakinannya bahwa seseorang bisa bert eologi hanya set elah dia beriman [21] fides quarens
intellectum. Iman ini mencakup sikap iman fides qua creditur maupun isi iman fides quae
creditur.[17] Dengan demikian, objek t eologi sebenarnya adalah perist iwa perjumpaan dan
komunikasi Allah dan manusia berlangsung melalui Yesus Krist us dalam Roh Kudus merupakan
realit as dinamik yang t erus berlangsung di seluruh sejarah Gereja.[17]
Thomas Aquinas (1225-1274)
Thomas Aquinas adalah t okoh Skolast ik yang t erbesar pada abad pert engahan dari It alia.[21]
Ia adalah seorang Kat olik yang saleh, mengenyam pendidikan di berbagai sekolah Kat olik dan
mengajar Filsafat dan Teologi di Paris.[21] Pemikirannya t ent ang kodrat manusia adalah, bahwa
manusia menjadi t idak sempurna ket ika jat uh dalam dosa, dan diselamat kan Allah melalui
rahmat adikodrat i yang dit awarkan Gereja.[21]

Martin Luther (1483-1546)

Martin Luther adalah seorang imam Kat olik di Jerman pada era Reformasi Prot est an, yang
membawa pembaharuan sehingga Gereja Lut heran t erbent uk.[21] Ajarannya t ent ang Krist us
adalah bahwa set iap orang Krist en t idak bebas dari Krist us, melainkan bebas dalam Krist us.[21]

Yohanes Kalvin (1509-1564)

Yohanes Kalvin adalah seorang pemimpin reformasi Prot est an di Swiss.[21] Dia dilahirkan di
kot a Noyon, Prancis. Dia ahli hukum dan t eologi, dia banyak membant u gereja di Jenewa ket ika
reformasi, dia djuga dikenal dalam sumbangannya t erhadap pembaharuan Mazmur Jenewa.[21]
Sepert i halnya Lut her, dia mengajarkan bahwa manusia dibenarkan hanya oleh iman at au Sola
Fide.[21] Keselamat an didapat dari Allah sebagai karunia di dalam Krist us.[21]

Terkait dengan dalilnya dalam Trinit as, yait u Bahwa Allah Bapa sebagai asal perbuat an, Put era
sebagai asal dari hikmat , maksud dan kehendak dan Roh Kudus sebagai kekuat an dan dorongan
unt uk berbuat ..[26] Tidak sat u pun dari ket iga oknum ini bekerja sendirian.[26]

Tabiat Krist us; Keallahan-Nya dan kemanusiaan-Nya sangat dipert ahankan oleh Kalvin, Krist us
adalah perant ara bagi manusia.[26] Krist us adalah benar-banar Allah.[26]

“ Dalam diri Krist us, seolah-olah Allah memperkecil Diri-Nya unt uk dapat
mendapat kan daya mengert i manusia yang picik it u ”
[26]

Tujuan t ert inggi kemanusiaan Krist us ialah:


“ Tuhan Yesus t elah mengenakan diri Adam, t elah memakai nama-Nya unt uk
sebagai gant inya t aat kepada Bapa, unt uk menyerahkan daging t ubuh kit a selaku
korban bagi pemenuhan penghakiman Allah yan gadil dan dalam dagin git u
melunaskan hukuman, yang seyogianya kit a yang menerimanya. Pendeknya,
andaikat a Ia Allah saja, t ak mungkin Ia dapat mat i, dan andaikat a Ia hanya
manusia, t ak dapat Ia mengalahkan maut . It ulah sebabnya Ia t elah
mempersat ukan t abiat insani dan Ilahi dalam diri-Nya, unt uk menyerahkan t abiat
insani yang t ak berdaya it u kepada maut dan unt uk dengan t abiat Ilahi-Nya
bergumul daengan maut dan memperoleh kemenangan bagi kit a, unt uk menebus
dosa manusia ”
[26]

Perbedaannya dengan Lut her adalah penghargaan t erhadap kemanusiaan Yesus, bahwa
kehadiran-Nya dalam Perjamuan Kudus melalui t ransubst ansiasi dianggapnya merendahkan
kemanusiaan Krist us.[26]

Karl Rahner (1904-1984)

Karl Rahner dilahirkan di keluarga Kat olik Bavaria - Jerman Barat , t erdidik dalam ket aat an.[13]
Pada Perang Dunia II t idak dikenal, t et api t ahun 1960 pada Konsili Vat ikan II menjadi pusat
perhat ian dalam t eologi modern.[13] Teologinya dianggap sebagai aliran neo-skolast isisme yang
dipengaruhi Aquinas.[13]Karl Rahner dalam berkrist ologi ingin menekankan pada "sesuat u" yang
berasal dari dialekt is (perjumpaan) ant ara simbol dan penyimbolan, t erkhusus pada simbol
Yesus.[15] Simbol menurut Rahner adalah "sesuat u yang menjadi perant ara sesuat u lain dari
dirinya sendiri, pet unjuk pent ing bahwa Yesus adalah benar-benar dari Allah unt uk dunia.[15]
Kristologi Thomas Aquinas yang berpusat pada inkarnasi Allah pada diri Yesus.[27] Karl Rahner
menyebut nya, Yesus sebagai "Tuhanku dan Allahku".[27] Melalui t eori simbol (Yunani: σύμβολο)
bahwa melalui yang ada saat ini, maka ia merasa bisa mendapat i yang lain.[28] Melalui
kemanusiaan Krist us yang t erbat as, Allah yang t ak t erbat as bisa didapat .[13] Bagi Rahner,
Kedat angan Krist us bukan karena semat a-mat a harus mengampuni dosa manusia, melainkan
karena rahmat .[28] Seandainya Adam t idak berdosa, Rahner mengandaikan Krist us t et ap akan
dat ang kedunia, meninggal, dan bangkit kembali.[28] Rahner t idak menolak kenyat aan at au daya
t arik dosa dan kejahat an, ia juga t idak menyangkal bahwa inkarnasi, salib, dan kebangkit an
kembali berkait an dengan pengampunan dosa.[13] Tet api it u semua bukanlah pokok
persoalannya; Krist us t idak bisa dilihat hanya sebagai obat bagi dosa-dosa manusia.[28] Dosa,
sepert i yang dilihat oleh Rahner, t idak bisa menjadi mot or penggerak cerit a t ent ang
ket erlibat an Allah dengan dunia.[13]
Krist ologi Rahner sebenarnya bert olak dari Konsili Khalsedon.[13] Krist ologi yang dirumuskan
pada akhir masa perjuangan polit ik, gereja sehingga dapat dit erima sebagian besar persert a
Konsili, di mana dalam Krist us ada kemanusiaan dan keilahian secara bersamaan.[13] Krist us dan
rahmat menjadi pemikiran mendasar dari Karl Rahner, Allah bisa dilihat dari kemanusiaan Krist us
dan bermula dari kemanusiaan masing-masing orang.[28] Di sinilah perbedaan krist ologinya Karl
Bart h.[13] Menurut Bart h, Allah t idak bisa dikenal dari sekadar membicarakan manusia.[28]

Karl Barth (1886-1968)

Karl Barth adalah t eolog dari Swiss pada era reformasi pada abad ke-20, dia membawa
pembaharuan yang besar dari t eologi abad 19.[21] Dia belajar t eologi di Jerman.[21] Teologinya
disebut dialekt is, sebab berawal dari Allah yang ada di Sorga dan suci, dia mengirimkan Krist us
yang begit u dekat di dunia yang hina, sehingga pert emuan dua hal yang bert ent angan ini
disebut dialekt is.[21]

Kristologi Barth dimulai dari pre-eksist ensi Krist us, Krist us menjadi sent ral t eologinya.[21]
Tuhan Allah menyat akan anugerahnya dalam Krist us sekaligus mengikat kan diri-Nya pada
Krist us.[21] Pemulihan manusia dit ent ukan pada pemilihan Tuhan Allah t erhdap Krist us, Allah
memilih Krist us sekaligus Tuhan Allah memilih manusia sebagai sekut u-Nya.[21]

Gustavo Gutierrez

Gust avo Gut iérrez Merino, O.P. (lahir di Lima, Peru, 8 Juni 1928; umur 82 t ahun) adalah seorang
t eolog Peru dan imam Dominikan, Amerika Lat in.[24] Dalam bukunya yang sangat t erkenal
Teologi Pembebasan t erjemahan dari judul asli Liberation of Theology t ahun 1971, dia
meyat akan bahwa penindasan oleh kapit alisme harus dilawan.[24] Bagi dia, Amerika Lat in lebih
membut uhkan pembebasan dibanding pembangunan.[24] Krist us harus dimaknasi sebagai
pembebas dari segala penindasan dan ket idakadilah yang sedang berlangsung.[24] Sebelum
Gut ierrez juga t elah ada seorang mart ir yang menerbit kan buku yang isinya sangat kot roversi,
yait u Imam Kolumbia Camillo Torres yang menyat akan bahwa "set iap orang Kat olik yang t idak
revolusioner hidup dalam dosa dan layak dihukum mat i".[24] Banyak buku-buku yang dit erbit kan
pada zaman Gut ierrez ini bert ema t ent ang pembebasan.[24]

Krist ologi pembebasan memiliki landasan yang kuat berakar pada pemahaman bahwa Krist us
adalah Sang pembebas.[24] Pembebasan t ersebut dilihat sebagai wujud kesat uan dengan
Yesus Krist us sebagai Pembebas, wujud penyembahan kepada Allah yang mendengarkan
jerit an umat -Nya dan menghendaki keadilan.[25]

Teologi Guit errez bisa dilihat dalam salah sat u kut ipan berikut ini:[25]
“ Berlaku adil berart i menjadi set ia pada perjanjian. Keset iaan berart i kekudusan.
Keadilah dalam Kit ab Suci adalah pengert ian yang membawa bersama relasi
dengan kaum miskin dan relasi dengan Allah. Hanya dalam jalan ini dicapai
kekudusan. Set ia pada perjanjian berart i memprakt ikkan keadilan yang berlaku
dalam t indakan Allah yang membebaskan kaum t ert indas ”
— Gustavo Guiterrez

Lihat Pula

Trinit as

Teologi Sist emat ika

Teologi Pembebasan

Konsili

Argumen krist ologis

Referensi

1. Who do you say that I am? Essays on Christology by Jack Dean Kingsbury, Mark Allan Powell, David
R. Bauer 1999 ISBN 0-664-25752-6 page xvi

2. (Indonesia)C Groenen., Pustaka Teologi Sejarah Dogma Kristologi,Yogyakarta: Kanisius, 1998

3. (Inggris)Johnson. Elizabeth., Kristologi di Mata Kaum Feminis,Yogyakarta: Kanisius, 2003

4. (Inggris) Martin Hengel., Studies in Early Christology, Scotland: T&T Clark Ltd, 1995

5. (Inggris)Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN:
Yale University Press, 1985

6. Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh
Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006

7. (Indonesia)J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44

8. (Indonesia)Nico Syukur Dister., Kristologi - Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius

9. Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004

10. (Indonesia)Bernard Lohse., Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006
Hlm 90

11. (Indonesia)Mangapul Sagala. ., Firman Menjadi Daging, Jakarta: Perkantas 2009

12. (Indonesia) Louis Berkhof., Teologi Sistematika - Doktrin Allah, Surabaya: Pusat Literatur Kristen
Momentum (LRII) 1993

13. (Inggris)Karen Kylbi., Karl Rahner - terjemahan, Yogyakarta: Kanisius, 2001


14. (Indonesia)S.M. Siahaan., Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2001

15. (Inggris)Anne M. Clifford., di tulis oleh Robert Masson - The Clash of Christologcal Symbols dalam
Christology; Memory, Inquiry, Practice, USA: The College Theology Society 2003 Hlm. 63-86

16. (Indonesia)Christian De Jonge., Gereja Mencari Jawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2003

17. (Indonesia)Jurnal Filsafat Iman., Menguji Omongan Agama, Yogyakarta: Kanisisus, 1997

18. (Inggris) John Hick., Dalam Dialog dengan Paul F. Knitter Dialogues in the philosophy of religion
New York: Palgrave, 2001

19. (Inggris)Aloysius Pieris., Universality and Christianity, Vidyajyoti 1993 Hlm. 591-599

20. Tom Jacobs, SJ., Imanuel: Perubahan Dlm. Perumusan Iman Akan Yesus Kristus, Yogyakarta:
Kanisius 2000

21. (Indonesia)F.D. Wellem., Riwayat Hidup Singkat tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1987

22. (Indonesia)H. Berkhof,I.H. Enklaar., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cetakan-9 2009

23. Joas Adiprasetya., Berdamai dengan Salib, Jakarta: Grafindo dan UPI STT Jakarta, 2010

24. (Indonesia)Tony Lane., Runtut Pijar - Cet. 7, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007

25. Y. W. Wartaya Winangun., Tanah sumber nilai hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004

26. (Indonesia) W.F. Dankbaar., Calvin- Hidup dan Karjanja, Jakarta: Badan Penerbit Kristen 1967

27. (Inggris)Brian Davies., The thought of Thomas Aquinas,New York: Oxford University Press, 1992

28. (Inggris) Karl Barth., The Word of God and The Word of Man, USA: Peter Smith Publisher Inc 1958

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Kristologi&oldid=19497748"


Terakhir disunting 7 bulan yang lalu oleh Wikipek

Anda mungkin juga menyukai